Do Kyung keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang dada, Hae Young menatap dari bawah ke atas tubuh Do Kyung setengah telanjang dan langsung terpana. Mata Do Kyung terlihat mengingat kejadian yang pernah ada di pengelihatanya kalau Hae Young masuk kamar dan langsung terpana.
‘’Bagaimana kita bisa bertemu seperti ini lagi? Apa kau tinggal disini?” ucap Hae Young binggung
“Kau bilang tidak tahu dimana tempat tinggalku” kata Do Kyung dengan nada kesal, Hae Young menegaskan memang tak mengetahuinya. Do Kyung bertanya bagaimana caranya Hae Young bisa masuk kamarnya.
“Aku pindah ke tempat baru hari ini tapi aku penasaran dengan temboknya, Karena ada sebuah pintu. Kupikir pintu itu satu unit dengan tempat yang kusewa.” Cerita Hae Young, Do Kyung langsung berjalan masuk ke dalam ruangan yang disewa oleh Hae Young dengan pintu yang ada depanya.
“Banyak barang untuk persiapan pernikahanku
tapi aku belum membereskannya.” Kata Hae Young menutupi semua barang yang masih berantakan.
Do Kyung melihat sekeliling ruangan, Hae Young masih tak percaya mereka bisa bertemu seperti sekarang. Do Kyung melihat kalau itu ruangan
penyimpanan lalu bertanya sejak kapan ruangan itu bisa jadi seperti kamar. Hae Young baru tahu ternyata kalau sebelumnya itu ruang penyimpanan, menurutnya pantas saja karena terasa dingin dan suasananya aneh dan bisa dimengerti kalau harga sewanya sangat murah.
“Aku bilang sejak kapan tempat ini direnovasi?” tanya Do Kyung, Hae Young juga tak tahu karena
baru pindah hari ini.
“Jadi kau bukan pemilik tempat ini? Apakah kau juga penyewa tempatmu ini?” tanya Hae Young, Do Kyung tak menjawab kembali lagi ke kamarnya, Hae Young pun mengintip bari balik tanganya karena melihat Do Kyung bertelanjang dada didepanya.
Do Kyung berbicara di telp, sambil mengumpat pemilik rumah itu tak waras karena merombak ruang penyimpanan dan menyewakannya begitu saja, karena itu ilegal dan membiarkan pintu dikamarnya begitu saja.
“Dia tidak mau memberesi pintunya karena tidak ingin memberitahuku! Sudalah... Tendang saja dia keluar segera.” Ucap Do Kyung kesal. Hae Young didalam rumah sedang melihat ruangan Do Kyung.
Do Kyung mengingat sebelumnya melihat buku tahuna, Jin Sang pun mengerti mereka sudah menghancurkan kehidupan tunangannya Hae Young dan salah sasaran, lalu pesan Jin Sang apabila bertemu Hae Young lagi lebih baik kabur dan tidak menladeninya.
“Setelah dia tahu kalau kaulah yang menghancurkan pernikahannya... ini Menakutkan sekali.” Kata Jin Sang sambil bergidik tak bisa membayangkanya.
Do Kyung yang mengingat semuanya berusaha untuk melupakan dengan mengelengkan kepalanya.
Hae Young melihat sebuah alat pemutar kaset lalu dikagetkan dengan bantingan pintu saat Do Kyung masuk rumah. Do Kyung berjalan mendekat mengajak bertemu di kantor perusahaan real estate besok. Hae Young menanyakan untuk apa.
“Kita tidak bisa hidup seperti ini.” kata Do Kyung,
“Oh begitu. Karena pintu ini ‘kan? Ini memang sedikit tidak masuk akal. Dia bilang akan menutup p pintu itu 'kan?” ucap Hae Young, Do Kyung menyuruh Hae Young membatalkan kontrak sewa. Hae Young menanyakan alasanya.
“Aneh kalau kita tinggal disini seperti ini.” kata Do Kyung mencari alasan
“Kalau pintunya sudah di tutup, tidak akan terjadi masalah. Kita bisa menjadi tetangga. Bukankah akan baik-baik saja nanti? Aku Tidak masalah
Lagi pula kita 'kan saling mengenal.” Kata Hae Young
“Karena itulah tidak nyaman, kita saling mengenal.” Ucap Do Kyung
Hae Young sempat terdiam tak percaya ternyata Do Kyung itu orang yang langsung terus terang, menurutnya mereka tidak boleh saling bersikap kasar. Do Kyung tak banyak komentar menyuruh Hae Young segera kembali ke rumahnya. Hae Young mengejarnya mengetahui situasi ini
memang pantas dipermasalahkan lalu menghadang Do Kyung berjalan.
“Ketika kau bertanya saat itu apakah aku tahu di mana rumahmu, kau sudah menduga hal ini akan terjadi 'kan? Dan saat itu, aku bahkan tidak
mencari sebuah rumah. Jadi bagaimana bisa kau bahkan menanyakan hal itu, Seolah-olah kau tahu ini akan terjadi?” kata Hae Young, Do Kyung tak bisa menjawabnya
“Tapi aku sungguh tidak tahu kalau tempat tinggalmu disini. Bukannya aku jatuh cinta padamu pada pandangan pertama lalu menemukan di mana kau tingggal, dan diam-diam pindah ke tempat ini. Aku bukan orang yang
menakutkan seperti itu. Ini murni suatu kebetulan. Aku saja sangat terperangah.” Ungkap Hae Young, Do Kyung menatapnya saat Hae Young berbicara.
“Aku harus segera menemukan tempat tinggal.
Seorang peramal bilang padaku kalau namaku
"Oh Hae Young" tampaknya nama yang rapuh.
Jadi dia menyuruhku untuk menemukan tempat yang penamaannya kuat seperti "Pyungchang-dong." Itulah sebabnya aku ada di daerah sini dan
Kuharap tidak ada kesalahpahaman disini.” Jelas Hae Young
Do Kyung tak banyak komentar menyuruh Hae Young kembali ke rumah dan akan menemuinya besok lalu menunjukan jalan agar Hae Young segera kembali. Hae Young pun berjalan ke dalam kamarnya dengan wajah kesal menutup pintu, saat itu Do Kyung mendorong rak agar bisa menutupi pintu dan Hae Young tak mudah masuk. Hae Young hanya bisa menghela nafas melihat tingkah Do Kyung.
[ Episode 3: Mencintailah jika kau ingin hidup ]
Hae Young terdiam melihat Do Kyung yang sedang berbicara dengan seorang pria tua didepan kantor real estate. Si pria nampak kesal karena Do Kyung itu peduli dengan siapa menyewakan rumahnya dan harus memilih penyewa sesuai dengan keinginan Do Kyung. Hae Young memilh untuk membalikan badanya tak ingin melihatnya.
“ Ah.... Aku mengerti. Apa kau tidak menyukai wanita itu?”ucap si pria tua, Hae Young melotot mendengarnya ikut dibawa-bawa
“Aku tidak tahu kalau akan ada orang yang pindah. Tempat itu dulunya ruang penyimpanan.” Teriak Do Kyung tak terima
“Entah tempat itu dulunya ruang penyimpanan atau tidak, sekarang aku telah merenovasi tempat itu dan ingin menyewakannya. Kenapa kau yang marah-marah disini? Aku juga telah menegaskan hal itu kepada kantor distrik dan
juga sudah mengirim sms padamu berkali-kali supaya kau memperbaiki pintu itu.” ucap si pria, Do Kyung hanya bisa diam tak bisa membalas
“Tapi...Kenapa kau tidak mau mengangkat teleponku? Itu karena pikirmu, kalau aku akan menendangmu keluar. 'Kan?” kata si pria, Do Kyung menagatakan akan menggunakan ruang penyimpanan itu juga.
Pria itu mengumpat Do Kyung itu orang gila, Do Kyung mengatakan akan membayar deposit
keamanan dan menyewa tempat itu juga. Pria tua itu menegaskaan dirinya telah menyewakan tempat untuk Do Kyung tanpa mengetahui siapa Do Kyung dan sudah merasa muak dan lelah pada keluarganya.
Seorang wanita yang sedari tadi mendengar adu mulut dua pria mendatangi Hae Young memberitahu Do Kyung tinggal di rumah ini sejak masih kecil tapi Ibunya meminjam uang dari si pria makelar itu untuk membuat film, tapi semuanya gagal total.
“Makelar jadi merugi dan melelangkan rumah itu.
Karena dia juga sangat membutuhkan uang maka
dia menyewa lantai pertama dan kedua dan ruang penyimpanan semua secara terpisah. Dan sejak pria itu tinggal di rumah itu, dia ingin menyewakan tempatnya.” Cerita si wanita melirik ke arah Do Kyung.
Hae Young terlihat bisa mengerti, Si wanita tau ibu Do Kyung itu cukup cantik seperti dirinya, akhirnya si Pria tua masuk ke dalam kantor memanggil Nyonya Kim agar memaanggil kontraktor renovasi aga bisa menutup pintu, Nyonya Kim dan Hae Young terlihat mengangguk mengerti. Si makelar terlihat kesal dan ingin segera Do Kyung mengakhiri sewa tempat secepatnya. Hae Young terlihat merasa tak enak hati melihat Do Kyung berdiri diluar kantor.
Do Kyung berjalan lebih dulu dan Hae Young berjalan dibelakangnya, tiba-tiba Do Kyung berhenti yang membuat Hae Young juga ikut berhenti, lalu bertanya Berapa banyak uang jaminannya rumahnya, Hae Young binggung tiba-tiba Do Kyung bertanya itu.
“Aku akan membayar uang jaminan dan biaya pindahannya.” Kata Do Kyung
“Kenapa kau malah jadi repot-repot hanya karena masalah ini? Dia bilang akan mengganjal pintunya. Apa Kau benci punya tetangga Atau karena aku yang jadi tetanggamu?” ucap Hae Young heran
“Aku akan membayar uang jaminanmu dua kali lipat. Pindahlah ke tempat yang lebih besar, lagipula Perabotanmu juga banyak” ucap Do Kyung
“Kukira kau orang baik saat itu menyuruhku untuk tetap hidup, Tidak peduli seberapa menyakitkannya hidup itu, Tapi Kau mendadak begitu berubah. Aku heran kenapa bisa berubah secepat itu. Kenapa kau berusaha keras untuk mengusirku?” kata Hae Young heran
“Itu Kau seorang wanita dan aku seorang pria.” Ucap Do Kyung beralasan
Hae Young mengartikan Do Kyung takut kalau mereka akan tidur bersama, Do Kyung berteriak marah, Hae Young bertanya apakah ia tampak seperti tipe wanita yang selalu menempel setelah tidur dengan seorang pria, menurutnya Do Kyung
pasti mengira dirinya orang bodoh yang menangis di jalanan setelah pernikahannya
dibatalkan sehari sebelumnya. Do Kyung hanya menatapnya.
“Itu benar. Aku memang bodoh. Aku terobsesi dengan cinta pertamaku dan selalu ngeyel. Jadi jika kau takut padaku, maka kau saja yang pindah.” Kata Hae Young lalu berjalan pergi, baru beberapa langkah ia kembali mendekati Do Kyung.
“Aku sudah mengatakan semuanya padamu apa yang telah kulalui ini karena... kupikir aku tidak akan pernah bertemu denganmu lagi. Jika ada yang tahu, maka aku akan tahu segera kalau kau yang memberitahu mereka. Jika kau mulai bilang ke yang lain kalau kau ditusuk dari belakang
bilang saja kalau itu semua karenaku.” Tegas Hae Young lalu berjalan meninggalkan Do Kyung.
Hae Young sampai di rumah langsung mendorong pintu agar menghalangi pintu. Do Kyung sudah pulang mengambil beberapa kaset lalu segera pergi dengan membanting pintu. Hae Young mendengar bunyi bantingan pintu dengan keras lalu mengumpat kesal.
Soo Kyung tidur seperti kepompong membalut seluruh tubuhnya dengan selimut, lalu bangun sambil mengeluh adiknya yang memindahkan perabotan di pagi hari begini, tapi Do Kyung tak melakukan apapun bersiap pergi ke kantor. Park Hoon memberitahu akalu Pemilik merenovasi ruang penyimpanan dan menyewakannya.
“Dia semakin lama mengubah tempat ini menjadi tempat buruk.” Keluh Soo Kyung sambil mengambil botol air minum.
“Yah memang benar, tapi Ibulah yang menghancurkan hidup pemilik rumah ini. Jadi pemilik rumah itu mungkin butuh uang.” Kata Park Hoon sambil sarapan.
Soo Kyung satu liter air sampai habis dan botolnya mengerucut, menurutnya seharusnya meninju pria baru itu. Park Hoon menyuruh kakaknya agar menemui pria itu dengan wajah kakaknya yang baru bangun tidur maka nanti pria itu pasti akan lari. Soo Kyung dengan kesal langsung meniup kembali botol minum kembali lurus.
Do Kyung kembali menemui dokter menceritakan
sebelum wanita muncul di ruangan itu, sudah melihatnya lebih dulu kalau ini akan terjadi, walaupun hal itu tidak persis seperti yang
dilihatnya tapi hanya ada dalam pikirannya dan
bisa melihatnya dengan jelas di kepalanya.
“Seolah-olah aku bisa meramalkan masa depan,
Aku bisa melihat hal-hal yang akan terjadi. Jika menurutmu aku sudah gila, jujur saja denganku.
Orang yang sudah kehilangan akal pikiran mereka selalu menyangkal kalau itu benar terjadi. Tapi aku akan mengakuinya. Hal ini tidak mungkin kecuali kalau aku sudah gila.” Ucap Do Kyung mengebu-gebu, dokter yang sedari tidur mendengarkan cerita pasiennya akhirnya terbangun.
“Kau biasanya tidur berapa jam dalam sehari?
Orang yang tidak cukup tidur...biasanya mulai
memiliki khayalan tersebut. Cobalah membiasakan tidur malam selama tujuh jam.
Lalu kita akan lihat nanti apakah kau tetap memiliki gejala-gejala tersebut.” Kata Dokter akhirnya duduk didepan pasienya. Do Kyun terdiam bisa melihat dokter yang terkejut didepanya.
“Dalam beberapa detik lagi, kau akan kaget.” Ucap Do kyung
Dokter melihat sekeliling seperti tak percaya, lalu tiba-tiba terlihat sepasang kaki di jendela. Dokter langsung menjerit kaget ketakutan sampai mengangkat kaki ke atas kursi. Seorang pria turun dari tali membersihkan kaca jendela. Dokter pun bisa bernafas lega ternyata bukan orang yang bunuh diri.
Do Kyung langsung keluar dari ruangan dokter dengan wajah kesal, Dokter terlihat binggung dan langsung berteriak memanggilnya, memberitahu kalau Do Kyung itu tak gila karena semua tes yang dilaluinya itu normal. Do Kyung terus saja berjalan menuruni tangga.
“Kami hanya bisa tahu kapan kami berbicara dengan pasien. Kau itu dalam normal. Kau bilang kau mendapatkan penglihatan ini pada seorang wanita saja. 'Kan? Mari kita bicara tentang wanita ini dan cari tahu kenapa dia terus muncul.” Ucap Dokter, Do Kyung memilih untuk terus menuruni tangganya.
“Kau tidak gila! Pasti ada sesuatu yang lain yang terjadi!” teriak Dokter, Do Kyung terus saja melangkah pergi.
Do Kyung pergi ke sebuah pasar, lalu menaruh mic di lantai atas dengan earphone. Di lantai bawah sudah banyak orang lalu lalang yang sedang berbelanja, Do Kyung mulai menyalakan alat perekamnya.
“Di Seoul bagian Selatan, lantai tiga dept. store.” Ucap Do Kyung agar bisa mengetahuinya.
Do Kyun sudah pindah diatas gedung sambil berbicara “Di atas bangunan SH dengan
pemandangan Sungai Hangang, Jam 2 siang. Do Kyung seperti merasakan bunyi hembusan angin sambil memejamkan matanya.
Tiba-tiba bayangan Hae Young kembali datang dengan memakai kalung berkata “Kenapa kau datang telat sekali? Aku sudah menunggu lama sekali.” Do Kyung membuka matanya melihat dengan jelas Hae Young yang berdiri didepanya.
Hae Young membuat kopi dengan penuh amarah, sambil melempar sendoknya. Tiga orang temanya hanya bisa mengeleng tak mengerti dengan sikap Hae Young selalu marah-marah. Hae Young bertanya apakah ia boleh mengajukan satu pertanyaan. Si Manager terlihat lelah mendengarnya bertanya apa lagi sekarang.
“Kau bisa menganggap aku pindah sebagai tetangga sebelahmu. Apa kau jadi menggila dan langsung mengusirku? Apakah aku sungguh seburuk itu?” ucap Hae Young heran,
Managernya bertanya apakah tetangganya itu tampan. Hae Young mengingat saat melihat Do Kyung bertelanjang dada, tapi teringat kembali saat Do Kyung terlihat kesal didepan kantor real estate, menurutnya ketampanan pria itu tergantung.
“Kalau dia orang tampan, memang wajar saja melakukannya. Karena kecantikan adalah masalah subjektif. Dengan standar yang sudah ditetapkan.” Kata Manager
“Manager, Yang benar saja kau berkata seperti itu, Banyak orang bilang kalau aku ini cantik.” Kata Hae Young percaya diri, dua wanita langsung tertawa mendengarnya.
Hae Young mengejek dua wanita itu sebenarnya tak lebih cantik dari dirinya, seorang pria masuk berteriak memberitahu Soo Kyung datang. Semua langsung berhamburan kembali meja kerja. Soo Kyung masuk kantor dengan segelas kopi dan kacamata,yang terlihat necis, tak seperti saat ada dirumah.
Nyonya Heo Ji Ya, ibu Do Kyung baru membaca beberapa lembar naskah dengan cepat, lalu berbicara pada anak muda didepanya memberitahu kalau ia sudah rabun jauh karena usia menua, jadi tidak bisa membaca dengan baik.
“Aku sudah mengusahakan segala upaya untuk melalui semua itu. Aku kecewa sekali dengan naskahnya. Tidak bisakah kau membuatnya
terlihat kutu buku dan dangkal?” keluh Nyonya Heo mendekati anak muda.
“Kau itu super kutu buku! Menulislah seperti dirimu. Sama seperti dirimu sendiri! Jangan berusaha menjadi dingin.” Jerit Nyonya Heo, sambil melempar naskah dengan judul
[ Perceraian Selama Pernikahan]
“Kau pikir kenapa aku mau kontrak denganmu?
Itu karena aku melihat dirimu yang kutu buku.
Aku ingin kau menonjolkannya. Kenapa kau terus berusaha menghilangkan kekutu bukuanmu itu?” kata Nyonya Heo dengan nada tinggi
Si pria muda merasa kalau naskah itu masih sebuah film. Nyonya Heo merasa pria itu Ada sesuatu yangtidak tahu, menurutnya jika memang pria itu benar-benar kutu buku, maka itu sebuah mahakarya. Si pria hanya bisa melonggo diam.
Do Kyung akan menuruni tangga, Nyonya Heo melihat anaknya bertanya apakah ia punya waktu luang karena ingin berbicara denganya. Do Kyung memilih untuk menghindar, Nyonya Heo mengejar anaknya padahal sedang bicara, Do Kyung terus berjalan menghindarinya.
“Hei.... Apa kau terus mengabaikanku? Do Kyung!” teriak Nyonya Heo memanggil, Do Kyung masuk ruangan dan langsung menguncinya
Nyonya Heo berteriak memanggilnya sambil mengedor-gedor pintu, Do Kyung tak peduli langsung sibuk berkerja dengan layar laptopnya, Nyonya Heo mengomel sendiri didepan pintu.
Dua anak buah Do Kyung melihat Nyonya Heo langsung membungkuk memberikan salam. Nyonya Seo memilih untuk segera pergi karena tak ingin terlihat rendah. Pria gemuk melihat Nyonya Seo pasti butuh uang lagi dan terlihat sangat meminta uang dari anak yang telah berkerja semalaman.
“Ada orang yang dilahirkan untuk menghasilkan uang sementara yang lain menghabiskan uang.
Itulah dua orang itu.” Ucap pria gemuk
“Aku berharap bisa menghasilkan dan menghabiskan uang juga.” Kata si pria kurus, pria gemuk juga berharap seperti itu.
Seorang pria sudah membawa bor dan melihat dibalik pintu kamar Hae Young, lalu Hae Young meminta untuk menutupnya disisi yang lainya. Pria itu mengatakan tak bisa karena mereka
harus menghapus seluruh kerangka rumah ini dan menempatkan semennya di depan pintu juga.
Akhirnya Hae Young menekan pintu rumah Do Kyung tapi tak ada sahutan dan berpikir sedang tak ada dirumah. Lalu ia menelp Hee Ran meminta agar mengirimkan nomor telp Do Kyung, si produser sound film dan Orang yang menabrak hidungnya, dan berjanji akan menceritakan nanti.
Di studio, Park Hoon dengan temannya sedang mengedit volume suara. Salah satu temanya melihat ponsel disampingnya bergetar dan terlihat nomor yang belum disave. Park Hoon bertanya kenapa tak diangkat telpnya, Temanya menjawab kalau itu ponsel milik Do Kyung. Park Hoon bertanya siapa yang menelpnya, pria itu melihat nomor yang tak dikenal. Di depan rumah Hae Young mondar mandir berharap agar Do Kyung segera mengangkatnya.
Si pria yang mendengar bunyi suara getaran terlihat kesal karena sedang sibuk seharusnya menelp nanti saja, akhirnya mengangkat telp milik Do Kyung, memberitahu kalau Do Kyung tak ada diruangan jadi meminta agar meninggalkan pesan saja. Park Hoon langsung bertanya siapa yang menelp kakaknya, si pria menjawab “Oh Hae Young”
Mata Park Hoon langsung melotot, mulutnya melongongo sangat lebar. Si pria nampak bingung menanyakan siapa dan kenapa Park Hoon sampai bersikap seperti itu.
“Dia si Jalang yang akan dinikahi Hyung dan menghilang pada hari pernikahan.” Kata Park Hoon, si pria bergantian melonggo mendengarnya. Park Hoon tiba-tiba kesal sendiri dan berdiri dari tempat duduknya.
“Dia pasti sudah gila dan tanpa punya malu meneleponnya!” jerit Park Hoon dengan bertolak pinggang, si pria berkumis berpikir keduanya kembali berpacaran.
“Tidak mungkin! Apa kau gila?” teriak Park Hoon, Si pria melihat ponsel Do Kyung
Park Hoon meminta agar memberikan padanya, tapi si pria tak ingin memberikan karena takut nanti Do Kyung pasti marah. Park Hoon merampasnya, si pria tak mau tanggung jawab nantinya dan akan berpura-pura tak mengetahuinya.
Hae Young melihat ponselnya berdering dan Do kyung menelpnya balik, Park Hoon menyapa Hae Young yang sudah lama tak bertemu. Hae Young binggun siapa pria yang menelp dengan mengunakan ponsel Do Kyung. Park Hoon merasa tersinggung, karena Hae Young
melupakannya dengan cepat. Hae Young masih tak mengenal siapa pria yang berbicara denganya.
“Aku Park Hoon. Adiknya Park Do Kyung.” Kata Park Hoon, Hae Young heran untuk apa Park Hoon menelpnya.
“Jangan hubungi kakakku lagi. Kau pasti mengira kalau kakakku itu mudah diperalat. Tapi aku dan kakakku akan menghancurkanmu perlahan-lahan, dasar jalang! Kau pikir kau sebagus itu hah? Dasar jalang mengerikan!!! Kau adalah tipe wanita yang paling dibenci kebanyakan pria! Apa kau tahu?!!!” teriak Park Hoon, Hae Young melonggo mendengarnya.
“Sebaiknya Tutup mulutmu! Jika kau menghubungi kakakku lagi, aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri!!! Kecuali jika kau ingin terbongkar secara umum, tetaplah disana jangan muncul kembali! Dasar jalang!!!” teriak Park Hoon histeris.
Tiba-tiba ponselnya diambil, Do Kyung mengeluh hanya istirahat lima menit saja. Si pria kumis langsung berjalan keluar menghindarinya. Do Kyung bertanya siapa yang menelpnya, Park Hoon memberitahu kalau siapa lagi yang akan membuatnya marah dan menyebut nama “Oh Hae Young” Park Ho melihat ponselnya ada nomor yang tak dikenal.
“Jangan angkat teriak itu! Itu semua karena kau tetap menanggapinya.” Teriak Park Hoon, tapi Do Kyung tetap mengangkatnya.
“Hei... Katakan padaku kenapa kau melakukan hal ini. Apa ada rumor nasional yang bilang kalau Oh Hae Young adalah orang yang bodoh? Hah?
Kenapa kau bersikap kasar kepadaku?” teriak Hae Young marah. Do Kyung menghela nafas menutup telpnya, Hae Young makin kesal karena Do Kyung kembali menutup telpnya.
“Jika kau bahkan tidak bisa mengatakan sepatah kata apa pun, kenapa kau mengangkat teleponnya. Apa kau ingin mendengar suaranya?
Dia sudah menduganya dan mengambil keuntungan karena itu!” teriak Park Hoon kesal, Do Kyung memberikan kode pada anak buahnya, si pria pun langsung menutup pintu studio.
“Kau harus mati hari ini.” kata Do Kyung dengan tatapan dingin
“Kenapa harus aku? Bunuh sajadia! Bukan aku!
Bunuh si sundal itu! Bukan aku! Kau selalu saja melampiaskannya padaku! Kenapa aku harus mati? Kenapa?” jerit Park Hoon ketakutan melihat kakaknya sudah membuka jaketnya dan siap melampiaskan amarahnya.
Do Kyung berlari keluar dari gedung dengan cepat, teringat kembali kenangan dengan Hae Young.
Flash Back
Hae Young baru saja menerima surat tapi menurutnya aneh karena tidak pernah ikut klub buku di SMA, setelah melihat namanya menurutnya Oh Hae Young si gadis yang satu lagi karena mereka memiliki nama yang sama
“Jadi ini surat dari Klub buku? Lucu sekali bagaimana dia bergabung dengan klub yang sungguh menyerupai dirinya.” Komentar Hae Young sambil berbaring membaca surat. Do Kyung bertanya seperti apa wanita yang memiliki nama yang sama dengan pacarnya itu.
“Kau tahu... seperti kebanyakan orang Dia tidak punya karakter dirinya dan tampak sedikit membosankan juga. Kau pasti sudah tahu, Tipe orang dengan kehidupan yang malang. Itulah dia.” Cerita Hae Young
Hae Young duduk di minimarket sambil membuka bir tapi busa dalam bir muncrat membuat wajahnya semuanya basah, seperti memang kemalangan terjadi padanya. Akhirnya Hae Young pulang kerumah dengan membanting semua barang belanja dan juga mengeluarkan pengorengan diatas kompor.
Do Kyung bisa mendengar kegaduhan dikamar sebelah, Hae Young terlihat kesal melampiaskan dengan menendan rak buku yang menutupi pintunya. Do Kyung bisa dengan jelas mendengarnya, Hae Young melotot kaget karena tiba-tiba Do Kyung mengeser rak lemari dan masuk ke dalam kamarnya.
“Kau yang urus untuk menutup pintunya dan Cari tahu kapan kau bisa ada waktu. Aku tidak punya barang berharga dan tidak peduli jika kau mencurinya.” Ucap Hae Young sambil mengoreng telur
“Maaf.... Adikku yang salah. Itu karena dia salah mengira dirimu dengan orang lain. Setelah aku pergi, tak usah dikhawatirkan konstruksinya. Aku yang akan pindah.” Kata Do Kyung merendahkan diri.
“Kau memang benar-benar membuatku merasa seperti sampah. Apa kau memberitahu adikmu kalau aku ini suka menempel pada seseorang?” ucap Hae Young kesal, Do Kyung mengatakan bukan begitu maksudnya.
“Lalu kenapa kau terus membuat semuanya seperti kalau aku itu menempel terus padamu?
Apa aku ini pindah dengan maksud tertentu?”ucap Hae Young dengan nada tinggi
“Aku tahu kau tidak begitu. Hanya saja aku... Aku punya beberapa masalah. Ini semua salahku. Aku bersumpah.” Kata Do Kyung
“Apa masalahmu? Apa kau membunuh seseorang
setiap malam atau apa?” ucap Hae Young penasaran, Do Kyunga menjawab dan mengatakan Hae Young tak usah mengkhawatirkan konstruksinya lalu kembali menutup dengan raknya. Hae Young terlihat kesal akhirnya tak bisa membuat telur ceplok dengan benar.
Jin Sang akan makan sushi akhirnya hanya melonggo sampai sushinya jatuh, merasa temanya itu bercanda, tak percaya kalau Hae Young pindah ke ruang penyimpanan Yang biasa
digunakan ayahnya. Do Kyung tak banyak berkata-kata hanya terus makan, Jin Sang berteriak tak percaya sampai membuatnya merinding dan panik.
“Aku benci merasakan seperti ini... Tapi Mungkin dia tahu segalanya. Setelah mengetahui bahwa kaulah yang telah merusak hidupnya makanya mungkin dia menempel padamu. Untuk membuatmu merasa bersalah dan membunuhmu!” Kata Jin Sang yakin
“Kau Tidak bisa lihat dari wajahnya, aku yakin
Bukan begitu, jadi Aku yang akan pindah.” Ucap Do Kyung
“Apa? Tapi kau sudah berusaha keras untuk
pindah kembali ke rumah ini!” kata Ji Sang tak setuju.
“Aku akan melihat dia sepanjang waktu. Bagaimana aku bisa hidup seolah-olah tidak ada yang terjadi? Aku bukan seorang psikopat. Aku akan tetap menyewa lantai pertama dan pindah dari lantai dua.” Tegas Do Kyung
Jin Sang memastikan kalau Hae Young itu tidak akan pindah, Do Kyung merasa tak bisa memaksa pindah, tiba-tiba terdengar suara sepatu wanita masuk ke dalam rumah. Jin Sang melihat So Kyung yang baru pulang dengan keadaan mabuk tak bisa membuka tali sepatu high hellsnya.
“Wow. Dia memang punya daya tahan yang bagus, Bagaimana bisa dia mabuk terus seperti itu setiap hari?” komentar Jin Sang
“Hei... Lalu Bagaimana Han Tae Jin? Apa kau sudah menengoknya?” tanya Do Kyung
“Kurasa mengeluarkanny hal yang sulit. Dia sedang mempersiapkan untuk sidang pertamanya. Tapi untuk sekarang, akan menjadi kasus yang sulit kecuali CEO Jang yang bersaksi.” Jelas Jin Sang
So Kyung tak bisa melepaskan sepatunya dan langsung masuk ke dalam rumah, Do Kyung berteriak menyuruh kakaknya melepaskan sepatu anehnya sebelum masuk rumah. So Kyung duduk disofa langsung mengangkat kakinya dan melepaskan sepatu lalu menaruh diatas meja. Do Kyung langsung membuangnya jauh-jauh. Jin Sang mengajak temanya segera pindah, saat itu juga Soo Kyung langsung berbaring disofa. Dua pria pun memilih untuk meninggalkanya.
Hae Young minum bir sambil menonton acara tentang makanan, lalu melihat foto keluarga yang dipanjang didepanya. Akhirnya ia menelp ibunya, protes kalau ibunya itu tidak penasaran tentang keadaan anaknya yang telah diusir. Ibu Hae Young pikir untuk apa, karena ia yang menginginakn anaknya menghilang dari pandangannya.
“Ibu.... Kau tidak perlu melakukan ini padaku.
Jika aku sukses nanti, kau tidak kebagian apa pun.” Kata Hae Young
“Tentu.... Kuharap kau menjadi sukses.” Balas ibu Hae Young lalu menutup telpnya, Hae Young kesal sendiri dengan ibunya yang tak peduli menurutnya sangat kejam lalu makan telur ceplok tanpa bentuk dan kimchi.
Tuan Oh berjalan mendekati istirnya, memastikan kalau tempat yang mereka datangi itu memang yang ditinggali oleh Hae Young. Ibu Hae Youn yakin karena Perusahaan real estate yang mengatakan padanya. Tuan Oh memastikan pintu yang sudah terkunci dan tak bisa terbuka dari luar, lalu memeriksa tralis yang menutupi jendela, tapi yang terjadi tralisnya malah jatuh.
Hae Young mendengar kegaduhan dari luar rumahnya, akhirnya keluar rumah dan melihat tralisnya copot, dengan mengumpat kesal berteriak kalau ia itu tak memiliki barang berharga dan bertapa teganya sampai mengambil tralis jendela miliknya. Dibawah jendela, Orang tua Hae Young bersembunyi dengan memegang tralis yang jatuh.
Do Kyung seperti melihat kegaduhan diluar dan melihat dua orang pria dan wanita yang membawa tralis lalu memanggilnya. Ibu Hae Young mengatakan kalau tidak mencurinya. Do Kyung menunjuk tralis jendela yang dibawanya, Ibu Hae Young mengataka kalau itu dari tempat putrinya.
“Kami datang untuk memeriksa keadaanya
setelah mengusirnya dari rumah.” Kata Ibu Hae Young, Tuan Oh memilih untuk pergi meninggalkanya.
“Ini jatuh selagi kami memeriksa untuk melihat apa ini aman atau tidak. Kami akan memanggil seseorang besok dan menyuruhnya meletakkannya kembali. Pergilah dan tanyakan saja padanya, Nama anakku Oh Hae Young. Tapi jangan katakan padanya kalau kami berada disini.” Kata Ibu Hae Young membawa tralis jendela.
Do Kyung memanggilnya meminta agar diberikan padanya saja, karena akan memasangnya besok. Ibu Hae Young melihat Do Kyung yang membawa kembali dengan menaiki tangga. Diluar, Ayah Hae Young terlihat gemetaran, istrinay keluar rumah mengejek suaminya itu bijaksana sekali. Tuan Oh menanyakan tentang tralis jendela yang mereka bawa tadi. Ibu Hae Young memilih untuk berjalan pergi.
Pagi hari
Hae Young duduk diam sambil melihat pesan dari ponselnya [Pemesanan Anda di Before Sunset...]
Flash Back
Hae Young berbaring di paha Tae Jin sambil melihat ponselnya dan merasa terpana melihat pemandangan kafe yang sangat menakjubkan. Tae Jin pun melihatnya.
Hae Young melihat agendanya ada sebuah tulisan [ Kafe Before Sunset dengan cintaku ] lalu nelp temanya memberitahu hari ini jam 5, tapi Hee Ran seperti tak bisa ikut karena sibuk.
“Kau akan menyesal jika kau tidak datang. Sulit untuk memesan tempat disini. Apa Kau serius tidak bisa datang?” ucap Hae Young sedih karena temannya masih berkerja di hari libur, akhirnya menutup telp lalu menatap wajahnya di cermin.
Tae Jin masih mengunakan baju tahanan seperti sangat lelah, Pengacaranya bertanya apakah Tae Jin mengenal Park Do Kyung Orang yang
membuat CEO Jang menarik investasinya, lalu memberitahu kalau Salah satu temannya adalah
seorang pengacara dan pria itu adalah salah satu teman kuliah pengacara yang ada difirma hukum.
“Dan rupanya dia mengatakan sesuatu yang aneh pada pertemuan mereka. Setelah dia tahu firma hukum kita yang mewakilimu... dia merasa tidak enak sekali tentang kasusmu.” Cerita pengacara yang membuat Tae Jin kaget.
Flash Back
Jin Sang sedikit mabuk menceritakan Do Kyung tahu tentang Oh Hae Young dan Han Tae Jin mau menikah Tapi dia tidak tahu kedua orang itu
sudah menentukan tanggal pernikahan, dan menurutnya itu murni kesalahpahaman.
“Dia bilang itu semua salah paham, tapi aku tidak tahu apa maksudnya.” Ucap si pengacara.
Teman pengacara Jin Sang merasa kalau semua ini bukan salah paham, karena memang semuanya benar kalau keduanya sudah menentukan tanggal pernikahan. Jin Sang tetap menegaskan kalau semua ini adalah kesalahpahaman karena Do Kyung tidak tahu kalau ternyata itu adalah wanita itu yang akan menikah, Temanya merasa Jin Sang itu bisa membuatnya gila
“Dia tidak tahu kalau Oh Hae Young adalah Oh Hae Young.”ucap Jin San
Pengacara Tae Jin merasa Jin Sang memang
biasanya sedikit aneh tapi memang benar kalau Tae Jin dan Hae Young akan menikah, jadi Jin Sang bilang itu murni kesalahpahaman dan itulah sebabnya semua ini terjadi lalu bertanya-tanya apa sebenarnya maksud ucapanya. Tae Jin terdiam sejenak lalu meminta Pengacaranya mencari tahu tentang Park Do Kyung.
Do Kyung melonggo melihat Hae Young berbeda dari biasanya dengan mini dress, berdandan sangat rapih. Lalu terlihat kembali bayangan Hae Young yang berjalan sendirian lalu berkata “Kenapa kau telat sekali?” Do Kyung melihat kalung dan anting Hae Young dipakai sepasang serta pakaian yang sama dengan pengelihatanya.
Hae Young langsung pergi mengacuhkan Do Kyung, sementara Do Kyung memilih masuk kedalam mobil tapi menatap kembali Hae Young dengan wajah khawatir.
Hae Young masuk sebuah restoran, seorang pelayan bertanya apakah sudah pesan tempat, Hae Young mengangguk. Pelayan mengantar Hae Young ke meja yang ada diluar, terlihat ada pemandangan rumah berjejer.
Flash Back
Hae Young berbaring di atas paha Tae Jin merasa kaget melihat foto Kafe yang punya pemandangan menakjubkan lalu memperlihatkan fotonya pada pacaranya. Ia pikir Menyenangkan sekali pasti makan dicafe itu sambil melihat matahari terbenam.
“Kita bisa pergi kesini. Haruskah kita pergi hari ini?” kata Tae Jin
“Kau harus memesan tempat ini sebulan sebelumnya.” Ucap Hae Young, Tae Jin pikir mereka bisa memesannya sekarang dan meminta nomor kontaknya.
Hae Young menuliskan di agendanya, [Kafe Before Sunset dengan cintaku] dengan senyuman bahagia memberitahu kalau tanggal pemesanan itu adalah sekitar sebulan setelah pernikahan mereka, dan merasa penasaran akan seperti apa mereka nanti, Akankah masih saling menyukai seperti sekarang.
“Aku yakin kita akan lebih saling mencintai karena kita akan hidup bersama.” Ucap Tae Jin berbaring sambil memeluk pacarnya. Hae Young mengodanya merasa tak percaya.
Tae Jin ingin menciumnya, Hae Young menjauh karena ada ibunya dirumah. Tae Jin pikir tak masalah karena mereka tak akan berisik. Hae Young menolaknya langsung duduk diatas tempat tidurnya, tapi Tae Jin malah sudah siap membuka bajunya, Hae Young tertawa berpikir pacarnya itu sudah gila. Tae Ji langsung memeluk Hae Young dan berbaring ditempat tidur.
Sepiring steak terlihat sudah dingin, Hae Young duduk sendirian ternyata semua sudah berubah tanpa ada Tae Ji didepanya. Pemandangan sunset hanya dinikmati sendiri saja.
Park Hoon cemberut tak mau melihat ke layar saat film diputar, Do Kyung berteriak agar adiknya bisa mengamati film yang sedang diputar. Park Hoon mengatakan tidak akan tahu walaupun
sudah mengamatinya ke-12 kali pun Jadi lebih baik katakan saja padanya.
“Kau bahkan tidak mau belajar! Pikirkan ini! Kau mendengar pintu terbuka. Lalu dimana suara pintunya menutup?” ucap Do Kyung dengan nada tinggi
“Tapi kau tidak lihat adanya pintu tertutup!” teriak Park Hoon kesal
“Apa kau menambahkan nada dering hanya ketika ada ponsel di layar filmnya? Kau harus berpikir tentang waktunya.” Teriak Do Kyung sambil memutar kembali video dan menunjuk menit dengan menempatkan suara pada detik tersebut.
“Kenapa tidak bisa kau ajarkan padaku dengan cara yang menyenangkan? Kenapa kau jadi marah?” keluh Park Hoon
Do Kyung mengatakan Park Hoon itu bisa belajar melakukan hal seprti dalam tiga bulan tapi karena tidak berkonsentrasi, jadi lebih lama. Park Hoon hanya bisa menghela nafas menahan amarahnya, Do Kyung kembali memutarnya lalu menghentikanya, tiba-tiba wajahnya tertunduk sambil menutup matanya. Park Hoon bertanya apa lagi yang membuat kakaknya terlihat tak suka. Do Kyung mengatakan Ada sinar matahari.
Park Hoon binggung, memang kenapa. Do Kyung berteriak kalau adiknya membiarkan adegan filmnya berlalu tanpa suara apa pun. Park Hoon menjerit frustasi sebenanrya apa lagi yang harus dimasukan pada film itu. Do Kyung mengatakan agar adiknya masukkan suara sinar matahari
yang masuk lalu keluar ruangan. Park Hoon binggung bagaimana suara sinar matahari lalu mengumpat kakaknya itu memang orang gila.
Semua teman SMA Hae Young mulai minum bir dan makan cemilan, saat Hae Young datang semua pria bersorak menyambutnya. Hae Young yang mengunakan dress dan juga sepatu high heels dengan bangga berjalan seperti layaknya model sampai ke meja, lalu duduk disamping Sung Jin.
“Wow, itu kau, Hae Young...Jika kami tak sengaja bertemu denganmu di jalan, kami akan mengajakmu kencan. Kau sudah banyak berusaha dengan pakaian yang kau kenakan hari ini. Ada acara apa kau jadi begini?” kata Sung Jin
“Ini pakaian untuk pernikahanku.” Kata Hae Young terdengar sedikit bangga dan memperlihatkan tas, kalung, anting, jam tangan dan semua yang dipakainya itu adalah hadiah pernikahan.
“Jika kau ingin barang mewah bermerek dari Ibu kalian... tetapkan tanggal pernikahan. Beli semuanya dan membatalkannya seperti yang kulakukan.” Kata Hae Young, semua bersorak merasa itu Ide yang bagus.
“Jadi Kau tidak mengembalikan semua barang itu?” ucap Teman wanita SMAnya.
“Wah... Kapan aku pernah punya kesempatan lagi
untuk memiliki barang mewah ini? Kenapa aku harus mengembalikannya?” ucap Hae Young, Teman wanita lain bertanya mau kemana Hae Young berpenampilan seperti itu
Hae Young pikir mereka pasti sudah tahu, akan
pergi kencan buta. Semua kembali bersorak mendengarnya. Teman lain bertanya apakah semuanya berjalan lancar. Hae Young hanya menjawab “Ya begitulah.” Sung Jin menyimpulkan kalau semua berjalan lancar. Hae Young menegaskan kembali jawabanya sambil mengeluh harus terus bertemu orang-orang seperti itu.
“Setelah kau pergi kencan buta, jika kau bilang itu mengagumkan maka kau dan dia tidak berjodoh.
Kenapa itu mengagumkan? Itu mengagumkan karena dia memang tidak dimaksudkan untuk menjadi milikmu. Dia hanya seseorang yang kau
kagumi. Lalu Kenapa mengaguminya? Karena kau tidak bisa memiliki dia.” Jelas Sung Jin yang membuat semua bersorak.
“Jika dia tampak seperti jodohmu ketika kau bertemu dengannya maka mereka semua akan
mengatakan ini sesudahnya, “Hmm... ya begitulah.” Mereka lebih cenderung untuk menikah.” Ucap Sung Jin, semua kembali menjerit, Hae Young hanya mengelengkan kepala mendengarnya.
“Hae Young, kurasa kita berjodoh. Inilah yang kurasakan ketika aku melihatmu.” Goda Sung Jin sambil menaruh kepalanya di pundak Hae Young.
Hae Young merasa Sung Jin itu ingin ditampar, Sung Jin tertawa mendengarnya mengingatkan
dulu memilih Hae Young untuk jadi ketua kelas. Hae Young menutup wajahnya meminta Sung Jin menghentikan membahas hal itu.
Flash Back
Di papan tulis melakukan Pemilihan ketua kelas, seorang pria berdiri mencalonkan Oh Hae Young. Semua bersorak-sorak mengelukan nama Oh Hae Young dan Hae Young terlihat santai karena sudah pasti Hae Young dimaksud itu Hae Young si cantik bukan dirinya.
Sung Jin berteriak mengangkat tanganya, kalau ia
akan mencalonkan Oh Hae Young. Guru binggung kalau Hae Young sudah dicalonkan, Sung Jin menunjuk kalau yan dimaksud itu Hae Young yang biasa, semua langsung tertawa mendengarnya. Hae Young melonggo kaget, di papan tulis tertulis nama Si cantik Oh Hae Young dan Si Oh Hae Young yang Biasa . Sang guru tak setuju langsung menghapusnya dengan menganti memakai nomor.
Ketika pemilihan banyak yang memilih Oh Hae Young nomor 1 dan membuat Hae Young seperti merasa kecil dan terkena palu yang cukup besar. Pada kertas suara yang terakhir tertulis pilihan pada Oh Hae Young nomor dua. Semua orang langsung tertawa mendengarnya.
Sung Jin dengan rasa bangga kalau ia satu-satunya yang memilih Hae Young, dimana orang-orang memilih Oh Hae Young cantik tapi dirinya tetap memilih Hae Young si biasa. Hae Young tertunduk malu mendengarnya, semua langsung mengajak mereka bersulang bersama-sama.
“Terima kasih, teman. Apa yang akan kulakukan tanpa satu suara darimu? Kaulah satu-satunya bagiku.” Ucap Hae Young
“Kau Setuju 'kan? Kalau aku satu-satunya, ya 'kan? Haruskah kita pergi clubbing untuk merayakannya?” ajak Sung Jin
Hae Young terlihat masih malu-malu, Sung Jin lalu mengajak Hae Young ke tengah akhirnya Hae Young mulai mengila mengikuti irama lagu yang diputarkan DJ, menari melepaskan semua kegundahan dirinya.
Tuan Oh sedang menonton TV dikamar, Ibu Hae Young terbangun dari selimutnya terlihat matanya sembab karena menangis sambil tertidur lalu mengajak suaminya agar membawa anaknya kembali ke rumah lagi.
“Kita bawa pulang Hae Young. Aku tidak bisa menjalani hidup tanpa dirinya. Ayo kita bawa pulang dia, sayang.” Ucap Ibu Hae Young menangis tak bisa lagi menahan rasa rindu pada anak semata wayangnya
Hae Young pulang ke rumah merasakan udara dingin yang menusuk , lalu mencari-cari kuncinya dalam tas tapi tak menemukanya. Matanya melihat ada tempelan di pintu, Tukang Kunci 24 jam, akhirnya berusaha untuk menelpnya agar bisa membuka pintu rumahnya, tapi telpnya tak diangkat. Hae Young pun duduk didepan pintu sambil menahan dingin.
Do Kyung sedang mengedit suara dalam studio, tepat pukul setengah 12 malam, adegan wanita yang mengunakan high heel menyusuri jalan yang hujan, pikiranya kembali pada bayangan Hae Young sambil berkata “Kenapa kau pulang selarut ini? Aku pikir aku akan mati menunggumu.” Do Kyung memilih untuk tak memikirkan dan kembali sibuk berkerja.
Hae Young berusaha untuk menahan rasa dinginya tapi akhirnya tak kuat lagi memilih untuk keluar rumah. Do Kyung kembali melihat bayangan Hae Youn berjalan sendirian lalu seorang pria mengikutinya dari belakang seperti ingin bertindak jahat. Akhirnya Do Kyung keluar dari studio dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Hae Young berjalan sendirian, sosok pria dengan mengunakan jaket dan memakai tapi mengikutinya dari belakang. Mobil Do Kyung sampai dijalan rumah langsung melihat Hae Young yang di ikuti oleh seorang pria, Do Kyung langsung memanggil Hae Young, sang pria langsung kabur. Hae Young menolehkan kepalanya, Do Kyung mendekat sambil bertanya mau kemana Hae Young
“Kenapa kau pulang malam sekali? Aku pikir aku akan mati menunggumu.” Ucap Hae Young, Do Kyung terdiam karena apa yang dilihat sekarang sama dengan dalam bayanganya.
Akhirnya Hae Young masuk dari kamar Do Kyung dan melihat sebuah rak, ia berpikir peran gender
mereka telah berganti. Do Kyung pun menarik rak agar Hae Young bisa masuk rumahnya, Hae Young mengucapkan terimakasih lalu membuka pintu agar bisa masuk ke dalam rumahnya. Do Kyung tanpa bicara langsung menutup kembali dengan mendorong raknya.
Hae Young memakai selimut dan ingin menyalakan kompor agar bisa membuat teh tapi terlihat kompornya tak bisa menyala. Do Kyung sedang berganti baju bisa medengar Hae Young yang berusaha menyalakan kompor serta mengigil kedinginan.
Do Kyung sudah membuat dua gelas teh dan Hae Young sudah duduk dikamarnya dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya. Suasana hening terjadi ketika keduanya mulai minum teh, lalu tiba-tiba Hae Young tertawa sendirian
“Ketika aku masih SMA, ada pemilihan ketua kelas. Temanku si orang bodoh itu mencalonkan diriku. Kelakuanku tidak cukup baik sampai harus dicalonkan,Dia hanya bermain-main denganku. Pada waktu itu... Aku punya satu suara. Aku adalah orang yang memilih untuk diriku sendiri. Aku yang memilih diriku sendiri.
Aku khawatir bahwa aku tidak akan dapat suara satu pun.” Cerita Hae Young, Do Kyung menatapnya
“Astaga... semakin aku memikirkannya, semakin marah aku jadinya. Bagaimana dia memilih orang lain setelah dia mencalonkan diriku? Dia pasti memilih si cantik Oh Hae Young. Di sekolah...ada dua Oh Hae Young. Oh Hae Young yang lain
punya segalanya.” Cerita Hae Young, Do Kyung seperti sedikit tegang mendengar ceritanya.
Di tempat lain, Hae Young yang cantik masuk ke dalam sebuah hotel dengan koper yang dibawanya, lalu berdiri didepan jendela melihat keindahan kota Seoul dari atas.
“Kurasa dunia dulu memihakku.Ketika aku berada dengan dia...maka aku hanya menjadi pengiring pengantinnya. Tapi kalau aku benar-benar kehilangan diriku dan menjadi dirinya.. “
“Jika kesempatan seperti itu datang...apa aku akan memilih pilihan untuk menjadi dirinya?
Ternyata aku tidak akan memilih menjadi dirinya.
Aku hanya ingin memperbaiki diriku sedikit. Aku tidak ingin menjadi dirinya. Aku... masih mencintai apa adanya diriku.” Ucap Hae Young dengan menahan tangisnya.
Hae Young mengaku hanya ingin kalau hidupnya
lancar dan bahagia sambil menghapus air mata yang mengalir. Do Kyung melihat Hae Young yang berusaha menghapus air matanya. Hae Young ingin tahu apa yang dilakukan si cantik itu sekarang, apakah ia sudah menikah. Do Kyung meminum tehnya seperti tak sanggup untuk berbicara.
“Aku saja yang akan pindah. Kudengar banyak yang sudah kau lalui untuk bisa kembali ke rumah masa kecilmu ini, jadi Aku yang akan pindah. Tapi ini sungguh menyedihkan,Rasanya seperti aku tidak diterima dimana-mana.” Ungkap Hae Young mencoba menghapus air matanya.
“Tinggal saja disini karena Aku yang akan pindah.” Kata Do Kyung
“Jika kau pindah, aku mungkin merasa kalau aku ini terbuang. Jadi Aku yang akan pindah. Kau harus tahu, Aku... tidak biasanya berbicara sekasar ini. Aku memang gila saat ini. Itulah sebabnya, Ini membuatku gila karena cuacanya begitu indah. Aku akan berusaha keras untuk pindah entah bagaimana dan agak lelah sekarang.” Akui Hae Young
Hae Young berharap seseorang bisa memberitahunya kalau itu semua bukan masalah besar, tapi pada kenyataanya kalau ia
dicampakkan sehari sebelum pernikahannya dan itu memang bukan masalah besar. Do Kyung menatap Hae Young yang menatapnya sambil menangis, pikiranya kembali saat Hae Young tak datang dihari penikahan dan ia duduk di ruangan yang sudah rapih dengan bunga dimana-mana. Hae Young sadar kalau Do Kyung itu memang tak mau bicara denganya, karena seorang pria yang dingin.
“Bagaimana bisa itu bukan masalah besar?
Rasanya seperti seluruh dunia menghukummu sampai mati. Rasanya seperti diusir dari alam semesta, Dimana kau tidak akan diterima lagi tapi rasanya kau masih harus memohon untuk hidup.” Ucap Do Kyung
“Bagaimana itu bukan masalah besar? Aku... juga dicampakkan di hari H pernikahanku.” Akui Do Kyung lalu mengumpat kalau dirinya sudah gila dan berdiri dari tempat duduknya.
Hae Young sempat kaget mendengarnya, Do Kyun memutar kembali kasetnya, memberitahu Hae Young yan baru saja dihempaskan oleh satu pukulan jadi ia bisa istirahat dan bangkit kembali. Hae Young memuji kalau itu bagus sekali, keduanya saling menatap dengan bunga yang bertaburan, lalu Hae Young tersadar meminta maaf setelah itu mengucapkan terimakasih sambil menangis.
Hae Young mengendarai sepeda mininya, dengan sinar matahari yan menyinari wajahnya, dikeranjang terlihat album foto prewed dengan Tae Jin. Sesampai di pinggir sungai, ia membuka kembali terlihat kemesraan dan serasinya dengan mengunakan baju pengantin foto prewed.
“Itu bukan masalah besar...daripada bilang kalau
aku akan baik-baik saja...tapi lebih kepada kenyamanan ternyata ada orang yang merasakan rasa sakit yang sama.”
Tanpa rasa ragu, Hae Young langsung membuang foto prewednya ke sungai lalu kembali mengayuh sepedanya terlihat senyuman bahagia yang terlihat seperti semua bebannya sudah hilang.
“Aku dulu merasa terpukul.... Ayo kita bangkit, Hae Young Ketika aku berpikir tentang hal itu...
aku tidak pernah serius untuk mencintai diriku 100 persen.< Aku selalu berhati-hati dan penuh rasa gelisah. Aku khawatir jika aku sangat menyukai seseorang.”
Hae Young sudah sampai di pinggir jalan dengan bunga sakura berguguran, senyumanya terus saja terlihat
“Mari kita jangan melakukan hal itu lagi. Jika aku bertemu seseorang yang kusukai... maka aku akan mencintai orang itu sampai aku dicampakkan. Aku tidak pernah akan berbalik menangis lagi kalau aku disuruh menghilang. Aku akan menggenggam orang itu dan tidak membiarkannya pergi bahkan jika aku dipukuli.
Aku akan memberikan segalanya.Bukankah kau harus jatuh cinta seperti itu sekali dalam seumur hidupmu?”
***
Hae Young baru pulang melihat Do Kyung mau berangkat kerja sekarang, lalu memberitahu sengaja mengambil cuti agar bisa mencari tempat pindahnya, dan akan bilang pada pemilik rumah kalau selama ini baik-baik saja tinggal
dirumahnya, lalu meminta Do Kyung meminjmkan uang jaminan padanya dan akan memberikannya kembali kalau sudah mendapatkannya dari pemilik rumah.
Do Kyung tak banyak bicara dan Ha Young masuk kerumah dengan menuntun sepedanya, matanya melotot binggung karena tralis jendelanya kembali terpasang. Do Kyun tak banyak komentar memilih untuk masuk ke mobil dan memasang sabuk pengamannya.
Do Kyung menyambut sutradara di kantornya, untuk melihat sendiri hasil dari film yang sudah diberi suara efek. Hee Ran tergopoh-gopoh datang bertanya apakah sutradara sudah datang. Park Hoon memberitahu sudah datang lalu meminta agar Hee Ran melihat skenarionya kalau ada waktu luang. Hee Ran pikir sudah pasti lalu ikut masuk rombongan sutradara.
Di dalam studio, semua menonton hasil Do Kyung memberikan suara efek yang bagus untuk film. Tim Do Kyung dibelakang terlihat tegang takut hasilnya tak bagus, akhirnya film berjudul “adventure” selesai dengan credit title yang berjalan. Semua berdiri dan bertepuk tangan ketika lampu dinyalakan, terlihat sangat gembira dengan hasilnya. Semua memuji film yang sangat bagus dan juga lucu dan memberikan selamat pada Do Kyung juga.
Didepan gedung, semua pun mengantar sutradara dan produser sampai masuk ke dalam mobil. Hee Ran juga pamit lebih dulu dan akan bertemu lagi nanti, Si pria tambun masih tak percaya bis pulang ke rumah di waktu sore hari. Do Kyung pun memberikan kartu creditnya agar timnya bisa pergi minum-minum.
Pria berkumis menerimanya dengan mengucapkan terimakasih, Do Kyung memperingatkan agar tak melebihi dari satu juta won. Ketiganya pun mengangguk mengerti dengan mengucapkan terimakasih bersama dan membiarkan Do Kyung pergi meninggalkan gedung.
Park Hoon berlari dengan tasnya keluar gedung bahkan saking cepatnya sempat menabrak dinding penunjuk jalan. Di taman, Ahn Na berlari memanggil Park Hoon dengan wajah bahagia, Park Hoon membentangkan tanganya seperti siap mendapatkan pelukan.
Ahn Na melempar tasnya dan Park Hoon juga melepaskan tas ranselnya, tiba-tiba ia menjerit panik. Ahn Na langsung loncat ke pelukan Park Hoon seperti orang mengendong dan memberikan ciuman di pipi bertubi-tubi. Park Hoon tertawa bahagia, lalu merasakan punggungnya kesakitan akhirnya jatuh dengan posisi Ahn Na ada diatas tubuhnya.
“Aku merindukanmu.” Ucap Ahn Na dengan nafas terenga-engah sehabis berlari. Park Hoon juga mengaku sangat merindukanya. Ah Na pun memeluk Park Hoon yang sedang berbaring, lalu keduanya berciuman di hamparan rumput.
Keduanya berjalan mengendap-ngendap ke dalam kantor yang sudah gelap. Park Hoon menyalakan lampu, Ahn Na terlihat gembira melihat ruangan dengan arsitektur yang bagus. Park Hoon pergi ke studio dengan membuat suara kuda berlari mengunakan batok kelapa, lalu membuat suara sepatu kuda dan juga nafas kuda saat sedang berlari dengan mulutnya.
“Sekarang jika kau menggabungkan video dan audio...” ucap Park Hoon ke ruang control dengan menaikan alat didepanya agar bisa masuk ke dalam film.
“Apakah mereka tidak menangkap suara itu selama syuting?” tanya Ahn Na binggung
“Di lokasi syuting, sulit untuk mendapatkan semua suara ini” kata Park Ho, Ahn Na mengaku tak tahu lalu mengusap keringat pacarnya sambil memuji semuanya itu menakjubkan.
“Aku bahkan dapat memasukkan suara matahari bersinar. Coba lihat Ini adegan awalnya” ucap Park Ho memutar video kembali.
Do Kyung saat itu menyuruh adiknya untuk memasukan suara anak-anak sedang bermain, Ahn Na yang mendengar suara yang sudah dimasukan menjerit bahagia karena rasanya
berbeda karena Kedengarannya lebih bagus. Park Hoon ikut tersenyum, lalu teringat kembali kata-kata kakaknya agar memasukan suara klakson mobil.
Ahn Na kembali menjerit karena terdengar sangat luar biasa. Park Hoon melonggo karena ternyata ucapan kakaknya itu benar, Ahn Na merasa pacarnya itu menakjubkan sekali dan sangat seksi. Park Hoon meminta Ahn Na tak melakukan distudio, tapi Ahn Na langsung memberikan ciumannya.
Soo Kyung dengan rambut berantakan mengajak seseorang agar pergi, dua petugas kemanan memalingkan wajahnya, lalu seorang wanita muda turun dari bus. Keduanya langsung berlari dengan mengandeng tangan akan mengantar wanita itu pulang sampai ke rumah. Soo Kyung tersenyum sambil melompat-lompat akan pulang dengan selamat sendirian.
Jin Sang baru turun mobil melihat Park Hoon dan Ahn Na baru pulang, keduanya pun menyapa Jin Sang didepan rumah. Jin Sang mendengar mereka baru saja menyelesaikan sebuah film, lalu mengajak semuanya untuk minum-minum merayakannya.
Park Hoon dan Ahn Na menjerit bahagia dengan melihat kaki babi dan juga minuman yang dibawa Jin Sang. Tiba-tiba Jin Sang panik mengajak mereka segera masuk karena ada alien yang datang. Soo Kyung berjalan pulang sendirian dengan kepala tertunduk dan rambut keriting tanpa terlihat wajahnya, semua pun buru-buru masuk.
Ahn Na melihat Soo Kyung kembali mabuk, Park Hoon memberitahu kakaknya itu minum tiga hari seminggu bahkan menyembunyikan kalau minum
empat hari seminggu. Jin Sang menambahkan Soo Kyung bisa minum 30 liter bir. Soo Kyung sampai didepan rumahnya sambil terus berbicara sendirian.
Do Kyung tahu kalau Jin Sang baru sampai, lalu terdengar dari kamarnya Hae Young memesan jajangmyun dan juga babi asam manis. Si pengirim makanan masuk sampai ke depan pintu kamar dan meminta bayaran 18rb won. Hae Young pun memberikan uanganya, si kurir bertanya apakah Hae Young tinggal sendirian. Hae Young nampak binggung, si kurir yang bertanya seperti itu tapi langsung menjawab membenarkan.
Si kurir merasa seharusnya Hae Young memesan porsi yang lebih sedikit karena menurutnya terlalu banyak untuk satu wanita. Hae Young pikir
Rasanya tidak enak kalau hanya makan sedikit. Pria itu setuju, lalu karena lupa membawa uang kembalian jadi akan pergi ke motornya lebih dulu dan kembali lagi. Do Kyung keluar dari kamar melihat si kurir sedang minum lalu melepaskan helmnya, terlihat wajah liciknya dan menelp bosnya kalau akan langsung pulang ke rumah.
Do Kyung kembali ke kamar dengan wajah gelisah berdiri didepan rak buku yang menutup pintu, terdengar Hae Young yang membuka pintu karena si kurir kembali datang untuk mengembalikan uangnya. Saat itu juga Do Kyung langsung masuk ke dalam kamar yang membuat keduanya menjerit kaget.
“Apa kau pesan mie kacang hitam? Kenapa kau tidak bilang padaku?” ucap Do Kyung membuka plastik dan sumpit untuk memakanya.
“Kupikir kau tinggal sendirian.” Kata si pria binggung, Do Kyung menyahutinya yang membuat si pria itu nampak takut.
Si kurir pun langsung mengembalikan uang Hae Young dan pergi, Hae Young melonggo binggung dan langsung mengunci pintunya lebih dulu. Do Kyung memakan jajamyun sampai mulutnya penuh. Hae Young menyindir Do Kyung pasti punya penghargaan untuk acting, Do Kyung memilih untk pergi ke kamarnya kembali
“Kenapa kau tidak menyelesaikan aktingmu itu? Aku tidak makan makanan sisa orang lain.” Ejek Hae Young, Do Kyung tak membalas dan langsung kembal ke kamarnya.
Hae Young duduk didepan mejanya, Do Kyung masuk dengan membawa sepatunya dan menaruh didepan pintu sambil menyindir Hae Young yang beriklan kalau tinggal sendirian dan memberitahu kalau orang tadi itu penipu. Hae Young terdiam ternyata Do Kyung yang menyelamatkanya.
“Tinggal saja disini, karena Aku akan tinggal disini juga.” Ucap Do Kyung sebelum kembali ke kamarnya.
Hae Young terdiam saat Do Kyung kembali menutup pintu dengan rak dan bertanya-tanya kenapa Do Kyung memberi kesantanpa izin
padanya dan bagaimana nanti Do Kyung akan menangani akibatnya, lalu melihat sepatu milik Do Kyung yang sengaja di taruh didepan pintu.
Soo Kyung berbicara seperti bahasa prancis, Jin Sang duduk disofa sambil minum bir seperti sudah tahu tingkah kakak dari temanya. Park Hoon melihat ponselnya memberitahu kalau kakaknya itu tak bicara bahasa Prancis karena ponselnya tidak bisa menjawabnya arti dari ucapan Soo Kyung. Jin Sang pikir itu hanya omong kosong dan berbicara semaunya.
Do Kyung duduk di bangku meja makan teringat kata-kata dari dokter saat dengan melakuka hipnoterapi “Jangan mencoba mengelak, lebih baik Lalui saja. Pikirkan saja kenapa penglihatan itu terus bermunculan di kepalamu... Kenapa hanya wanita itu yang muncul dalam fokus kepalamu. Jika kau melaluinya, kau akan menemukan alasannya. Sampai saat itu, ikuti arusnya.”
Akhirnya Do Kyung bisa tersenyum melihat kakaknya yang bicara ngelantur, Jin Sang pun membalasnya dengan bahasa aneh. Keduanya saling adu mulut, bahkan sampai berpelukan dan Jin Sang menyuruh Soo Kyung segera sadar. Do Kyung tak bisa menahan tawa melihat tingkah keduanya.
Soo Kyung berbicara pada Do Kyung lalu berlari ke kamarnya dengan melepaskan jaketnya, Park Hoon binggung apa yang dikatakan kakaknya itu. Jin Sang memberitahu kalau Soo Kyung itu harus pergi jadi nomor dua. Do Kyung hanya bisa tertawa, lalu tiba-tiba pengelihatanya kembali datang dengan Hae Young yang berkata “Dia kembali... Si cantik Oh Hae Young.”
Pikiaran Do Kyung kembali teringat saat Hae Young mengeja namanya dan juga foto prewed lalu foto di SNS Hae Young sedang dengan pria padahal itu hari mereka menikah. Kata-kata Hae Young “Detak jantungmu adalah suara kesukaanku di seluruh dunia.” Dengan keduanya yang duduk bersama di sebuah cafe lalu berciuman.
Lomba marathon di seoul, Hee Ra mengendari mobilnya perlahan melihat cuacanya bagus hari ini ya. Hae Young tiba-tiba menjerit karena melihat ada peserta marathon memiliki nama yang sama, dengan wajah bahagia merasa pasti
ada Hae Young di kerumunan orang,kemana pun
ia pergi, setidaknya ada satu orang yang Hae Young.
“Oh Hae Young, fighting!” jerit Hae Young bahagia saat melalui pelari dengan nama dibelakang punggungnya.
Wajah Hae Young berubah saat melihat wajah pelari Hae Young yang sedang berhenti, Dia adalaha si cantik Hae Young saat lomba lari denganya dan harus terpaksa kalah karena semua pria menyorakan namanya. Sementara ia sudah berlari dengan cepat.~bersambung ke episode 4~
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Miss Oh [Completed]
FantasyOh Hae-Young dibuang oleh Han Tae-Jin pada hari sebelum pernikahan mereka. Dia tidak bisa mengatakan yang sebenarnya tentang apa yang terjadi dan berbohong kepada orang lain tentang apa yang terjadi. Dia bekerja sebagai asisten manajer divisi restor...