“Dia ada disini kan?” Attar menoleh kearah Kanaya yang berdiri disampingnya, gadis itu tak menjawab dia hanya menatap bangunan mengerikan yang sangat dia benci dengan bermacam emosi diwajahnya."Tenanglah ... kamu akan segera bebas" Attar mencoba menyakinkan Kanaya.
Hati Kanaya gamang. Akankah Attar berhasil atau malah dia akan menerima pukulan -pukulan seperti sebelumnya. Kanaya begidik ngeri ketika wajah Attar berlumuran darah seperti dulu. Dan dia tidak bisa berbuat apa-apa bahkan untuk menolongnya.
Attar menghela nafas sebelum masuk ke dalam bar sambil memegang erat tangan Kanaya dia maju ketempat itu.
Sampai didepan pintu depan para penjaga berbadan besar itu bersikap waspada ketika mengetahui siapa yang datang, kemudian menghalangi pintu masuk.
“Biarkan kami masuk ... aku ingin bertemu dengan bos kalian” sergah Attar.
Mereka saling bertatapan kemudian salah satu dari penjaga itu bergegas masuk namun tak menunggu lama untuk kembali dan membisikkan sesuatu pada penjaga yang lainnya. Dan detik berikutnya satu tinjuan mendarat diperut Attar membuat Kanaya menjerit histeris. Attar meringis kesakitan dia tidak siap. Tapi setelah ketiga penjaga mengelilinginya dan siap untuk membuat nya babak belur, Attar cukup waspada untuk menangkis dan menghajar balik ketiganya. Attar mendorong Kanaya segera.
Gadis itu memekik ketakutan ketika darah mulai keluar dari sudut bibir Attar. Dia tidak tahu harus minta tolong kepada siapa, orang -orang yang berlalu lalang disana bahkan tak memperdulikan perkelahian itu.
Attar dan ketiga penjaga itu semakin menjadi. Saling melayangkan tinju dan terdangan. Bahkan wajah Attar dan ketiga penjaga itu sudah babak belur.
“Wow wow ...kau cukup berani untuk datang kesini lagi anak muda” bandot tua itu akhirnya keluar dan membuat perkelahian itu berhenti seketika. Kemudian Kanaya bergegas menghampiri Attar membantunya berdiri.“Pulang lah ... Aku tidak apa disini, aku mohon Attar” ucap Kanaya yang benar gelisah dan kebingungan. Air matanya mengalir melihat keadaan Attar.
“Aku tidak akan pernah mundur atau menarik ucapanku Kanaya” Attar berdiri kemudian melangkah maju diiringi Kanaya.
“Kita harus bicara karena aku punya penawaran untuk kebebasan Kanaya” Attar menatap marah pria tua didepannya.
Pria inilah yang menjadikan dunia Kanaya berbeda. Pria ini lah yang membuat sahabatnya menderita. Ingin rasanya Attar melayangkan tinjunya sekeras mungkin tapi dia harus menahan semua itu. Demi Kanaya.
“Oke ... kita selesaikan mau mu. Ayo masuk” pria itu melangkah namun terhenti dan menoleh kearah Kanaya.
“Masuk keruanganmu gadis manis” Attar berusaha mencengah tapi gagal ketika Kanaya mengangguk mengiyakan.
Apakah dia menungguku diatas?
Kanaya menatap Attar sedih, "Aku tidak apa - apa, aku akan baik-baik saja. Jika ini gagal aku mohon pergilah jangan mengorbankan apa - apa lagi untukku. Karena aku menyayangimu " ucapnya lirih dengan bibir gemetar.
Inilah keputusan terakhirnya. Dia menyayangi Attar tak ingin membautnya dalam bahaya lagi.
Attar mencoba mencegahnya tapi Kanaya cukup kukuh dengan keputusannya. Dia pergi meninggalkan Attar dan menyebrangi kerumunan manusia yang asik dengan minuman - minuman beralkohol, kemudian menaiki tangga itu.
“Jangan coba – coba menjual Kanaya lagi” Ancam Attar.“Kita lihat seberapa besar penawaranmu ....hahhh Kanaya yang malang atau Kanaya yang beruntung ...hahahhahaha" Tawa pria tua itu menggelegar diruangan bermusik itu.
Attar memasuki ruangan besar milik pria didepannya itu. Dan duduk dikursi yang dipersilahkan si pria tua.“Aku tak ingin berlama-lama denganmu anak muda. Keluarkan berapa penawaranmu untuk Kanaya?” tantang pria tua itu dengan pongahnya.
Attar mengeluarkan cek dari sakunya dan menaruhnya didepan pria tua itu. Didalam cek itu adalah nominal yang selama ini dia kumpulkan.
Kemudian si tua bangka itu melirik nominal dikertas cek Attar namun tersenyum licik setelah mengetahui angka yang tertera diatasnya.“Kamu sangat loyal sekali untuk gadis itu, tapi sangat disayangkan nominalmu berada dibawah orang lain. Dan otomatis Kanaya akan menjadi milik orang lain.”
Attar mengerjap marah hingga kursi yang didudukinya terpental “Bajingan! Berapa yang kamu hah!” Attar maju dan menyergah pria itu menarik kerah bajunya kuat.
Tapi dengan santai pria itu malah tersenyum meremehkan dan mengibas- ngibaskan tangannya. “Sudahlah simpan saja uangmu ... dia sudah menjadi milik orang lain” tidak butuh lama untuk kalimat itu selesai terdengar jelas ditelinga Attar, dia langsung menerjang marah dan melayangkan tinjunya mengenai rahang pria tua itu hingga terpental jatuh mendarat dilantai.
“Lepaskan Kanaya” serbu Attar dengan tinjunya tapi terhenti karena dia sendiri yang terpental. Para penjaga itu menyerbu masuk kedalam ketika terdengar keributan. Tak Ayal Attarlah yang menerima beberapa pukulan ditubuhnya.
“Berhenti!” perintah pria tua itu.Pria tua itu berdiri , merapikan bajunya kemudian menghadap Attar dan mengambil cek diatas meja. Pria tua itu merobek kertas cek Attar menjadi bagian-bagian kecil dan melemparnya kearah Attar.
“Pergilah ... aku sudah muak melihatmu dan aku tak ingin mengotori tanganku lagi”Dengan kasar Attar-pun diseret keluar, dan perlawanannya berakhir sia-sia.
Ditempat lain Kanaya terdiam didepan pria yang kini menatapnya.
“Aku sudah menunggumu dari tadi” Kanaya diam membisu.“Apa kamu menemui pria itu lagi ..." tak ada jawaban lagi. Hingga pria itu melangakah dan membawa Kanaya kedalam pelukannnya. keduanya terdiam sesaat. Hening tak ada yang bersuara.
“Maafkan aku”ucap Kanaya lirih. Kemudian pria itu melepaskan pelukannya dan menatap kearah mata Kanaya.
“Kamu habis menangis ...” pria itu mengusap lembut mata Kanaya.“Attar ... aku menhawatirkannya dibawah sana” Kanaya gemetar mengucapakan kalimatnya dan dia gelisah.
Pria itu menghela nafas, kemudian mengalihkan pandangannya.
“Tenanglah dia akan baik-baik saja”.“Tapi .... “Kalimat Kanaya terhenti ketika pria itu menciumnya dalam.
Attar berjalan tertatih sambil memegangi perutnya yang sakit karena pukulan yang diterimanya.
Amira tak boleh tahu keadaanku.Tiba-tiba Attar berhenti ketika ada mobil yang menghalangi jalannya. Bukan hanya mobil tapi juga dua orang yang menghalanginya.
Attar terperangah. Kanaya ada didepannya dengan seorang pria.
Entah apa yang mereka bicarakan yang jelas pria itu kemudian memeluk Kanaya erat dan Kanaya pun membalas pelukan itu.
Siapa dia? Dan Kanaya .... Apa dia pria yang memberi penawaran tinggi itu. Attar menerka nerka.
Keduanya melangkah beriringan. Pria itu memegang tangan Kanaya erat.
“Kamu pasti Attar. Mulai hari ini Kanaya bebas. Mereka tidak bisa membawanya lagi. Tolong jaga dia.” Kalimat Pria itu meluncur lancar tapi semakin membuat Attar penasaran.
“Pergilah ... Aku sudah sangat bahagia kamu bisa keluar dari sana” Pria itu mengalikan pandangannya Pada Kanaya. Kemudian melepaskan genggaman tangannya dan beranjak pergi. Kanaya segera menarik tangan pria itu dan memeluknya. “Terimakasih dan .... maafkan aku” ucap Kanaya tulus.
Pria itu tersenyum kemudian melepaskan pelukan Kanaya. Dan pergi begitu saja tanpa ada kata lagi.
~~ Semuanyaaaa ... terimakasih ya sudah membaca kisah ini. Terimakasih votenya juga. Aku juga berharap komen kalian hehhee. Oh iya untuk Kanaya nanti akan ada kisahnya sendiri. Aku berharap kalian akan membacanya juga.~~ terimakasi #Bow90°
-Vanilla Zhang-
![](https://img.wattpad.com/cover/111045810-288-k168894.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Romantic Bronis
Romansa"Salah ya! Kalau gue belum nikah di usia segini!. Salah juga ya kalau gue kemana- mana nggak bawa pasangan!". Amira. harus tahan banting dengan semua drama kehidupannya. Memutuskan untuk tinggal di kontrakan adalah keputusan yang paling tepat, set...