37 (REVISI)

615 29 2
                                    

Fira tertunduk lesu memandangi sepatu yang dipakainya, hari ini rasanya campur aduk. Sedih, senang, kecewa, semua Fira rasakan.

"Mau nangis lagi?"

Fira menegakkan kepalanya dengan senyum yang tercipta, dia sudah hapal suara ini. Ada Fazrio yang tersenyum di balik masker hitam yang selalu saja Fazrio pakai.

"Enggak kok, gue udah bosen nangis," jelas Fira dengan senyum yang merekah. Fira menepuk tempat kosong di sebelahnya.

Fazrio ikut tersenyum dan duduk di samping Fira yang kosong, "terus kenapa mau ketemu sama aku? Kalau enggak mau nangis lagi?"

Fira tertawa geli, biasanya Fira bertemu dengan Fazrio memang karena dirinya ingin menangis di hadapan laki-laki misterius itu. Tidak ada hal lain yang mendasari selain itu.

"Gue udah bosen nangis, gue cuma mau ketemu sama lo itu aja. Gue bosen di rumah sendiri," katanya dengan mata yang terpejam. Fira menikmati semilir angin yang membelai wajahnya.

"Orang tua kamu ke mana?" tanya Fazrio pelan takut menyinggung Fira.

Fira tersenyum miris, "ayah sama bunda lagi ke luar kota. Terus Kak Alvin sibuk KKN di luar kota—aku kesepian. Padahal besok gue ulang tahun lho."

Fira tertawa miris menghadapi hidupnya yang menjadi miris ini. Di saat masa berharga untuknya seperti saat ini. Orang-orang yang disayanginya pergi meninggalkannya. Itu menyakitkan asal kalian tahu—apalagi Fira dalam fase move-on dari mantan yang selingkuh.

Fazrio seperti merasakan sakit hati yang Fira rasakan. Pasti sangat sakit sekali mengingat besok yang seharusnya hari bahagia menjadi menyedihkan—karena orang tersayang tidak ada di samping kita.

"Kalau gitu, aku ucapin selamat ulang tahun. Semoga tetap bahagia menjalani hidup." Fazrio harap, itu sedikit membuat hati Fira berbunga-bunga.

Fira terkekeh, "enggak perlu gitu juga kali. Tapi makasih buat ucapannya. Lo adalah orang pertama yang ngucapin itu ke gue."

Lucu rasanya. Orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun padamu adalah orang asing yang baru kau kenal beberapa hari ini. Lebih lucu lagi, kalau di antara banyaknya orang yang kau kenal di dunia ini. Mengapa hanya orang aisng lah yang menghiburmu? Entah bagaimana hidup Fira sekarang. Namun, Fura berusaha menikmatinya.

"Aku merasa tersanjung."

Fira tertawa memukul pundak Fazrio pelan, "lo bisa aja ya bikin gue ketawa."

"Kan udah aku bilang, aku itu kreatif." Fazrio ikut tertawa di balik maskernya. Ia bahagia melihat Fira bahagia.

Fira tak dapat menahan tawa dan senyumnya. Entah, mengapa saat bersama dengan seorang yang bernama Fazrio ini—Fira merasa beban hidupnya hilang, masalahnya memudar, dan juga kesedihannya pun sirna terganti dengan tawa dan senyum bahagia.

"Buat ngerayain ulang tahun kamu, ayo aku traktir," ajak Fazrio.

Fira tersenyum lebar dan mengangguk, dia sangat lapar dan pas sekali Fazrio menawarkan itu. "Boleh. Gue lagi laper nih."

Fazrio menggandeng tangan Fira mengikutinya. Fira menerima perlakuan Fazrio dengan senang hati. Ia tak bisa berbohong kalau dirinya nyaman dengan Fazrio. Semoga, Fazrio memang benar-benar tulus padanya. Dan semoga, Fira dapat melupakan Verry untuk segera.

***

Fazrio membawa Fira menuju kafe yang tidak terlalu ramai dan sangat nyaman untuk merayakan ulang tahun Fira yang masih besok terjadinya.

"Mau pesan apa, Fira?" tanya Fazrio pada Fira yang sibuk memperhatikan interior kafe yang unik.

"Apa aja menunya?" tanya Fira tanpa mengalihkan perhatiannya. Pada interior kafe yang menurutnya, luar biasa enak dipandang.

"Banyak. Bisa kamu lihat di papan menu yang ada di sana." Fazrio menunjuk papan menu yang ada di atas area kasis kafe.

Fira membaca deretan menu yang ada, "gue pesen lemon tea sama nasi goreng seafood aja deh." Kedua menu itu adalah favoritnya.

Fazrio mengangguk dan memberitahukan pesanan mereka pada pelayan kafe yang ada di dekat mereka.

"Lo sering ya dateng ke sini?" tanya Fira asal.

Fazrio menolehkan kepalanya, "enggak. Ini yang pertama."

Fira menganggukkan kepalanya, "kok bisa pas banget ya kafenya. Nyaman gitu enggak terlalu rame. Gue suka." 

Fazrio tersenyum, "kafenya mungkin udah jodoh sama kamu. Makanya cocok."

Fira tertawa, "bisa aja ya."

Mereka berdua tertawa secara bersamaan, menanggapi guyonan yang saling mereka lemparkan.

"Mbak, Mas. Ini pesanannya."

Tawa mereka terhenti saat seorang pelayan kafe datang ke meja mereka.

"Terima kasih, Mbak," ucap Fira pada pelayan itu.

Pelayan itu tersenyum membalas Fira,  "semoga suka." Pelayan itu pamit kepada mereka berdua.

Fira menyantap nasi goreng yang dipesannya dengan lahap. Dirinya sangat lapar apalagi rasa nasi goreng yang enak membuatnya tidak tahan untuk menghabiskannya.

Fazrio tertawa melihat tingkah Fira menatap terang-terangan wajah Fira. Dirinya tidak memesan apapun karena dirinya menggunakan masker. Dan Fazrio masih ingin menutupi identitasnya. Kalau Fazrio memesan sesuatu pasti Fira akan tahu wajahnya.

"Pelan-pelan nanti tersedak."

"Uhuk uhuk!"

Ucapan Fazrio menjadi kenyataan. Fira tersedak saat itu juga. Fazrio memberikan lemon tea yang tadi Fira pesan dengan cepat. Sambil menepuk-nepuk pundak gadis itu.

Tanpa pikir panjang Fira langsung meneguknya sampai sisa setengah. Tenggorokannya terasa lega, saat air itu masuk ke tenggorokannya.

"Makannya pelan-pelan aja, Fir. Enggak bakal aku tinggal juga."

Fira mengangguk dan memakan nasi gorengnya dengan perlahan sesuai dengan anjuran Fazrio.

Fira merasa diperhatikan oleh seseorang yang tidak dikenalnya. Dan bodohnya, ia bahagia.

***

"Makasih ya, udah ajak gue makan." Fira tersenyum pada Fazrio yang ada di depan gerbang rumahnya. Dia belum berkeinginan masuk ke dalam rumah.

"Iya sama-sama. Di rumah hati-hati ya," jawab Fazrio.

"Iya, nanti bakal gue kunci kok pintunya. Tenang aja, lo pulang aja sana. Udah malem nih, nanti dicariin orang tua lo."

Fazrio tersenyum mengangguk, "iya kamu masuk dulu sana, aku bakal pulang kalau kamu udah masuk."

Fira mengacungkan jempolnya, "gue masuk dulu ya?" Fira melambaikan tangan pada Fazrio.

Fazrio membalasnya dengan senyum yang nampak di balik masker yang dikenakannya.

Fira mengunci pintu depan rumahnya, tidak ada yang akan masuk ke dalam rumahnya. Ketika orang tua dan kakaknya sedang berada di luar kota.

Fira masuk ke dalam kamarnya yang sunyi, tangannya melepas sepatu kets yang di pakainya dan menaruhnya kembali di tempatnya.

Fira membaringkan tubuhnya di atas ranjang empuk miliknya dengan mata yang tertutup perlahan.

Dia yakin kalau besok adalah hari ulang tahun yang sangat berbeda dari hari ulang tahun sebelumnya.


The Annoying BOYS (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang