Determine (1)

1.5K 186 10
                                    

"Sakura!" Bisik Indra dengan intonasi tegas, namun sepertinya Sakura tidak mendengarkannya. Netranya yang hijau masih menyorot tajam pada pria bermuka masam yang menyakiti Kohaku si pemilik kedai.

"Wah, wah siapa ini? Ada yang ingin menjadi pahlawan kesiangan rupanya." Ucap laki-laki bermuka masam itu dengan mimik remeh. Sakura mengabaikannya.

"Tindakanmu sangat rendahan dengan melukai wanita tidak berdosa, hai bandit sialan!" Desis Sakura dengan intonasi yang ia buat seberat mungkin, walau tentu saja suara kecilnya yang khas perempuan tidak bisa benar-benar tersamarkan.

"Wah-wah, jadi kau mau bermain-main menjadi pahlawan ya, hm? Hai, orang asing?" Balas pria bermuka masam itu, picingan meremehkan ia lemparkan ke Sakura yang masih menghunuskan pedangnya.

"Sakura, lebih baik hentikan kelakuanmu, kita bisa ketahuan!" Desis Indra lagi, kali ini dengan wajah gusar. Sakura menghela nafas berat, ia menampik tangan Indra yang memegang lengannya, katana ia turunkan dan Sakura melangkah mendekati sosok pria bermuka masam itu.

"Jika ucapan baik-baik tak bisa sampai di hatimu, maka katanaku lah yang akan berbicara." Ucap Sakura tajam. Indra mendelik, ia bangkit dan hendak menghentikan gadis itu. Namun Sakura memperingatkannya.

"Jangan halangi aku, aku tidak bisa hanya menjadi pengecut yang menonton tanpa bisa melakukan sesuatu." Desisnya. "Halangi aku atau kau akan mati."

Indra meneguk ludahnya gugup, walau ia tahu Sakura tidak akan semudah itu melakukan apa yang ia katakan tapi tetap saja sedetik yang lalu ia benar-benar merasakan aura membunuh dari gadis itu. Untuk sekarang bukan ide yang buruk untuk membiarkan Sakura bergerak semaunya. Setidaknya Indra akan memastikan bahwa keberadaan mereka tidak akan diketahui oleh orang-orang di sana. Lagipula di desa terpencil seperti ini, mana mungkin orang tahu siapa dirinya. Bahkan hanya untuk bertemu muka sekalipun.

Pria bermuka masam tadi masih menampakkan raut remeh apalagi melihat postur Sakura yang lebih pendek dan kecil daripada dirinya. Ia yakin sosok asing itu akan dengan mudah ia kalahkan. Keduanya melangkah keluar kedai dan mengambil jarak sepersekian meter. Mereka saling berhadapan dan dalam jarak tertentu membentuk kuda-kuda. Dan dalam sekejap Sakura telah menarik katananya.

Trang!

Trang!

Keduanya saling beradu katana, Sakura dengan lincah menghindar dan mendesak pria bermuka masam tadi. Keduanya saling beradu pun tak memberikan celah sedikitpun untuk saling memberikan kelengahan untuk lawan agar bisa lancarkan serangan. Sakura menahan hunusan pedang lawannya, netranya yang terang memicing penuh keseriusan.

"Kau orang asing yang aneh, aku tidak pernah lihat bola mata seperti itu." Bisik si pria bermuka masam dengan picingan serius, "darimana kau berasal wahai anak muda?"

"Cih, bukan urusanmu." Balas Sakura sengit.

Trang!

Dzing!

Dzing!

"Kau memang manusia yang sombong, orang asing. Kaupun tidak sadar bahwa perbuatanmu hanya akan membuatmu berada dalam masalah." Ucap pria bermuka masam itu serius. Sakura mengabaikannya dan menerjang lawannya, mereka kembali beradu pedang dan Sakura sempat menghindar dengan lincah.

Sementara itu Indra yang sejak tadi memperhatikan pertarungan keduanya sedikit merasa takjub melihat betapa lincahnya Sakura dalam pertarungan, ia sudah jauh berkembang daripada terakhir kali ia melihat gadis itu bermain dengan katananya. Teknik yang ia gunakan terasa asing, namun juga terasa familiar entah karena apa.

'Dia menguasai kuda-kuda Oda, bagaimana bisa Sakura melakukannya? Apakah selama ini dia mengasah diri?'

Berbagai pikiran berkecambuk dalam pikiran Indra, teknik kuda-kuda bela diri Oda tidak dikuasai oleh sembarangan orang di luar klan. Bagaimana Sakura bisa menguasainya? Tapi menilik bahwa Sakura berasal dari masa depan maka tidak menutup kemungkinan bisa saja di masa Sakura tinggal teknik pertarungan Oda telah dilestarikan di kalangan masyarakat.

Tale of Spring Goddess and Two Warrior (IN REPAIR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang