Ditaman, Hae Young dan Do Kyung berjalan dengan bergandengan tangan, lalu keduanya tak malu untuk berpelukan, saling menatap bahagia dan kembali bergandengan tangan. Hae Young tak bisa menutupi rasa bahagia, dengan memeluk pinggang Do Kyung erat-erat. Keduanya pun kembali berpelukan, seperti melampiaskan kerinduan.
Keduanya tertawa bahagia, Do Kyung mengajaknya untuk pergi tapi Hae Young mengeleng tetap ingin tinggal. Keduanya saling berpegangan dua tangan, sambil bertertawa menyusuri jalan ke rumah Do Kyung, Hae Young melingkarkan tanganya di pinggang Do Kyung dan menarik tangan Do Kyung untuk memeluknya dan kembali berjalan bersama-sama. Keduanya kembali berpelukan.
Hae Young berdiri dengan bersadar di dinding seperti saat bertengkar dengan Do Kyung sebelumnya dan berciuman, Do Kyung tertawa mengingatnya, keduanya berpelukan kembali, Hae Young merasa Do Kyung seperti obat karena dirinya merasa baikan, dengan menaruh tangan di dahinya kalau Demamnyajuga sudah turun. Do Kyung tersenyum lalu memberikan kecupan di bibir Hae Young, keduanya pun kembali berpelukan.
Hae Young dan Do Kyung sudah ada di taman dengan tangan Do Kyung yang memeluk erat pinggang Hae Young didepanya. Hae Young mengelus tangan Do Kyung yang memeluk pinggangnya, lalu membalikan badanya mengatakan Banyak yang sudah dialami Do Kyung jadi ia mengucapkan Terima kasih atas usaha Do Kyung.
“Kita berdua.... Kita berdua sudah berusaha keras. Jika kau tidak mengejarku, kita pasti akan berpisah selamanya.... Terima kasih... Kupikir kau membuatku minta maaf setengah hati dan kau pergi begitu saja.” Ucap Hae Young, Do Kyung teringat dirinya terkapar di aspal dengan berlumuran darah.
“Aku sudah memikirkannya. Bagaimana jika aku mati? Jika aku melihat kenangan ini sewaktu aku mati. Kesimpulanku adalah... ini semua bukan apa-apa., Aku tak boleh ragu dan akan menuruti kata hatiku. Janganlah menahan diri serta lalui saja.” Ucap Do Kyung
‘Aku suka kalimat itu.... "Aku akan menuruti kata hatiku. Janganlah menahan diri serta lalui saja. " “ ungkap Hae Young lalu kembali membalikan tubuhnya dengan memegang tangan Do Kyung yang terus memeluknya.
“Semua pria yang kukenal itu menyedihkan. Ada
Pria yang akan mempermainkan wanita maka Aku yang akan berhati-hati. Ada Pria yang akan mencampakkan wanita karena malu atas kekurangannya. Tak pernah ada pria yang
membuat hatiku tergerak karena pria itu berani mengisi hatiku. Aku dulu tak berperasaan tapi sekarang aku sangat senang.” Akui Hae Young mendengan menyenderkan kepalanya pada pundak Do Kyung. Do Kyung pun semakin mengeratkan pelukanya.
“Jika aku melihatmu ragu-ragu lagi. Aku akan membunuhmu.”ancam Hae Young, Do Kyung mempersilahkanya.
“Jika kau terus bilang iya tapi nyatanya tidak, aku tidak akan memaafkanmu.” Kata Hae Young, Do Kyung berjanji tidak akan begitu.
Hae Young mengatakan kalau ia akan begitu, Do Kyung menantang menyuruh Hae Young lakukan saja seperti itu kalau memang bisa. Hae Young tersenyum karena memang dirinya selalu mengungkapkan seluruh hatinya secara blak-blakan.
[ Episode 14: Abaikan Semua Suara yang Bukan Suara Cinta ]
Di depan rumah
Hae Young dan Do Kyung saling berhadapan sambil berpegangan tangan, keduanya saling menatap tak bisa menutupi rasa bahagia. Do Kyung terus memegang tangan Hae Young seolah-olah tak mau berpisah. Hae Young menariknya masuk ke dalam rumah, Do Kyung tersenyum dengan tingkah gila pacarnya.
Tapi setelah itu Do Kyung mengalahkan mundur, Hae Young tak ingin melepaskanya terus memegang erat tanganya, Do Kyung terus berjalan mundur agar Hae Young bisa masuk, tapi Hae Young tetap memegang tanganya. Sampai akhirnya Do Kyung berusaha keras melepaskanya dan melambaikan tanganya sebagai salam perpisahan.
Hae Young pun melambaikan tangan sambil berjalan mundur, Do Kyung terus melihatnya agar Hae Young bisa masuk ke rumah. Hae Young masih melambaikan tanganya pada Do Kyung yang berjalan meninggalkan rumahnya, keduanya salin mengintip sampai Do Kyung tak terlihat dan Hae Young masuk kedalam rumah.
Hae Young berbaring di lantai tak bisa menahan tawa bahagianya, bisa kembali dengan Do Kyung. Akhirnya ia menjerit dan bergulingan di lantai kesana kemari karena saking bahagianya, dan mengetukan kakinya ke lantai.
Ia duduk mengambil boneka tawanya dan menyalakanya, si boneka tertawa sambil mengerakan tanganya, Hae Young pun mengikutinya dengan tertawa mengoyangkan tanganya. Ketika boneka jatuh sambil bertawa, Hae Young juga mengikutinya dengan mengoyangkan kakinya dan menjerit bahagia.
Ibu Hae Young dan suaminya pulang kerumah dengan wajah panik, lalu melihat anaknya yang sudah duduk dimeja makan dengan menyendok nasinya. Hae Young melihat kedua orang tuanya mengeluarkan sendok dari mulutnya. Ibunya langsung memukul anaknya bertanya darimana mana saja. Suaminya pun menahan istrinya agar tak kalap.
“Kami sudah memeriksa atap dan tangga Rumah
Sakit! Kami kira kau sudah mati! Darimana saja kau?” teriak Ibu Hae Young panik
“Aku pulang karena sudah merasa baikan.” Ucap Hae Young
“Kau harusnya beritahu kami kalau mau pulang!” teriak Ibu Hae Young
“Aku pulang ke rumah karena tidak lihat kalian di RS.” Kata Ha Young membela diri, Ibu Hae Young memeriksa dahi anaknya, lalu menoyornya kebelakang.
“Orang yang masih muda memang cepat sembuh.” Komentar ibu Hae Young sinis lalu masuk kamar. Hae Young seperti tak peduli memilih untuk makan saja dengan senyuman bahagia.
Dokter menopang kepalanya membahas tentang pengelihatan Do Kyung, kalau mereka berdua putus dan menyudahi semuanya, tapi pada kenyatannya berubah kalau mereka berdua berkencan.
“Berarti penglihatanmu berubah! Ini sudah berubah! Hei! Do Kyung! Selamat! Inilah kemenangan umat manusia!” jerit Dokter bahagia sambil memeluk Do Kyung dan memberikan kecupan di pipinya.
“Kau telah mengubah nasibmu!” teriak Dokter bahagia, terus memberikan kecupanya. Do Kyung tersenyum menghapus bekas ciuman dokter di pipnya.
“Tapi kenapa ekspresimu begitu dan diam saja?
Bukannya harusnya kau bahagia?” jerit Dokter sambil mengoyangkan tubuh dengan bahagia.
“Daripada tidak mencintainya sama sekali, maka
aku harus mencintainya sebanyak mungkin sebelum aku pergi, 'kan? Itu akan membuat dia lebih bahagia, kan?” kata Do Kyung
“Kau bilang Pergi? Siapa yang pergi? Kenapa kau akan mati? Ini sudah berubah! Kenapa kau mati?” jerit Dokter panik
Do Kyung terdiam, Dokte menjelaskan kembali dalam pengelihatanya, Do Kyung membiarkan
perempuan itu pergi, maka dari itu sebabnya Do Kyung menyesal saat sedang sekarat, lalu Do Kyung menceritakan sudah berbaikan dengan wanita itu jadi nasibnya telah berubah. Menurutnya masa sekarangnya itu sudah berubah, tapi kenapa masa depanya itu tidak berubah.
“Itu sebabnya ada kekurangan dalam suatu takdir
dan ramalan selalu berganti. Mereka tidak bisa memprediksikan apa isi hati kita, apa yang diperbuat oleh cinta.... LOVE!!!” ucap Dokter dengan bahagia, Do Kyung hanya diam saja
“Kenapa? Apa Kau cemas? Apa karena meninggalkan wanita yang kau cintai? Mulai sekarang, hanya ada satu hal yang perlu kau lakukan Sampai kakimu dan hidupmu lelah...,
milikilah rasa cinta.” Ucap Dokter memegang kepala Do Kyung mendoakan, lalu menjerit kalau sangat iri sekali. Do Kyung tertawa melihat Dokter menari-nari tapi dari wajahnya terlihat sangat cemas.
Hae Young keluar rumah membaca pesan dari Do Kyung “Kau sedang apa?” senyuman sumringah membalas “Aku mau berangkat kerja,
baru jalan dari rumah. Kau?”
Tiba-tiba Do Kyung sudah berjalan disamping Hae Young mengatakan kalau ia juga mau berangkat kerja. Hae Young benar-benar kaget, mulutnya melonggo ketika melihat Do Kyung sudah ada disampingnya, lalu menjerit karena Do Kyung membuatnya kaget. Do Kyung tersenyum bahagia bisa melihat Hae Young kembali.
Hae Young mengaku sangat menyukai karena di pagi hari bisa langsung meihat pacarnya. Do Kyung menyuruh Hae Young segera masuk ke dalam mobil akan mengantarnya pulang, Hae Young sperti tak percaya di pagi hari sudah berjalan sambil berpelukan dengan Do Kyung dan mengaku sekarang bisa melakukan apa pun sekarang bahkan melakukan pembunuhan sekalipun.
Do Kyung menyuruh Hae Young sadar Hae Young menyuruh Do Kyung memilih saja orangnya nanti akan langsung melakukanya. Do Kyung membuka pintu mobilnya untuk Hae Young. Keduanya tersenyum bahagia meninggalkan rumah.
Soo Kyung duduk di meja makan dengan menuangkan corn flakes untuk sarapan. Jin Sang keluar kamar sambil berbicara dengan ibunya di telp, mengatakan kalau ia sudah mengerti dan tak pelu mengkhawatirkanya, lalu tak lupa bilang “aku mencintaimu” sebelum menutup pintunya.
Jin Sang langsung bergoyang-goyang pinggulnya sambil menyanyi “rooftop party”didepan meja makan. Park Hoon melihat Jin Sang memang masih berusia tiga tahun karena Tidak ada orang
dewasa yang menari setelah bangun tidur. Jin Sang menyuruh Park Hoon bertanya alasan dirinya itu senang, Park Hoon mengeluh malas bertanya jadi lebih baik langsung beritahu saja.
“Aku akan hidup bahagia!!! Aku punya mimpi yang luar biasa. Ibu menyuruhku jangan beritahu siapa pun, jadi cuma kalian berdua yang akan kuberitahu. Ibu bilang ini mimpi yang luar biasa.
Daebak.....” kata Jin Sang benar-benar terlihat sangat bahagia.
“Aku biasanya tidak pernah mimpi. Tapi ini pertama kalinya dalam hidupku aku punya mimpi yang hidup.” Cerita Jin Sang sambil duduk terlihat binggung, Park Hoon pun bertanya apa mimpinya itu.
“Bintang-bintang di langit bersinar terang...
seolah-olah tertutup emas. Tapi tiba-tiba, mereka mulai bergerak dan membentuk bentuk ikan. Dan seolah-olah itu hidup dan Ekornya selalu bergerak lalu tiba-tiba jatuh dari langit, aku langsung menangkapnya.” Cerit Jin Sang dengan gambar bintang bentuk ikan di atasnya, Soo Kyung ikut mendengarnya juga membayangkanya dengan penuh semangat.
“Apa Kau menangkapnya dan Tidak menjatuhkannya?” ucap Soo Kyung memegang tangan Jin Sang,
“Tentu saja! Aku menangkapnya Di tanganku!!
Jangan menghancurkan ikannya.” Kata Jin Sang menarik tanganya, Soo Kyung menatap tanganya seperti terlihat bahagia.
“Pokoknya... Setelah aku terbangun dari mimpiku
dan membuka mataku. Aku merasa sangat senang, namun tenang. Rasanya seperti aku telah
mendengar suara Tuhan. "Era keberhasilanmu telah datang."” Cerita Jin Sang
Park Hoon meminta Jin Sang menjualnya seharga
5000 won. Soo Kyung mengumpat adiknya itu gila, dan memperingatkan agar Jin Sang tak menjual mimpinya meski seharga 100 juta won. Jin Sang juga tak akan menjualnya karena yang ia dengan arti dari mimpinya kalau ia akan menjadi Menteri Kehakiman, tertawa bahagia. Park Hoon menjerit menurutnya terlalu cepat Jin Sang naik jabatan jadi Menteri.
Di dalam mobil
Jin Sang mengajak Soo Kyung untuk bertemu saat makan malam dan ia yang mentraktir karena ada restoran steak yang enak. Dengan bangga merasa Soo Kyung tak bisa apa-apa tanpa dirinya dan berjanji akan selalu menjaganya. Soo Kyung hanya diam saja. Jin Sang menyuruh Soo Kyung cepat memberitahu keluarganya, karena pasti akan mengetahuinya setelah perut Soo Kyung sudah membesar.
“Oh yah , Apa kau sudah beritahu ayahbayi itu, si
Pria yang tinggal di Brasil?” tanya Jin Sang, Soo Kyung hanya diam menatap ke arah jendela.
“Kenapa? Apa Kau tidak tahu nomor ponselnya? Apa alamat e-mail-nya pun kau tidak tahu?” ucap Jin Sang lalu mengumpat kesal dan meminta biodata si pria nanti akan mencarikan kontaknya.
“Dia bukan ayah dari bayi ini.” kata Soo Kyung, Jin Sang menjerit kaget tak percaya kalau bukan pria Brazil, ayah dari bayi yang dikandung Soo Kyung.
“Tapi kau tidak punya hubungan dengan lelaki lain. Apaan ini? Mungkinkah... ini hasil hubungan cinta satu malam?” jerit Jin Sang tak percaya
Soo Kyung menyuruh Jin Sang mengurus urusanya saja, tak perlu ikut campur, dengan memegang kepalanya. Jin Sang melonggo dan langsung meminggirkan mobilnya, ia benar-benar tak percaya kalau dugaanya itu benar, bayi itu hasil dari cinta satu malam. Soo Kyung menegaskan Jin Sang untuk mengurus saja urusanya sendiri.
“Lagipula aku sendiri yang akan membesarkan anakku.Jadi Cukup aku saja yang tahu siapa ayahnya. Ayahnya bukan pria di Brasil. Jadi jangan buat masalah untuk keluarganya Dan jangan mengumbar-umbar Tentang ayah si bayi ini. Dan Juga... Aku akan pindah ke luar negeri ” Kata Soo Kyung. Jin Sang makin kaget bertanya kenapa harus pindah.
“Kalau aku tinggal di Korea... maka aku akan bosan setengah mati ditanyai orang-orang siapa ayahnya. Anakku nanti akan merasa terbebani.
Aku harus pindah ke negara lain dan membesarkan anakku dengan tenang.” Jelas Soo Kyung
“Kau tidak bisa membesarkan anak sendirian di negara lain. Besarkan saja anakmu di Korea. Kau punya Do Kyung dan aku, jadi Kita semua bisa membesarkan anak itu. Aku tidak akan mengabaikanmu setelah jabatanku naik.
Memangnya kau mau pindah kemana?” ucap Jin Sang tak setuju.
Soo Kyung menyuruh Jin Sang diam saja dan tak perlu membahasnya, Jin Sang membalas Soo Kyung yang harus lupakan ide itu. Soo Kyung melihat jam tanganya sudah hampir terlambat jadi menyuruhnya untuk segara jalan.
Jin Sang pun sampai mengantar Soo Kyung sampai depan kantor, wajahnya terlihat khawatir melihat kakak temanya yang sedang hamil sedirian, akhirnya ia ikut turun dari mobil.
“Noona. Sampai bertemu nanti! Yang kuat! Fighting!” teriak Jin Sang didepan mobilnya, Soo Kyung berjalan sambil melambaikan tanganya tanpa membalikan badannya.
“Jika aku memberitahumu kalau ini anakmu, kau bisa pingsan. Dan kita akan canggung. Aku akan menjaga rahasia ini selamanya. Membesarkan anakku sendirian adalah keputusan yang tepat.”
Gumam Soo Kyung berjalan dengan memakai kacamatanya, Jin Sang pun masuk ke dalam mobilnya masih melihat Soo Kyung yang masuk kantor lalu mengemudikan mobilnya.
“Semoga kita tetap menjaga hubungan kakak-adik ini. Terima kasih sudah bermimpi tentang bayiku.
Aku akan selalu mengenangnya, tentang Bintang
Dan ikan.” Gumam Soo Kyung menatap ke arah Jin Sang yang sudah pergi.
Soo Kyung menatap ke arah lain dan melihat Hae Young baru turun dari mobil bersama dengan adiknya, keduanya terlihat sangat bahagia tanpa ada dendam. Hae Young bahkan melambaikan tangan pada Do Kyung sebelum pergi. Soo Kyung melihat adiknya yang tersenyum lebar melambaikan tangan pada Hae Young. Hae Young berjalan masuk ke dalam kantor dengan senyuman bahagia, lalu terdiam melihat Soo Kyung sudah ada didepanya.
Di dalam lift
Hae Young hanya diam saja dengan menatap poninya, Soo Kyung berkomentar kalau itu lucu sekali, menurutnya tidak ada yang perlu dijelaskan Hae Young padanya, karena sudah tahu Seorang pria dan wanita putus nyambung seperti matahari dan hujan.
“Kami tidak akan putus.” Kata Hae Young, pintu lift terbuka
“Jangan pernah putus.” Ucap Soo Kyung meninggalkan lift lebih dulu menuju ruanganya. Hae Young hanya bisa membungkuk mengerti.
Hae Young akan berjalan keruanganya, tiba-tiba si cantik Hae Young sudah ada didepanya dan mengucapkan “Selamat.” Dengan wajah bahagia. Hae Young binggung tiba-tiba temanya mengucapakan selamat, seperti sudah tahu sebelum menceritakanya. Si cantik Hae Young pun berjalan keruanganya, Hae Young menatapnya dengan wajah binggung. Si Cantik Hae Young terlihat menahan rasa sedihnya.
Flash Back
Ibu Hae Young baru pulang belanja memeriksa kotak pos didepan rumah, lalu membuka sebuah surat yang diterimanya. Tiba-tiba matanya melotot, mulutnya melonggo melihat nilai yang tercantum pada lembaran kertas nilai milik anaknya.
Dibagian bawah tertulis [ Peringkat 1 dari 38 anak sekelasnya dam Peringkat 2 dari 500 anak di sekolahnya .] lalu menjerit tak percaya memastikan kalau dibagian atas tertulis [ Nama: Oh Hae Young ]
“Omo! Dia pasti sudah gila! Sayang!!! Hae Young pasti sudah gila!” jerit ibu Hae Young pada suaminya. Ayah Hae Young sedang memperbaiki mesin cuci heran ada pada dengan istrinya yang terlihat histeris.
Hae Young makan cumi dengan wajah terlihat ada noda bekas jerawat di pipi, Ibunya terlihat sibuk berbicara di telp kalau Hae Young ranking pertama di kelasnya, dan urutan kedua di sekolahnya, dengan banga mengatakan kalau anaknya itu peringkat kedua dari 500 anak-anak.
“Tentu saja!!! Dia harus kuliah di Universitas Seoul. Kita bicara lagi nanti.” Kata Ibu Hae Young bangga menutup telpnya
“Siapa yang kau telepon sekarang?” tanya suaminya melihat istrinya kembali mengangkat telp. Istrinya mengatakan kalau ia menelp sepupu. Suaminya menyuruh untuk berhenti saja.
“Apa maksudmu? Dia selalu membual tentang
pendidikan putrinya. jadi Dia harus mendengarku membual juga. Dia takkan pernah menduga kalau hari ini akan datang.” Kata ibu Hae Young mulai menelp sepupunya.
Ibunya mulai bertanya pada sepupunya, apakah
sudah terima rapor Seo Hee belum, lalu memberitahu Hae Young peringkat kedua di sekolahnya. Terdengar bunyi bel rumah, Hae Young pun berlari untuk membukanya.
Hae Young melonggo melihat Si cantik Hae Young sudah ada dirumahnya dengan melambaikan tanganya, lalu memberitahu kalau rapor mereka tertukar. Hae Young menerimanya dan dengan cepat membukanya, tapi langsung mengenggamnya.
“Biar kukasih rapormu besok, aku akan kembalikan rapormu di sekolah. Bolehkah...
...aku menandatangani rapormu sebelum kukembalikan?” ucap Hae Young
“Kalau begitu aku juga menandatangani ini dan besok kukasih padamu.” Kata Si cantik Hae Young mengambl kertas dari tangan Hae Young.
Di dalam bus
Si cantik Hae Young membuka lembaran rapor milik Hae Young, dengan rangking 29 dari 38 orang dikelas dan peringkat 218 pada 500 orang di sekolah, dengan mata berkaca-kaca dan menahan sedih sendirian memegang kertas rapornya.
Didepan sebuah rumah yang cukup besar, dengan pohon yang dikelilingi lampu dan gerbangnya sangat tinggi. Hae Young berdiri didepanya nampak gugup dan mencoba untuk menenangkan dirinya, Akhirnya ia memberanika diri dengan menekan bel rumah.
Akhirnya Hae Young duduk diruangan yang terlihat mewah, terlihat foto ibunya yang duduk bersama dengan Ketua Jang. Seorang pelayan datang, menyuruh Hae Young untuk segera masuk. Ibunya langsung memberikan tandatangan di rapor anaknya lalu meminum winenya.
“Biasanya, aku selalu peringkat pertama atau kedua di sekolah. Tapi aku tidak belajar kali ini jadi Aku hanya tebak-tebak saja jawabannya.” Kata Hae Young memberikan penjelasan.
“Sepertinya Ibu akan bercerai lagi. Aku ingin keluar dari rumah ini.” kata Ibu Hae Young
Akhirnya Hae Young menuruni tangga rumah ibunya dan menangis meninggalkan rumah ibunya
Bibi Hae Young tertawa terbahak-bahak sampai merasakan perutnya itu sakit, ibu Hae Young sedan mencuci piring, Ayah Hae Young menahan amarah dengan mengenggam tanganya. Hae Young duduk di depan bibinya hanya bisa diam saja.
“Sudah kuduga. Tidak mungkin Hae Young ranking. Kau itu absen Nomor 27, Oh Hae Young. Dan hasilnya B, C, C, B, D, D, D, C, D... Aku sempat kaget. Kukira Hae Young memang
peringkat kedua dari semua murid.” Ucap bibinya tertawa terbahak-bahak.
“Kenapa kau bisa kaget?” ucap Ibu Hae Young marah, bibi Hae Young mulai binggung menjawabnya.
“Aku tidak tahu kenapa hal itu...” kata bibi Hae Young kebinggungan, Ibu Hae Young memberitahu anaknya tak apa-apa jadi menyuruhnya untuk tetap makan.
“Kenapa mereka menaruh dua gadis bernama sama di kelas yang sama?” kata Ibu Hae Young mengomel sambil mencuci piring kembali.
“Kau harusnya membahasnya ke pihak sekolah.
Dia biasanya memang peringkat 200-an atau 300. Dan Bisa-bisanya kau percaya dia peringkat 2 di sekolah? Tentu saja rapor mereka tertukar.” Ucap bibi Hae Young kembali tertawa.
Tuan Oh panik melihat istrinya sudah mulai membuka celemeknya, Bibi Hae Young tertawa malah menurutnya berkat Hae Young jadi banyak tertawa. Ibu Hae Young berdiri di depan adik iparnya langsung membuka kancing bajunya, Bibi Hae Young pun terkejut.
Si cantik Hae Young akhirnya bertemu denga Ibu Hae Young dan juga Hae Young. Ibu Hae Young bertanya apakah ia Hae Young yang tertukar rapornya, si cantik Hae Young membenarkan. Ibu Hae Young terus menatapnya, lalu berkomentar kalau matanya besar sekali lalu berjalan pergi.
Hae Young mengikuti ibunya dengan wajah tertunduk, Ibunya mengengam tangan anaknya, menenangkan kalau Nilai bukanlah segalanya, Hae Young tertunduk menangis. Si cantik Hae Young menatap sedih karena ibu Hae Young bisa menenangkan anaknya dengan mengengamkan tanganya.
“Saat itulah aku punya firasat ini.... Firasat bahwa aku akan selalu di bawahmu. Firasat bahwa aku takkan mampu melakukan apa pun... karena aku tidak pernah merasakan cinta keluarga.”
Hae Young konsentrasi di ruang kerjanya, tapi perasaan sedihnya kembali datang, lalu mncoba menatap keluar agar menenangkan dirinya.
Park Hoon duduk termenung dimeja kasir, Anna sedang melayani pelanggan dengan memberitahu kalau snack yang dibelinya sedang ada promo buy 1 get 1. Park Hoon mengingat saat Hee Ran melempar semua barangnya keluar rumah dan ia mengambil judul skenario “Pembuka Botol Bergairah” lalu Hee Ran berteriak “Kau pikir aku akan menggodamu!!!”
Anna pun kembali melayani pelangan yang sudah mengambil snack yang sama, wajahnya cemberut melihat wajah pacarnya lalu bertanya kenapa wajah Park Hoon terlihat murung. Park Hoon merasa Sepertinya tahu kenapa dirinya tidak bisa sukses. Anna bertanya kenapa memangnya.
“Aku tidak bisa sukses... karena aku mencintaimu.” Kata Park Hoon
“Siapa yang mencoba merayumu? Pasti dia wanita yang kuat.” Komentar Anna
“Kau juga seperti itu, Pasti senang rasanya cepat mengerti.” Ucap Park Hoon
“Aku punya indra khusus di seluruh tubuhku. Asal kau tahu saja, seluruh tubuhku ini tentakel seperti cumi-cumi” kata Anna bangga
Park Hoon hanya diam, Anna mencubit pipi Park Hoon mengaku sangat bangga pada pacarnya karena menurutnya sangat sulit untuk tidak
tergoda oleh seorang wanita dan tak tertipu olehnya meski menawari kesuksesan, lalu mengelus kepalanya seperti good boy, dan memberikan imbalan sosis. Park Hoon pun memakanya, Anna kembali menyapa pelanggan yang baru datang.
“Jika aku bisa mencintaimu...dan sukses...” ucap Park Hoon, Anna langsung memberikan tendangan dan Park Hoon terjatuh menghindarinya, seperti anak anjing yang ketakutan.
Seorang sutradara menelp terlihat binggung, karena petani akan memotong gandum barley-nya besok jadi mereka sekarang ini mau
menyelesaikan syuting disana.
“Kapan mereka memotong gandumnya?” tanya Do Kyung, Sutradara mengatakan besok pagi.
“Aisshh... Kau harusnya periksa jadwalnya lagi!” jerit Si sutradara pada krunya, si pria hanya bisa tertunduk meminta maaf.
