"FAZRIO!"
Kata itulah yang muncul di benak Fira saat melihat seseorang berpakaian serba hitam yang tiba-tiba muncul dari balkon kamarnya. Saat melihat pakaian serba hitam pasti Fira langsung teringat dengan Fazrio. Satu-satunya temannya yang misterius selama ini ya hanya Fazrio.
Kening Fira berkerut bingung saat menyadari sesuatu, bagaimana Fazrio bisa masuk ke dalam kamarnya? Itu pun lewat balkon. Kan, aneh.
"Kok lo bisa masuk, sih?" tanya Fira heran mendekati orang yang dia kira Fazrio itu.
Orang yang Fira anggap Fazrio itu hanya diam di tempat, tidak berani membuka mulutnya sekecil apa pun. Kepalanya setia menunduk menatap lantai kamar Fira.
"Ditanya kok enggak dijawab? Jawablah Fazrio!" Fira memaksa Fazrio untuk menjawabnya karena dirinya sudah penasaran tingkat akut.
Fazrio tidak mau menjawab, dia malah melepas tudung hoodie yang dipakainya membiarkan kepalanya terbuka menampakkan rambutnya yang berwarna hitam, dengan wajah yang masih ditutupi masker.
Fira semakin bingung dibuat Fazrio, dia tidak mengerti semua ini. Kenapa Fazrio malah membuka tudungnya? Seakan-akan ingin mejelaskan sesuatu padanya.
"Maksud lo apa, sih?" tanya Fira untuk yang entah keberapa kalinya. Fira merasa berbicara sendiri karena tidak ada feedback dari Fazrio.
Fazrio membalas perkataan Fira dengan membuka dengan perlahan masker berwarna hitam yang dipakainya.
Fira sedikit menundukkan kepalanya, dia merasa penasaran dengan rupa Fazrio selama ini. Fira selama ini hanya dapat melihat mata Fazrio, tidak dapat melihat bagaimana keseluruhan rupa orang yang telah menemani kesepiannya.
Saat masker itu terbuka dengan jelas, barulah Fira mengenal orang di hadapannya ini. Bukan Fazrio yang dimaksudnya, melainkan orang lain yang sangat dikenalnya. Bahkan Fira sangat mengenalnya.
Fira menutup mulutnya spontan, ini bukan Fazrio yang ada di bayangannya. Dia pikir Fazrio adalah laki-laki yang tulus menghiburnya, tidak pernah memandang siapa dirinya yang tak pernah dia kenal. Lebih buruk dari itu, Fira sama sekali tidak menyangkanya. Fira dibohongi!
"Jadi, selama ini lo nyamar jadi Fazrio?!" Kalimat itu adalah kalimat yang mampu Fira ucapkan setelah di otaknya saling bertengkar mencerna semua ini.
Orang yang mengaku Fazrio itu mengangguk, mengangkat kepalanya menatap Fira.
Fira maju mendekati orang itu, "Gila lo!" Fira memukul membabi buta orang yang selama ini mengaku menjadi Fazrio, dia sangat kecewa sekaligus marah.
Fira merasa bodoh sekali, bagaimana dia bisa ditipu dengan semudah itu?
"Mau lo apa, hah?! Nyamar jadi orang lain, mau sok-sokan jadi pahlawan gitu?!" Fira mengucapkan kata-kata pedasnya karena amarah yang sudah memuncak.
Orang yang Fira pukuli tidak merespon sama sekali, dia merasa dirinya pantas menerima semua ini. Pukulan Fira tak seberapa dengan luka yang ditorehkannya.
"Lo udah sinting tahu, nggak?! Udah bikin gue nangis tiap hari, dan dalam waktu bersamaan lo juga yang nenangin gue dengan menjadi orang lain. Lo hebat banget. Berengsek tahu!"
Fira menutup wajahnya yang memanas, Fira rasa air matanya akan kembali keluar saat ini. Kenapa dirinya menjadi gadis cengeng hanya karena masalah percintaannya? Fira tahu kalau itu bukan dirinya yang sesungguhnya.
"Maksud dari semua ini apa? Gue enggak mudeng! Jelasin!" Emosi Fira mereda. Fira memilih duduk di atas ranjangnya. Fira merasa lemas setelah meluapkan emosi yang membuat jiwanya terguncang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Annoying BOYS (COMPLETED)
Teen Fiction[PROSES REVISI] Apa yang akan kamu lakukan, jika mempunyai teman laki-laki yang menyebalkan? Menghadapinya, menjauhinya, atau bersikap sama padanya? Pasti kamu bingung dengan reaksi apa yang kamu lakukan. Apalagi di saat semua orang membencimu kar...