Fira memang memilih pergi, menghindari konflik barang sesaat saja.
Namun, berbeda hal dengan Verry. Netra coklatnya menatap insan yang menjadi dalang dari pergi Fira.
"Otak lo di mana?!" Bentak Verry pada Syifa yang diam bagai patung.
Verry sangat marah sekaligus kesal dengan tingkah teman karib Fira. Sebenarnya kalau dipikirkan lebih dalam apa kesalahan Fira dalam hal ini? Kenapa Syifa begitu tega memaparkan hal yang sangat menyakitkan didengar oleh siapapun yang bersangkutan itu.
Seharusnya, Fira lah yang berhak marah atas semua ini. Tapi mengapa semuanya terbalik, Fira memilih mengalah dan menjadi yang tersakiti dalam hal ini.
"Mana suara lantang lo tadi?! Kenapa mendadak bisu?!" Verry mencecar Syifa yang memilih diam. "Apa lo kena karma? Pita suara lo terputus begitu saja?!"
Walaupun terdengar kejam Verry mengatakan semua itu agar Syifa sadar dan mau menjawabnya.
"Gue nggak bisu!!" Bentak Syifa memutus anggapan sepihak Verry. "Kalau lo tanya di mana otak gue, jawabannya adalah masih ada di tempatnya!"
"Cih.." Verry mendengus tidak suka saat mendengar jawaban atas keberanian dari Syifa.
"Otak lo emang nggak bergeser, tapi gue rasa akal sehat lo sudah kegeser ke dengkul." Verry membalasnya kemudian, " dan satu lagi... Bukan cuma akal sehat lo yang ke geser sepertinya hati nurani lo udah hilang dari tempatnya."
Ucapan telak dari Verry membuat Syifa kembali bungkam, seperti semua yang dikatakan Verry adalah kenyataan yang tidak bisa ditampik oleh Syifa.
Verry tersenyum penuh kemenagan melihat raut wajah Syifa yang berubah drastis.
Sebagai akhir dari pertemuannya dengan Syifa, Verry menghadiahkan tatapan tajam. Tak lupa mengatakan satu hal yang menggores hati Syifa.
"Kenyataannya, orang paling jahat di dunia ini adalah lo. Munafik!"
***
Adakah yang tahu di mana keberadaan Fira saat ini?
Verry sudah mencari Fira di seluruh tempat yang mungkin didatangi Fira. Namun, tidak ada satupun dari tempat itu ada Fira di sana.
Ke mana lagi Verry harus mencari keberadaan Fira?
Tunggu dulu! Ada satu tempat yang Verry lupa datangi, yaitu rooftop baru beberapa puluh menit yang lalu dia dan Fira ada di sana. Siapa tahu saja Fira menenangkan diri di tempat itu.
Verry harus segera ke sana sebelum Fira tidak ada.
Dengan lari bak orang kesetanan, Verry mencoba secepat mungkin agar bisa lebih awal sampai di sana.
Puluhan ruang kelas di lewati, puluhan anak tangga dia naiki untuk sampai di tempat tujuannya.
Perlu puluhan lagi anak tangga yang harus di lewatinya agar sampai ke sana.
Sekarang, saat menginjakkan dua anak tangga terkahir Verry hanya perlu melewati satu anak tangga lagi untuk mencapai tempat di mana Fira berada.
"Hikss.... Hikkss... Hiksss..."
Saat sampai di sana Verry malah disambut dengan tangisan pilu seorang gadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Annoying BOYS (COMPLETED)
Ficção Adolescente[PROSES REVISI] Apa yang akan kamu lakukan, jika mempunyai teman laki-laki yang menyebalkan? Menghadapinya, menjauhinya, atau bersikap sama padanya? Pasti kamu bingung dengan reaksi apa yang kamu lakukan. Apalagi di saat semua orang membencimu kar...