Wendy menyelipkan kepalanya di antara dua pintu lapangan basket indoor yang terbuka sedikit, lalu mengintip ke dalam. Ada seorang lelaki yang sedang berlari- lari kecil sambil mendribel bola basket. Persis sedetik setelah Wendy mengamatinya, ia menyadari kehadiran gadis itu.
"Cari siapa ya kak?" ia berhenti memantulkan bolanya dan menghampiri Wendy yang kemudian membuka pintu agak lebar untuk dirinya masuk.
"Eh... Kenalin, gue Wendy, dari 11 IPA 1, gue bakal ngegantiin manager kalian yang lagi sakit..." Wendy gak yakin bagaimana harus memperkenalkan diri, jadi ia berbicara seadanya aja.
Lelaki itu tampaknya terkejut. "Lah? Kak Luna kenapa? Sakit apa kak?"
Wendy menggeleng. "Nggak tau... Gue disuruh bu Boa buat nggantiin dia, gue nggak tau dia sakit apa..."
Cowok bermuka blasteran itu mengangguk sambil memajukan bibirnya. "Oh, gitu..." lalu ia mengulurkan tangan kanannya setelah memindahkan bola basketnya ke lengan kiri. "Kenalin kak, gue Johnny, masih kelas 10. Di tim ini gue jadi cadangan"
Lawan bicaranya menyambut uluran tangan itu dengan hangat. "Kalo boleh tau, kalian total berapa orang ya?" tanyanya.
"Totalnya..." Johnny berpikir sejenak. "30an gitu lah kak. Tapi tim inti cuma 10 orang. 5 pemain sama 5 cadangan"
"Terus yang lain mana? Kok cuma ada lo?" Wendy mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru lapangan indoor itu dan tidak menemukan orang lain selain lelaki di depannya ini.
"Paling lagi makan siang kak. Bentar lagi juga dateng" jawab Johnny.
"Lah? Terus lo nggak makan?" Wendy menautkan alisnya.
"Nggak kak, hehehe" Johnny menggaruk kepalanya yang sebenarnya nggak gatal. "Gue selalu latihan sendiri dulu sebelum latihan bareng sama yang lain, soalnya diantara 5 cadangan, gue yang paling jarang disuruh main karna skill gue masih cetek"
Wendy sejujurnya kurang suka jika orang yang baru dikenalnya atau jarang ngobrol dengannya tiba- tiba mengatakan suatu hal yang bersifat pribadi, sensitif dan rahasia. Ia nggak akan tau gimana cara membalas omongan orang itu dan akhirnya suasana pasti akan jadi canggung.
Untungnya Johnny langsung menimpali lagi omongannya sebelum suasana aneh itu tercipta.
"Di tim utama ada kak Chanyeol, dia kapten sekaligus center. Terus ada kak Kai, posisinya shooting guard. Ada kak Taemin juga, dia point guard. Terus kak Tao small forward, sama kak Minho power forward. Di bangku cadangan ada gue, terus ada yang namanya Jaehyun, Taeyong, Yuta sama Doyoung" Johnny menjelaskan.
Wendy mengangguk mendengar omongannya. Ga heran sih si bangsat jadi center. Paling tinggi gitu kea tiang, pikirnya.
"Kakak duduk aja dulu kak, ntar lagi mereka dateng kok" lelaki itu mempersilakan Wendy duduk di bangku panjang di pinggir lapangan. "Kalo kakak mau tanya- tanya entar sama kak Chanyeol aja langsung kak, kalo nanya aku takutnya menyesatkan soalnya aku belum tau banyak"
"Oke" Wendy menuruti perkataan Johnny dan mengambil tempat di bangku pinggir lapangan. Ia lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan tertutup itu. Lapangan basket itu seperti stadion tertutup dengan bangku penonton bertingkat dan lampu yang menggantung dari langit- langitnya.
Johnny tampaknya sudah sibuk dengan dirinya sendiri dan bola basketnya. Wendy mengambil hp di saku roknya dan membuka kunci layarnya. Ia harus memberitahu supirnya bahwa ia bakal pulang telat.
Pak, nggak usah dijemput. Saya masih ada urusan di sekolah, ntr saya balik sndiri aja
Ia mengirim sms itu ke Pak Sooman, supirnya tersayang, kemudian membuka aplikasi Instagram di hpnya sembari menunggu latihan basket dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Sunshine [completed]
FanficWendy benci ketidakadilan. Di sekolahnya yang baru ia bertemu dengan Chanyeol, seorang bully yang selalu mengganggu teman sebangkunya, Sehun.