Rasanya begitu mengesalkan, saat Verrald ternyata hanya memanfaatkannya.
Tujuan Verrald mengajaknya kencan bukanlah arti kencan dalam sederhana. Melainkan, Fira diminta untuk menemani kencan.
Apa itu?
Verrald mengajaknya kencan, bukan kencan--namun, jalan bersama. Tujuan Verrald adalah memanfaatkannya.
Verrald sudah memiliki kekasih, dan pada hari ini keduanya akan merayakan satu tahun lamanya hubungan keduanya.
Dan Fira? Ia diminta untuk mencarikan hadiah yang cocok untuk kekasihnya Verrald itu.
Ingin rasa Fira memukul kepala Verrald. Enak saja memanfaatkannya tanpa sepengetahuannya. Dan satu lagi, Verrald menipunya dengan kencan.
"Verrald! Kalau mau minta bantuan ngomong aja. Gue kerasa dimanfaatin tahu." Fira mendengus, memukul lengan Verrald keras.
"Gue nggak pernah ngajaknya lo kencan, Fira! Lo terlalu pede dan salah paham." Verrald tidak terima dihina oleh Fira. Kapan dirinya mengatakan kencan pada Fira?
"Lah, lo nggak ngomong apa-apa. Main ajak gue jalan gitu aja, gue tentu mikirnya kencan lah! Mana ada cowok-cewek bukan teman jalan berdua tanpa alasan kencan?"
Semua gadis di dunia ini pasti memiliki pemikiran yang sama dengab Fira. Tidak mungkin ada yang beda, kalian pasti salah satunya.
"Ada." Verrald menatap tajam Fira, "kita."
Fira mendengkus memukul keras kepala Verrald, niatnya terencana juga. Fira bersyukur. Rasain tuh kepala, tahu juga kan rasanya pukulan lembut Safira.
"Fira!" Verrald menjerit memegangi kepalanya, sifat santainya hilang begitu saja.
Tidak mungkin ada orang yang diam saja jika dipukul kepalanya dengan kekuatan maha dahsyat. Orang se-pendiam apapun pasti akan menjerit.
"Apa? Rasain lo! Pukulan lembut gue enak, kan?" Fira tersenyum penuh kemenangan, hatinya begitu lega.
Verrald berdecak, tanganya memegang lengan Fira dan memelintirnya. "Gimana enak? Ini pelintiran halus gue."
Fira menjerit tak tertahan, rasanya teramat sakit. Verrald benar-benar bukan laki-laki sejati, tega sekali menyakiti perempuan secantik dirinya.
"Verrald! Sakit!"
Verrald tak peduli, ia begitu dendam dengan orang bernama Safira--si gadis yang disakitinya saat ini.
"Gue laporin polisi nanti!" ancam Fira, lengannya begitu nyeri bercampur perih.
"Gue nggak takut! Di sini ada CCTV, Fira. Polisi tahu siapa yang salah."
Fira membeku, benar juga ya? Tadi, dirinya dulu yang menganiaya Verrald. Pasti yang akan terkena masalah adalah dirinya.
"Diem kan lo. Dasar!" Verrald melepaskan Fira, besoknya lagi ia akan melanjutkannya.
Fira mengelus lengannya, terlihat ruam kemerahan di sana. Fira mengangkat kepalanya, "dasar lo! Sakit tahu! Gue cewek feminin, bukan preman kasar kali!" Fira menginjak kaki Verrald kesal.
"Fira!"
Verrald tak habis pikir dengan kelakuan bar-bar Fira. Gadis itu benar-benar bukan gadis feminin, melainkan gadis bar-bar berpenampilan feminim.
"Apa? Lo mau marah. Silahkan! Gue nggak takut!"
Verrald berdecak, telapak tangannya mengusap kasar wajah Fira. "Bego!" Verrald menarik lengan Fira.
Fira mendengus, namun, kakinya tetap saja menurut pada Verrald.
"Gue sumpahin, lo putus sama pacar lo!"
Verrald menoleh, "kalau gitu, gue sumpahin Verry benci sama lo!"
°°°
Verry mengumpat saat lampu merah menunda perjalanannya, ia ingin cepat-cepat memergoki keduanya. Namun, sialnya lampu merah menunda keinginannya.
"Kenapa harus ada lampu merah?" decak Verry yang tak tenang menunggu lampu berubah hijau.
Kedua mata Verry menatap lurus lampu merah yang masih saja merah itu. Rasanya, Verry ingin memukul lampu itu agar segera menjadi hijau.
Tin tin
Verry tersentak saat mendengar klakson di belakangnya. Ternyata lampunya sudah hijau.
Tak mau berlama-lama, Verry langsung mengegas motornya.
Mall Indah masih sekitar sepuluh menit lagi perjalan dari sini. Waktu itu begitu lama, baginya. Hatinya sedang kacau, mendung atau galau.
Verry tak mungkin bisa setenang sebelumnya. Kekasihnya sedang berselingkuh di sana, tanpa sepengetahuannya pula.
Tidak setia!
Verry menghela nafas lega, Mall Indah sudah muncul di depannya. Verry langsung menuju parkiran sepeda motor.
Keningnya berkerut saat melihat sepasang muda-mudi yang saling bergandengan tangan. Bukannya mereka adalah Fira dan Verrald.
Kebetulan sekali mereka ada di sini, tak peduli dirinya melanggar peraturan. Verry langsung turun dari motornya, helmnya ia lempar begitu saja.
Langkah Verry terhenti saat Verrald dengan santainya merangkul pinggang Fira. Bahkan, dirinya tidak pernah melakukan hal itu.
Keterlaluan! Dan lebih parahnya lagi, Fira hanya diam--tidak menolak sama sekali.
"Kurang ajar!"
Verry berjalan cepat menyusul keduanya. Mereka sepertinya akan menuju parkiran mobil.
Buagh!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Annoying BOYS (COMPLETED)
Teen Fiction[PROSES REVISI] Apa yang akan kamu lakukan, jika mempunyai teman laki-laki yang menyebalkan? Menghadapinya, menjauhinya, atau bersikap sama padanya? Pasti kamu bingung dengan reaksi apa yang kamu lakukan. Apalagi di saat semua orang membencimu kar...