"—Kau bebas memakainya. Sampai kau puas menyetubuhinya."
Kalimat yang Yoongi tinggalkan sebelum melenggang pergi begitu menggiurkan di telinga Taehyung. Rasa panik dan bingung menderanya dengan begitu kuat, sebelum akhirnya pecah dan menghilang bagai angin lalu. Otaknya hanya terus bekerja memutar kalimat Yoongi seolah itu memanglah sebuah rumus yang harus dihapal dan dipahami.
Iris Taehyung mendadak terlihat lebih gelap ketika ia berhasil kembali masuk ke dalam kamar. Selama beberapa detik, Taehyung hanya terdiam di sisi ranjang sembari menatap Nara. Gadis itu masih sama seperti menit-menit sebelumnya, mengerang dan meneriakkan kata 'panas' dengan penuh kesakitan.
"Taehyung, tolong aku-—tubuhku panas!"
Layaknya seseorang yang baru saja tersedak, Nara terlihat begitu kesulitan untuk menyelesaikan kalimatnya. Tangannya bergerak mencengkram jemari Taehyung, mengisyaratkan bahwa saat ini dirinya sangatlah membutuhkan pertolongan. Ia tidak tau apa yang sedang terjadi, yang jelas tubuhnya terasa sakit dan panas luar biasa. Bagaikan seonggok daging yang jatuh ke dalam air mendidih, yang siap untuk dimasak.
Ranjang berderit pelan ketika Taehyung perlahan naik ke atas, ikut bergabung di sebelah Nara. Tubuhnya merunduk sembari membentuk sebuah senyuman. "Kau mau aku melakukan apa untukmu?"
"Tolong—ini sakit sekali! Ah!"
Jemari kurus Taehyung bergerak mengusap lembut pipi Nara, menghapus air mata yang tiba-tiba merangsek keluar. Sakit sekali, ya, pikir Taehyung.
Bagaikan disengat oleh ribuan volt, Nara mendadak merasakan kulitnya meremang tatkala Taehyung mendaratkan kecupan halus di telinganya. Ia bergerak risih ketika dengan perlahan Taehyung menjulurkan ujung lidahnya, menjilat daun telinga Nara dengan begitu menggoda sampai-sampai menciptakan rasa gelenyar yang aneh.
"Apa yang kau lakukan? Berhenti—hh!"Mungkin kalimat penolakan tersebut tidak benar-benar sejalan dengan perasaan Nara. Sesuatu yang lain dari tubuhnya bertindak berlawanan ketika Taehyung justru semakin gencar menyentuhnya, ia seperti menginginkan lebih dari apa yang saat ini Taehyung lakukan padanya.
"Ssh, jangan berisik, sayang. Kau mau aku menolongmu, kan? Dengan senang hati aku akan melenyapkan rasa sakitmu."
Taehyung mengangkat tubuhnya, mengubah posisi tepat berada di atas gadis itu. Dengan sebelah tangan yang menahan beban tubuh, Taehyung dengan begitu mudah tetap melanjutkan kegiatannya. Bibirnya kini mencecap turun dari telinga Nara, bergerak lebih berani sampai memberikan dua tiga gigitan gemas di leher Nara.
Mungkin jika lebih banyak, akan lebih indah.
Nara bisa merasakan tangan Taehyung mengusap lembut punggungnya, sebelum akhirnya menarik ritsleting dan berhasil melucutkan gaun Nara dalam satu sentakan. Tidak ada yang bisa Nara lakukan selain membiarkan Taehyung yang begitu lapar menatap lekukan tubuh Nara, seolah dalam sekejap pria itu akan menelannya hidup-hidup.
Nara melenguh pelan ketika tangan Taehyung menyentuh buah dadanya tanpa permisi, membuat perhatian Taehyung langsung tertuju pada wajah Nara. "Aku mengejutkanmu, ya? Jangan takut, Nara. Semuanya akan menjadi lebih menyenangkan."
Seolah memang sudah ahli, Taehyung begitu terampil melepas ikatan bra yang Nara kenakan hanya dengan sebelah tangan. Ia tersenyum puas ketika berhasil menyentuh buah dada Nara tanpa penghalang sedikit pun, bebas menggoda dan memainkannya baik dengan kedua tangan maupun bibirnya.
Kulit seputih susu itu mendadak terlihat lebih menarik ketika dihiasi beberapa bercak merah keunguan. Sekali lagi, Taehyung menggigit pelan kulit perut Nara, yang tentu saja mengundang pekikan Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
FELT LIKE HOME
Fanfiction[FULL VERSION TERSEDIA DALAM BENTUK E-BOOK] Sekali ini saja, Jung Nara ingin mengutuk pertemuannya dengan Jeon Jungkook; karena pertemuan itu membuatnya harus masuk ke dalam sebuah perjanjian konyol dan terpaksa terikat dengan Kim Taehyung, pria din...