10. The deal

38.4K 2.2K 25
                                    

Belum editing, jadi maaf kalau typo bertebaran..
Selamat membaca..

Author POV

Jennifer menggeliat di atas ranjang berukuran queensize itu. Ia tampak mengerjapkan matanya saat kilau matahari menembus kelopak mata cantik miliknya dan membangunkanya dari tidur. Seingatnya, ia tidak pernah membuka tirai jendela dikamarnya. Tapi kenapa cahaya matahari itu kini berhasil mengganggu tidurnya?
Setelah beberapa kali mengusap wajahnya, gadis itu memaksa diri untuk membuka matanya dan segera duduk. Ia langsung terbelalak ketika sadar bahwa saat ini ia tidak berada di kamar apartemen miliknya atau kamar rumah orang tuanya.
Lalu dengan wajah yang nyaris seperti orang tolol gadis itu mulai merangkai kepingan memori semalam. Semuanya terasa seperti mimpi. Perselingkuhan Ronald, aksi gilanya yang meskipun di bawah alkohol tapi ia masih sangat sadar saat melakukanya yaitu mencium Daniel dan bahkan mengatakan bahwa lelaki itu adalah calon suaminya. Oh astaga, alkohol membangunkan dewi jalang sekaligus memutus urat malu dan urat logika Jennifer. Ia kembali menenggelamkan wajahnya dalam kedua telapak tangan. Itu semua bukan mimpi, ya, kamar ini buktinya. Ia juga kembali menerawang bagaimana ia bisa berada di rumah Daniel. Astaga, Daniel! Mengingatnya membuat pipi Jenni memerah.

Semalam, sesampainya mereka di rumah Daniel yang nyaris seperti mansion itu, seluruh keluarga Daniel berkumpul di ruang keluarga, Jenni mulai menebak-nebak siapa saja orang yang berada disitu. Mulai dari seorang wanita paruh baya yang ia yakini seorang dokter karena menggunakan jas putih khas dokter, seorang pria paruh baya yang walapun sudah berumur tetapi masih sangat sangat sangat tampan dengan postur yang tidak jauh berbeda dengan Daniel, bahkan wajah tampanya sangat mirip dengan Daniel Marvin, wanita paruh baya yang duduk dengan wajah parau, ia terlihat lemas di atas sofa ruang keluarga, walau begitu, wanita paruh baya tersebut sangat sangat cantik, nyaris seperti dewi dimata Jennifer. Saat wanita itu tersenyum, rasanya Jennifer menemukan rumah, wanita itu memiliki aura yang kuat, meneduhkan. Dan satu lagi, wanita cantik yang usianya masih muda, mungkin sekitar 17 atau 18 tahun. Wanita itu memiliki rambut caramel nyaris seperti Jennifer, ia juga memiliki senyum menawan, Jennifer yakin ia adalah adik Daniel.

Tangan Daniel tidak pernah terlepas dari tangan Jennifer, lelaki itu terus menggenggamnya seeprti suami yang protektif. Bahkan ketika mereka berjalan memasuki rumah dan menghampiri ruang keluarga itu.

"Daniel!" Pekik wanita paruh baya yang sedang berbaring di sofa besar itu, Ibu Daniel Marvin lah yang pertamakali menyadari keberadaan lelaki itu

"Mom! Astaga, apa yang terjadi?" Ucap Daniel sambil tetap berjalan, ia mempersilakan Jennifer untuk duduk dan lelaki itu segera berlutut di hadapan wanita yang ia sebut Mom itu.

"Mommy baik-baik saja, Sayang.. hanya kelelahan.."
Ucap sang Ibu sambil mengusap lengan Daniel.

"Iya Daniel, Mommy mu hanya kelelahan, tapi ia harus tetap minum Vitamin dan jangan terlalu banyak pikiran.." kali ini, seorang wanita paruh baya dengan jas putih itu berkomentar

"Ya, terimakasih Tante Laura.." ucap Daniel, dan wanita yang disebut Laura itu tersenyum tipis

"Oke, aku harus pulang.. dan Amanda, jaga kesehatanmu..ingat, jangan terlalu banyak berfikir.." ucap Dokter Laura lagi sambil menarik tubuhnya untuk berdiri.

"Thanks, Ra.." ucap Ibu Daniel

"Sama-sama, Daniel, Damien, Debby.. Jaga Amanda, jangan sampai hal seperti tadi terulang lagi.. aku pamit" ucap dokter itu lagi yang langsung dijawab dengan anggukan kepala oleh ketiga orang tersebut dengan serempak.

"Aku antar kedepan, tante" ucap Debby
Sepeninggal Debby dan dokter Laura, beberapa detik hanya ada keheningan diantara mereka sampai sang ayah angkat bicara.

LOVED BY THE BASTARD ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang