Day 13: It's been a While

21 3 0
                                    

Noona, tetaplah di kursimu. Nanti Joengil hyung akan menjemputmu.

Aku membaca chat dari Namjoon dengan perasan tak keruan. Kenapa Namjoon meminta manajernya menjemputku? Apakah Yoongi yang memintanya? Atau adakah sesuatu yang penting yang ingin disampaikan?

Belum lagi aku bisa berpikir dengan benar, pesan lain masuk. Kali ini dari Jeong Hoon oppa.

Kami akan menunggumu di restoran dekat sini. Beri tahu kami kalau kau sudah selesai bicara dengan Namjoon.

Lagu penutup baru saja selesai. Ketika ARMY di sisi kiri kananku mulai bersiap untuk beranjak dari tempat duduknya, aku hanya bisa menggigit bibir bawahku, menahan rasa cemas yang perlahan menyusup.

***

Jeongil oppa cukup bijak untuk tak membawaku ke ruang ganti Bangtan, dan langsung membawaku ke suatu ruangan yang lebih mirip ruang kerja yang nyaman. Aku tak mau bertemu dengan banyak orang di tim mereka. Sebisa mungkin aku harus menjaga agar tak banyak orang yang melihatku hari ini, demi menghindari pertanyaan-pertanyaan yang nantinya bisa membuat Yoongi merasa tak nyaman.

"Noona, bagaimana kabarmu? Sudah lama sekali tak bertemu," sapaan hangat itu dilontarkan oleh Hoseok yang sedang duduk di sofa seraya meletakkan gelas, lalu menghampiri untuk memelukku. Sejak dulu Hoseok memang selalu menyambutku dengan hangat.

"Baik, bagaimana denganmu? Sepertinya kau semakin kurus saja," kataku seraya melepas pelukan. Diam-diam aku mengembuskan napas lega. Sudah tiga tahun kami tak bertemu tapi Hoseok tak tampak canggung sama sekali.

Hoseok tertawa. Seperti biasa, tawanya selalu terdengar renyah. Dia berjalan ke sofa yang menghadap pintu, lalu mempersilakanku duduk di sisi yang berhadapan dengannya. "Biasa, tempo hari kami harus diet ketat untuk comeback kali ini. Koreografi kali ini sulit, akan sangat merepotkan kalau kami gendut."

"Ah, begitu rupanya." Aku menatap sekeliling, meneliti ruangan yang bercat putih salju ini. Hanya ada kursi dan meja kerja di ujung ruangan, sofa dan meja di bagian tengah—tempat aku dan Hoseok duduk, dan rak yang berisi majalah serta miniatur yang diatur sedemikian rupa. Aku tak menyangka Gocheok punya ruangan seperti ini.

"Tenang saja, member lain sedang membersihkan riasan di ruang ganti. Tak akan ada yang ke sini. Tadi Namjoon sudah bilang kalau rap line ingin berdiskusi sebentar untuk mixtape-ku," Hoseok menjelaskan, membuatku bisa mengembuskan napas lega.

Tatapanku kembali beralih pada Hoseok. "Ah ya, di mana Namjoon? Tadi dia memintaku untuk ke sini. Kukira ada yang ingin dibicarakan denganku."

"Oh, Namjoon sedang di ruangan sebelah. Ada hal penting yang harus didiskusikan dengan Bang PD-nim. Omong-omong, Noona juga semakin kurus ya dari terakhir kali kita bertemu, tapi tetap cantik seperti dulu."

Aku hanya tersenyum. Aku memang sedang tak bernafsu makan akhir-akhir ini. "Benarkah? Dengan tubuh seperti ini, apakah menurutmu aku bisa bergabung dengan agensi untuk membentuk girl group?"

Tawa renyah Hoseok kembali terdengar. "Noona, kau bahkan tak perlu bergabung dengan girl group untuk mengumpulkan fans. Dengan suaramu, aku yakin Noona bisa seterkenal Lee Hi. Aku dan anak-anak Bangtan lainnya selalu jadi fansmu."

Kali ini giliran aku yang tertawa, meski hambar. Aku sudah lama menanggalkan impian untuk bermusik. "Benarkah? Haruskah aku merilis album dalam waktu dekat? Sepertinya penjualannya bisa bagus kalau kalian membantu mempromosikannya," selorohku.

"Tentu. Aku tak pernah meragukan kemampuan Noona dalam hal bermusik," ucap Hoseok seraya tersenyum di ujung kalimat.

"Eum... Hoseok-a."

"Ya?"

"Yoongi..." alih-alih menyelesaikan kalimat, aku justru meletakkan telapak tangan kananku di tengkuk.

Hoseok diam sejenak, matanya melirik ke sisi kiri sebelum akhirnya tersenyum. Refleks, aku pun mengikuti arah pandangannya.

"Orenmanida*, Chaerin-a..."


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Lama tak jumpa


Love Yourself: Autumn LeavesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang