Chapter 8

16.6K 2.6K 94
                                    

Taehyung meletakkan gelas yang digenggamnya di atas meja. Matanya terus mengawasi jam dinding, yang menunjukkan sekarang sudah pukul sembilan malam.

Biasanya Nara tak pernah pulang selarut ini. Taehyung tau, Nara bukan tipikal gadis yang senang menghabiskan waktu di luar sana sampai lewat tengah malam.

Tidak. Jangan katakan bahwa Taehyung mulai peduli dengan Nara. Ia hanya tidak suka apabila orang yang tinggal bersama di rumahnya, berkeliaran di luar rumah tanpa kenal waktu.

Ini rumahnya. Daerah kekuasaannya. Dan, saat ini Nara tinggal bersamanya. Jadi, ia harus tau kemana Nara pergi dan dengan siapa.

Sudah cukup. Taehyung tidak bisa menahan kesabarannya lagi. Duduk manis di sofa selama setengah jam, ternyata tidak membuahkan hasil sama sekali. Nyatanya gadis itu belum juga pulang ke rumah.

Taehyung mengambil ponselnya dan langsung mencari kontak Nara, menelepon gadis itu.

Mata Taehyung secara spontan sedikit melebar saat mendengar suara Nara di seberang. "Apa kau lupa jalan pulang?"

Taehyung mendengar suara Nara yang pelan dan sedikit panik. "Bisakah kau menjemputku di halte kampus, aku sendirian dan—astaga!"

Suara pekikan Nara membuat Taehyung terkejut, mendadak suara gadis itu menjauh tapi masih bisa terdengar jelas. Sampai suara seorang pria terdengar jelas oleh Taehyung.

"Sendirian saja? Bagaimana kalau ikut denganku?"

Berengsek. Siapa orang itu?

"Hey, Nara! Kau dengar aku?!" sia-sia saja Taehyung berteriak, gadis itu tidak lagi menyahut. Ia semakin geram mendengar suara teriakan Nara di seberang sana.

Fuck. Taehyung segera bergegas mengambil jaket dan kunci mobilnya dengan ponsel yang masih tersambung di telinganya. Sekarang ia tidak main-main, ia panik luar biasa saat mendengar teriakan Nara.

Jantungnya berdegup tak beraturan, seiring dengan pikirannya yang melayang ke mana-mana. Menerka-nerka apa yang sebenarnya sedang terjadi di sana.

Sementara itu, Nara hanya terus membungkam dengan perasaan takut yang terus membuncah di dalam hatinya. Pria aneh itu nampaknya sedang sibuk dengan bagasi mobilnya, entahlah Nara tidak mau peduli. Ia sudah cukup merasakan ketakutan, saat melihat pisau besar di dalam dashboard yang berlumuran darah.

Gila. Apa aku harus mati dengan cara seperti ini?

Tiba-tiba saja pintu mobil kemudi terbuka, berhasil membuat Nara kembali merasa was-was. Pria aneh itu masuk ke dalam mobil tanpa mengatakan apa pun, ia berusaha menyalakan mesin.

Nara berusaha menarik tuas mobil dan menggedor kaca untuk kesekian kalinya, tapi tetap saja itu tidak membuahkan hasil. Justru tingkahnya itu mengundang tawa yang mengerikan dari pria aneh itu.

"Kau tidak akan bisa lari ke mana-mana."

"Apa sebenarnya maumu?! Lepaskan aku sekarang juga, sialan!" Nara berteriak histeris sembari mulai menangis, ia memukul pria itu dengan barbar dan penuh amarah.

"Keras kepala sekali! Diam atau aku—"

BUK!

Suara berdebum dari arah depan mobil berhasil menyita perhatian Nara dan pria aneh itu. Mereka sama-sama membelalakan mata saat melihat seorang pria berjaket berdiri di depan mobil pria aneh itu sambil memegang tongkat bisbol.

Wajahnya tidak terlalu jelas karena terkena oleh sorotan lampu mobil. Tapi, Nara mengenal sosok berjaket itu. Ia berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa sosok itu adalah Taehyung.

FELT LIKE HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang