"Permisi pak, siswi atas nama Son Wendy dipanggil ke kantor kepala sekolah"
Hari berikutnya Wendy tetap datang ke sekolah diiringi tatapan tak percaya dari teman- teman sekelasnya. Baru 10 menit pelajaran pertama berselang, pintu kelas diketuk dan Pak Siwon guru BK paling ganteng di sekolahan mengucapkan satu kalimat yang menjadi sebab Wendy berada di kantor kepala sekolah sekarang.
Wendy tau dia dipanggil pasti perihal pemukulan yang dilakukannya kepada Chanyeol kemarin. Sebenarnya ia siap menghadapi hukuman apapun yang akan diberlakukan pihak sekolah, tapi yang ditakutkannya adalah kekecewaan kedua orang tuanya kalau mereka tau tentang hal ini.
"Oh, Bomi, sudah datang. Sini duduk nak"
Kwon Boa, kepala sekolah SMA Asal Jadi 7, adalah seorang yang tenang dan bijak. Aura keibuannya selalu terpancar sempurna seolah ia tak memiliki cacat cela apapun. Tak heran ia diberikan jabatan sedemikian tinggi di usianya yang terbilang masih terlalu muda.
Bomi yang baru masuk ke ruangan melakukan sesuai yang disuruh bu Boa. Wendy terus memperhatikan guru di depannya, mengabaikan Bomi sekeras yang ia bisa. Ia takut emosinya naik lagi kalau melihat pengikut si tiang bangsat itu.
"Oke, jadi, Bomi, Wendy, kalian tau kenapa kalian dipanggil kesini?" bu Boa melipat tangannya di atas meja.
Tak ada jawaban. Baik dari Bomi maupun Wendy.
"Baiklah, kalau kalian tidak mau bicara" wanita itu tersenyum. "Pertama, Wendy, selamat! Kamu berhasil memukul Chanyeol, salah satu murid paling untouchable di sekolah ini. Kecil- kecil kamu jago juga ya"
Wendy tersenyum simpul. Ia menyukai pujian dari kepala sekolahnya itu barusan.
"Tapi sayangnya, sekolah ini melarang adanya kekerasan sehingga kami harus memberikan sanksi ke kamu. Sudah menjadi tanggung jawab pihak sekolah untuk menertibkan murid yang berlaku anarkis seperti yang kamu lakukan kemarin"
Ingin rasanya Wendy berteriak 'TERUS ITU SI BOMI DIBIARIN KELIARAN GITU?' tapi ia menahannya. Ia menerima bahwa kelakuannya kemarin buruk dan siap menjalankan konsekuensinya. Itu saja.
"Dan kedua, Bomi" bu Boa mengalihkan pandangannya ke Bomi yang menatapnya balik. "Kita masih bisa menegosiasikan ini baik- baik. Sekolah kita nggak bisa melakukan drop out murid sesuka hati, Bomi. Ini sekolah, bukan tempat sabung ayam"
Kening Bomi berkerut. "Bu, setau saya sekolah ini udah nge DO murid berpuluh- puluh kali. Waktu jaman Bang Suho, dia minta nge drop out 15 orang, semuanya diturutin bu"
"Bomi--"
"Kemarin Kai, Baekhyun, sama Eunji juga minta ngeluarin murid dari sekolah, semuanya diturutin. Kenapa waktu saya yang minta gak diturutin?!" nada Bomi meninggi.
Boom. Kebal hukum lawan kebal hukum. Makanya gausah sombong, jabatan bokap gue lebih tinggi. Gue lebih kebal dari lo! batin Wendy kesal.
"Yoon Bomi" bu Boa masih tetap tenang. "Gak semua masalah harus diselesaikan dengan cara drop out. Reputasi sekolah kita bisa hancur lama- lama kalau kita melakukan drop out terus- menerus, nak"
Sejujurnya Wendy benar- benar tak menyangka kalau Bomi serius tentang ancamannya kemarin. Ternyata perempuan gila itu beneran ngadu ke papanya dan minta supaya Wendy dikeluarkan dari sekolah. Surprise, motherfucker. Terimalah fakta bahwa di atas langit masih ada langit, pikir Wendy.
"Bu, saya minta ibu ngeluarin anak ini dari sekolah ini sekarang!" Bomi berdiri dari kursinya. "Papa saya nggak akan senang ndengar kalo saya marah- marah disini!"
Astaga, sungguh Wendy ingin tertawa sekarang. Sungguh. Bomi benar- benar membawa- bawa papanya seperti pelakor yang dilabrak anak sugar daddynya.
"Bomi, papa kamu juga nggak akan senang mendengar kalau kamu cari masalah sama stafnya" bu Boa masih anteng di kursinya. "Sekarang kamu duduk"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Sunshine [completed]
FanficWendy benci ketidakadilan. Di sekolahnya yang baru ia bertemu dengan Chanyeol, seorang bully yang selalu mengganggu teman sebangkunya, Sehun.