“Jadi bagaimana ini? Alangkah baiknya kau datang... tapi aku merasa tak enak menyuruhmu datang. Kalau kau bisa merekam suaranya di
lokasi lain, tak masalah” kata sutadara lalu masuk ke dalam mobilnya denga kru lainnya.
Tim Do Kyung pun berkumpul bersama, Sang Suk berkomentar lebih baik mereka pergi kesana karena kalau tak ke sana, mereka harus pergi ke Go Chang yang baru mencabut gandum di
ladangnya minggu depan.
“Kenapa memotong gandumnya sekarang? Padahal ladang itu kelihatan cantik kalau tak dipotong.” Keluh Ki Tae.
“Mereka harus memanennya.” Ucap Sang Suk
“Jadi Mereka kesana bukan karena pemandangannya?” ucap Ki Tae binggung
“Bisakah kita pulang pergi hari ini?” tanya Park Hoon, Do Kyung hanya bisa menghela nafasnya.
Hae Young dengan wajah sedih bertanya pada Do Kyung kapan kembali, lalu menjerit mengetahui Do Kyung yang akan pulang besok. Semua tim menatap Hae Young dengan heran karena tiba-tiba menjerit. Hae Young pun segera menutup mulutnya.
“Jangan besok! Jadi aku tidak bisa menemuimu sampai besok?” bisik Hae Young sedih.
“Tak ada pilihan, karena Pekerjaan lebih penting.
Baiklah. Sampai jumpa besok.” Ucap Hae Young pasrah
“Jika aku masih hidup besok, kita akan bertemu.
Jika aku mati karena merindukanmu, sepertinya aku tidak bisa melihatmu lagi. Lihat saja apa aku masih hidup sampai besok.” Kata Hae Young merengek, membuat Do Kyung hanya bisa tersenyum.
Hae Young menutup telpnya dan berpura-pura menangis, teman satu timnya tertawa melihat Hae Young yang tak bisa bertemu dengan pacarnya.
Do Kyung menelp kakaknya untuk meminta tolong, Soo Kyung bertanya apa yang diminta adiknya. Do Kyung meminta agar Soo Kyung bisa menyuruh Asisten Manajer Oh bekerja di luar kantor hari ini jadi bisa keluar, tak perlu kerja dalam kantor.
Soo Kyung menyuruh adiknya tak berpikiran konyol, menegaskan kalau itu tak bisa. Do Kyung memohon hanya satu kali ini saja, Soo Kyung tetap menolaknya. Do Kyung berbisik kalau ia berjanji akan bersikap baik pada kakaknya mulai sekarang. Semua anak buahnya melonggo mendengarnya, Soo Kyung mengumpat adiknya itu brengsek lalu menutup ponselnya. Sang Suk mengartikan kalau tak bisa membuat Hae Young pergi, Park Hoon hanya bisa tersenyum.
Ki Tae dan Sang Suk masuk ke sebuah gedung dengan kacamata hitamnya, terlihat mengendap-ngendap. Sang Suk menarik Ki Tae yang berjalan dengan arah yang salah, keduanya sempat melepas kacamata ketika bertemu pegawai kantor dengan ramah, setelah itu keduanya terlihat seperti seorang intel.
Hae Young snack dengan teman satu timnya bertanya siapa yang membeli snack itu, Salah seorang pria mengaku dirinya yang membelinya karena merasa bersalah pada Hae Young.
“Tapi... Jika kalian mau nongkrong bersamaku,
cuma hari ini waktu yang ku punya. Aku bebas hari ini. Mulai besok, aku akan sibuk selamanya
Sampai aku mati.” Kata Hae Young, si pria malah mengejek sudah bagus Hae Young sibuk dengan melepar snack pada temanya.
Sang Suk datang dengan Ki Tae, mencoba menebak wanita yang berambut panjang itu Oh Hae Young. Wanita rambut panjang mengelengkan kepala. Lalu semua menujukan jarinya pada Hae Young yang terlihat binggung. Keduanya langsung membuka kacamata memastika kalau memang benar namanya Oh Hae Young, Hae Young membenarkan.
“Kami dari kepolisian Seo Bu.” Kata Sang Suk dengan cepat memperlihatkan ID Card dalam dompetnya takut ketahuan.
“ Nomor ponselmu 072-11...” ucap Sang Suk terlihat lupa, Ki Tae pun melanjutkan dengan angka 1131.
Sang Suk mengucapkan Terima kasih pada temanya, Hae Young membenarkan nomor telpnya. Sang Suk beralasan Karena melanggar huku Informasi dan Komunikasi maka harus ikut dengan mereka dan memanggil Ki Tae menjadi petugas Go agar menyakinkan. Hae Young menjerit kaget.
Akhirnya Hae Young dibawa oleh Sang Suk dan Ki Tae dianggap sudah melanggar hukum dibawa oleh polisi. Semua timnya mengikutinya dari belakang, Hae Young merasa mereka salah orang karena ia tak membuat kesalahan apapun. Keduanya mengatakan sudah mengetahuinya.
“Ada dua Oh Hae Youngs disini. Apa Kalian tahu?” kata Hae Young, Keduanya kembali menjawab sudah mengetahuinya.
Sung Jin dkk binggung karena Hae Young dibawa begitu saja keluar dari kantor, salah satu pegawai pria seperti tak peduli menyuruh mereka kembali makan. Pegawai wanita mengomel karena mereka masih memikirkan makan dengan keadaan seperti sekarang.
Hae Young berada didalam mobil terlihat kebinggung, ponselnya berbunyi dari Manager Kim Sung Jin, buru-buru ia mengangkatnya. Sung Jin bertanya apa sebenarnya yang terjadi. Hae Young merasa Sepertinya ada seseorang yang menyalahgunakan namanya, dengan nada marah mengancam orang yang melakukan ini padanya.
“Tolong Jangan gunakan ponselmu. Matikan.” Ucap Sang Suk memperingati dengan nada berat seorang polisi
“Semakin banyak kau menggunakan ponselmu,
maka kejahatanmu akan semakin serius. Setiap kali kau menggunakan ponselmu, maka makin banyak uang yang bocor.” Kata Ki Tae menyakinkan.
Hae Young panik dan langsung menutup telp dan mematikan ponselnya.
“Memangnya uang bisa bocor hanya karena aku dapat telepon dari orang lain?” tanya Hae Young dengan wajah serius
“Iya. Uang akan bocor setiap kali ponselmu berdering.” Kata Ki Tae menyakinkan
“Sejak kapan ponselku seperti ini? Berapa tagihan ponselku? Aku akan dibayar karena ini, 'kan? Tapi
Aku tidak perlu harus membayar untuk semuanya, 'kan? Jika kita melaporkan hal ini, aku akan dibayar kembali. benar 'kan?” jerit Hae Young panik
Ki Tae berteriak mengeluh Hae Young itu cerewet sekali dan menyuruh untuk menutup mulutnya. Sang Suk memperingatkan Ki Tae kalau berani seperti itu. Ki Tae melihat penjahatnya ada di sana. Sang Suk menunjuk ke arah Park Hoon yang sudah menunggu.
“Pria bertopi itu yang paling kejam,Kepribadiannya paling menyebalkan.” Kata Ki Tae, Hae Young melihat pria dengan mengunakan topi dengan tatapan sinis.
Mobil pun berhenti semuanya masuk ke dalam mobil, Park Hoon menyuruh mereka untuk cepat berangkat karena sudah terlambat jadi harus lewat tol. Hae Young mencoba kabur saat si pria bertopi masuk, tapi pintu sudah lebih dulu ditutup.
Do Kyung bertanya bagaimana mereka bisa keluar, Ki Tae mengatakan mereka memakai
caranya sendiri. Do Kyung membuka topinya memuji kerjaan anak buahnya, Hae Young terlihat masih tertunduk ketakutan, lalu melonggo ternyata Do Kyung yang merencanakan semuanya, dan menjerita karena pacarnya itu kembali membuat kaget.
“Semua orang kecuali supir, cepat tidur.” Kata Park Hoon, semua pun memejamkan matanya membiarkan Hae Young dan Do Kyung berduaan.
“Apa? Omong kosong macam apa ini! Kalian
tidak boleh tidur!” teriak Ki Tae kesal karena menjadi sopir.
Hae Young dan Do Kyung tak bisa menghentikan senyuman bahagia karena bisa bertemu lagi.
Disebuah lapangan gandum yang luas, seorang anak melakukan adegan menunggang kuda di padang gandum. Mobil Hae Young pun datang ke lokasi syuting, Sutradara bertemu dengan Do Kyung merasa beruntung karena Anginnya berhembus dengan baik.
“Kau tahu 'kan film ini dialognya sedikit? Jadi efek suara sangat penting disini. Aku mengandalkanmu.” Ucap sutradra lalu pamit pergi dan akan bertemu di lokasi berikutnya.
“Lokasi berikutnya Pantai Manri-po. Kita tak punya banyak waktu. Ayo cepat.” Kata seorang pria pada semua kru yang memindahkan alat syuting.
Do Kyung menatap Hae Young yang menunggunya selama berbicara dengan sutradara. Keduanya kembali memberikan senyuman bahagia.
Di sebuah padang gandum, Ki Tae dan Sang Suk berbaring dengan Mic dan juga earphone ditelinga mereka. Ki Tae seperti memuaskan diri untuk tertidur karena selama perjalaan tak bisa menutup matanya. Park Hoon dan juga si pria muda duduk tak jauh dari meja, memegang mic dan memastikan suara dengan earphonenya.
Park Hoon yang bosan mencoba mengemil gandum yang di kupasnya, serta memberikan pada teman si pria muda. Hae Young ikut juga mendengarkan suara yang direkam dengan earphonenya, ketika matanya saling menatap, keduanya kembali tersenyum bahagia.
Sang Suk pamit pergi dengan timnya jadi Do Kyung tak perlu menkhawatirkanya, kalau mereka sudah selesai maka akan menjemputnya kembali. Do Kyung pun berpesan agar mereka berkerja dan berhasil. Semua mengucapkan pada mereka berdua untuk bersenang-senang. Park Hoon memberikan tanda cinta untuk kakaknya dan Hae Young.
“Tapi bukankah ini lokasi yang buruk
meninggalkan mereka sendirian? Apa kita harus mengantar mereka ke kota supaya mereka bisa berbaring dan beristirahat. Bukankah kalian suka
tempat-tempat seperti itu?” kata Ki Tae mengoda dengan suara erotisnya
Park Hoon langsung menoyor kepalanya, Sang Suk mengumpat temanya itu memang bajingan sambil memukul mulutnya yang bicara sembarangan. Hae Young hanya tertunduk malu, Akhirnya Sang Suk langsung menutup pintu mobil, Ki Tae terus mengodanya dengan suara erotis dari tanganya.
Do Kyung mengajak Hae Young untuk segera pergi, Hae Young melihat sekeliling kalau tidak ada orang jadi ingin memeluknya, lalu membuka tanganya siap menerima Do Kyung untuk mendekatinya. Do Kyung tersenyum, berjalan mendekat tapi malah memutar badan Hae Young seperti mengajaknya menari.
Hae Young kaget dengan memegang badan Do Kyung agar tak jatuh, Do Kyung memegang wajah pacarnya memberitahu kalau masih siang lalu mengajaknya pergi.
“Memangnya kenapa kalau masih siang? Aku
Kenapa?!!” jerit Hae Young lalu berlari merangkul tangan pacarnya.
Tae Jin duduk disebuah ruangan, melihat papan nama diatas meja [C.E.O: Lee Chan Soo] dan teringat sebelumnya papan nama miliknya ada diatas meja bertuliskan [C.E.O: Han Tae Jin] temanya masuk, Chan Soo bertanya apakah Tae Jin sudah menunggu lama karena seharusnya menelpnya lebih dulu kalau memang ingin datang.
“Aku harus pergi ke bea cukai pagi tadi.” Kata Chan Soo
“Kantor ini sudah besar, Padahal dulu masih sempit disini.” Komentar Tae Jin
“Keberuntungan datang setelah kesialan. Tidak lama setelah kau dipenjara, pasar Eropa mulai membelinya. Setelah melihatnya, semua bank-bank yang tadinya tak peduli akhirnya mulai melakukan investasi. Ketika kita memohon mereka pinjaman, tapi mereka bahkan tidak bergeming.” Cerita Chan Soo sambil duduk di meja kerjanya
“Kau ingin aku lakukan apa sekarang?” ucap Tae Jin, Chan Soo sibuk dengan melihat surat yang datang diatas meja. Tae Jin kembali bertanya apa yang harus dilakukanya.
“Jangan terburu-buru. Kau baru keluar dari penjara. Apa Sudah baikan dengan Hae Young dan berjalan dengan lancar?” kata Chan Soo berpura-pura ramah.
“Kami tidak berbaikan dan tidak ada yang bisa diperbaikai dalam hubungan kami” kata Tae Jin pasrah.
“Tentu saja aku akan memberikan posisimu kembali. Banyak yang sudah kita lalui bersama. Lebih baik Bereskan dulu hubungan dengan Hae Young dan Cepatlah menikah. Jangan menyakitinya lagi karena kau terlalu sibuk kerja.
Kupikir dia harus menjadi prioritasmu.” Ucap Chan Soo seperti sengaja mengalihkanya lalu mengajak Tae Jin untuk pergi makan.
Sung Jin mencoba untuk menelp Hae Young tapi tak telpnya tak aktif, semua ikut berkumpul ingin tahu kabar dari teman mereka. Sung Jin mencoba menelp bagian Kepolisian Seo Bu,
“Kami sedang mencari Nn. Oh Hae Young?” ucap Sung Jin, polisi Seo Bu mengatakan tak ada yang yang namanya Oh Hae Young.
“Tapi katanya mereka dari Kepolisian Seo Bu dan
membawa Nn. Oh.” Ucap Sung Jin binggung
Sung Jin pun memberikan jalan pada dua polisi yang datang ke kantor lalu membawanya ke kantor CCTV. Semua layar memperlihatkan orang-orang yang membawa Hae Young dari ruangan kantor sampai masuk ke dalam mobil.
Dua polisi sangat yakin dua pria itu bukan tim mereka, Sung Jin panik kalau mereka bukan polisi dan mencoba untuk menelp temanya memberitahu kalau dua orang yang membawa Hae Young bukan seorang polisi. Polisi meminta pihak CCTV bisa diperbesar bagian mobilnya.
Si polisi pun mengumpat dua pria itu “Bajingan ini professional karena sengaja menyembunyikan
nomor kendaraannya. Sung Jin panik apa yang harus dilakukan sekarang.
Ibu Hae Young sedang membersihkan sayuran, terdengar bunyi bel rumahnya dan melihat di interkom kalau polisi datang menanyakan apakah memang benar rumah dari Oh Hae Young. Akhirnya polisi masuk ke dalam rumah.
“Nn. Oh Hae Young diculik oleh penyerang tak dikenal. Jadi kami sedang menyelidikinya.” Kata polisi, tubuh ibu Hae Young lemas dan duduk di meja makanya.
“Ada dua Oh Hae Young, pasti bukan Oh Hae Young putri kami tapi Ada Oh Hae Young yang lain.” Kata Ibu Hae Young yakin
Polisi memberikan foto dari CCTV yang memperlihatkan Hae Young dibawa oleh dua pria berkacamata hitam, Ibu Hae Young langsung jatuh tak sadarkan diri. Dua polisi panik mencoba membangunkan Ibu Hae Young.
Hae Young dan Do Kyung berdiri di pinggir danau. Hae Young mendengar suara
Gonggongan anjing di pedesaan menjelang malam sudah terdengar, tapi sangat menyukai suasana seperti ini.
“Pada suatu pagi musim dingin... saat aku sedang tidur, aku suka dengar suara sekopan salju.” Ucap Hae Young, Do Kyung bisa membayangkan saat pria dengan menyekop tumpukan salju dari jalan.
“Sekitar jam empat sore......suara anak kecil
berlari menuruni bukit... tak... tak.... tak” ucap Hae Young, Do Kyung kembali membayangkan suara sepatu seorang anak kecil
“Dan... ...suara kotak musik.” Kata Hae Young, Do Kyung mengingat saat kotak musik diputar pada hari ulang tahun pacarnya, Hae Young mendengarnya suaranya sangat indah.
“Dan ada suara yang ingin kudengar, yaitu Suara kau menyebut namaku. Kau tak pernah memanggilku Hae Young.” Kata Hae Young
Do Kyung hanya diam saja, Hae Young pikir nama Hae Young masih bukan untuk panggilan dirinya, Do Kyung tetap diam saja. Hae Young akhirnya meminta maaf karena memulai mengeluh lagi dan berpikiran sempit sekali. Tapi bisa dimaklumi, karea Do Kyung sudah lama memanggil nama seseorang dengan nama itu.
“Aku kira kau berpikir seperti itu, makanya aku tidak bisa memanggilmu dengan nama itu. Kau mungkin berpikir aku memanggil orang lain. Aku takut kau akan mengira aku memanggil namamu dengan memikirkan Hae Young satunya.” Akui Do Kyung, Hae Young sempat terpaku mendengarnya.
“Benar juga.... Tapi namaku tetap saja Hae Young.... Panggil saja aku dengan namaku. Aku tidak akan memikirkan Oh Hae Young satunya kalau aku melihatmu. Kuharap kau merasa nyaman dengan nama itu Dan memanggilku dengan namaku.” Kata Hae Young
“Aku juga punya permintaan. Apa pun yang Han Tae Jin lakukan padaku, jangan ikut campur. Apa pun yang dia lakukan maka aku akan menerima semua resiko dengan keputusan yang tepat. Aku sudah melakukan banyak kesalahan bahkan membuatmu menjauh dari dirinya. Jadi apa pun yang dia lakukan padaku, kau jangan ikut terlibat.
Jangan memikirkan Oh Hae Young ketika kau melihatku Dan aku akan menebus kesalahanku.
Biarlah kita menjalaninya seperti ini, mengerti?” ucap Do Kyung
Do Kyung menatap Hae Young meminta agar berhenti menjaga jarak diantara, dengan cara memanggilnya seperti “kau” atau apapun itu. Hae Young tersenyum bertanya ia harus memanggil Do Kyung apa. Do Kyung pikir Hae Young sudah tahu jawabanya, Hae Young terus bertanya panggilan apa untuk Do Kyung.
Dibawah tanaman gandum siap panen, Hae Young dan Do Kyung berbaring dengan beralaskan jaket Do Kyung, keduanya saling berpandangan dengan saling tersenyum. Hae Young memanggil Do Kyung lebih dulu dengan panggilan “oppa” lalu Do Kyung membalasnya dengan panggilan nama “Hae Young” yang selama ini tak pernah di lakukanya.
Keduanya saling memanggil dengan penuh cinta berkali-kali, sampai akhirnya Hae Young seperti mesin mainan mengatakan uangnya habis jadi panggilan oppa-nya sudah selesai. Keduanya tertawa, Do Kyung pun memeluk Hae Young dengan erat, lalu tiba-tiba langsung menariknya dan Hae Young berada diatas tubuhnya.
Lalu Do Kyung mengulingkan badanya dan Hae Young berada dibawahnya, keduanya saling menatap, Hae Young mulai menutup matanya melihat Do Kyung yang mulai mendekat untuk menciumnya. Do Kyung tersenyum menyuruh Hae Young untuk membuka matanya, untuk melihat bintang di langit.
Keduanya berbaring dengan melihat langit yang penuh dengan bintang berkilauan. Hae Young terpana dengan mata berkaca-kaca mengajak Do Kyung untuk mati saja karena inin mati saat hidupnya yang paling bahagia. Do Kyung kembali mengulingkan badanya dan menatap Hae Young yang berada dibawahnya, mulai mendekat untuk menciumnya.
“Park Do Kyung! Park Do Kyung!” teriak seorang dari toa. Hae Young dan Do Kyung kaget mendengar ada orang yang memanggil nama Do Kyung.
“Kenapa tidak jawab? Aku tahu kau ada di sana!
Kau sudah dikepung!” teriak polisi dari mobil polisinya,
Beberapa polisi swat mulai menyusuri lapangan gandum untuk mencari Park Do Kyung seperti seorang buronan, lampu sorot pun menyirani bagian ladang gandum yang gelap.
“Kencan macam apa ini? Kau ada di ladang gandum! Kau sudah seharian disini! Selesaikan urusanmu sekarang juga dan Keluar!!” teriak Polisi kesal. Do Kyung dan Hae Young akhirnya berdiri dengan sinar lampu yang menyilaukanya.
Kantor polisi.
Ki Tae dan Sang Suk menghadap ke depan meja lobby polisi dengan tangan seperti berdoa, sementara Park Hoon dkk berdiri dibelakanganya. Polisi memuji Ki Tae Dan Sang Suk itu terlihat seperti detektif. Keduanya tersenyum bahagia.
“Kalian melakukan Kejahatan meniru polisi dan
melanggar hukum, Kau berada dalam kesulitan besar sekarang.” Ucap polisi membuat senyum keduanya hilang.
Semua terlihat kebinggungan dengan nasibnya, Park Hoon menghela nafas panjang. Hae Young hanya bisa melirik Do Kyung tanpa bisa membela diri.
Flash Back
Semua pun naik mobil, Hae Young menelp ibunya dan terdengar umpatan ibunya yang sangat marah.
“Bajingan itu! Padahal mereka sudah tua, kenapa mereka melakukan hal itu? Dan Kau! Akan kupatahkan kakimu dan akan menguncimu di rumah. Jika tidak, aku akan mati duluan! Kau sudah melakukan aksi gila!!! Kalau kau sudah sampai ke rumah... kau akan mati di tanganku!
Dasar jalang!” teriak Ibu Hae Young
Park Hoon hanya bisa terdiam mendengar jeritan Ibu Hae Young yang bisa didenganya, sementara si anak sedikit menjauhkan ponselnya.
Di depan sel kantor polisi
Hae Young dan Do Kyung hanya bisa tertunduk dengan Ibu dan Ayah Hae Young didepan mereka. Do Kyung pun memulai dengan membungkuk meminta maaf. Ibu Hae Young menyuruh Do Kyung mengambil anaknya saja. Do Kyung dan Hae Young kaget. Ibu Hae Youn menyuruh Do Kyung yang mengantar anaknya pulang lalu berjalan pergi.
Ayah Hae Young binggung dengan sikap istrinya, tiba-tiba istrinya berhenti melangkah. Do Kyung langsung menarik Hae Young untuk berada dibelakangnya. Ibu Hae Young menyuruh suaminya membiarkan mereka saja, lalu kembali berjalan pergi. Suaminya benar-benar tak mengerti dan mengikuti istrinya. Hae Young hanya melirik pada Do Kyung.
Jin Sang dan Soo Kyung makan malam steak bersama disebuah restoran yang terlihat mewah. Jin Sang menanyakan pendapatnya pasti enak rasanya. Soo Kyung mengatakan biasa saja. Jin Sang mengeluh Soo Kyung itu membuatny
kecewa dan memberitahu berapa harga steaknya itu. Soo Kyung akan makan nanas, Jin Sang langsung menarik garpu Soo Kyung.
“Apa kau gila? Apa Kau tidak tahu tidak boleh makan nanas saat sedang hamil? Kau pastu tidak tahu!!! Kau itu akan menjadi ibu.” Ucap Jin Sang mengomel. Soo Kyung merasa itu cuma mitos.
“Apa pun itu, lebih baik kau tak usah memakannya. Aku ingin kau segera pulang kerumahku, tapi Aku belum mampu melakukannya, karena tidak baik pergi kalau ada
orang hamil di rumah. Sekali-kali carilah di internet. Apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak sewaktu hamil. Sekarang kau punya banya waktu karena kau tidak minum lagi.” Ucap Jin Sang bersikap seperti ayah dari bayi.
Jin Sang ingin kembali makan, lalu melihat sosok wanita yang datang dengan sumringah tak percaya wanita itu datang dan ingin mendekatinya, tapi wanita dibelakangnya membuat Jin Sang panik dengan menutup wajahnya, bertanya Apa yang sedang terjadi dan
Kenapa mereka berjalan bersamaan.
Soo Kyung melihat wanita yang datang mendekati meja mereka, Jin Sang melihat wanita lain juga masuk wajahnya makin panik kenapa semua wanita yang dikencaninya berkumpul, ketika ingin kabur dua wanita datang didepanya. Akhirnya Jin Sang dikepung oleh enak wanita didepan mejanya dan duduk dengan wajah tertunduk, Soo Kyung dengan santai kembali makan steaknya.
“Tak usah pedulikan aku, urusi saja masalah kalian. Aku hanya datang ke sini untuk makan.” Ucap Soo Kyung
“Jadi Dia tahu laki-laki macam apa kau?” kata si wanita rambut panjang, Soo Kyung mengatakan sudah mengetahuinya jadi menyuruhnya untuk melanjutkanya.
“Aku sudah melihat ponselmu, karena penasaran kau menyimpan kontakku dengan nama apa,
Sayangku atau cuma namaku saja? Tapi nomorku, disimpan pakai nama SeninSenin) Aku penasaran kenapa namanya Sen. Tapi ternyata, ada Selasa, Rabu,Kamis, Jumat, Sabtu. Tapi, tidak ada Minggu. Apa hari Minggu itu hari istirahatmu? Bagaimana rasanya, bertemu kami semua sekaligu?” kata Si wanita membuat Jin Sang melonggarkan dasinya.
“Aku memikirkan bagaimana cara mengakhirinya. Tapi Ini tidak bisa harus diakhiri begitu saja. Jadi kami semua ingin menghabisimu.” Kata si wanita rambut panjang dengan semua wanita mulai mendekat untuk menghajar Jin Sang.
Soo Kyung keluar dari restoran berjalan sendirian, Jin Sang sudah mulai dikepung wanita untuk menghajarnya ditaman, dengan wajah panik meminta mereka semua untuk membicarakan hal ini.
“Cuckoo. Cuckoo....Jangan sentuh dia, pergilah kalian.” Ucap Soo Kyung yang membuat semuanya melonggo.
“Kenapa repot-repot menghabisi dia? Ini sebagian kesalahan kalian kenapa bisa tertipu olehnya.” Ucap Soo Kyung
“Kenapa kau ikut campur? Siapa kau, wanita tua?” ucap si wanita berambut panjang.
“Aku Mademoiselle danAku ini Agasshi. Aku
adalah wanita yang hari Minggu. Dia bersamaku hari Minggu dan Kami hidup bersama.” Ucap Soo Kyung
Si wanita tak percaya kalau mereka berdua sudah menikah, Jin Sang menyangkal kalau belum menikah. Soo Kyung memberikan saran untuk tidak fokus pada penampilan, pekerjaan, atau uang tapi berkencan dengan seorang pria karena kepribadiannya. Lalu berjalan melihat si wanita rambut panjang seperyi tak bisa menerima perkataannya.
“Kau harusnya punya karakter yang tepat supaya bisa membedakannya. Kalau begitu, Teruslah fokus pada penampilan luar dan bertemu pecundang seperti dia. Fighting!” kata Soo Kyung
Si wanita rambut panjang tak terima langsung menarik rambut Soo Kyung, Jin Sang hanya bisa melonggo kaget, Soo Kyung memanggil Onnie kalau itu sangat seram, tapi setelah itu bisa berdiri dengan sempurna berkomentar kalau itu
sangat mengecewakan dan akhirnya mengeluarkan jurusnya membuat semua wanita jatuh. Ji San hanya bisa diam saja melihat Soo Kyung sampai jungkir balik didepanya.
Di sebuah dinding penyanggah.
Jin Sang mengucapkan terimakasih karena Soo Kyung bisa menanganinya sekaligus menurutnya
Wanita memang selalu lebih baik menangani wanita lainnya. Soo Kyung hanya diam saja, Jin Sang memikirkan caranya nanti bisa berganti-ganti wanita lagi. Soo Kyun pun tetap diam saja. Akhirnya Jin Sang pun mengucapkan permintaan maafnya.
“Jin Sang.. Saat aku memikirkanmuwaktu SMA...,kau sangat manis. Kau dulu sungguh menggemaskan, kau pulang sambil nangis karena kepala sekolahmu meninggal. Kau menggemaskan saat mendorong gerobak tukang sampah.di komplek rumah.” Cerita Soo Kyung mengingatnya, Jin Sang mendengarkan sambil menyandarkan tubuhnya.
“Ketika kau belajar dengan Do Kyung, kalian berdua menungguku di halte bus kalau aku pulang telat. Jadi ketika aku melihatmu di halte bus, kau itu menggemaskan dan membuatku bahagia. Ketika aku memikirkanmu waktu kau SMA, kau sangat manis. Tapi kenapa mendadak dirimu berubah? Aku yakin hanya kau yang tahu alasannya. Pasti ada yang telah terjadi,
benarkan?” kata Soo Kyun berdiri dengan sejajar dengan Jin Sang
Jin sang tertunduk diam tak menjawabnya, Soo Kyung menatapnya dengan memanggilnya dan memuji teman adiknya itu sangat keren sekali. Jin Sang heran dengan sikap Soo Kyung tiba-tiba memujinya, membuatnya ingin menangis.
Soo Kyung berpesan agar Berhenti menyalahkan diri sendiri dan Temuilah orang yang baik lalu
nikahinya, setelah itu melakukan janji dengan jempol dan kelingking agar Jin Sang menjadi
Menteri Kehakiman lalu berjalan pergi. Jin Sang dengan mata berkaca-kaca menatap Soo Kyung yang pergi.
“Aku takkan memberitahu kalau kaulah ayah anak ini. Tapi aku ingin ayah bayi ini menjadi seseorang yang hebat... meski ayahnya tidak berada di sisi anaknya. Ayah yang terhormat dan keren.” Gumam Soo Kyun menengok melihat Jin San nampak berkaca-kaca dan melonggo.
Ibu Hae Young dan ayahnya sudah berada di dalam kamar, Tuan Oh masih menonton berita sementara Ibu Hae Young sudah berbaring. Hae Young masuk rumah dengan berperlahan-lahan masuk kedalam kamarnya, memastikan ayah dan ibunya tak bangun.
Tuan Oh melihat anaknya yang baru pulang dan masuk kamar, Ibu Hae Youn sudah menutup matanya mengumpat anaknya itu gila karena mengira mereka tak tahu. Tuan Oh meminta istrinya agar membiarkan saja, menurutnya tak ada gunanya menyuruh keduanya untuk berpisah.
Restoran ayam
Jin Sang memesan dua bungkus ayam goreng untuk dibawa pulang, lalu bertanya apakah mereka tak da layanan antar. Pelayan memberitahu belum memiliki jasa itu. Jin sang pikir tak masalah karena hanya 10 menit dari rumah lalu membawa pulang ayam gorengnya.
Soo Kyung dan Park Hoon makan ayam goreng dengan Colla diruang tengah, sementara Do Kyung memilih minum air putih di meja makan. Jin Sang selesai mandi mengangungkpa Setelah menjadi seorang pengacara tak pernah menyangka harus mengeluarkan Park Do Kyung dari penjara.
“Kenapa wanita itu sebenarnya? Dia sungguh jatuh cinta padanya.” ucap Jin Sang heran,
“Aku bertemu dia hari ini dan ternyata wanita
banyak bicara dan sangat cerewet.” Kata Park Hoon, Jin Sang tahu Do Kyung itu tak suka wanita cerewet.
“Pasti ada pesona dari wanita itu yang membuat
Hyung seperti itu.” Kata Park Hoon
Jin Sang penasaran apa yang menarik dalam diri Hae Young, Soo Kyun menyuruh untuk bertanya langsung saja pada orangnya. Jin Sang mengeluh karena pasti tak mungkin Do Kyung memberitahunya lalu duduk sambil minum colla dari botolnya. Park Hoon mengumpat memanggil “Jin Sang Anjing” karena sudah memberitahu tak minum dari botol. Jin Sang membela diri kalau mulutnya tak kotor seperti Park Hoon kembali minum.
Park Hoon langsung menendang pundaknya dan kembali mengumpat, kaki Soo Kyung tiba-tiba langsung mengunci kaki adiknya dan langsung menariknya sampai terjatuh dari kursi lalu menaruh kaki di leher adiknya, menyuruh untuk mengulangi panggilan tadi. Park Hoon terlihat tak bisa bernafas karena lehernya di injak.
“Kau panggil dia, Jin Sang Anjing? Kau itu lebih muda darinya. Beraninya kau menendangnya?!! Dan Beraninya kau menambahkan "anjing" ke namanya?” ucap Soo Kyung lalu menaikan kaki ke wajah adiknya.
“Apa Kau sedang kerasukan ? Aku biasa melakukan itu padanya” ucap Park Hoon akhirnya kaki Soo Kyung pun diangkat, Do Kyung dan Jin Sang binggung melihat sikap Soo Kyung.
“Dari Namanya saja, sudah membuat dia seperti karya Tuhan yang paling menjijikkan. Beraninya kau menambahkan "Anjing" di depan namanya?
Kau malah membuatnya lebih menjijiikkan. Jin Sang berusia 36 tahun dan menuju 40an. Apa kau masih memanggilnya Anjing Jin Sang setelah dia 40an? Setelah dia menikah lalu punya anak, akankah kau masih memanggilnya Jin Sang Anjing?” Ucap Soo Kyung kembali duduk dengan nada tinggi .
“Tapi Noona-lah yang sekarang terus memanggilnya "Anjing Jin Sang".” Ucap Park Hoon memegang wajahnya yang kesakitan
Soo Kyung memerintahkan mulai sekarang, adiknya harus menghormati Jin Sang, lalu memarahi Jin Sang yang hanya membiarkan saja ketika Park Hoon yang lebih muda darinya
bersikap kasar. Jin Sang dan Do Kyung terlihat mengerutkan dahi, kebinggungan. Soo Kyung menegaskan Ada perbedaan antara menjadi dekat dan bersikap kasar, menurutanya jika adiknya sudah melewati batas maka Jin sang
harus memperingatkan dia.
“Kau harus berkelakuan baik kalau kau ingin diperlakukan dengan baik. Jangan biarkan orang lain memperlakukanmu dengan buruk.” Tegas Soo Kyung .
“Kenapa kau tiba-tiba bersikap seperti ini? rasanyas sangat aneh” ucap Do Kyung heran
“Kau memperlakukan dia dengan buruk,Itu membuatku tidak nyaman. Jadi hentikan.” Kata Soo Kyung pada Do Kyung
“Noona-lah yang selalu memperlakukan dia lebih buruk!!!! Lalu Kenapa Sekarang?” teriak Park Hoon
Soo Kyung langsung melempar bantal menyuruh adiknya berhenti bicara, Jin Sang sedari tadi hanya bisa melonggo, lalu tanganya memegang kepalanya terlihat frustasi, lalu mengatakan kalau tahu alasanya dan membuatnya merasakan merinding. Park Hoon bertanya ada apa dengan Jin sang yang terlihat aneh.
Jin Sang mengelengkan kepala tak percaya menatap Soo Kyung yang memakan ayam goreng, Do Kyung melihat Jin Sang yang mulai berjalan mundur menjauh dari meja. Jin Sang dengan mata berkaca-kaca berharap kalau bukan seperti dugaannya. Do Kyung bertanya ada apa sebenarnya dengan mereka berdua.
“Aish, kita tidak pernah melakukan itu! Kau belum pernah melakukannya denganku! Tidak mungkin! Omong kosong!” jerit Jin Sang, Do Kyung dan Park Hoon makin kebinggungan.
“Ahh. Mimpi itu!” jerit Jin Sang, Soo Kyung membenarkan dengan mata berkaca-kaca, kalau mimpi itu artinya seorang bayi. Park Hoon dan Do Kyung melonggo mendengarnya. Jin Sang menjerit histeris dengan menutupi wajahnya mengunakan handuk.
Jin Sang sudah didorong masuk ke dalam kamar temanya, Do Kyung langsun mengumpat menendang temanya yang berani menghamili kakaknya. Jin Sang berusaha membela diri kalau itu tak benar, dengan melepaskan dua kakak berani yang ingin memukulnya.
“Hey, siapa yang lebih menderita di sini?!!” jerit Jin Sang tak terima.
“Karena kejahatan yang telah kau lakukan
berganti-ganti wanita, maka kau dihukum seumur hidup, yaitu hidup bersama dengan Park Soo Kyung.” Ucap Park Hoon layaknya seorang hakim dipengadilan.
Jin Sang mengumpat dan keduanya saling kejar-kejaran, akhinya Park Hoon bisa menjatuhkan Jin Sang disofa dengan memegang tanganya sementara Do Kyun menduduki tubuh temanya agar tak kabur. Park Hoon menegaskan Jin Sang
tidak bisa menyembunyikan kebenarannya, dan kembali memanggilnya “Jin Sang Anjing” Jin Sang menjerit histeris tak percaya kalau itu terjadi pada dirinya.
Jejeran botol bir dan soju sudah kosong diatas meja, tapi Do Kyung dan Jin Sang masih bertahan dengan meminum boto wine bergantian. Do Kyung tertawa melihat nasib temanya, Jin Sang mengelurkan semua kondom dari saku celananya dengan berbagai macam jenis, sambil menangis melemparkan ke udara, akhirnya satu buah kondom pun jatuh diatas matanya, seperti merasa sia-sia akhirnya menghamili satu wanita yaitu Soo Kyung.
Dengan mata setengah terbuka keduanya pindah ke mini market untuk makan ramyon, Do Kyung bertanya apakah terlalu sulit, Jin Sang balik bertanya apa ini akan berhasil, Akhirnya kedua kepala mereka saling beradu tak ingin ada yang jatuh.
Jin Sang pulang kerumah, menyandarkan kepalanya di depan pintu kamar dan mengetuknya, sampai akhirnya jatuh lemas didepan pintu. Soo Kyung hanya diam saja didalam kamar mendengar ada bunyi suara diketuk, ia berbaring tertidur sambil menangis karena memberitahu ayah dari bayi yang dikandungnya.
Do Kyung masuk kamarnya dengan berjalan sempoyongan berbaring dikamarnya sambil menelp, hanya memanggil nama Hae Young beberapa kali. Hae Young tersenyum dan membalasnya dengan panggilan “oppa” keduanya terus memanggil seperti orang yang benar-benar sedang kasmaran.
Esok paginya
Hae Young bertemu dengan Tae Jin disebuah cafe. Tae Jin menatap Hae Young sementara Hae Youn memilih untuk menundukan arah pandangan matanya lalu meminta maaf. Tae Jin hanya bisa menghela nafas sambil tertunduk. Hae Young sadar dirinya lah yang gila dalam situasi ini.
“Aku tidak akan memintamu memaafkan dia dan
Aku juga tidak akan memintamu memaafkanku.
Aku akan terima resikonya.” Ucap Hae Young
“Sungguh... Kau membuatku seperti orang bodoh.” Kata Tae Jin menatap Hae Young dan Hae Young dengan mata berkaca-kaca hanya bisa mengucapkan permintaan maafnya.
Hae Young keluar meninggalkan cafe, seperti berhenti ingin menatap belakang, tapi langkahnya terus maju. Tae Jin hanya diam dengan menahan rasa sedihnya.
Si cantik Hae Young berjalan dengan tatapan kosong disebuah area pertokoan, Do Kyung berjalan melihat lebih dulu Hae Young lalu menghampirinya, Hae Young pun baru menyadari Do Kyung sudah ada didepanya. Do Kyung bertanya mau kemana Hae Young.
Hae Young menjawab akan pergi kencan buta, Do Kyung seperti agak kaget. Hae Young sadar dirinya terlalu cepat padahal belum lama ingin mengutarkan perasaanya sangat mencintai Do Kyung, Tapi menurutnya ini memang sudah diatur sebelum kejadian itu dan meminta maaf. Do Kyung merasa senang karena Hae Young ikut
kencan buta. Hae Young melihat sudah terlambat, Do Kyung pun menyuruh Hae Young segera pergi saja.
“Kapan-kapan kita minum dengan Hae Young” ucap Hae Young, Do Kyung mengangguk setuju
Hae Young pun pergi lebih dulu, dan Do Kyung berjalan ke arah sebaliknya. Setelah cukup jauh Hae Young berlari sebuah lorong tangan dan menangis sesunggukan sambil berjongkok karena menahan rasa sedihnya didepan Do Kyung.
Hae Young berjalan sendirian menyusuri jalan sambil bergumam.
“Cinta yang membuat seseorang rela mati... bisa menjadi luka sehingga seseorang ingin mati karena cinta tersebut. Tapi mau bagaiman lagi, aku lebh peduli pada cintaku.”
Di ruang studio, Do Kyung membuat ketukan suara sepatu wanit dan juga bunyi pistol yang memasukan peluru, Hae Young tersenyum melihatnya. Do Kyung mulai membuat suara baju yang terkena angin dengan mengibas-ngibaskan jaket didepan mic. Setelah itu membuat gesekan dari bola basket saat sepatu wanita itu bergerak, membalikan badanya. Soo Kyung terpana melihatnya.
Hae Young akhirnya duduk bersama didepan mic dan membuat suara angin dari dalam kerang. Lalu mengunakan sepatu heels dan Do Kyung memberi petunjuk membuat bunyi dari gesekan bola basket, lalu membuat suara dari kaset kusut. Hae Young kembali mengetukan sepatu heelsnya dan Do Kyun membuat suara dari putaran ban sepeda. Setelah itu Hae Young membuat suara sepatu berlari dan Do Kyung mengibaskan baju akhirnya berkata “oke”. Keduanya tersenyum, Hae Young merasa pekerjaan Do Kyung itu menarik sekali
Keduanya duduk dengan kepala Hae Young bersandar pada Do Kyung sambil menonton layar TV yan menampilkan pria yang sedang menyanyi. Do Kyung memeluk erat pacarnya, seperti tak ingin berpisah.
“Aku ingin menelp semua orang agar mereka tahu bahwa kita sudah berkencan” ucap Hae Young
Keduanya terus tersenyum menikmati nyanyian yang ada dilayar, setelah malam semakin larut keduanya pun meninggalkannya, dengan berjalan melalui taman dengan sungai disepanjang jalan. tangan Do Kyung mengenggam erat tangan Hae Young tak ingin melepaskanya. Hae Young juga memengang lengan Do Kyung agar lebih erat.
Pagi hari
Do Kyung bertemu dengan seseoran didepan rumahnya, pria itu mengaku sebagai anak dari si pria pemilik rumah, lalu membahas Do Kyung sebelumnya berniat untuk membeli rumahnya lalu bertanya apakah masih berminta. Do Kyung terdiam mengingat pengelihatanya.
“Ayahku baru saja meninggal.” Ucap si pria dan sama persis dengan yang diucapkan sekarang.
Mata Do Kyung melotot kaget nafasnya terasa sesak, pengelihatan tentan ibunya kembali datang meminta agar memohon maaf pada Tuan Jang, lalu Tae Jin yang mengatakan “Memang butuh waktu lama, tapi kita akan berakhir dengan orang yang semestinya.”
Jin Sang masuk kamar ruanganya sebelahnya “Wanita yang dulu tinggal di sini...” dan adiknya mengatakan “Bukankah tidak sopan bertemu dua kali?” lalu kakakanya yang memberitahu kalau salah satu Oh Hae Young keluar dari kantor. Ia bisa melihat Hae Young yang berjalan melalui jalan yang sama.
Hae Young terlupa sedang merebus daging, karena panik ia mengangkat panci dengan kain tapi malah membuat makanan tumpah dan kuah panasnya tumpah ke tangannya. Do Kyung menerima telp dari pacarnya, kalau tanganya itu melepuh terkena kuah panah, Dalam pengelihatanya Hae Young yang berjalan dengan baju totol coklat.
Akhirnya Hae Young datang kerumah Do Kyung, dengan senyuman memperlihatkan kalau tangan kirinya yang harus dibalut perban bukan tangan kanannya. Do Kyung seperti merasakan tubuhnya akan terbaring diaspal dengan penuh darah. Hae Young akhirnya menyusun kotak makan diatas meja dan membukanya.
“Aku merebus daging sapi, tapi kuahnya tumpah.
Selalu saja begitu kalau aku coba masak sesuatu yang baru. Kau belum makan, 'kan?” ucap Hae Young dengan bahagia memperlihatkan semua jenis makanan, Do Kyung menata kearah tangan Hae Young yang terluka dibalut perban.
Dokter terlihat tak bisa berkata-kata dengan tatapan kosong menatap Do Kyung yang duduk menopang dagunya, lalu berkata Seseorang menyakiti dirinya sendiri dan seseorang meninggal dan itu tak akan berubah, lalu bertanya apa sebenarnya ini. Do Kyung seperti tak bisa berkata-kata lagi dengan keadaanya.
Akhirnya Do Kyung berjalan melihat Hae Young yang melambaikan tanganya dengan bahagia, lalu berlari menghampirinya. Keduanya berjalan sambil bergandengan tangan, Hae Young terlihat sangat bahagia dengan merangkul lengan pacarnya, Do Kyung tiba-tiba berhenti dan langsung memeluk Hae Young dengan erat, seperti merasakan setelah itu akan berpisah. Hae Young yang tak tahu apapun memeluk Do Kyung dengan senyuman bahagia.~bersambung ke episode 15~
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Miss Oh [Completed]
FantasíaOh Hae-Young dibuang oleh Han Tae-Jin pada hari sebelum pernikahan mereka. Dia tidak bisa mengatakan yang sebenarnya tentang apa yang terjadi dan berbohong kepada orang lain tentang apa yang terjadi. Dia bekerja sebagai asisten manajer divisi restor...