"Bawa bolanya kesini!"
"Oper terus!"
"Awas dibelakang ada musuh!"
Ya, itulah sebagian teriakan cowok cowok dari kelas gue yang lagi main futsal.
Entah kenapa, gue daritadi liatin Varo dari pinggir lapangan. Saat ini emang lagi berlangsung pelajaran olahraga. Tapi karna pak Burhan selaku guru olahraga kelas kami berhalangan, jadi kami semua free.
"Ya kan Bel?" pertanyaan itu membuyarkan lamunan gue.
"Eh, hm? Kenapa Shof?" tanya gue gelagapan.
"Lu bengong aja kenapa sih?" kata Shofi.
"Yes! Gooolll!" teriak gue yang bikin Shofi dan Reni makin heran.
"Eh, tu anak gapapa kan?" bisik Reni ke Shofi.
"We, gue denger loh" ucap gue dengan tatapan sinis.
"Oooh, lo lagi liatin Varo nyetak gol tadi ya?" tanya Shofi sambil liatin Varo di lapangan.
"Eh, enggak. Cuma gak sengaja gue denger ada yang teriak gol. Jadi gue ikutan, hehehe" jawab gue. *Yang pasti itu bo'ong.
"Hm, alasan aja. Wait! wait! Denger suara toa nggak?" tanya Reni tiba tiba.
Panggilan untuk seluruh ketua kelas 10 harap ke..........
"Weeh, gue kumpul dulu ya. Temen temen suruh ngumpul di kelas!" ucap gue sembari berlari ke asal suara tersebut.
Eh, tapi setelah kejadian kak Arya mukulin Varo dia udah nggak pernah nongolin mukanya di hadapan gue. Aneh! Bodo amat lah, gue gak mau tau.
"Oke. Bisa dipahami?" tanya guru tersebut.
"Paham" jawab murid murid serentak.
***
"Ada pertanyaan?" tanya gue ke seluruh penghuni kelas.
"Yaudah kalau gak ada" lanjut gue.
Semuanya pun pada pergi ke kantin kecuali komplotan gue.
"Shof, kan nanti satu tenda 3 anak. Gue, lo, sama Reni ya?" tanya gue minta persetujuan mereka berdua.
"Oke deeh!" jawab mereka serentak.
"Gue, Varo, sama Alvin. Gimana?" tanya Abi kepada temen temen cowoknya.
"Oke. Gue, Ihsan, sama Farid ya?" kata Adit.
Semuanya sudah kebagian tenda, tinggal nunggu lusa aja.
"Shof, gue titip minuman kesukaan gue ya" ucap gue ke Shofi yang mau jalan sama Reni. *Wah, Alvin di selingkuhin nih.
"Siap bos!"
Mereka semua pun pergi, kecuali gue sama ALVARO!
"Lo ngapain sih disini?" tanya gue risih.
"Mau nemenin lo aja" jawab dia singkat sambil jalan menuju bangku gue.
"Modus banget!" kata gue.
"Kepala lo gak sakit, habis perang sama mak lampir?" tanya dia.
Gue cuma mengernyitkan dahi.
"Sekarang lo liat gue gapapa kan? So, lo gausah khawatir" jawab gue sambil mainin HP yang gue bawa.
Alvaro hanya tersenyum denger perkataan gue tadi.
"Eh iya. Lo jaga kesehatan, lusa itu hari spesial" ucap Varo sambil tersenyum dan mengacak rambut gue.
"Rapiin!" protes gue sambil masang muka cemberut.
"Iih makin gemes!" kata dia sambil mencubit pipi kanan gue dan setelah itu berjalan keluar kelas.
"Aduh! Eh eh, mau kemana lo? Gak tanggung jawab main nyelonong pergi aja" ucap gue sambil ngikutin dia dari belakang.
"Lo mau ikut gue ke rooftop?" tanya Varo.
"Hmm, yaudah deh" jawab gue.
Varo kembali mengacak acak rambut gue yang agak berantakan tadi. Kata 'ciye' memenuhi sepanjang koridor yang gue lewati bersama Varo.
Varo hanya senyum senyum gak jelas, sedangkan gue malu campur baper gimanaaa gitoh.
*Line on
A.R Arabella
Minumnya nanti taroh di tas gue aja. Gue lagi keluar sebentarShofiAA
Hm, yodah. Tapi ganti loh!Read
*Line off
Setelah beberapa menit gue jalan sama dia, akhirnya nyampe juga gue di rooftop sekolah.
"Gue sering kesini. Bikin pikiran gue adem" ucap dia.
"Kalo gue sih makan es krim biar pikiran gue adem" bales gue yang membuat Varo noleh dan langsung ketawa. Gue cuma mengernyitkan dahi, heran.
"Ada yang lucu ya?" tanya gue heran.
"Enggak kok. Lu persis anak kecil ya. Suka mainan anak kecil, makannya es krim pula" jawab Varo sambil nerusin ketawanya. Gue cuma mendengus kesal.
"Iya maaf. Gak usah ngambek sayang" ucap Varo sambil mengelus rambut gue yang terkena angin itu.
Deg!
Tahan Belll! Oke gue gak boleh baper sama dia.
"Apa sih?! Jangan gitu dong!" bales gue sambil menepis tangan dia dari kepala gue.
"Kenapa? Cie.. Lu salting ya!? Tuh pipinya merah, jadi pengen gue cium" kata Varo dengan memamerkan senyumannya yang manis.
"Bilang gitu lagi gue tabok!" ancam gue.
"Abang takut neng" kata Varo yang bikin gue jadi geli sendiri.
"Bel" ucap Varo sambil memegang kedua tangan gue.
"Eh i..iya" jawab gue yang lebih mirip robot kehabisan batre.
"Gue udah lama suka sama lo. Lo manusia kan? Seharusnya lo itu peka terhadap rangsang" ucap Varo dengan senyuman sendu.
"Mm..maksudnya? Gu..gue ga peka gimana?" tanya gue yang sebenernya udah ngerti maksudnya.
"Udah, abaikan aja deh! Gausah dipikirin Bel!" jawab dia sambil ngelepasin tangan dia dari gue.
Maaf kalo gue maksa lo supaya peka Bel. Padahal lo gak ada perasaan apa apa sama gue...
Batin Alvaro.
Masih gak peka aja Bella😁Makasih yang udah baca dan kasih vote😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me [COMPLETED]
أدب المراهقينBella, seorang ketua kelas yang tegas dan disiplin. Tapi ketika Alvaro mulai menyukainya, semuanya berubah seketika.