Confession

3.9K 354 62
                                    

.

.

Keduanya tercebur ke sungai, namun karena pinggir sungai lebih dangkal keduanya tidak tenggelam. Tapi tetap saja Sasuke merasa bersalah, ia khawatir Sakura terluka.

"Anda baik-baik saja?" Tanya Sasuke khawatir, Sakura terkikik geli melihat ekspresi pemuda itu. Ia mengeleng dan segera bangkit dari posisinya.

"Aku baik-baik saja." Ujarnya lembut, dan segera menarik tangan Sasuke agar segera bangkit. Sakura menatap Sasuke sendu, entah kenapa ia jadi merasa bersalah melihat sikap pemuda itu. Sasuke memperlakukannya dengan sangat sopan, sementara sejak tadi ia bertingkah sesuka hati.

"Kalau kau mau marah, marah saja." Ujar Sakura, "jangan sungkan karena aku majikanmu atau karena kau takut pada Indra." Pintanya lagi.

Sasuke tidak menyahut, namun kemarahan yang sebelumnya ia rasakan menguap entah kemana. Sasuke lebih heran melihat ekspresi Sakura yang sedih, apakah ia sudah berbuat salah? Sasuke jadi bingung dibuatnya.

"Aku melihat, sejak pertama bertemu kau selalu menahan diri. Rasanya jadi membosankan..." desah Sakura, "aku bosan, karena semua orang-orang disekitarku bersikap formal. Tidak kau saja, bahkan pelayan di istana juga..."

Sasuke terdiam, ia tidak menyangka bahwa Sakura tertekan dengan kebiasaan istana Utara yang memperlakukannya sebagaimana mestinya bangsawan di perlakukan. Tapi tetap saja, memang begitu kan adanya? Sasuke sendiri tidak berani lancang untuk memperlakukan Sakura seperti ia memperlakukan teman sebaya.

Keduanya masih saling mengalihkan pandangan dan senyum di wajah Sakura lenyap. Sakura tak ada keinginan lagi untuk bermain, klorofilnya mengadah pada langit biru. Tubuhnya masih basah dan Sakura ingin mengeringkan dirinya sebentar dengan berjemur dibawah terik matahari. Sayangnya Sasuke tidak membiarkannya sehingga pemuda itu menyelimuti Sakura dengan kimononya.

"Tidak baik perempuan berlarian dengan telanjang." Ucap Sasuke. "Walau pakaian yang anda bilang baju untuk renang itu sudah menutupi bagian-bagian pribadi anda." Tegurnya.

Sakura tersenyum kecut mendengarnya, "aku baik-baik saja."

"Tapi tidak dengan orang lain, anda boleh tidak malu. Tapi orang lain yang malu melihatnya." Tegur Sasuke lagi.

"Hahaha... tapi di tempatku sudah biasa seperti ini. Saat musim panas orang memakai baju pendek agar merasa sejuk." Kilah Sakura santai. Sasuke tampak bingung,

"Apakah semua manusia langit berpakaian seperti ini?" Tanyanya. Sakura terdiam sesaat, dan ia kembali mematrikan senyuman kecut.

"Ya, bisa dikatakan begitu." Ujarnya seadanya. Sakura baru sadar bahwa ia tak bisa menceritakan mengenai asal-usulnya pada Sasuke. Sakura jadi merasa merindukan Indra saat ini. Hanya pada pria itulah ia bebas bercerita mengenai kehidupannya di masa depan.

Berbeda dengan masyarakat feudal yang lebih konservatif, Ootsutsuki Indra adalah pribadi yang lebih terbuka pada perubahan. Mungkin karena itulah ia memiliki cita-cita untuk mempersatukan penaklukan negeri. Disaat pertempuran klan lain sibuk memperkuat senjata tradisional, mengasah pedang dan sebagainya. Indra memperkenalkan sebuah senjata berupa pistol kuno yang ia dapatkan dari negeri orang bar-bar.

Di saat orang lain sibuk dengan beragam ritual tradisi, Indra menggebrak kemajuan dengan mengabaikan tradisi dan larangan-larangan kuno yang membuatnya tidak disukai beberapa orang-orang kuil.

Orang-orang menganggapnya bodoh, sombong dan sebagainya. Bahkan ada yang menyumpahinya akan mendapatkan nasib buruk karena mengabaikan tradisi dan membuat dewa murka. Tapi kenyataannya, walau dibenci sekalipun, dalam masa kepemimpinannya di wilayah Owari. Indra membawa kedamaian dan kemakmuran di tanah ini.

Tale of Spring Goddess and Two Warrior (IN REPAIR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang