Waktu menunjukkan pukul 1 siang ketika mobil Chanyeol sampai di depan rumah Wendy. Jalan- jalan mereka diakhiri dengan traktiran Chanyeol di Marugame meskipun Wendy bersikeras membayar sendiri. Tapi akhirnya Chanyeol yang duluan menyerahkan uang ke kasir sehingga Wendy tak punya pilihan lain selain menurutinya.
"Makasih ya traktirannya" ujar Wendy. "Makasih juga udah dianterin"
"Iya" jawab Chanyeol, lalu mematikan mesin mobilnya dan mencabut kunci dari slotnya. Wendy yang hendak membuka pintu berkedip sebentar lalu menatap lelaki itu heran.
"Kenapa dimatiin mobilnya? Lo mau ngapain?" tanyanya.
"Mau nyapa orang tua lo lah. Lo liat itu bokap lo dah ngeliatin gue, yakali gue ngeloyor pegi aja. Ga sopan" jelas Chanyeol sambil menunjuk ke arah halaman rumah Wendy dengan dagunya. Wendy mengalihkan pandangannya ke arah yang dimaksud dan mendapati papanya yang sedang menyirami tanaman di halaman dengan sebuah selang di tangannya dan mamanya yang berjongkok mencabuti rumput- rumput panjang. Ia terpana dengan pemandangan tersebut. Nggak biasanya kedua orang tuanya itu berkebun panas- panasan jam 1 siang.
"Dah yuk" Chanyeol mau membuka pintu mobilnya tapi Wendy segera menarik tangan lelaki itu.
"Eh eh!!" kebiasaan Wendy kalo udah panik adalah suaranya jadi cempreng. "Nggak usah! Ngapain juga, ntar gue yang pamitin deh! Udah lo ngga usah turun!"
Chanyeol menggeleng. "Orang tua gue dari dulu ngajarin sopan santun. Kalo gue pergi aja berarti gue ga sopan. Dah ah ayo, panas ini lama- lama disini"
Ia berhasil melepaskan diri dari Wendy dan membuka pintu mobilnya sebelum keluar. Wendy mendecak kesal sebelum melakukan hal sama, dengan membanting pintu saat menutupnya, tentunya. Sialnya, Chanyeol (pura- pura) tidak mendengarnya.
"Eh, nak Chanyeol..." mama Wendy yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua sejak mobil Chanyeol sampai, berdiri dari posisi jongkoknya dan berjalan ke gerbang untuk membukanya. "Masuk yuk, duduk dulu"
Chanyeol, dengan senyum profesionalnya, menolak tawaran tersebut. "Nggak usah tante, saya mau langsung pulang kok. Ini cuma mau pamitan"
"Ah, tadi mamanya Seungwan baru masak kue bolu enak loh Chanyeol" Chanyeol merasakan sebuah tangan di bahunya. Ternyata itu papanya Wendy yang agak bersusah payah berjinjit agar bisa mencapai telinga Chanyeol. "Ayo masuk dulu. Kita makan sama- sama. Kalo kamu gak makan nanti si tante sedih lho"
Wendy menepuk jidatnya sendiri. Ini yang ditakutkannya. Kedua orang tuanya adalah aktor dan aktris andal dimana kalau udah membujuk orang dengan memainkan drama, pasti tak akan ada yang bisa menolak.
"Eh tapi om--"
"Ayolah, Chanyeol" mama Wendy memasang wajah sedih. "Tante dah lama gak kedatangan tamu... Seneng rasanya kalo ada tamu tuh, bisa diajak ngobrol- ngobrol" sebuah senyum pahit terukir di bibirnya.
Wendy memutar bola matanya. Ia tau mamanya berbohong. Baru saja kemarin Dongwoon membawa pacarnya, Sunmi, ke rumah untuk makan malam bersama.
"Tuh, liat, tante sedih dah lama gak kedatangan tamu. Masa kamu tega sama tante" papa Wendy lanjut mengompori Chanyeol yang mulai kehilangan pendiriannya.
"Eh..." Chanyeol mencoba tersenyum lagi. "Eh... Gimana ya tan..."
"Yah... Chanyeol..." mama Wendy menunduk. "Yaudah deh... Tante juga nggak bisa paksa kan ya..."
Wendy langsung maju dan menarik lengan Chanyeol. "Iya, mama nggak bisa paksa. Chanyeol mau pulang. Dadaah!" ia menarik lelaki itu kembali ke mobilnya tapi Chanyeol menahan dirinya tetap di tempat.
"Wen lepas" ia melepas tangan Wendy tapi tetap memegang pergelangan tangan gadis itu agar tak disangka terlalu kasar. "Yaudah deh tan" ia beralih ke mama Wendy. "Gapapa saya mampir bentar aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Sunshine [completed]
Fiksi PenggemarWendy benci ketidakadilan. Di sekolahnya yang baru ia bertemu dengan Chanyeol, seorang bully yang selalu mengganggu teman sebangkunya, Sehun.