5. Tembakan Si Doi

2.5K 215 9
                                    

Dimata gue, perempuan itu sangat berharga. Gue gak suka sama mereka yang membuang harga dirinya hanya karna Cinta.

- Jai -

***

Jinny duduk diam disebuah bangku taman, ia masih menunggu Jai yang entah pergi kemana, ia merasa kesal, sudah diajak bolos bareng, kini ia ditinggal sendiri.

Karena bosan, Jinny membuka ponselnya, ada beberapa notifikasi dari instagram dan Line. Jinny membuka aplikasi Line-nya, ada chat dari sahabatnya, Sasya.

Salsyabilla : Jinn, lo dimana ? Tadi Bu Sita nyariin lo, lo bareng Jai gak?

Jinny mendengus sebal.

"Kata siapa guru-guru rapatnya sampai siang, buktinya Bu Sita masuk tuh di kelas, Jai sialan!" gerutu Jinny.

Setelah itu ia mengetikkan sesuatu untuk Sasya.

Jinnygivana : Sya, bawain tas gue ya.

Setelah mengirim pesan itu, Jinny kembali memasukkan ponselnya ke saku roknya.

"Bengong aja neng, kayak Jones," ejek Jai yang baru datang dengan membawa 2 botol minuman dingin.

Jinny meneguk salivanya, kala melihat minuman ditangan Jai. Sumpah, sekarang ia sedang kehausan.

Jai yang menyadari pandangan Jinny terkekeh pelan.

"Lo mau?" tanya Jai.

Jinny hanya mendengus, harga dirinya cukup tinggi, dia tak akan memohon pada Jai hanya untuk sebuah minuman dingin.

"Gak butuh!" jawab Jinny, ketus.

"Ya udah," balas Jai tak acuh. Ia mulai membuka penutup minuman itu lalu meneguknya perlahan. Jai melirik sebentar kearah Jinny, ia tersenyum tipis. Biar saja Jinny yang memintanya, setidaknya Jai ingin menghilangkan ego Jinny yang terlalu tinggi.

Jinny kembali meneguk salivanya seraya menatap Jai yang sedang asyik minum. Jinny menghela napasnya pasrah.

"Bagi gue dong!" ucapnya masih dengan nada ketus.

"Katanya tadi gak mau," goda Jai.

"Tadi gue khilaf, sekarang mah udah sadar bahwa gue KEHAUSAN?" ucap Jinny seraya menekankan kata 'kehausan'.

"Bagi dong," lanjutnya.

Jai terkekeh pelan, ia memberikan botol minuman Jinny, namun saat Jinny ingin mengambilnya, Jai menarik kembali tangannya.

"Monyet kampret! Gak usah becanda lah, gue haus banget ini, siniin!" ucap Jinny kesal.

Jai kembali terkekeh lalu memberikan botol minuman itu ke Jinny, kali ini serius.

Jinny meneguk minuman itu sampai habis, ia benar-benar kehausan.

"Pelan-pelan napa neng," ucap Jai.

"Bacot lo!" jawab Jinny, ia membuang botol bekas minum ke tempat sampah yang berada di samping tempat duduknya.

Jinny kembali teringat kejadian dimana Jai menariknya tadi, tiba-tiba satu pertanyaan mengganjal itu memenuhi isi pikiran Jinny.

"Lo kenapa ngehindarin Mawar sih?" tanya Jinny.

Jai menoleh, ia mengangkat bahunya tak acuh.

"Gue gak suka di kejar-kejar sama cewek," jawab Jai.

"Cih, jadi maksud lo si Mawar ngejar-ngejar lo gitu?" tanya Jinny, seolah mengejek.

Jai tergelak.

"Gak pantes bagi seorang wanita mengejar-ngejar seorang pria dengan membuang harga dirinya," ucap Jai singkat.

Jinjai Couple (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang