Nara menghela napas dengan berat. Ia menyandarkan tubuhnya pada kursi mobil sembari menatap jalanan dari balik kaca.
"Jangan berwajah begitu. Kau mirip nenek-nenek yang kehilangan semangat hidup."
Nara memijat pangkal hidungnya sembari memejamkan mata. Hari ini mood-nya berantakan, karena Jihyo mendadak membatalkan janji karena kekasihnya mengajak berkencan. Dan, kali ini rasa kesalnya kembali meningkat sampai ke ubun-ubun, karena ejekan pria bodoh yang sedang sibuk mengemudi di samping Nara.
Hari ini Taehyung meliburkan dirinya dengan urusan perusahaan miliknya. Entah kenapa, tapi Taehyung berbaik hati untuk menelepon dan menawarkan diri untuk menjemput Nara di kampus—ralat, dengan sedikit memaksa.
"Jangan berani pergi dari kampus sebelum aku datang, atau aku akan membiarkan kau dibawa oleh pria aneh yang gemar memutilasi gadis idiot sepertimu." setidaknya itu kalimat ancaman Taehyung yang berhasil membuat Nara menurut untuk menunggu dengan tenang di kampusnya.
"Jihyo membatalkan janji denganku. Padahal, ia sudah berjanji akan menemaniku berbelanja."
Taehyung mengerutkan keningnya dalam. "Jadi, kau marah hanya karena gagal berbelanja? Wow, kau mirip sekali dengan Ibuku. Dasar wanita, bagaimana bisa kalian begitu gemar menghamburkan uang hanya untuk beberapa jenis pakaian—yang kurasa kalian sudah memiliki model yang sama di rumah?"
"Aku tidak memintamu untuk berpendapat," sahut Nara dengan ketus. "Lagi pula, aku akan menghamburkan uangku hanya untuk sesuatu yang kuperlukan."
...
Nara membuka kedua bola matanya saat merasakan mobil yang dikemudikan Taehyung berhenti. Ia mengerutkan keningnya saat menyadari bahwa mereka saat ini tidak berada di pekarangan rumah Taehyung, melainkan di depan sebuah butik. "Kenapa kita berhenti di sini?"
"Diam dan lekas turun." Taehyung melepas seatbelt dan segera keluar dari mobil.
Nara hanya mengekori Taehyung memasuki butik berkelas yang sama sekali belum pernah ia kunjungi. Matanya bergerak ke sana kemari, memperhatikan deretan pakaian mahal yang tidak berani Nara tebak berapa harganya.
"Nah, sekarang pilihlah baju yang kau mau."
Nara melongo seperti orang idiot ketika mendengar ucapan Taehyung. "Apa?"
Taehyung tidak menyahuti ucapan Nara, ia justru menggiring gadis itu pada seorang pramuniaga. "Tolong temani gadis ini memilih pakaian. Terserah dia mau pilih yang mana."
Nara tidak bisa membantah ketika Taehyung memelototinya sebagai bentuk isyarat. "Jangan banyak bicara."
Dengan pasrah, Nara mengikuti ajakan pramuniaga dan meninggalkan Taehyung yang duduk manis disalah satu sofa.
...
Nara meletakkan kantung belanjaan miliknya di samping tempat tidur. Ia menatap ke arah kantung belanjaan yang begitu banyak, dengan pandangan setengah tak percaya.
Awalnya, Nara hanya memilih sebuah gaun brukat berwarna pastel. Tapi, Taehyung malah memaksanya untuk memilih lebih banyak pakaian, sehingga berakhir dengan Nara yang pulang membawa banyak kantung belanjaan.
Suara pintu terbuka berhasil mengalihkan perhatian Nara. Taehyung muncul dari balik pintu dengan langkah ringan.
"Bagaimana bisa kau menggesekkan kartu kreditmu hanya untuk membeli baju sebanyak ini?"
Taehyung tersenyum miring sembari meletakkan kedua tangannya di pinggang. "Kau bisa membuang pakaiannya jika kau tidak menyukainya."
"Bukan begitu, hanya saja ini terlalu—" Nara menggigit bagian bawah bibirnya sedikit. "Astaga, bahkan aku menyukai semuanya! Kau tau, uangku tidak akan cukup untuk membayar semua pakaian ini."
![](https://img.wattpad.com/cover/122364622-288-k671406.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FELT LIKE HOME
Fanfic[FULL VERSION TERSEDIA DALAM BENTUK E-BOOK] Sekali ini saja, Jung Nara ingin mengutuk pertemuannya dengan Jeon Jungkook; karena pertemuan itu membuatnya harus masuk ke dalam sebuah perjanjian konyol dan terpaksa terikat dengan Kim Taehyung, pria din...