A Hole

1.6K 207 13
                                    

Sinar mentari pertama membuat cahaya menyusup ke dalam celah-celah kecil jendela yang tertutup rapat. Shoji yang tertutupi lapisan kertas membuat bayangan cahaya di luar sana masih bisa menyusup ke dalam ruangan.
Jemari mungil itu bergerak kecil, dan ia melenguh sejenak ketika kesadaran mulai menyapa penglihatannya. Sakura mengerjab beberapa kali, rambutnya jatuh di sekitar futon dan ia mengusap liur yang meleleh di sudut bibirnya. Hal pertama yang ia tangkap di penglihatannya adalah sosok pria dengan rambut kecoklatan yang terlelap damai, bertelanjang dada dan sepertinya tidak terpengaruh dengan pergerakan gadis di pelukannya. Sakura merenggangkan tubuhnya setelah menyingkirkan lengan kekar di pundaknya dan bangkit untuk membuka jendela kamar.

Ia sudah mendengar suara ramai-ramai dari arah depan istana Utara, walau jaraknya jauh tapi suasana yang sepi seperti ini membuat suara seperti itu bisa terdengar hingga jauh. Sampai tiba-tiba bayangan sosok pelayan yang tergopoh-gopoh terlihat dari balik shoji. Sakura mendekati pintu shoji dan berbisik.

"Ada apa?"

"Saya mohon maaf, Sakura-sama. Saya menyampaikan bahwa Ashura-sama telah tiba di istana dan hendak menemui Tuanku di bangunan barat." Ucap pelayan itu.

Sakura mengernyit, tumben sekali Ashura datang kemari setelah beberapa tahun. Ashura adalah adik kesayangan dari Indra sendiri, yang saat ini memegang tanggung jawab pada benteng di wilayah Senjuyama. Sakura pernah bertemu Ashura beberapa tahun yang lalu ketika ia baru tiba di benteng Utara. Ashura memang ramah, tapi sepertinya ia tidak menyukai Sakura melihat dari gelagat enggan yang ditampilkan wajahnya saat keduanya bertemu.

Ashura juga memperingatkan kakaknya untuk menjauhi Sakura karena khawatir malapetaka akan mendatangi Oda atas kenekatan kakaknya mengambil seorang gadis suci yang dibawanya paksa dari wilayah Amekuni. Namun kekhawatirannya tidak terbukti sehingga Ashura tiba-tiba saja memutuskan untuk pindah ke wilayah Senjuyama. Mungkin ia tidak punya muka menemui Sakura setelah menaruh curiga berlebihan.

"Ah ya, Indra-sama akan datang sebentar lagi." Ucap Sakura. Sang pelayan membungkuk dan meminta untuk undur diri.

Sakura segera beralih pada pria yang tertidur lelap di atas futon itu, ia menguncang-guncangkan bahu Indra beberapa kali. Berusaha membangun kannya, namun Indra nampaknya begitu lelap sehingga Sakura butuh waktu yang lama agar pria itu bangun. Sakura berdecak dan tersenyum tengil ketika mengambil beberapa helai ujung rambutnya dan memutar-mutarnya di hidung Indra.

"Hatchiii!!!"

"Ahahahaha!"

Sakura tergelak, Indra yang kaget segera bangun dan menata bingung gadis itu. Sampai akhirnya ia memasang wajah malas dan menyergap Sakura hingga berguling di atas tatami, keduanya saling berputar. Sakura tidak mau kalah dan mengelitik leher pria itu. Indra juga mau tak mau ikut tertawa, suasana pagi yang damai itu berubah ramai di ruangan Sakura. Sampai-sampai Sasuke yang baru saja tiba hanya bisa menatap beberapa pelayan yang membersihkan halaman dengan tatapan bertanya-tanya yang tentu saja dijawab mereka dengan tatapan keheranan.

.

.

"Lama sekali dia, apakah kau yakin dia sudah bangun dengan benar?" Tanya Ashura tak sabar pada pelayan yang tadi menyampaikan pesan dari kamar Sakura. Sang pelayan mengiyakan, dan mengatakan bahwa mungkin saja Indra sedang bersiap-siap agar Ashura bisa lebih bersabar.

Ashura memutar bola matanya, ia datang pagi-pagi khusus untuk menemui kakaknya dan Indra malah tidak datang juga, ini tidak seperti biasanya mengingat sang kakak begitu disiplin. Bahkan di medan perang pun ia selalu paling awal bangun daripada bawahan-bawahannya. Subuh sudah berlalu dan sinar mentari mulai merangkak, cicit burung mulai terdengar dan angin di musim gugur sudah berhembus di sekeliling ruangan. Ashura yang kali ini tidak sabaran memilih untuk bangkit dan menyusul kakaknya.

Tale of Spring Goddess and Two Warrior (IN REPAIR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang