Chapter 20: Jujur

4.1K 463 32
                                    

Hari- hari Wendy berikutnya tak mengalami perubahan berarti. Ia masih seperti robot yang datang ke sekolah, belajar seperlunya, dan pulang segera setelah bel berbunyi. Wendy jarang terlihat mengobrol dengan teman sekelasnya, dengan Sehun pun ia hanya berbicara seperlunya.

Wendy masih menyimpan sapu tangan Chanyeol meskipun ia cukup yakin ia tak akan pernah bertemu lagi dengan lelaki itu untuk mengembalikannya. Ia menaruh kain itu di bagian terdalam di lemari pakaiannya agar ia tak perlu menangis setiap kali ia melihatnya. Tentu saja Wendy sudah mulai melupakan sedikit- sedikit peristiwa Chanyeol mengusirnya karena sibuk belajar, tapi ia tak dapat memungkiri bahwa hati kecilnya masih mengharapkan suatu hari Chanyeol akan muncul di hadapannya dengan sebuah senyuman tulus.

Dan ia akan berlari memeluk lelaki itu. Mengucapkan semua kata- kata sayang yang selama ini dipendamnya sendiri dan belum sempat diutarakan. Menagih janji Chanyeol tentang melindunginya sebisa mungkin. Menghirup dalam- dalam aroma tubuh Chanyeol yang selalu memabukkannya.

"Wen"

Wendy tersadar dari lamunannya dan melihat Sehun yang membaringkan kepalanya di atas meja seperti yang dilakukan Wendy, sehingga wajah mereka berhadap- hadapan. Gadis itu merasa familiar dengan posisi ini.

"Iya Hun" jawabnya.

"Pulang sekolah lo ada waktu nggak?" Sehun tersenyum ke arahnya.

Wendy tak membalas senyumnya. "Nggak" Gue mau tidur siang. "Kenapa emangnya?"

Sehun menghela napas, masih dengan senyum di bibirnya. "Mama gue kemaren masuk rumah sakit, gue mau minta temenin jagain dia..."

Sebuah tonjokan keras menghantam hati Wendy. Ia langsung merasa berdosa mendengar pengakuan Sehun. Kenapa ia harus menjawab tanpa mendengar dulu kemana Sehun akan mengajaknya? Ia menyesal karena tidak bisa mengerem mulutnya.

Ia berdehem. "Nyo-- nyokap lo masuk rumah sakit?"

"Iya"

Wendy baru menyadari, senyum Sehun bukanlah senyum gembira, tapi sebuah senyum pahit yang jelas- jelas dipaksakan. Ia semakin tak enak pada teman sebangkunya itu.

"Mmm..." Wendy menarik napas. "Kayaknya urusan gue bisa ditunda dulu deh. Nyokap lo dirawat dimana?" tanyanya.

"Di Cipto"

Wendy mengangguk. "Kalo gitu lo bolos kerja jadinya?"

"Nggak, gue dah ijin sama manajer kafe kemaren. Dia yang bantuin gue nganter mama gue ke rumah sakit" Sehun mengingat betapa paniknya ia ketika Sera menelepon ke kafe saat ia bekerja untuk memberitahu bahwa mama mereka jatuh pingsan. Untungnya Leeteuk langsung menawarkan tumpangan untuknya.

"Oke deh, gue temenin" Wendy memutuskan. Ini adalah kali pertamanya pulang sekolah tak langsung ke rumah setelah sekian lama. Perpisahannya dengan Chanyeol ternyata menorehkan luka yang agak berbekas.

____________________

"Loh, Wendy?"

Yang dipanggil menoleh ke arah sumber suara dan mendapati seorang gadis bertubuh tinggi dengan seragam SMA sedang memperhatikannya dengan seksama, seolah meyakinkan diri sendiri bahwa yang dilihatnya benar- benar adalah Wendy.

Wendy mengerutkan alisnya melihat sosok Joy yang berjalan ke arahnya. Ia lalu melihat ke arah Sehun yang sedari tadi diam semenjak mereka berdua disuruh menunggu di luar kamar mama Sehun karena wanita itu sedang beristirahat. Sehun tampak tenang dan tak terganggu sama sekali melihat kedatangan Joy.

"Lo apa kabar? Dah baikan?" tanya Joy padanya.

Wendy melongo sedikit. Sudah selama apa ia mengasingkan diri dari dunia luar sampai temannya sendiri bertanya kabar padanya?

Dear Sunshine [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang