Determine (2)

1.4K 191 7
                                    

Ashura hanya menatapnya dingin, namun ia memberikan isyarat agar gadis itu mengikutinya. Sasuke yang terlihat was-was mengikuti keduanya menuju dojo yang nampak sepi. Sakura tersenyum tipis, ia nampak tidak sabar, sementara Ashura melangkah menuju ruangan lain untuk berganti pakaian. Ia memakai baju yang biasa digunakan untuk latihan di dalam dojo.

"Aku ingin memberimu sedikit pelajaran, tapi karena aku seorang samurai aku takkan menggunakan cara pengecut. Aku menghormatimu dengan menantangmu sebagai sesama samurai untuk bertarung satu lawan satu." Ucap Ashura serius. Sakura menghela nafas kecil.

"Sebenarnya kau sudah termasuk pengecut dengan menantang seorang wanita. Tapi, karena kau melihat ku sebagai sesama samurai maka aku memakluminya." Ucapnya tenang. Ia segera berganti dengan pakaian latihan, dan menguncir rambutnya dengan model cepol agar tidak menganggu gerakannya. Keduanya memgambil jarak dan Sasuke bertugas sebagai wasit yang memberikan aba-aba pada keduanya.

Keduanya saling membentuk kuda-kuda, Ashura sempat mengerutkan alisnya melihat kuda-kuda Sakura yang nampak asing. Ia tak pernah melihat gaya bertarung dengan kuda-kuda seperti itu. Namun ia tak ambil pusing dan mulai melancarkan pukulan yang sebisa mungkin ia lancarkan dengan kecepatan namun dengan tenaga yang kecil.

Bagaimanapun Ashura tahu diri bahwa Sakura adalah wanita, lagipula dia bisa habis jika Indra menemukan luka lebam di wajah selir kesayangannya itu.

Keduanya masih bertarung, sangat lincah dan ulet. Sakura beberapa kali menghindari tonjokan yang Ashura layangkan dan Ashura berusaha menahan tendangan Sakura yang ternyata lumayan kuat. Diam-diam Ootsutsuki muda itu juga menyetujui kakaknya yang memuji bahwa Sakura mampu bertarung. Gadis ini, sangat berbeda dengan gadis bangsawan yang ia temui selama ini. Pantas saja Indra sangat menyayanginya dan menyimpannya untuk dirinya sendiri.

"Kau, huft, lumayan kuat juga." Puji Ashura disela-sela serangannya, Sakura mendengus kecil. Keringat nampak meleleh di keningnya.

"Terima kasih." Balasnya. "Tapi aku kecewa-"

Ashura mengerutkan alisnya tak mengerti, ketika secepat kilat Sakura tiba-tiba menerjang perutnya dan membantingnya dengan sekuat tenaga, beban tubuh gadis itu tentu kalah dengan beban tubuh Ashura, namun kecepatan dan kelengahan nya mampu dimanfaatkan Sakura dengan baik.

Bruk!!

Sakura menyilangkan tangannya dengan ekspresi puas. "Kau sengaja mengurangi tenagamu, kan? Itulah yang membuatku kecewa. Kau menantangku hanya untuk bermain-main."

Ashura terkekeh kecil, "kau ini memang-"

Huft

"-diluar perkiraanku." Ia bangkit dengan cepat, tapi tetap saja bahunya terasa nyeri setelah dua kali terbanting oleh Sakura. "Baiklah kalau itu maumu, aku takkan segan-segan kali ini." Tangannya membentuk kuda-kuda yang unik. Sasuke mengerutkan alisnya melihat kuda-kuda asing yang digunakan pria itu. Sementara Sakura yang mengerutkan alisnya hanya mendengus kecil dan mengusap peluh di dangunya.

Ia kali ini merubah kuda-kudanya, yang sekali lagi kembali membuat Ashura mengerutkan alisnya. Sebenarnya berapa banyak kuda-kuda yang dikuasai gadis itu?

Drap!

Keduanya saling menerjang, Ashura meledakkan tangannya dengan tegas, Sakura menghindar namun ia sempat mendelik ketika merasakan hembusan angin hampir saja menyayat kulitnya. Ternyata memang benar, Ashura tidak main-main kali ini. Tapi tetap saja itu membuat Sakura merasa puas, walau sepertinya ia harus siap untuk cedera di pertarungan ini.

Buk!

Satu pukulan mengenai bahu Sakura, gadis itu mendelik dan bersalto mundur agar memberi jarak bagi keduanya. Sudut bibir Ashura nampak tertarik, ia tahu ia baru saja melancarkan satu pukulan di bahu Sakura. Dan kali ini dengan tenaga penuh. Ekspresi Sakura berubah serius, ia hendak bangkit namun tiba-tiba bahunya terasa nyeri. Matanya nampak mengernyit kecil.

Tale of Spring Goddess and Two Warrior (IN REPAIR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang