2

10.8K 1.1K 35
                                    

Jimin terkekeh kala pesan itu sudah terkirim ke Taehyung. Jimin memasukan ponselnya kedalam kantong celana sebelah kanan.

"Oh kerja bagus Park. Park Jimin si pengerusak hubungan orang" Hoseok terkekeh remehkan Jimin.

"Tutup mulutmu urus saja masa lajangmu" Jimin mentap Hoseok tak bersahabat sebari menahan tawa.

"Bedebah sialan" Umpat Hoseok







Mobil sport mewah berwarna merah itu menjelajah lewat tengah malamnya kota Seoul, jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Kim Taehyung si pemilik mobil mengendarai mobil sportnya dengan kecepatan standar ia sibuk memikirkan Jungkook entah apa salahnya hingga ia selalu merasa diabaikan selama seminggu terakhir ini dengan si calon pendamping.

Taehyung tahu Jungkook mempunyai sifat yang kekanakan, egois, dan moody. Tapi Taehyung benar-benar tidak bisa lepas dari Jungkook entah guna-guna apa yang digunakan Jungkook untuk memikat Taehyung. Apapun Jungkook lakukan yang membuat Taehyung jengah, Taehyung selalu memakluminya karna ia akan selalu mempertahankan Jungkook. Terlalu larut memikirikan Jungkook. Suara dering pesan masuk pun terdengar.

"Sialan untuk apa si Park mengirimiku pesan." Sebenarnya Taehyung sangat enggan untuk membuka pesan dari Jimin tapi perasaannya berbanding terbalik dengan keinginannya. Segera ia meminggirkan mobil mewah miliknya ketepi jalan yang mulai sepi. Tanpa pikir panjang segara ia buka pesan dari Jimin. Dilihatnya foto yang dikirim Jimin tak lama wajah itu mulai berubah aura dingin yang terpapar sangat jelas sekarang. Siapa yang berani bermain dengan si penguasa Taehyung.

"Bagus Jeon kau mencoba untuk memikat yang lain selain diriku dengan perlahan. Kau hanya milikku- Kim Taehyung dan kau itu peminum yang ulung." Senyum tipis lebih tepat dengan kata seringai terpapang diwajah tampannya dibanting setir untuk menuju ke club mahalnya. Ia tahu dari foto itu ia sangat mengenal kalau club itu adalah miliknya. Haruskah Taehyung berterima kasih kepada Jimin setelah ia sampai pada tempat itu. Sesampainya Taehyung didepan club mahalnya segara ia lemparkan kunci mobil itu pada penjaga club didepan yang sesegera mungkin membungkukan badannya memberi hormat pada tuannya.

"Aku mungkin akan melakukan keributan disini." Dengan entengnya setelah Taehyung mengucapkan kalimat yang membuat si penjaga menelan ludah dengan susah payah. Ia memasuki club itu dengan kedua tangan dimasukkan kedalam saku. Langsung saja ia menuju tempat Hoseok bekerja, dilihatnya Jimin juga disana membicarakan hal konyol pastinya dengan Hoseok tanpa permisi Taehyung meneguk minum Jimin seenaknya.

"Hey keparat." sapa Jimin

"Wow lihatlah si penguasa datang. Seperti biasa tuan Kim?" Tawar Hoseok yang disahuti gelengan oleh Taehyung

"Tidak untuk sekarang." Taehyung mendudukan dirinya disamping Jimin. Dikeluarkannya kotak berbentuk segiempat bermerek Insignia. Jimin yang mengetahui lagat Taehyung segera saja ia berikan pematik untuk menghidupkan ujung batang rokok Taehyung. Taehyung menatap lekat Jungkook yang sedang tertawa senang jangan lupa tangan Jungkook tak lepas memeluk leher pria dihadapannya, dan pria dihadapannya pun tidak melepas kedua tangan yang sedang memeluk mesra pinggang Jungkook.

"Lancang sekali menggaet milikku. Cih!" Mata Taehyung masih terfokus menatap biasa ke Jungkook. Ini kejadian tidak sekali bagi Taehyung, Jungkooknya sering melakukan ini padanya, maka dari itu Taehyung hanya melihat apa yang dilakukan Jungkook, Taehyung tahu Jungkook tidak akan pernah berpaling darinya.

"Hm Taehyung-ah. Kau tidak menghampiri mereka?" Jimin menyenggol lengan Taehyung. Taehyung tidak menanggapi Jimin, ia masih benar-benar menatap Jungkook sesekali menghembuskan asap rokoknya.

N I K O T I NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang