Chapter 2: Pemberani

5.8K 615 59
                                    

Wendy menyuapkan sendok terakhir nasi gorengnya kedalam mulutnya. "Selesai. Aku berangkat ya ma, kak"

"Eh, Wen, tunggu" Dongwoon menghentikan langkah adiknya yang agak terburu- buru. "Kakak kelas pagi, masih agak lama. Sekalian kakak anter aja"

"Serius?" mata Wendy berbinar- binar.

"Iya. Tungguin ya kakak minum susu dulu. Kamu pake sepatu aja sama ambil helm"

"Siap bos!" Wendy beranjak menyalami mamanya dulu sebelum berjalan ke pintu depan. Sebelumnya disambarnya sebuah helm Tweety di ruang tamu.

Dengan cekatan Wendy mengikat tali sepatu Converse hitamnya. Ia selalu bersemangat kalau kakaknya, Son Dongwoon, yang mengantarnya sekolah, karena kakaknya itu gak pernah ngebut bawa motor, sehingga mereka bisa ngobrol- ngobrol di jalan. Kalo diantar supir kan Wendy diem terus. Gak biasa ngomong sama pak supirnya.

"Yuk, berangkat" Dongwoon muncul dari balik pintu, udah make helmnya. Wendy memakai helm sementara kakaknya itu mengeluarkan motornya dari pekarangan rumah. Kemudian dia naik ke boncengan.

"Udah dek?"

"Udah" digenggamnya kedua sisi samping jaket Dongwoon supaya ada tempat berpegang. Motor itu akhirnya melesat dengan kecepatan sedang.

"Gimana, sekolah barumu?" kakaknya memulai pembicaraan.

"Lumayan" jawabnya. "Gurunya baik"

"Teman- temanmu? Baik juga?"

"Aku belum punya teman" Wendy mengaku. "Baru juga sehari, kak"

"Maksudnya mereka tuh welcome gak ke kamu waktu kamu pertama datang" jelas Dongwoon. Wendy membuang napasnya halus. Ia teringat kejadian Kai mengejek nama panggilannya kemarin.

"Welcome kok" bohongnya. "Cuman ya gitu, kalo yang temen ampe kaya Red Velvet belum ada"

Red Velvet adalah gengnya di sekolahnya yang dulu. Beranggotakan Bae Irene, senior kelas 12, Kang Seulgi, teman sekelasnya, Park Joy dan Kim Yerim, adik kelas mereka yang duduk di kelas 10, mereka cukup terkenal di SMA Mabuk Cinta.

"Ohh, gitu. Ya sabar, emang susah dapetin temen yang baik. Yang busuk mah banyak. Tinggal comot juga dapet"

Wendy manggut- manggut mendengar penjelasan kakaknya. Tak terasa mereka udah sampai di sekolahnya. Wendy pun turun dari boncengan.

"Makasih ya kak" katanya sambil menyalam Dongwoon. Tak lupa cium tangan. "Lain kali anterin aku lagi ya"

"Iya kapan- kapan" balas Dongwoon. "Masuk gih kamu, ntar telat"

Wendy mengangguk dan berjalan masuk ke dalam kawasan sekolah. Tak disadarinya ada seseorang yang sejak tadi memperhatikannya semenjak ia turun dari motor Dongwoon.

Bener- bener cewek biasa... Dianterin sekolah naik motor ama bapaknya, pikir orang itu. Dah bisa tebak kan siapa?

Ya, dialah Park Chanyeol.
____________________________

"Hun, sekolah ini ada kantinnya nggak?"

Waktu istirahat telah tiba, dan Wendy ingin melihat- lihat sekitar sekolah ini. Dari kemarin dia hanya duduk di kelas.

"Eh? Oh-- oh iya, ada..." Sehun mengangkat kepalanya dari bukunya.

"Anterin gue keliling sekolah, yuk" ajak Wendy. "Dari kemaren diem terus di kelas, bosen gue"

Sehun meneguk ludah. Tadi ia melihat Kai dan Naeun berjalan keluar kelas, dan kemungkinan terbesar adalah geng mereka lagi mejeng di kantin. Papasan sama mereka adalah hal terakhir yang dia inginkan di dunia ini.

Dear Sunshine [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang