3 (REVISI)

1.4K 67 2
                                    

Alimah yang sedari tadi di dalam kelas nampak penasaran dengan apa yang Verry dan Fira lakukan di luar sana.

Kalau Alimah jujur ... siapa perempuan yang tidak suka pada laki-laki se-famous Verry? Pasti tentunya perempuan buta pun akan suka pada Verry. Dan dia juga merasakan hal yang sama—sejak saat itu.

Alimah hanya bisa menyimpan perasaannya di dalam hati, dia cukup pengecut untuk mengungkapkan segalanya. Baru hari ini Alimah merasa senang karena perasaannya terbalas saat Fira mengatakan kalau Verry menyukainya.

Tapi kenyataannya, semua itu sirna saat Verry menepis semuanya membuat hatinya terasa hancur saat penolakan begitu kentara Verry ucapkan.

Lagi-lagi Alimah terkena serangan dadakan saat perjalanan menuju toilet dia mendengar sebuah kata yang membuat hatinya berbunga.

"Gue suka Alimah. Kenapa?"

Jelas sekali kalau itu suara Verry orang yang disukainya, Alimah tidak mungkin salah. Alimah memutuskan untuk lebih dekat dengan bersembunyi di balik tembok.

Hatinya sedikit sakit saat melihat Fira dan Verry berpelukan di koridor. Dia saja tidak pernah melakukan hal itu dengan Verry. Alimah sungguh iri. Tapi, saat melihat Fira yang nampak kecewa atau apa membuat Alimah merasa bangga. Karena dia berhasil mendapatkan hati Verry.

"B-beneran?" Fira tergagap menyahut pernyataan tegas Verry. Dia tidak menyangka kalau Verry benar-benar menyukai Alimah.

Verry mengangguk, hanya itu saja jawaban yang Fira dapat ketahui dari Verry.

Fira melepas pelukannya dengan cepat, dengan kepala yang menunduk menatap lantai yang ditapakinya.

Verry tertegun melihat reaksi berlebihan Fira, ternyata tiga kata saja sudah bisa membuat Fira diam seperti ini.

"Hey! Fira!" Tapi entah mengapa Verry terusik melihat Fira yang tampak sedih dan memutuskan memanggil Fira.

Fira menolehkan kepalanya, "Iya, kenapa?"

"Lo yang kenapa?"

"Gue? Kenapa? Maksudnya apa?" Fira sebenarnya dari tadi bingung dengan dirinya sendiri. Kenapa dia bisa sesedih ini?

Verry tersenyum geli secara kasat mata, artinya tidak terlihat secara jelas. Dia hanya bercanda tapi kenapa reaksi Fira seperti ini.

"Lo aneh."

"Gue aneh?" Otak Fira memang benar-benar terganggu saat ini.

Ctak!

Verry mengetuk dahi Fira gemas, "Lo lucu."

"Hah?!" Fira belum juga paham dengan maksud Verry.

Verry tersenyum lebar, "Lo percaya sama gue?"

"Percaya? Sama lo?"

Verry menghela napasnya, otak Fira memang konslet sungguhan. "Gue enggak suka sama Alimah, Safira!"

Bruk!

"Aduh!"

Fira dan Verry saling berpandangan mendengar suara teriakan seorang perempuan yang terdengar sangat nyaring itu. "Itu suara apa, Ver?"

"Bodo amat. Gue enggak peduli!" Verry memang tidak pedulian dengan sekitarnya.

"Ish! Kalau dia kenapa-kenapa gimana?!" Fira sudah kembali ke asalnya setelah mendengar suara teriakan.

"Gue enggak peduli. Lagi pula kita belum selesai bicara enggak kepo apa itu suara apaan? Gue sih kepo." Fira melangkahkan kakinya perlahan menuju arah suara.

The Annoying BOYS (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang