TW: Agnostik
______________
"Wendy!!"
Wendy menoleh ke arah sumber suara dan mendapat Joy dan Chanyeol di pintu kamarnya. Tunggu. Chanyeol?
NGAPAIN DIA KESINI?! pikirnya.
"Eh, Joy" Mark yang duduk di sebelah tempat tidur Wendy menyambut kakak- beradik itu. "Sama siapa lo?"
"Ini kakak gue" jawab Joy. "Kenalin, namanya Park Chanyeol. Yeol, ini temen gue Mark sama Wendy"
Chanyeol menggumam seperlunya. Wendy memalingkan wajahnya dari kedua manusia itu. Sungguh sial nasibnya, udah sakit, dijenguk musuh bebuyutan pula.
"Gimana keadaan lo? Dah baikan?" Joy memasuki kamar Wendy dan menutup pintu di belakangnya. Chanyeol mengikuti adiknya dan duduk di lantai sementara Joy mengambil tempat di ujung tempat tidur Wendy.
"Ini kak, duduk di kursi aja" Mark dengan ramah berdiri dan menawarkan tempat duduknya kepada Chanyeol. "Itu masih ada kursi, saya di situ aja"
Wendy menyadari kalimat Mark sepersekian detik kemudian. "Ng-- nggak usah Mark! Biar dia di lantai aja!" serunya. Demi apapun, hal terakhir yang diinginkannya sekarang adalah Chanyeol duduk di kursi di sebelah tempat tidurnya. Dengan jarak kurang dari sejengkal darinya.
Diam menyelimuti ruangan itu sesaat. Joy menutup matanya, jantungnya hampir loncat menunggu respon dari kedua lelaki disana. Sungguh menyesal ia menerima tawaran diantar oleh Chanyeol.
"Apa- apaan sih Wen" Mark mendelik. "Kakaknya temen lo loh. Jangan ga sopan gitu"
Tampaknya Mark ingin membangun image yang baik di depan teman- teman Wendy, termasuk kakaknya Joy. Tanpa disadarinya ia sedang menggalikan kuburan untuk Joy karena Wendy sedang menatapnya tajam seolah berteriak 'NGAPAIN LO BAWA DIA KESINI?!'.
"Makasih" Chanyeol gak enak juga menolak tawaran Mark karena lelaki itu udah repot- repot berdiri dan mengambil kursi lain untuknya sendiri. Jadi Chanyeol mengambil tempat di kursi yang diduduki Mark tadi. Wendy menggeliat dengan gelisah.
"Wen lo belom jawab gue" Joy membuyarkan khayalan Wendy dimana ia sedang mencekik Park bersaudara itu di dalam benaknya.
Wendy menghela napasnya. "Gue udah baikan, Joy. Lo bisa pulang sekarang" disisipkannya racun di sela kata- kata yang diucapkannya. Joy jadi gemas untuk mengganggunya.
"Lucu banget deh lo kadang!" Joy menyeringai riang. "Gue bawain kue nih. Strawberry cheesecake kesukaan lo"
"Mana mana" Wendy yang sejujurnya lapar langsung bereaksi. Sejak pagi ia hanya makan bubur dan bubur terus, dia ingin makanan padat.
"Makanan aja lo langsung kenceng" Joy sewot.
"Lah lo mau ngasih apa kagak"
"Wen... Wen"
Wendy menoleh ke sumber suara, yang ternyata adalah Mark. "Apa?" tanyanya.
"Gue balik dulu ya, dipanggil nyokap jaga adek gue di rumah" Mark menyimpan hpnya di saku celana sekolahnya. Barusan ia mendapat chat LINE dari ibunya yang menyuruhnya untuk segera pulang.
"Gue ga peduli" jawab Wendy cuek. Sebenarnya udah dari tadi dia nyuruh Mark pulang. Dia nggak suka dijaga- jagain terus kayak anak bayi baru dilahirin.
Mark terkekeh sebentar. "Gausah sok tsundere deh lo" sahutnya. Didekatkannya kepalanya ke kepala Wendy dan dikecupnya ubun- ubun wanita itu singkat.
Reaksi Wendy singkat, ia langsung mendorong bahu Mark menjauh dengan kasar. Mark selalu melakukan itu padanya, seolah dia memiliki suatu hubungan romantis dengan Wendy. "Pulang lo sana. Beban lo disini, tau ga"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Sunshine [completed]
FanfictionWendy benci ketidakadilan. Di sekolahnya yang baru ia bertemu dengan Chanyeol, seorang bully yang selalu mengganggu teman sebangkunya, Sehun.