Harumnya masakan yang menguar di seluruh penjuru rumah, mampu membangunkan Taehyung dan berusaha mencari asal bau yang begitu menggelitik indra penciumannya.
Taehyung menghentikan langkah kakinya ketika ia melihat sosok wanita dengan punggung mungil yang tengah membelakanginya. Wanita itu begitu cekatan menyiapkan segala sesuatu di dapur.
Taehyung menatap punggung mungil tersebut dengan pandangan sendu. Sudah tak terhitung lamanya, sejak terakhir kalinya ia melihat Nara yang setiap pagi selalu menyibukkan diri di dapur.
Sekarang Taehyung mengerti, mengapa orang selalu mengatakan segala sesuatu terasa lebih berarti ketika kita merasa kehilangan. Tepat seperti itulah, Taehyung merasa jauh di dalam hatinya ada rindu yang mengganggu ketika melihat Nara.
Ia merindukan bagaimana setiap paginya Nara selalu menyiapkan sarapan untuknya, ia rindu mendengar kalimat menjengkelkan Nara yang selalu menyuruhnya agar makan tepat waktu, ia rindu—teramat sangat pada wanita itu.
"Apa suara spatula ini mengganggu tidurmu?"
Taehyung tersentak ketika tertangkap basah tengah melamun di dekat dinding. Ia lantas menggeleng cepat. "Tidak. Aku memang sengaja bangun pagi, ini masih hariku untuk pergi ke kantor."
Nara tersenyum lembut. "Kalau begitu pergilah bersiap, sarapanmu akan selesai sebentar lagi."
...
"Terima kasih tumpangannya, maaf sudah merepotkanmu."
"Bukan masalah."
"Oh, ya," Nara menghentikan pergerakannya ketika hendak membuka pintu mobil. "Hari ini biar aku yang menemani Ibumu, kelasku selesai pukul tiga nanti."
"Kenapa kau santai sekali, huh? Sebentar lagi kau akan segera lulus, setidaknya pikirkan dirimu dulu." Taehyung mendecakkan lidahnya, kemudian ia memajukan tubuhnya bermaksud membantu melepas seatbelt yang Nara kenakan.
"Pergi belajar, sana. Jangan khawatirkan Ibuku."
Nara merotasikan kedua matanya dengan malas. Ia pun beranjak keluar dari mobil dan berjalan meninggalkan mobil Taehyung. "Sekali lagi, terima kasih."
...
"Nara tidak datang?"
Taehyung bertanya pada Ibunya ketika ia masuk ke dalam ruang inap, ia sedikit keheranan ketika tidak menemui Nara di sana.
"Ia bilang ingin pergi ke supermarket, ia butuh kopi, katanya. Tapi—"
"Ada apa, Bu?" Taehyung lantas memperhatikan raut wajah Ibunya dengan seksama.
"Entahlah, Ibu merasa khawatir pada Nara. Waktunya terlalu lama jika hanya ingin pergi ke supermarket di dekat sini."
Taehyung lantas mencoba menghubungi Nara, namun hasilnya selalu nihil. Kalimat Ibunya kali ini berhasil membuat Taehyung ikut merasa khawatir pada Nara.
"Bu, aku pergi menyusul Nara. Jangan khawatir."
...
Taehyung menepikan mobilnya di pinggir jalan ketika melihat banyak orang yang berkerumun di depan sana. Suara bising yang ditimbulkan dari sirine pemadam kebakaran bercampur satu dengan suara teriakan banyak orang.
Jantung Taehyung terasa mencelos ketika menyadari si jago merah tengah melalap bangunan supermarket di depan sana. Kepulan asap yang ditimbulkan berhasil membuat napas banyak orang terasa sesak, ditambah lagi aura panas dari api yang berkobar.
KAMU SEDANG MEMBACA
FELT LIKE HOME
Fanfiction[FULL VERSION TERSEDIA DALAM BENTUK E-BOOK] Sekali ini saja, Jung Nara ingin mengutuk pertemuannya dengan Jeon Jungkook; karena pertemuan itu membuatnya harus masuk ke dalam sebuah perjanjian konyol dan terpaksa terikat dengan Kim Taehyung, pria din...