Choice

1.4K 201 18
                                    

Suara kecil terdengar ketika Sakura membuka pintu kamar. Ia hendak mengendap namun Sasuke lebih cepat terbangun dan melirik gadis itu, masih dengan pakaiannya yang biasa, namun Sakura tidak membawa tudung serta topengnya.

"Hendak kemanakah anda, Sakura-sama?" Tanya Sasuke penasaran.

Sakura tersenyum kikuk, "ku dengar Indra telah kembali dari pertempuran di Ameno, aku ingin menemuinya."

"Beliau baru saja tiba, pasti beliau sedang letih dan beristirahat." Sahut Sasuke. "Tidak bijak jika seorang gadis datang ke kamar pria malam-malam begini, apalagi kamar sang shogun." Tegurnya.

"Tapi kan, Indra juga sering datang ke sini malam-malam." Elak Sakura.

"Itu berbeda, karena beliau adalah laki-laki, beda cerita jika seorang wanita datang ke kamar beliau walau selir sekalipun." Ujar Sasuke. "Apa yang akan dikatakan orang-orang dan pandangan keluarga beliau, jika seorang Dewi seperti anda berbuat rendah dengan mengunjungi kamar pria di malam buta?"

"Uh baiklah." Ucap Sakura mengalah. Ia tidak jadi keluar kamar dan kembali ke dalam.

"Sebagai gantinya kau masuklah ke dalam, aku jenuh dan ingin mencari kawan bermain shogi." Ajaknya.

Sasuke mengulum senyum, "saya akan tetap di luar, tapi anda bisa membuka pintu lebar-lebar sehingga anda tak perlu keluar ruangan dan saya tak perlu masuk ke dalam ruangan." Usul Sasuke.

"Tumben-tumben sekali kau jadi kaku seperti ini? Biasanya kau juga masuk." Celetuk Sakura kecil. Sasuke mendengus geli.

"Keadaan sekarang sudah berbeda Sakura-hime, anda adalah dewi yang dijaga oleh Tuanku melebihi harta Tuanku sendiri. Tak layak jika saya berbuat lancang dengan melebihi batas yang sudah diberikan Tuanku." Jawabnya.

"Jangan bilang Indra melarangmu untuk berteman denganku." Cetus Sakura.

"Ah, tidak, beliau tidak melarang hal itu, namun beliau tak ingin kita terlalu akrab. Semisal beliau tak suka jika anda tiba-tiba jatuh hati pada saya." Kekehnya.

Sakura mendengus geli, "huh, percaya diri sekali." Kekehnya. "Walau kau tampan, tapi ada banyak pria yang lebih tampan darimu ditempat asalku."

"Saya tidak terkejut, anda sendiri memiliki kecantikan yang tidak ada duanya." Puji Sasuke. "Bahkan Nona Oichi sendiri mengakuinya."

"Oh, sudah cukup membualnya." Potong Sakura cepat seraya meletakkan papan shogi yang sudah ia rapikan.

Mereka kemudian bermain shogi hingga tengah malam. Dan Sakura baru berhenti ketika rasa kantuk mulai merayap di matanya. Ia melirik Sasuke yang masih terlihat tenang, tapi pasti pemuda itu juga sudah mengantuk. Tak ingin membuat Sasuke terjaga lebih lama Sakura memutuskan menyudahi permainan mereka.

"Jika besok kau ada waktu, bagaimana kalau kita berjalan ke pegunungan." Ajaknya.

"Saya tidak yakin kita bisa pergi keluar, hime." Balas Sasuke ragu. Sakura tersadar.

"Oh, benar juga, Indra ada di sini. Ia takkan membiarkanku keluar istana seenaknya. Yah ya sudah, bagaimana kalau kita bertemu di dojo, aku sudah lama tidak melatih teknikku." Pinta Sakura.

Sasuke mengangguk kecil.

.

Pagi berlalu begitu saja saat Sakura mulai membuka matanya di pagi buta, ia melirik bayangan pemuda yang terlihat terkantuk-kantuk di depan shoji kamarnya. Sakura mengangkat alisnya heran. Untuk apa Sasuke berlama-lama di sana. Sakura membuka shojinya dan mengintip, Sasuke yang menyadari suara kecil berasal dari balik shoji di belakangnya perlahan menoleh.

Tale of Spring Goddess and Two Warrior (IN REPAIR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang