helloooooooooooo!!!!!!!!!!!!!
I'm back everybodeeeh!! anyone miss me? nobody? hurt :(
well, maaf banget buat nggak update hampir dua bulan lamanya.. stuck. benci banget sama satu kata itu yang bisa ngerubah semuanya. but well, i have to update what i wrote!
sebenarnya rada sakit ati sih feedback yang aku dapetin nurun terus. jadi ngebuat aku tambah males buat ngelanjutin nih romance. tapi aku seneng banget sama cerita ini, cerita tentang aku dan Kakak seniorku yang baru selesai UN.
doa kan supaya aku bisa bertemu dia lagi di universitas nantinya ya teman^^
and hope you like this one --- Kym
*********************************************
Lea’s PoV
Terkadang, jalan kehidupan tak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Kehidupan layaknya sebuah radio.Kau harus mau mendengarkan apa yang sedang berputar dari radio. Bukan seperti music player yang bisa kau ubah lagunya sesuai dengan keinginan kita.
Di sinilah aku, terjebak dalam jalan kehidupan yang sama sekali tak ku inginkan. Yang mengharuskanku merasa bagaimana pahit dan perihnya melihat sang kekasih bersama dengan orang yang pernah mengisi hati kekasih kita lebih lama dari yang kita lakukan. kenyataan yang menyedihkan. Ditambah dengan keakraban dan kenyamanan mereka dengan keadaan berdekatan membuatku semakin terpuruk dalam posisi seperti ini.
Aku layaknya seorang yang tak tau diri. Tiba-tiba datang ditengah-tengah mereka yang telah menjalin hubungan sejak lama. Dan akulah, tempat dimana sang lelaki berlabu beberapa hari setelah berpisah dengan kekasihnya. Apakah aku egois jika aku memintanya untuk tetap tinggal denganku walau ada gadis lain yang telah mencintainya sejak lama dan menginginkannya kembali?
Apakah aku masih egois jika ia memiliki keinginan yang sama sepertiku, mempertahankan hubungan kami dan membiarkan gadis itu pergi dari kehidupannya?
Lalu bagaimana dengan perasaanku yang selama ini kupertahankan jika aku membiarkannya pergi untuk gadis lain yang telah menyakitinya seperti ia menyakitiku jika bersama gadis tersebut? Apakah aku sudah boleh egois?
Gresik hari ini menyedihkan. Tak jauh beda dari penampilanku yang menyedihkan karena terlalu banyak memikirkan hal yang tak perlu kupikirkan jika aku mempercayainya. Air hujan yang turun membasahi kota, tak membuat cahaya matahari hilang untuk menyinari. Bukankah aneh, jika aku terus menangisi orang yang bahkan tak akan pernah mengetahui keadaanku yang hancur karenanya?
“Kau terlihat menyedihkan,” sindiran Kayla ku balas dengan senyuman. Tak ingin menanggapi sindiran yang diberikan temannya semenjak ia duduk di bangku kelas. Aku tak tau seberapa menyedihkannya penampilanku sehingga semua orang menyadari keburukanku hari ini. Menyedihkan. Miris. Aku tersakiti.
Entah sudah berapa hari aku mendiami segala bentuk komunikasi yang dilakukan Kak Candra. Aku merasa aku harus menjauhinya untuk beberapa alasan yang tak aku mengerti. Ku hiraukan Kak Candra dengan berbagai cara. Seakan aku tak boleh dekat dengannya walau hanya berada dalam ruangan sama. Aku selalu menghindarinya. Bodohnya aku. Karena ulah yang kuperbuat, rasa sesal menggerogoti tubuhku. Bagaimana aku bisa bertahan hidup jika hanya beberapa hari tanpanya aku sudah lemah? Bagaimana bisa aku...
“Just talk to him.” Suara Neva pun ku balas dengan tatapan saja. Rasanya tak bersemangat untuk berbicara. Apalagi membicarakan tentang orang yang kita rindukan.
“Terlalu baanyak omong kosong yang telah beredar tanpa diketahui siapa narasumbernya, Lea.” Peringat Neva kepadaku. Aku masih diam. Mencoba mengingat kejadian apa saja yang telah menimpaku setelah aku melihat Kak Candra bersama Nina lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior
FanfictionTak ada yang tau bagaimana kehidupan membawaku pada kata hidup seperti yang selama ini aku impikan. Aku juga tak pernah menyangka, pertemuanku denganmu akan membawa sebuah perubahan yang berarti dalam hidupku. Kau berarti untukku. Kalimat itu begitu...