13

4.8K 622 13
                                    

Pasangan Jungkook dan Taehyung saling mengungkapkan perasaan dengan ciuman serta rabaan yang Taehyung berikan. Jungkook terkikik disela ciuman merasa geli saat tangan Taehyung meraba paha montoknya menaikan paha pada pinggul Taehyung.

Yoongi menonton itu semua bagaimana sang adik tercinta dengan suaminya di atas panggung. Gelas cairan alkohol yang ia minum sudah habis sedari tadi ia tak terlalu mabuk saat ini. Hoseok sedang bersama dengan teman lamanya di lampu dansa, jadi sedari tadi ia duduk dikursi bar sambil menghabiskan beberapa gelas.

Ia coba untuk membuang air kecil di toilet club sepanjang perjalanan ia hanya melihat orang-orang saling memangut bibir satu sama lain. Yoongi mengehela nafas. Sesuadahnya ia mengeluarkan cairan. Ia keluar menuju tempat ia tadi mendudukan diri dengan ditemani minuman di meja bar. Yoongi minta kunci ruangan dengan kartu khusus untuk membuka. Ia berlanjut ke lantai dua dimana private room tersedia. Disana ada khusus ruangan untuk berkumpul dan ada khusus kamar tidur Yoongi akan mencoba mengistirahatkan diri disana, besok adalah kepergiannya meninggalkan Korea untuk cita-cita dan pengalaman ia incar selama ini.

Berjalan diantara beberapa nomor kamar ia temuka nomor seperti pada dikartu menekan kartu pada alat pendeteksi. Pintu terbuka bersamaan seseorang keluar, dimana seseorang yang sangat Yoongi kenal.

"Park Jimin." Jimin menoleh matanya menyipit mungkin ia sedikit mabuk akibat terlalu banyak minum.

"Apa kau banyak minum hari ini?" Jimin mendekat, Yoongi hanya bisa masih tetap menatapnya ia tahu Jimin mabuk.

Jimin peluk pinggang Yoongi lalu merebahkan kening pada bahu Yoongi. Yoongi tersenyum ini yang ia inginkan tapi kecewanya Jimin dengan keadaan tak terlalu sadar.

Yoongi peluk erat Jimin. Ia sangat merindukan Jimin dalam pelukannya bahkan tiap detiknya. Tak terasa air mata Yoongi jatuh membasahi kemeja Jimin kenakan. Yoongi gigit bibirnya agar tak mengeluarkan isakan.

Remasan di punggung Jimin akibat Yoongi membuat kemeja Jimin tak rapih lagi. Jimin lepaskan pelukan menatap Yoongi perlahan mencoba mendekati wajah, menghapus air mata yang masih saja terjatuh di kedua pipi putih Yoongi.

Saat usapan berlangsung Yoongi sama sekali tak berani menatap Jimin. Tatapan Jimin sangat membuatnya tak berani untuk menatapnya bagaimana tatapan kebencian yang ia pancar kan melebihi saat di acara pernikahan.

Jimin pegangi dagu Yoongi agar Yoongi tatap Jimin. Yoongi memberanikan diri isakan Yoongi keluar sedari ia tahan. Selanjutnya Yoongi hanya bisa memejamkan mata saat bibir Jimin menyambut bibir Yoongi dengan ciuman yang saling merindukan satu sama lain.

Yoongi mengalungkan tangan pada Jimin. Jimin gendong Yoongi memasuki kamar tempat Yoongi ingin beristirahat, meniduri Yoongi di kasur.

"Jeon Yoongi." Panggil Jimin dengan nada rendah frustasi.

"Park Jimin. Aku mencintaimu sungguh. Harus berapa kali lagi aku memberitahumu. Kau kelemahanku." Yoongi pegangi rahang Jimin menikmati setiap rinci kepemilikan Jimin. Rasanya sangat tak rela meninggalkan Jimin.

"Maaf, dan pergilah. Cari kehidupan barumu. Aku mencintaimu tapi dengan arti berbeda. Kau mengerti maksudku? Aku melepasmu untuk hidupmu dan kedepannya kelak kau akan menemukan yang lebih baik dariku." Jimin elusi rambut Yoongi turuh ke dahi lalu pipi terakhir pada bibir Yoongi.

"Aku hanya mau dirimu Jimin tidak seseorang yang lain."

Jimin bungkam bibir Yoongi ciuman mereka, Yoongi balas dengan air mata yang tak akan berhenti. Jimin sudah benar-benar melepasnya.

_***_

Jin mendudukan diri disalah satu sofa dimana ia duduk berdampingan dengan Namjoon. Suami tercinta. Jin tak seharusnya datang ke tempat seperti ini tapi ini adalah acara adiknya tercinta- Kim Taehyung.

Maka dari itu disinilah mereka sekarang dimana private room biasa tempat Taehyung, Jimin, Namjoon, Hoseok bisa minum bersama.

Jin minum orange juice yang ia pesan sedangkan namjoon memesan minuman alkohol. Jin terlihat seperti memikirkan sesuatu saat meminum orange juicenya.

"Ada sesuatu sayang?" Jin sahuti pertanyaan Namjoon dengan gelengan. "Dengar, kau sedang mengandung jangan pikirkan hal-hal tak penting ok? Aku tak mau kau dan anak kita terjadi sesuatu.

Jin menangis, Namjoon kebingungan ia dekati Jin memeluk istrinya. "Hey kenapa menangis? Apa karna kata-kataku? Aku hanya khawatir. Maafkan aku." Namjoon ciumi kening Jin. Jin menggelengkan kepala memeluk Namjoon erat dan menangis sejadinya di dada Namjoon.

Namjoon tak berani banyak bertanya ia hanya membiarkan Jin menangis sejadinya agar merasa lebih lega.

"Aku terlalu bahagia." Namjoon kaget tapi lalu tersenyum, menggemaskan sekali istrinya ini.

"Pasti Kim Taehyung? Dia sudah besar sayang." Namjoon peluk gemas Jin. Sambil elusi punggung Jin.

"Aku rindu Taehyung kecil. Sekarang dia sudah menjadi pendamping Jungkook. Tak ada Taehyung yang akan bermain denganku dan bersamaku lagi."

"Sudahlah sayang, kau masih bisa bermain dengan Taehyung siapa bilang tidak bisa. Sudah memang waktunya. Apa bedanya dengan aku sekarang aku adalah pendampingmu. Apa kau tak tahu Taehyung sempat tak mau makan seminggu gara-gara aku melamarmu. Dia juga sangat tak rela kau milikku sepenuh Kim Seokjin." Namjoon ciumi gemas pipi Jin.

"Aku sangat menyayangi Taehyung."

"Aku tahu itu pasti." Namjoon bawa Jin dalam pangutan. Menciumi Jin dengan lumatan yang membuat Jin terbuai. Namjoon lakukan itu dengan tangan yang elusi perut Jin.

_TBC_

Wuhuuuuuu...
Uas udah selesai jadi kerjain ff ini lancar jaya!
Selamat menikmati semuaaaa~
Selamat malam.
Btw udah pada liat momen Taekook di bandara aslikan yaa biakin ship pada ingin mengumpat hm.

N I K O T I NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang