A Rumor

1.6K 191 22
                                    

"Aku yakin bahwa suatu hari kedamaian itu akan tiba, perang ini akan usai dan Jepang akan berada di dalam kemakmuran yang tidak ada habisnya." Ujar Sakura tenang, tanpa menyadari bahwa Sasuke menatapnya dengan netra yang melebar kecil. Ini pertama kalinya setelah sekian lama gadis itu mengucapkan bagaimana sebuah ramalan yang menjanjikan bahwa tanah ini akan makmur di masa yang akan datang.

Sakura tak menyadari bahwa setiap kata yang ia ucap telah dianggap sebagai doa yang akan menjadi penentu bagaimana negeri ini akan melewati segala zaman. Orang-orang mempercayai setiap kata-katanya sebagai ramalan karena ia adalah Dewi khayangan yang jatuh ke bumi.

"Saya... merasa lega mendengarnya." Ucap Sasuke tenang, bahunya terasa lebih rileks dan ia menatap gadis berambut merah muda itu takjub. Sakura hanya memberikan senyuman simpul, namun netranya beralih pada sosok lain yang tengah menyilangkan tangannya di dada.

Mata Sasuke melebar dan ia segera bersimpuh dan menunduk dalam. Entah bagaimana bisa Indra sudah berdiri di sana dengan tatapan tak suka melihat Sakura tengah bercakap dengan penjaganya itu. Apalagi melihat pakaian Sakura yang seharusnya tidak ia pakai ketika berada di luar seperti ini.

"Indra?" Sapa Sakura riang, tidak menyadari tatapan dingin pria itu. Ia bangkit dan menghambur begitu saja di leher pria itu, Indra sedikit terkejut namun kemudian mengulum senyum dan merengkuh tubuh mungil Sakura.

"Ya ampun, kau bau sekali." Sungut Sakura seraya menutup hidungnya dan buru-buru melepaskan tangannya. Sasuke tersedak kecil dan berusaha mengontrol tawanya. Indra tampak cemberut dan menatap malas gadis itu.

"Aku jauh-jauh pulang dari medan perang khusus untukmu, dan kau mengataiku bau?" Sungutnya. Sakura mencibirnya,

"Seharusnya kau ganti pakaian dulu, atau setidaknya mandilah sebelum datang ke sini." Tegurnya, "mana mungkin aku bisa tidur nyenyak jika satu ruangan akan berbau amis karena bekas-bekas pertempuran masih menempel di bajumu."

Indra mendesah, "baiklah-baiklah, ini memang salahku, tapi aku sengaja datang ke sini untuk mengajakmu berendam di onsen. Kurasa kau akan menyukainya." Matanya berkilat kecil.

Sakura mendelik dan menyilangkan tangannya di depan dada, "jangan kau pikir aku akan termakan jebakanmu!" Sungutnya. Indra mengerutkan alisnya.

"Memangnya kau pikir aku mau apa? Badanku terlalu letih untuk bermain-main denganmu." Sergahnya. Sakura mencibir untuk kedua kalinya.

"Tidak-tidak, kau bisa kembali kemari setelah badanmu bersih," tolak Sakura. "Lagipula kalau kita berendam bersama, aku tak bisa menjamin tanganmu tak akan diam." Sindirnya.

Indra nampak cemberut, terlihat kesal namun akhirnya menyerah. Seraya menghela nafas kecil pria itu hendak melangkah menuju onsen untuk berendam sekaligus membersihkan diri. Namun sebelum itu ia sempat melirik Sakura.

"Cepatlah masuk ke dalam, dan jangan lagi keluar dengan penampilan seperti itu." Tegurnya kesal. Sakura hanya mengembungkan pipinya seraya melangkah ke dalam kamar. Sebelum meninggalkan tempat itu sang Naga Owari melirik bawahannya.

"dan kau! Kuharap kau masih ingat sumpahmu." Desisnya. Sasuke bersujud di hadapan tuannya.

"Tentu saja Tuanku, sampai hari ini hamba tidak pernah lupa pada perintah Tuanku." Ucapnya tegas. Indra sempat melirik shoji yang sudah tertutup, ia kembali berdecak dan melangkah pergi.

.

Indra kembali ke kamar Sakura beberapa jam kemudian, dengan pakaian yang lebih santai dan rambut yang setengah kering ia tidak perlu mengetuk shoji untuk memberitahu gadis itu bahwa ia datang ke kamarnya. Sementara Sasuke masih bersila di depan pintu, pandangannnya lurus ke arah taman dengan ekspresi tenang.

Tale of Spring Goddess and Two Warrior (IN REPAIR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang