Day 9: Secuil Rahasia

23 4 1
                                    

"Kali ini aku ingin mengajak kalian melakukan sesuatu yang di luar kebiasaan kita sebelum memulai konser," kata Namjoon saat kami bertujuh berkempul membentuk lingkaran.

Namjoon menatap Jin hyung, aku, Hoseok, Jimin, Taehyung, dan Jungkook secara bergantian. Dia menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan kalimatnya, "Konser ini akan menjadi penutup trilogi yang telah kita mulai dan tentu konser ini akan menjadi konser yang sangat berarti untuk kita. Kita telah melalui banyak hal hingga hari ini. Aku tahu hari ini adalah hari yang emosional untuk kita, dan aku tahu kalian pun merasakan kegugupan yang sama denganku. Untuk itu, aku ingin kita menyebutkan nama orang-orang terdekat, orang-orang terpenting kita dalam hati, lalu memejamkan mata sambil membayangkan wajah mereka. Aku ingin kita mengingat wajah-wajah itu, wajah-wajah yang bangga pada kita, saat di panggung nanti."

Tak ada yang protes. Bahkan Jungkook dan Taehyung yang biasanya saling meledek pun kali ini tak bersuara. Semuanya patuh pada instruksi Namjoon, termasuk aku.

Eomma, Appa, Jun Ki hyung, Chaerin...

Chaerin. Aku berhenti pada nama itu. Tunggu, kenapa adegan ini terasa familiar? Sepertinya aku pernah mengalaminya sebelumnya.


***

"Kau mau tahu rahasianya?" tanya Chaerin.

Aku mengangguk.

"Pejamkan matamu, sebutkan nama orang yang paling berarti bagimu, bayangkan wajah mereka yang sedang tersenyum padamu, maka kegugupanmu akan hilang pelan-pelan."

Aku mengernyit. Yang benar saja. Mana mungkin kegugupan bisa hilang dengan mudahnya hanya dengan cara seperti itu.

"Kenapa? Nggak percaya? Buktikan saja. Nanti saat penampilan pertamamu, kau bisa mencobanya."

Aku masih diam. Sepertinya Chaerin bisa membaca kalau aku masih meragukan tips darinya.

"Kalau cara ini berhasil, traktir aku sundubu dan kalau tak mempan aku akan mentraktirmu yangkkochi," Chaerin menambahkan. "Bagaimana?"


***

"Hyung, kau nggak ketiduran, kan?" Hoseok menepuk pundakku pelan, menyeretku kembali dari kilasan masa lalu.

Aku membuka mata, berdeham, lalu menatap Hoseok sejenak sebelum akhirnya menggelengkan kepala. Ada sebersit kekhawatiran di wajahnya. Lagi-lagi kugelengkan kepala sambil menepuk pundaknya. Detik berikutnya aku menoleh ke arah Namjoon, melemparkan tatapan menyelidik padanya. Seperti biasa, sepertinya dia bisa membaca pikiranku.

Namjoon mengangguk sambil memejamkan matanya sesaat. Saat membuka mata, dia membuka mulutnya, mengatakan sesuatu tanpa bersuara.

Ya. Itu sudah cukup bagiku.

Love Yourself: Autumn LeavesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang