"Yoongi-a, bangun, sudah siang."
Suara itu terdengar sayup-sayup.
"Ya, Min Yoongi. Banguuun... Sudah siang."
Suara itu masih terdengar sayup-sayup.
"Ya, Min Yoongi. Kau mau bangun sekarang atau mau kusiram air?"
Oke, sekarang suara itu terdengar jelas. Sangat jelas bahkan. Ditambah tangan ekstra dingin yang menyentuh pipiku, itu artinya sekarang aku harus benar-benar bangun.
Wajah sok galak itu menyambutku begitu aku membuka mata. Alih-alih langsung bangun, aku lebih tertarik untuk berdiam diri, menikmati pemandangan yang tidak setiap hari bisa kulihat, terlebih sejak aku mulai training. Setelah sekian lama disambut wajah beler anak-anak Bangtan setiap bangun pagi, akhirnya aku bisa melihat wajah lain yang makin lama di mataku tampak semakin manis ini.
Aku tahu Chaerin sedang berusaha untuk tak terlihat salah tingkah, tapi rona merah di pipinya sudah cukup untuk membuatku tersenyum geli saat ini. Ah, rupanya dia masih belum bisa menyembunyikan apa yang dia rasakan. Masih sama seperti dulu. Kugeser kepalaku supaya lebih nyaman menatap Chaerin.
"Sampai kapan kau mau tiduran di sofa begitu? Aku tak punya banyak waktu untuk menemanimu. Hana tidak masuk hari ini, kasihan Jeong Hoon oppa sendirian di Jebi Dabang," kata Chaerin sembari menyibukkan diri melipat selimut yang tadi kupakai. Sepertinya dia sengaja menghindari kontak mata denganku.
"Kau tahu kan aku susah tidur di dorm sejak rencana debut kami ditetapkan? Tak bisakah kau membiarkan aku tidur lebih lama?"
Chaerin mendelik. "Ya, Min Yoongi, coba kau hitung sudah berapa jam kau tidur." Chaerin menjeda kalimat. Jari telunjukknya menunjuk jam dinding yang dipasang di atas televisi tua. Jam sebelas siang. "Sudah dua belas jam lebih. Kau membuatku cemas karena nyaris tak bergerak, bahkan tak terusik sama sekali dengan dering ponselmu yang memekakkan telinga itu."
Ah, sepertinya aku terlalu lelah dengan latihan koreografi yang nyaris membuatku gila saking susahnya, makanya bisa tidur senyenyak itu. Memang sudah kuputuskan, begitu ada kesempatan untuk beristirahat, aku akan datang ke rumah ini-rumah yang dulu kusewa dengan Chaerin, supaya bisa tidur dengan layak. Tidur di dorm bukan pilihan bijak jika ingin istirahat dengan layak, kecuali kau bisa tahan dengan kegaduhan yang dibuat Jin hyung dan Jimin di pagi hari.
"Aku sudah menyiapkan sup rumput laut. Jangan lupa untuk membawanya ke dorm nanti," kata Chaerin sambil berlalu ke dapur.
Aku bangun dari posisi tiduran, menghampiri Chaerin yang mulai sibuk menyiapkan makanan. "Sup rumput laut?"
Chaerin tampak tak terganggu dengan intonasiku yang sedikit meninggi. Sambil memasukkan sup rumput laut ke termos, ia berkata, "Kau ini sudah pikun atau nyawamu belum sepenuhnya terkumpul? Hari ini kan ulang tahun Seokjin oppa. Aku tak yakin ada yang sempat memasak sup rumput laut untuknya. Jadi tadi pagi aku memasak ini."
Tunggu...
"Oppa? Seokjin oppa?"
"..."
"Hari lahir kalian hanya selisih sehari dan kau memanggilnya oppa?"
"..."
"..."
Tawa Chaerin pecah. Sepertinya dia sedang terhibur. Lihat saja, di ujung matanya ada setitik air mata yang mengintip.
"Kecuali kau bilang kalau kau cemburu, jangan pernah sekali-kali berpikir untuk melarangku memanggil dia oppa."
Oh, baiklah Park Chaerin. Kau lakukan saja sesukamu.
"Untuk berjaga-jaga kau sedang dalam program diet, aku tidak memasak nasi untukmu. Jadi kau makan saja lauk dan sayur ini," kata Chaerin setelah memasukkan bekal makannya ke dalam tas. Dan sebelum aku sempat membalas, gadis berambut sebahu itu sudah bergegas menuju pintu.
"Ah ya, jangan lupa sup rumput lautnya, ya. Aku membuatnya agak banyak, jadi bisa kau bagi dengan teman-temanmu," seru Chaerin sebelum menutup pintu.
Dasar Park Chaerin. Selalu saja memikirkan orang lain. Apa dia lupa kalau besok dirinya sendiri ulang tahun? Kenapa dia justru menyuruhku kembali ke dorm padahal aku sudah susah payah meminta izin untuk menginap di sini demi merayakan ulang tahunnya.
Dasar Chaerin bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Yourself: Autumn Leaves
FanfictionOver there, the autumn leaves that look like they're at stake, seem like they're looking at us. If our hands touch, even if it's all at once, it only seems like it's going to be crumbs... --Min Yoongi-- *** 365 puzzle berserakan. Tak selamanya yang...