Dua hari berlalu. Wendy akhirnya dibolehkan pulang dari rumah sakit setelah mengeluh bosan terus menerus. Setelah kunjungan terakhir Chanyeol dan Joy yang berujung pertengkaran, Park bersaudara itu tak pernah lagi mendatangi Wendy di rumah sakit. Ia jadi merasa kesepian.
Wendy berjalan melewati gerbang dan menyadari pandangan orang- orang sekitar yang tertuju padanya. Ia merasa terganggu, tapi dibiarkannya. Mungkin karena peristiwa penyerangan terhadapnya kemarin, nama dan wajahnya jadi dikenal banyak orang.
Ia meneruskan langkahnya sampai ke kelasnya, masih diiringi tatapan murid- murid lainnya. Ia tak mempedulikan mereka meskipun ia tetap dipelototi hingga ia duduk di kursinya. Sehun yang sedang membaca buku menyadari kehadirannya.
"Lo udah sembuh?" lelaki itu menutup bukunya.
Wendy bersyukur Sehun mengajaknya bicara sehingga ia tak perlu memusingkan tatapan orang- orang yang semakin lama semakin menusuk. "Iya, udah dibolehin pulang dari rumah sakit"
"Maaf ya gue gak besuk, gue kerja terus..." Sehun tampak menyesal saat ia menggaruk kepalanya yang tak gatal. Wendy mengangguk mengerti.
"Nggak papa. Lagian gue nggak parah- parah amat kok" Wendy tersenyum. "Gimana sekolahan? Ada yang aneh- aneh gak selama gue dirawat?"
Sehun diam sebentar. Ada beberapa hal yang ia dengar dan lihat selama Wendy tidak sekolah. Dan lucunya, semua hal itu berkaitan dengan gadis itu.
"Mhm... Kak Eunji dikeluarin dari sekolah karena terbukti nyelakain lo" ujar Sehun.
Wendy manggut- manggut. "Kalo itu gue tau" katanya. Tentu saja, orang tuanya langsung memberitakan kabar itu padanya setelah sidang terhadap Eunji selesai. Untungnya orang tua Eunji tidak bicara banyak dan menerima keputusan pihak sekolah dengan lapang dada sehingga papa mama Wendy tak perlu meneruskan kasus itu ke polisi.
"Terus... Katanya bokap lo salah satu orang berpengaruh di sekolah" ia menambahkan. "Posisi bokap lo lebih tinggi dibanding posisinya bokap Chanyeol, denger- denger"
Tentu saja. Tak mungkin orang- orang melewatkan kesempatan melihat siapa yang bisa melawan anak- anak pejabat sekolah dan menang. Kali ini Wendy benar- benar terekspos. Pantas saja tadi orang- orang tak berhenti memelototinya.
Wendy melipat kedua tangannya di atas meja dan menyandarkan kepalanya di atasnya dengan posisi menghadap ke kanan. Ia benci kondisi seperti ini. Dari dulu ia tak pernah menyukai perhatian berlebihan yang diberikan orang lain-- baik itu positif atau negatif-- karena mengetahui statusnya sebagai anak orang penting.
Sehun sepertinya menyadari bungkamnya Wendy jadi ia mencoba mengganti topik. Topik yang sudah disiapkannya sejak kemarin.
"Wen, nanti malem bisa ke kafe nggak?" ia menirukan gestur Wendy dan meletakkan kepalanya di atas lipatan tangannya supaya wajah mereka berhadap- hadapan. Wendy agak kaget melihat tindakan Sehun, tapi kemudian tersenyum. Ia tau Sehun sedang mencoba menghiburnya, meskipun ia tak terlihat sedih.
"Bisa. Ada apa di kafe?" Wendy bertanya balik.
Sehun mengamati setiap lekukan di wajah Wendy, diam- diam mengagumi ciptaan Tuhan di depannya ini. Wendy memang cantik. Sehun mengakuinya. Gadis itu cantik luar dalam. Cantik rupa dan sifatnya.
"Gue kemarin ulang tahun" Sehun berucap, hampir berbisik. "Gue mau traktir es krim. Nanti dateng ya, jam 9an gitu pas kafe mau tutup biar gue agak bebas"
Mata Wendy melebar sedikit mendengar pengakuan Sehun. "Lo kemarin ulang tahun?"
Sehun mengangguk. "Iya, kemarin"
"Selamat ulang tahun, Hun" Wendy tersenyum setulus mungkin. Ia tak menyangka, di balik kesusahan Sehun bekerja sampai malam setiap hari, ia masih mau mentraktir teman saat ia ulang tahun. Wendy terpukau akan kepribadian lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Sunshine [completed]
FanficWendy benci ketidakadilan. Di sekolahnya yang baru ia bertemu dengan Chanyeol, seorang bully yang selalu mengganggu teman sebangkunya, Sehun.