“Ra ...ada waktu hari ini?”
“Ra ... aku jemput ya?”
Ini kalimat yang akhir-akhir ini sering di dengar Amira. Keluar berdua walau hanya sekedar makan dan menemani Attar menemui beberapa orang yang menyuplai bahan-bahan makanan di kafenya itu adalah hal baru dari sekian kegiataannya setelah mengenal Attar.
Begitu juga Attar. Biasanya dia mengunjungi rumah sakit karena babak belur, kali ini dia datang kerumah sakit untuk menemui ataupun menjemput Amira.
“Maaf tadi kamu harus menunggu lama sampai nggak bisa makan diluar” Amira duduk di kursi disamping meja bar kafe Attar.
“Mm ...Aku maafkan. Tapi kamu harus bantu aku memasak untuk makan malam kita yang kelewat tadi” jelas Attar sambil berkacak pinggang.
Amira mengangguk setuju.
“Kemarilah” Amira turun dari kursinya dan berdiri didepan Attar. Kemudian kedua tangan itu memakaikannya celemek.
“Sudah siap nona?” Amira mengangguk antusias sambil tersenyum sumringah.Keduanya melakukan tugasnya masing – masing. Attar fokus pada spageti di depaannya dan Amira dengan daun bawangnya.
“Masukkan daun bawang nya” instruksi Attar. Kemudian pria disampingnya sibuk dengan mengaduk semua bahan agar tercampur rata.
Attar menyici hasil masakannya kemudian mengambil satu sendok sambil ditiupnya, “Aaaaaa...” satu suapan menunggu didepan mulut Amira.
“Mmmmm ... enak”ucap Amira dengan mulut penuh.
“Sekarang gantian ... aaaaa”
Sepertinya makan malam romantis seperti pasangan-pasangan di TV tak berlaku. Mereka berdua malah makan langsung dari penggorengan.
Attar menatap Amira yang selalu lahap ketika makan. Makanan apapun itu, dia selalu makan dengan bahagia.Amira menyadari tatapan Attar, pria itu kemudian tersenyum membuat Amira tersipu malu.
Jangan-jangan Attar ilfeel dengan cara makanku. Akhhh ... tapi dia selama ini tidak pernah protes.
Ketika Amira sibuk dengan pemikirannya. Saat itulah ibu jari Attar menyentuh ujung bibirnya, menghapus sesuatu disana. Hal itu membuat semburat merah diwajah Amira bertambah dan semakin menjadi ketika Attar mendekatkan wajahnya. Degup jantungnya bertalu talu ketika wajah Attar semakin mendekat dan kedua telapak tangan itu menangkup wajahnya. Amira memejamkan kedua matanya. Dia hanya pasrah kemana Attar membawa alur ini.
Cupp...
“Aku mencintai mu ... Amira” Kalimat itu lepas mengalir begitu saja dan meledak diudara dengan indah, membuat Amira yang mendengarnya terpaku, terpana.
Pengakuan akan cinta tak harus lah semanis adegan di drama - drama ataupun romantic movie. Cukup akui apapun jawabannya itu akan menjadi pemanis hidupmu. -Attar-
![](https://img.wattpad.com/cover/111045810-288-k168894.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Romantic Bronis
Storie d'amore"Salah ya! Kalau gue belum nikah di usia segini!. Salah juga ya kalau gue kemana- mana nggak bawa pasangan!". Amira. harus tahan banting dengan semua drama kehidupannya. Memutuskan untuk tinggal di kontrakan adalah keputusan yang paling tepat, set...