12. Planning

42.8K 2.1K 64
                                    

"Yang benar saja, bajingan. Kamu pikir pernikahan itu sebuah taman rekreasi?" Ucap seorang pria tampan dengan mata sipit, hidung mancung dan rahang yang tegas. Pria itu memicing menatap sahabatnya yang sedang melahap chicken wings dengan santainya.

"Gosip itu akan mereda sendiri, Aniel. Percayalah.." timpal pria yang lainya. Kali ini pria dengan wajah tegas dan warna mata yang sedingin ekspresinya, meski begitu, pria itu tetap terlihat sangat tampan dan... misterius.

"Benar kata Nic.. lagi pula kamu sudah terbiasa kan dengan gosip murahan?" Seorang pria yang sedang membawa dua botol minuman dan berjalan ke arah mereka ikut menimpali.

"Kalau aku... aku setuju saja dengan pernikahan itu. Aniel pasti sudah memperhitungkan semuanya.. "
Kini, seorang pria yang tak kalah tampan dari mereka pun ikut berkomentar setelah hanya mendengarkan sautan sahabat-sahabatnya.

"Come on, El.. kamu sama saja iblisnya dengan sahabatmu itu!" Ucap pria tampan yang tadi membawa dua botol minuman, pria itu kini sudah duduk dan menuangkan minuman tersebut ke sebuah gelas dan meletakan es batu di dalamnya.

"Kamu kan juga mantan iblis, Eros!" Pekik lelaki yang dipanggil El itu sambil terkekeh

"Kalian berdua" ucap El sambil menunjuk kedua sahabatnya bergantian. El menunjuk pria yang bernama Eros dan pria bermata sipit menggunakan pena di tanganya. Ia menghembuskan nafas sebelum melanjutkan kalimatnya

"Jangan karena sekarang kalian sudah menikah, lalu kalian berubah menjadi pria suci! Lebih baik kita dengarkan penjelasan Aniel!" Ucap El dengan nada penuh peringatan

"Andai ada Chris disini, dia pasti sependapat denganku.. ku jamin seribu persen.." tambah El lagi sambil melipat tangan di depan dada bidangnya.

"Iya, itu karena kalian sama-sama bajinganya.."
Ucap lelaki bermata sipit itu sambil terkekeh. Ia sudah biasa berkata kasar dengan sahabat-sahabatnya, dalam dunia mereka, tidak ada yang namanya sungkan atau tersinggung.

El mencibir lalu menyipitkan matanya sambil menatap lelaki tampan bermata sipit itu dengan tatapan elangnya.

"Kamu akan menyesal karena menghapus bajingan dari nama tengahmu, Tobias Fernandez!" Ucap El tegas, namun detik selanjutnya lelaki itu terkekeh

"Kalian sungguh berisik!" Umpat Daniel yang dari tadi hanya berdiam diri sambil terpaksa mendengarkan celotehan sahabat-sahabatnya itu. Ke empat sahabatnya langsung menoleh ke arah Daniel yang sedang mengedikan bahunya dengan acuh.

Tok tok tok..

Suara ketukan membuat mereka semua mengerinyit dan saling melempar tatapan. Sejurus dengan itu, Daniel setengah berteriak untuk mempersilakan masuk kepada orang yang mengetuk pintu ruangan kerjanya.

"Permisi, sir.. maaf mengganggu, tapi ada beberapa dokumen dan proposal yang harus anda tandatangani, kemarin sudah disetujui oleh presdir Damien, tapi beliau meminta Mr. Marvin selaku CEO yang baru untuk menandatangani.." papar wanita mungil yang menjabat sebagai sekretaris ayahnya itu.

Daniel langsung mengangguk dan tampak meneliti kembali dokumen-dokumen tersebut sebelum menggoreskan tinta bolpoin di atas materai, karena sang ayah sudah terlebih dahulu memberi tahu dan mengirimi file tersebut dalam bentuk email, dengan mudah Daniel meneliti dan langsung menyelesaikan pekerjaanya.

"Terimakasih, sir.."

Daniel hanya mengangguk dan menyunggingkan senyum tipis pada wanita itu.

"Well, sekarang ceritakan tentang perasaanmu.."
Ucap El setelah wanita mungil itu pergi dan keadaan hening sempat menyelimuti mereka

Daniel berdecih sebelum menjawab "Perasaan seperti apa, El? Kamu terlalu banyak bergaul dengan wanita. Kenapa juga aku harus menceritakan perasaanku? Kamu sinting?!"

LOVED BY THE BASTARD ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang