4

10.2K 1K 72
                                    

"Untuk apa ikut tawaran pria itu? Aku tahu kita habis adu mulut, masalah rumit hanya karna keegoisan masing-masing tapi percayalah Yoongi jika aku personil, aku tidak akan pernah melakukan hal seperti ini, tanpa menyelesaikan masalah tapi bertemu dengan pria lain. Kau kira aku suka dengan perlakuanmu terhadapku. Kita tidak sebentar untuk mengenal satu sama lain. Sekarang aku tanya, jika aku melakukan hal sama seperti mu apa kau akan mendengarkan penjelaskanku dan meluruskan semua? Sifatmu itu mengatakan tidak, aku tahu itu. Kau terlalu egois untuk ukuran usiamu yang sekarang." Jimin benar-benar meledak. Tadinya setelah Yoongi mengangkat panggilan telpon di ponselnya dengan seseorang Jimin mengikuti Yoongi dan mengetahui semuanya yang Yoongi bicarakan dengan pria lainnya.

"Zhoumi hanya ingin bertemu denganku. Ia menginginkan aku untuk menjadi model rancangan pakaian musim dingin, berpasangan dengannya. Kau puas,  aku sudah bicara fakta yang sebenarnya. Kau mau bertanya apalagi?" Yoongi berdecak pinggang memajukan badan mungil tatapan menantang Jimin.

"Apa pertemuan untuk rencana hal seperti itu harus ditempat seperti ini dan menyewa ruang private. Berdua? kau sudah gila Yoongi Hyung."

"Park Jimin, apa kau baru saja mengatakan kalau aku gila- . Karna Zhoumi ingin bertemu denganku disini, Jin Hyung juga mengajakku untuk kesini. Jadi sudah jelas." Jimin memajukan tubuhnya, ia mencengkram pinggang ramping Yoongi.

"Sekarang sudah jelas Jimin. Lepas atau aku akan melakukan kekerasan padamu." Yoongi mendorong tubuh Jimin tapi Jimin malah mengeratkan cengkraman dipinggang Yoongi, Yoongi meringis. Jimin melihat Yoongi yang meringis akan cengkramannya lalu memeluk Yoongi posesif.

"Berikan ponselmu padaku, cepat." Bisik Jimin halus, menciumi belakang telinga Yoongi.

"Jangan- menciumku, dan lepaskan dulu pelukanmu maka aku akan memberikan ponselku, tapi untuk apa?" Jimin melepas pelukan Yoongi tidak rela.

"Untuk menghubungi Zhoumi- mu."

Yoongi menelan ludah susah payah. Kalau sudah begini Yoongi sangat tahu kalau Jiminnya akan menghabisi mantan kekasihnya itu.

"Aku yang akan bicara langsung padanya."







"Aku- tidak mabuk. Kau yang terlalu mabuk dengan yang lain Kim. Kita batalkan saja semuanya. Benar – benar memuakan." Jungkook berdecih kesal menatap Taehyung serius. Taehyung tertawa meremehkan, duduk dengan gusar punggungnya ia tegakan.

"Perkataanmu itu dalam artian apa Jeon? Apa maksudmu kau ingin kita tidak melanjutkan pernikahan? Ingin rasanya aku menamparmu kau tahu! Kau berbicara seenaknya kau tak tahu aku bagaimana bertahan denganmu- sampai saat ini Jeon. Semuanya untukmu Jeon aku bahkan tidak pernah memikirkan diriku sendiri yang terlalu bodoh selalu mengalah padamu. Kau bilang Wonwoo jalang, seolah kau sangat mengenalnya. Jika aku jujur, kau bahkan jalang disini berkaca sebelum kau mengatakan itu pada Wonwoo tadi. Aku tak bermaksud membela Wonwoo tapi kau benar jalang disini sangat jalang untuk kesekian kali. Puas? aku sudah meluap Jeon." Pekerja bartender mentap takut Taehyung. Taehyung berdiri menghadap Jungkook.

"Suruh mereka semua yang berada disini keluar sekarang juga. CEPAT!" Taehyung memerintah tanpa melihat si pekerja, si pekerja benar-benar was - was sekarang, bahkan pengunjung pun terlihat waspada dengan keadaan. Memang tidak banyak yang berada disana, karna memang tepat yang di khususkan untuk pertemuan. Semua pengunjung disana telah meninggalkan tempat mereka. Jungkook menegang, air mata itu tidak kunjung berhenti, ini pertama kalinya Jungkook melihat Tehyung semarah ini. Pertama kali.

"Tampar saja aku sekarang Kim, tampar aku!" Jungkook menarik tangan Taehyung, Jungkook memukulkan tangan Taehyung pada pipi miliknya dengan keras. Taehyung segera menarik tangannya.

N I K O T I NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang