Hae Young masuk ke dalam lobby kantor, tatapan kosong mengingat kata-kata Do Kyung sebelumnya yang sangat menusuk hati. “Apa aku
ini mesum ? Dari satu Oh Hae Young ke Oh Hae Young yang lain ?” Pikiran Hae Young mengingat saat si cantik Hae Young melambaikan tangan dengan senyuman meminta agar tak menutup pintu lift.
Akhirnya Hae Young berusaha berjalan dengan senyuman dan menyapa satpam dengan ramah. Ketika masuk lift pun menyapa semua pegawai pria dengan suara lantang. Pegawai pria berpikir kalau hari yang terbaik, Hae Young dengan senyuman dipaksa mengatakan tidak juga.
“Sama sekali tidak ! Aku hanya berharap akan lebih baik kalau tersenyum !” kata Hae Young terlihat berlebihan. Semua pria binggung dengan tingkah Hae Young
Si cantik Hae Young datang berlari meminta untuk tak menutup lift, Hae Young dengan cepat menahan pintu agar tak tertutup. Dengan senyuman lebarnya menyapa Si cantik Hae Young didepan pintu, Si cantik Hae Young sempat melonggo lalu berpikir kalau Hae Young merasakan hari yang menyenangkan. Hae Young mengatakan tidak juga, beberapa pria menyuruh tak perlu mengajak bicara karena Hae Young itu lagi aneh. Hae Young tertawa lebar saat pintu lift tertutup.
Hae Young kembali melamun mengingat kembali kata-kata Do Kyung selama, ia bertanya alasan Do Kyung bersikap baik padanya.
“Aku kasihan padamu, Kau dicampakkan sebelum menikah. Kau kesana kemari dan berkata kau dicampakkan. Aku kasihan padamu. Makanya aku baik padamu.” Teriak Do Kyung
Sung Jin mencatat di kertas, Moon Na Gi 30 tahun, lalu yang lainya pun menyebut angka 30 tahun, 28 tahun, 24 tahun, si wanita berambut pendek dengan malu-malu menyebut angka 27, beberapa pria tak percaya ingin mengintip hasilnya, Si wanita kesal dengan tes kesehatan yang dilakukan di kantor jadi Tidak ada kerahasiaan. Sung Jin pun meminta Hae Young memberikan hasilnya.
Hae Young yang melamun terlihat binggung, Sung Jin menjelaskan Usia metabolismennya lalu melihat amplop Hae Young yang belum terbuka jadi belum melihat hasilnya. Hae Young melihat amplopnya ada ditanganya, Sung Jin menyuruh untuk cepat membuka dan katakan berapa usia metabolismenya.
Mata Hae Young melotot melihat hasilnya usia
Metabolisme : 41 tahun. Sung Jin meminta Hae Young cepat menyebutkanya. Hae Young menutup lembaran kertasnya tak ingin memberitahukanya. Sung Jin mengejek Hae Young itu sombong dan menyuruh untuk menutup berat badannya maka ia akan melihat hasilnya. Hae Young tetap tak ingin.
“Nanti akan ada permainan, hak superior pada orang yang usia metabolismenya paling tua.” Kata Sung Jin
“Ahhh.... Begitu yah? Mampus kalian semua !” ucap Hae Young bersemangat lalu menghapus berat badan hepato, indeks lemak tubuh lalu teringat dengan atasanya.
“Berapa usia Isadora ?” tanya Hae Young, Sung Jin mengatakan belum memberitahunya.
“Sepertinya usia metabolisme kalian sama.” Kata Si wanita berambut pendek, Hae Young dengan sangat bangga mengatakan mungkin ia itu yang
lebih tua.
Setelah itu bertanya usia si cantik Hae Young, si wanita berpikir akan menanyakan. Hae Young rasa tak perlu karena yakin pasti usianya lebih tua darinya, lalu dengan bahagia pasti bisa memenangankanya.
Di rumah
Ibu Hae Young terlihat marah-marah di telp dan ayah Hae Young duduk dengan mengepalkan tanganya.
“Aku rasanya ingin langsung ketempatmu. Aku ingin datang dan telanjang di depanmu ! Aku ingin menjambak rambutmu dan tanya bagaimana cara kau membesarkan anakmu !” teriak Ibu Hae Young
“Bajingan Han Tae Jin itu ... Aku ingin mencabik-cabik bajingan itu. Aku tidak akan ijinkan Hae Young-ku menikahi Tae Jin ! Meskipun dia harus tua dan hidup sendiri ! Perhatikan anakmu baik-baik. Aku bisa saja menggigitnya sampai mati.
Aku belum punya gigi palsu !” teriak Ibu Hae Young lalu menutup telpnya.
Tuan Oh pun berdiri berkata kalau istrinya sudah cukup marah-marah, dengan tangan mengepal ingin marah. Ibu Hae Young mengumpat pada Tae Jin, yang berani mencampakan anaknya yang tak bersalah.
Di sebuah bar
Sung Jin menjadi pembawa acara memberitahu
Usia metabolisme Direktur Choi adalah 67 Tahun, lalu ketika ingin menyembut nama Soo Kyung sempat menyebut sebutaannya “isadora” lalu langsung meralatnya. Semua menjerit ingin tahu, Soo Kyung memperlihatkan angka 42 dengan bangga, Hae Young kesal karena ternyata usianya lebih tua dibandingkan dirinya.
Semua pria pun mengelu-ngelukan nama si cantik Hae Young yang ada didepan, Sung Jin pun memberikan name tagnya terlihat terkejut, Si cantik Hae Young dengan malu-malu memperlihatkan kertasnya yang bertuliskan 21, semua pria menjerit bahagia karena si cantik Hae Young yang paling muda dari antara mereka semua , lalu mengejek Hae Young yang seumuran tapi bedanya 20 tahun dan mengejek memanggil Ahjjuma
Hae Young melirik sinis pada angka yang menempel pada si cantik Hae Young, Direktur Choi pun memanggil Si cantik Hae Young dengan panggilan “bayi cantik” dan meminta untuk menyanyi untuk mereka semuanya.
Si cantik Hae Young pun menyanyi dengan senyuman dan pria-pria dibelakang sebagai penari latar, direktur Choi pun dengan bahagia melihat si cantik Hae Young menyanyi. Hae Young memilih untuk minum bir menghilangkan rasa kesalnya. Soo Kyung yang melihatnya nampak tak peduli. Hae Young dengan wajah dongkolnya dan mulai mabuk, berdiri lalu mematikan musik karaokenya.
“Hei.. Bayi ! Kau berisik ! Jangan ribut !” teriak Hae Young lalu duduk kembali semua pria mengeluh lagu mereka dimatikan/
“Hei.... Kau yang lebih berisik ! Kau, mulai sekarang minta ijin dariku kalau mau bicara.
Mengerti ?!” teriak Direktur Choi sangat marah.
“Apa Aku tidak bisa bicara saja ?” ucap Hae Young melawan
Direktur Choi menyuruh Sung Jin segera membawa Hae Young keluar, semua pria juga setuju, si Cantik Hae Young kebingungan. Hae Young kembali berteriak kalau ia akan diam saja. Sung Jin menghentikan Hae Young untuk tak minum maka dari itu usia metabolismenya 41 tahun. Direktur Choi pun meminta Si cantik Hae Young untuk kembali menyanyikan untuk mereka. Si cantik Hae Young ingin menolaknya.
Beberapa saat kemudian Sung Jin duduk didepan Soo Kyung, menahan tawa bahagia karena umurnya lebih tua dibandingkan Soo Kyung. Lalu Soo Kyung pun menoda Sung Jin untuk bicara dengan santai padanya. Sung Jin gemetar memilih untuk minum bir dari botol.
Hae Young menatap sinis si cantik Hae Young dengan perbedaan umur jauh beda. Si cantik Hae Young memilih untuk membuat minuman dengan mengaduk birnya lalu memanggil Hae Young “unnie”. Hae Young mengatakan kalau Ada banyak hal yang ingin diucapkanya.
“Ganti namamu… Hanya aku satu-satunya Oh Hae Young. Aku akan jadi satu-satunya Oh Hae Young di dunia ini. Nama Oh Hae Young cuma cocok untuk orang yang membosankan seperti aku. Jadi tidak cocok denganmu.” Kata Hae Young, teman wanita Hae Young mendengarnya.
“Oh ... Bit Na.... [Berkilau].. Bagaimana ? Cocok untukmu... Berkilau-kilau... Bahkan matamu berkilau.” Ucap Hae Young, si cantik Hae Young akan memikirkanya.
“Jangan dipikir, langsung saja diganti. Beraninya kau punya nama sama dengan eonni ? Meskipun aku mati, aku tidak mau berbagi nama yang sama denganmu... benar-benar Tidak akan mau. Jadi kau Ganti ya ?” ucap Hae Young, Sung Jin yang duduk tak jauh dengannya nampak tegang.
“Kau kira aku begini karena kita sedang dalam permainan ? Tidak.... Aku serius dengan perkataanku. Apa kau Tahu ?” kata Hae Young, Si Cantik Hae Young mengatakan sudah tahu dengan senyuman.
“Jangan senyum !!!” teriak Hae Young yang membuat semua orang terkejut.
Sung Jin panik meminta Hae Young untuk tak
berlebihan. Hae Young melihat senyuman licik Hae Young dan mengumpat gadis jahat karena kembali datang setelah meninggalkan Do Kyung, Si cantik Hae Young hanya diam saja sambil memegang gelas birnya.
“Apa kau merasa sangat hebat ? Kau kira semua lelaki akan menerimamu jika kau kembali lagi ?
Kalau kau punya nurani, harusnya kau tetap diam dan tidak muncul lagi. Gadis kurang ajar macam apa yang melarikan diri di hari pernikahannya ?
Apa alasannya ?!!!” teriak Hae Young sampai membuat semua pegawai terpaku.
“Eonni kenapa membatalkan pernikahan sehari sebelumnya ? Aku sudah dengar. Setahuku kabar itu cukup mengejutkan di kantor ini. Kenapa Eonni melakukannya ?” kata si cantik Hae Young
Hae Young pun menghabiskan minuman birnya, lalu menyuruh tak perlu ikut campur.
Di sebuah restoran terlihat seorang pria yang sedang berbincang dengan temanya. “Kita ini mirip ayam yang ada di kandang. Kita selalu diminta produktif. Buat apa semua ini ?!”
Si pria yang ada dilayar sedang duduk dalam studio mengisi suaranya sendiri “Katakanlah, kita bertelur banyak Tapi lalu mati ? Kalau kita mati setelah bertelur banyak, apa itu bagus ? Apa itu
namanya hidup ?” Lalu si pria juga membuat suara ketika mencoba minum bir.
Terdengar suara “cut” lalu memuji kalau sudah bagus, si pria pun berbicara pada Do Kyung menurutnya lebih baik daripada ini. Do Kyung menyuruh untuk mengulanginya lagi untuk tak perlu ada kata yang terlewat dan jangan bergumam, serta perhatikan ucapanya, setelah itu menyuruh agar tak menghapus rekaman yang tadi.
Pria itu pun mengeluh Do Kyung yang Kurang ajar sekali karena terus menerus bersikap begitu, tapi akhirnya menyentujuinya untuk mengulanginya. Do Kyung pun memberikan tanda untuk memulai merekam suaranya.
“Aah, yang benar saja ! Yaa, apa mereka menganggap remeh kita ? Kita ini mirip ayam yang ada di kandang. Kita selalu diminta ploduktif. Buat apa semua ini ?!” ucap Si pria tak jelas mengucapkannya.
Do Kyung berteriak “cut” si pria yang berjongkok mengatakan “cut” agar aktor itu berhenti bicara. Do Kyung berteriak kalau yang benar itu
"Produktif!" lalu menyuruh untuk mengulanginya lagi. Si pria menghela nafas panjang dan kembali mengulanginya.
Kedua kalinya Do Kyung kembali berteriak “cut” sampai yang diruang kontrol kaget, akhirnya si aktor tak tahan menyingkirkan pria kumis yang bersamanya untuk keluar ruangan dan masuk ke dalam ruang kontrol.
“Yaa, yaa ! Lihat skenarionya ! Judulnya, Menjadi Produktif Kembali. Karakterku disini sedang mabuk. Pengucapannya tidak bagus, dan dia sedang mabuk disini. Aku sudah pelajari skenario ini Dan melakukan yang terbaik. Kau siapa menyuruhku mengulang berkali-kali ?! ” Teriak si pria
“Apa artinya aktingmu yang detil jika penonton tidak mengerti ucapanmu ?” kata Do Kyung
“Itu artinya kuping mereka yang salah. Kenapa kau tidak mengerti juga ? Waah, filmku banyak sekali tapi baru kali aku repot seperti ini. “ kata si aktor
“Aku juga baru kali ini kesulitan mendengar dialog yang tidak dimengerti.” Balas Do Kyung
Si aktor marah ingin mencengkram badan Do Kyung, beberapa orang langsung menahanya agar tak jadi pertengkaran. Si aktor pun bertanya apakah cuma pria itu pilihan yang ada, pria tambun pun mengatakan akan menyelesaikan dan meminta Do Kyung untuk istirahat saja.
“Presdir Lee, apa mereka berhak memperlakukan aku begini ? Dari awal aku tidak mau melakukan film ini !” teriak si aktor marah,
Sementara si pria tambun pun bisa mengeluarkan Do Kyung sampai ke depan ruangan meminta agar menenangkan diri dan istirahat, Do Kyung memperingati untuk melakukan dengan benar dan jangan sembarangan. Si pria tambun mengerti dan meminta Do Kyung segera masuk ruangan.
Do Kyung duduk menenangakan diri diruanganya, ponselnya bergetar Oh Hae Young menelpnya. Si cantik Hae Young menelp di kamar mandi memberitahu Hari ini tidak bisa main ping-pong dengannya, lalu menjelaskan maksudnya tidak mau Do Kyung sampai menunggunya. Sepertinya Do Kyung menanyakan sesuatu.
“Iya. Makan malam kantor. Dari hasil tes kesehatan, kami melakukan permainan berdasarkan usia metabolisme seseorang. Aku yang paling muda diantara semuanya. Coba
Tebak usiaku ?” ucap Si cantik Hae young dengan nada mengoda, Hae Young yang ada dikamar mandi terlihat sinis
“Jangan kaget. 21 tahun. Sementara Umurnya Hae Young ... Aku kasih tahu tidak yah? Dia 41 tahun Makanya Hae Young marah sekali. Dia marah padaku dan mintaku untuk mengganti nama.” Kata si cantik Hae Young. Hae Young yang mendengarnya hanya bisa diam.
Si cantik Hae Young pun menutup telpnya karena Do Kyung sedang sibuk dan berjanji akan menelpnya nanti. Hae Young masih duduk diatas toilet, mulutnya melonggo, air matanya mengalir tapi ia malah tertawa.
Flash Back
Hae Young tiba-tiba digeret oleh beberapa wanita dan langsung di dorong ke dinding. Seniornya dengan sinis baru mengetahui kalau dia itu “si hebat Hae Young” melihat name tag namanya. Hae Young sambil mengaduh kesakitan mengatakan bukan dia orangnya.
Seniornya tak percaya dan ingin memukulnya karena berbohong, Hae Young melepaskan kacamatanya. Seniornya mulai menampar, memukul kepalanya bahkan semuanya langsung menendangnya ketika Hae Young jatuh sambil mengumpat kalau wajahya jelek. Hae Young sambil menangis mengatakan kalau bukan ia orangnya.
Pelajar pria masuk ke ruang kelas memberitahu kalau Oh Hae Young jatuh dari tangga. Semua pria langsung berlari keluar kelas dengan wajah panik ingin menyelamatkanya. Tiba-tiba dilorong Si cantik Hae Young berjalan seperti biasa, semua pria pun langsung mengerem mendadak.
Si cantik Hae Young binggung, semua pria kaget ternyata Hae Young baik-baik saja. Ditempat lainnya, Hae Young tergelincir karena sandal karetnya lalu berguling ditangga dan akhirnya terjatuh dengan hidung mimisan bahkan tak bisa berdiri sama sekali. Para pria merasa dibohongi langsung memukuli teman pria yang memberikan berita bohong.
Hae Young keluar dari kamar mandi dengan penuh amarah, didalam bar semuanya bersulang untuk Hae Young yang memiliki usia metabolisme termuda. Semua masih memainkan games dengan memanggil Kakek yang berumur diatas mereka. Tiba-tiba Hae Young berteriak sampai membuat semua mengarahkan pandangan padanya.
“Oh Bit Na ! Mata berkilau ! Eonni ini .. akan memukulmu sekali saja. Aku ... Karena kau !
Sudah diperlakukan tidak adil sekali. Dendamku besar sekali padamu! Tapi sekali ini, Aku akan memukulmu. Aku akan, keluarkan semuanya. Sekali saja !!!” teriak Hae Young histeris
Mata Hae Young seperti banteng yang siap menyeruduk berjalan ke arah Hae Young, Sung Jin menyuruh semua pria untuk bisa menahanya. Hae Young bisa menyingkirikan semua pria yang menghalanginya, si cantik Hae Young terlihat ketakutan karena Hae Young semakin mendekat. Hae Young mulai menandukan kepalanya.
Si cantik Hae Young menutup wajahnya, mulutnya melonggo melihat yang terjadi didepan matanya. Kepala Hae Young ditahan oleh kepala Soo Kyung yang naik ke atas meja, sebelum menyentuh kepala Si cantik Hae Young.
Dengan kejadian lambat, Hae Young berjalan siap menandukan kepalanya, Soo Kyung langsung melepaskan kacamatanya naik ke atas meja, langsung berdiri dan akhirnya dengan sengaja menahan kepala Hae Young dengan kepalanya.
Semua pria melonggo, mata Hae Young melotot lalu akhirnya jatuh tak sadarkan diri dan Sung Jin yang menangkapnya. Soo Kyung dengan bangga merapihkan rambutnya dan melepakan otot-ototnya sampai berbunyi gemeratak. Si cantik Hae Young benar-benar binggung melihat yang terjadi di depanya
Si cantik Hae Young berusaha membangukan Hae Young tak sadarka diri di dalam mobil. Soo Kyung hanya melihatnya seolah-olah tak peduli. Do Kyung baru pulang melihat kakaknya dan Hae Young sedang ada didepan mobil, lalu menghampirinya.
“Dia tinggal dimana ? Waktu itu kau mengantarnya. “ kata Soo Kyung pada adiknya. Do Kyung melihat Hae Young dengan luka memar di dahinya.
“Pakai saja mobilku. Nanti kuantar.” Kata Hae Young, Do Kyung mengatakan tak perlu
“Kepalanya kenapa ?” tanya Do Kyung, Soo Kyung mengaku dipukul olehnya. Do Kyung melotot marah, Soo Kyung beralasan Hae Young memang pantas mendapatkanya.
Do Kyung pun menarik Hae Young dengan memeluknya dari belakang keluar dari mobil, Hae Young berteriak kalau bukan disini rumahnya karena Ibu menyuruh pulang kerumah. Do Kyung mencoba membawa Hae Young, tapi tanganya malah digigit dan Hae Young pun melarikan diri.
Baru saja beberapa langkah, tubuh Hae Young langsung jatuh lalu mengaduh kesakita. Do Kyung hanya bisa menghela nafas, lalu mengangkat pinggang Hae Young agar bisa berdiri.
Si cantik Hae Young dan Soo Kyung hanya melihat saja, Do Kyung pun memapah Hae Young ke dalam mobilnya, dengan Hae Young yang mengaduh kesakitan karena lututnya terluka. Soo Kyung berteriak menyuruh memukulnya saja sampai pingsan. Hae Young menyahutinya tak mau lalu menahan dengan tanganya saat Do Kyung ingin masuk ke dalam mobil karena tak ingin pergi.
Do Kyung memaksa dengan mendorong Hae Young sampai berbaring di jok belakang. Si cantik Hae Young menawarkan diri untuk bisa berpergi bersama-sama. Do Kyung kembali menolaknya lalu menutup pintu dan duduk dibelakang kemudi lalu meninggalkan rumahnya. Si cantik Hae Young terlihat sedih dengan kepergian Do Kyung yang pergi dengan Hae Young saja.
Soo Kyung menyuruh Hae Young untuk pulang saja, Hae Young mengejarnya dengan memanggil onnie meminta agar menawarkan teh. Soo Kyung menegaskan untuk memanggilnya “direktur” dan memperingatkan tak boleh memanggilnya “onnie” lagi. Hae Young pun tak bisa berkata apa-apa lagi.
Jin Sang sedang minum teh melihat kearah jendela seperti tak percaya Hae Young sedang berbicara dengan Soo Kyung, lalu menegaskan kembali dengan kacamatanya. Park Hoon pun melihat kearah jendela, Jin Sang mulai mengumpat karena Hae Young berani datang ke rumah. Anna yang baru terbangun sambil mengandeng lengan pacarnya bertanya siapa yang datang.
Jin Sang berjalan keluar rumah dengan mengumpat akan membunuh Hae Young karena berani datang kerumah, Soo Kyung melihat Jin Sang bertanya kenapa keluar rumah. Jin Sang memanggil Hae Young dengan nad marah, Hae Young menengok dengan senyuman manisnya dan memanggilnya “oppa”
Tatapan mata Jin Sang langsung berubah sepertinya hatinya luluh dengan kecantikan Hae Young, Soo Kyung menghela nafas melihat tingkah laki-laki yang terhipnotis dengan senyum Hae Young. Hae Young menyapa Jin Sang sudah lama tak bertemu, Jin Sang pun menurunkan lengan bajunya yang tadinya ingin marah membalas sapaan Hae Young dengan ramah.
Hae Young mengaku ingin sekali bertemu denganya, Jin Sang mengaku seperti itu juga. Soo Kyung melotot kaget karena selama ini yang dendam malah tersenyum. Park Hoon ikut keluar ingin merobek-robek mulut Hae Young karena berani kembali datang. Soo Kyung mengomel semuanya harus keluar dan menyuruhnya untuk segera masuk.
Park Hoon terpaku melihat kecantikan Hae Young, Hae Young pun menyapanya. Park Hoon pun menyambut tangan Hae Young yang mengulurkan tanganya. Soo Kyung makin bingung melihat tingkah adiknya, Anna melihat Hae Young yang cantik, lalu bertanya dengan polos apakah ia berpacaran lagi dengan Ahjussi Do Kyung. Soo Kyung mengumpat, lalu menyuruh semuanya untuk segera masuk saja.
Mobil Do Kyung sudah kembali dan melihat semuanya malah berkumpul didepan rumah. Ia melihat Hae Young yang masih tertidur dimobilnya dan tak mungkin bisa membawanya masuk karena banyak orang, Akhirnya Do Kyung kembali meninggalkan rumahnya.
Semuanya binggung meihat Do Kyung malah meninggalkan rumah, Soo Kyung binggung ada apa dengan adiknya itu. Si cantik Hae Young pikir Do Kyung lupa dengan rumah Hae Young.
Jin Sang langsung mengerti maksudnya, lalu mengajak Hae Young untuk masuk dulu. Soo Kyung mengumpat dengan mata melotot, lalu menyuruh semuanya masuk saja lebih dulu. Hae Young pun mempersilahkan untuk masuk lebih dulu saja, dan Soo Kyung pun menyuruh Hae Young segera pergi dan mengingatkan memanggilnya “direktur” lalu masuk ke dalam rumah.
Jin Sang mondar mandir didepan jendela melihat Hae Young masih ada didepan rumah dan tak pulang-pulang. Hae Young masih terus berdiri didepan rumah, Jin Sang mengamatinya mengeluh Hae Young yang masih cantik dan membuatnya makin kesal
Do Kyung keluar dari apotik membeli beberapa obat lalu membuka pintu mobil belakangnya, menyuruh Hae Young bangun untuk mengunakan salep. Hae Young terlihat sudah tertidur dengan lelap. Do Kyung ingin mengoleskan salep dibagian lututnya, tanganya malah bergetar dan melirik ke wajah Hae Young yang masih tertidur.
Hae Young mengerakan tubuhnya dan membuat lukanya menghadap ke arah Do Kyung. Tapi Do Kyung malah makin gugup akhirnya menutup kembali obatnya, lalu membuka jasnya agar bisa menutup paha Hae Young. Ia menatap dari dahi Hae Young yang memar, mata, hidung lalu bibir, datang kembali bayangan bibir Hae Young yag terluka sebelum menciumnya.
Do Kyung menutup kembali pintu mobilnya, ponselnya bergetar. Hae Young bertanya kenapa Do Kyung belum kembali dan apakah sudah menemukan rumah Hae Young. Do Kyung mengaku sedang ada di studio rekaman. Hae Young mengatakan ada yang ingin diberikannya dan apakah ingin mendatanginya ke studio saja. Do Kyung terdiam melihat Hae Young yang masih tertidur di belakang mobilnya.
Akhirnya Do Kyung kembali kerumah untuk menemui mantan pacarnya Hae Young, setelah Do Kyung turun dari mobil, Hae Young melihat teman SMAnya itu sudah tak ada lalu bertanya
Dimana Hae Young tinggal. Do Kyung menjawab kalau ada diatas saja dengan dingin berkata kenapa bertanya.
“Mungkin aku harus mabuk dan pingsan juga
Agar oppa mengantarkan aku kerumah. Rasanya sedikit aneh. Hari ini, Hae Young mabuk dan ingin memukulku. Tapi Soo Kyung eonni menghadangnya dan membenturkan kepalanya ke kepala Hae Young. Semuanya mengira dia begitu untuk melindungi aku tapi menurutku, dia justru melindungi Hae Young. Sepertinya dia menyiksanya, padahal dia melindunginya.
Makanya aku merasa aneh. “ cerita Hae Young dengan menatap kosong
“Aku harus kembali ke studio. “ kata Do Kyung terlihat tak peduli, Hae Young sadar kalau bicaranya ngelantur lalu meminta maaf dan mengambil sesuatu dari mobilnya.
“Aku membawakan raket ping-pong milikmu,
Aku pikir kau tidak bisa datang karena ini.” ucap Hae Young memberikan raket pingpong bernama Do Kyung.
Do Kyung pun melihatnya, raketnya masih ada. Hae Young bertanya Kapan Do Kyung akan
dating, karena ia selalu datang setiap hari, dan tak masalah pagi atau siang, jadi bisa bertemu ketika Do Kyung ada waktu luang. Do Kyung menegaskan kalau itu berlebihan kalau mereka
berdua bermain ping-pong. Hae Young pun hanya diam saja dan terlihat sedih.
“Aku sudah tahu kenapa kau pergi, dan bisa mengerti. Bukankah ini cukup ?” kata Do Kyung
“Setiap kita memikirkan satu sama lain, kita masih belum saling suka.” Ucap Hae Young, Do Kyung mengatakan itu tidak penting.
Hae Young mengatakan kalau ia ingin seperti itu. Do Kyung memilih untuk menaruh raket di kursi sebelahnya lalu kembali melajukan mobilnya. Hae Young hanya bisa menangis melihat kepergian Do Kyung.
Hae Young tidur tengkurap diatas ranjang yang besar, matanya langsung melotot dan terbangun dengan cepat. Matanya melihat sekeliling yang asing dimatanya dan langsung menuruni tempat tidurnya, melihat sepatu, tas dan jaketnya ada diatas meja rias.
Lalu melihat wajahya dikaca, seperti bisa merasakan saat dirinya dibawa seseorang dengan merangkul pinggangnya masuk ke dalam hotel. Ia berjalan mendekati kaca melihat luka di lututnya, lalu memar dibagian dahinya yang masih terasa sakit.
Hae Young membuka tirai kamarnya yang ternyata sudah malam hari, lalu masuk ke dalam kamar mandi mencari-cari petunjuk tapi tak menemukan apapun didalamnya.
Akhirnya Hae Young duduk diatas tempat tidurnya dengan wajah binggung, terdengar seseorang membuka pintu lalu melangkah masuk. Wajah Hae Young tegang, tanganya mengepal siap memberika tinjuan pada orang yang membawanya ke hotel.
Do Kyung datang dengan membawa sebungkus obat, masuk ke dalam kamar. Hae Young menjerit histeris kalau hampir saja ingin lompat
dari jendela. Do Kyung hanya diam saja, Hae Young bisa bernafas lega karena berpikir datang dengan orang lain dan melakukanya saat mabuk.
“Tidak ada gunanya lagi aku hidup jadi aku mau lompat dari jendela. Senang melihatmu yang datang ... issh ...” kata Hae Young
“Kalau sudah bangun lekas berdiri.” Ucap Do Kyung, Hae Young bertanya kenapa mereka ada dihotel.
“Nuna memintaku mengantarmu pulang tapi semua orang ada di depan pintu. Aku tidak punya pilihan lain.” Cerita Do Kyung
Hae Young bertanya apakah mereka tidur bersama, Do Kyung mengatakan tidak menyuruhnya untuk cepat bangun. Hae Young pikir mereka sengaja datang untuk itu. Do Kyung menyuruh Hae Young untuk segera berdiri. Hae Young heran kenapa sudah buang uang tapi langsung pergi. Do Kyung pikir Hae Young harus dipukul agar sadar, Hae Young menawarkan untuk melakukan sekali saja.
Do Kyung terdiam mengingat saat bibir Hae Young yang terluka dan akan menciumnya, akhrnya ia melempar plastik obat dan menyuruhnya untuk segera keluar kalau sudah sadar, lalu berjalan keluar tapi akhirnya kembali lagi dan bicara Hae Young.
“Kau pasti malu kalau aku tidur denganmu disini.
Hidup yang benar ! Kau sudah 32 tahun masih minta dipukul. Kau mabuk sampai tidak ingat siapa yang membawamu kemari !” teriak Do Kyung mengomel lalu mengatakan akan menunggu di mobil dan menyuruhnya untuk cepat keluar.
Hae Young berjalan keluar dari mobil, ketika akan membuka pintu mobil melihat ada raket pingpong diatas tempat duduk. Do Kyung langsung memindahkan raket ke jok belakang, tanpa banyak berkata-kata. Hae Young pun masuk mobil dengan wajah dingin, keduanya pun memasang sabuk pengaman dalam keadaan tanpa bicara.
Keduanya sudah ada di pinggir sungai Han dengan matahari yang baru terbit dan sangat indah. Udara pun terlihat masih segar, Hae Young memberitahu akan kembali ke rumah. Do Kyung menatap Hae Young yang berdiri disampingnya.
“Sepertinya aku harus kembali. Kalau aku tetap disana setelah ditolak rasanya aneh. Ibu dan ayahku ... sedang khawatir padaku saat ini.
Mereka takut aku akan bunuh diri.” Kata Hae Young, Do Kyung kembali menatapnya.
“Kau akan berikan uang jaminannya, kan ?” ucap Hae Young, Do Kyung mengatakan butuh waktu memberikanya. Hae Young meminta Do Kyung memberitahu kalau memang sudah siap.
“Terima kasih untuk selama ini. Aku bisa bertahan karena dirimu. “ kata Hae Young menatap Do Kyung. Dan keduanya saling menatap seperti ada sesuatu yang tersembunyi.
Park Hoon mengetuk pintu kamar mandi menyuruh untuk cepat keluar, Jin Sang pun keluar dari kamar mandi. Park Hoon merasa sudah saatnya Jin Sang kembali ke rumah. Jin Sang menceritakan sudah diam-diam memeriksa rumahku. Tapi lelaki berkapak itu masih disana setiap hari, menurutnya orang itu menyeramkan, lalu berjalan pergi. Park Hoon membuka pintu kamar mandi langsung menjerit karena bau yang menusuk.
Jin Sang duduk didepan meja makan dengan Soo Kyung ingin sarapan. Park Hoon berteriak marah kalau memang ingin buang air besar, lalu memelankan suaranya untuk nyalakan dulu kipas anginnya. Lalu berjalan mengambil gelasnya.
“Apa Kau belum bertemu dia ?” tanya Jin Sang dengan mengunakan Bahasa Perancis. Soo Kyung terdiam karena Jin Sang bisa bahasa prancis.
“Kau harus temui dia. Jangan sampai menyesal.” Kata Jin Sang, Soo Kyung membalas aagr Jin Sang menutup mulutnya. Park Hoon melonggo melihat keduanya bicara dengan bahasa yang aneh ditelinganya sambil berjongkok.
“Kau harus pacaran agar jadi manusia. Maka kau tidak akan minum dan mabuk setiap hari !” kata Jin Sang
“Buat apa aku menunjukkan wajahku yang sudah keriput ?!” teriak Soo Kyung lalu menyuruh Jin Sang untuk cepat makan. Park Hoon bertanya yan didepanya itu mereka sedang mengobrol atau
acara komedi
“Bukan cuma kau yang menua. Aku yakin dia sudah botak dan buncit. “ kata Jin Sang mengejek. Soo Kyung kesal mengucapkan terimakasih atas ejekanya lalu kembali ke kamarnya. Jin Sang menyuruh Soo Kyung untuk menemuinya saja. Park Hoon masih melonggo berpikir sedang mengerjanya. Jin Sang mengelengkan kepala sambil memakan sarapanya.
Soo Kyung menelp seeorang terlihat gugup, lalu ia menyururi jalan dan melewati jembatan melihat sosok orang yang selama ini ingin ditemuinya. Pria itu menungu di pinggir jembatan. Keduanya saling menatap lalu sang pria berjalan ke arah yang sama dan Soo Kyung mengikutinya, keduanya berjalan tanpa berbicara. Soo Kyung memegang baju di lengan kiri si pria dan terlihat tersenyum bahagia.
Soo Kyung sudah ada direstoran dan terlihat gugup dengan menekan jari-jarinya, Pria itu menanyakan keadaan Soo Kyung yang sudah lama tak bertemu, Soo Kyung mengangguk dengan wajah seperti bersemu merah, keduanya menikmati minum kopi bersama, lalu So Kyun menikmati cerita si pria dengan bahasa korea yang terdengar sangat fasih.
“Kau ingat kejadian Seine ? Dulu ... kau tidak suka wine. Jadi kita harus mencari tempat yang menjual minuman Korea. Kita masih muda sekali.
Kita mabuk dan meminta mereka membawakan soju. Padahal sudah disajikan soju. Dulu, aku kesulitan sekali. Kau muntah di Seine.”
Jin Sang keluar dari hotel dan masuk ke dalam mobil sambil mengeluh tak ada kamar kosong juga di hotel itu, terlihat kesal karena malam ini
mereka terasa sulit sekali. Si wanita pikir mereka kerumah Jin Sang saja. Jin Sang menghela nafas tapi akhirnya menyetujuinya, keduanya terlihat sangat bersemangat meninggalkan pelataran hotel.
Jin Sang sudah memarkirkan mobilnya, dengan melangkah bahagia sambil bernyanyi masuk sambil memeluk pacarnya akan masuk ke dalam apartementnya. Ketika berbelok terdengar jeritan histeris si wanita, lalu berlar terbirit-birit. Jin Sang panik melihat pria yang membawa kapak masih menunggu dan mengejarnya dari belakang.
Dalam parkiran kejar-kejaran pun terjadi, Jin Sang berusaha berlari sekencangnya untuk menghindari si paman kapak. Si wanita terlihat ketakuan dan bersembunyi.
Beberapa saat kemudian, Jin Sang sudah berbaring di jok belakang dan pria yang memegang kapak mulai melucutinya dari sepatu sampai celana. Jin Sang memohon untuk meminta maaf, si pria terus berusaha melucutinya. Jin sang berteriak meminta tolong dengan baju yang masih utuh.
Seorang wanita menuruni tangga melihat di layar rumahnya ada wajah Jin Sang yang ketakutan, memohon agar ibunya tak membuka pintu. Tapi ibunya tak melihat langsung membuka pintu rumahnya, Jin Sang menyuruh ibunya masuk saja dan mengunci pintu.
Ibu Jin Sang kaget melihat anaknya hanya mengunakan pakaian dalam dan kemeja dengan tali yang mengikat badanya dengan kardus di dadanya. Jin Sang meminta ibunya masuk karena ia baik-baik saja. Ibunya berusaha membaca tulisan di dada anaknya.
“Aku main-main dengan wanita menikah.
Bagaimana kau mendidik anakmu ?”
Ibu Jin Sang langsung jatuh lemas melihat tulisannya, Jin Sang menjerit panik melihat ibunya Si pria membiarkan ibu Jin Sang untuk mengetahui tingkah anaknya. Ji Sang pun pasrah.
Jin Sang menari-nari dengan irama musik Prancis didalam rumah sambil memegang botol wine, Soo Kyung datang dengan mengetuk pintu dan sepatu yang sudah dikalungkan pada lehernya.
“Kapan kau mau ikut denganku ? Apa Kau ketemu dia ?” ucap Jin sang, Soo Kyung menyandarkan badanya di sofa
“Lelaki itu ...sudah ... melanjutkan hidupnya.
Hanya aku yang terjebak di masa lalu. “ cerita Soo Kyung lalu menjatuhkan tubuhnya di sofa dengan kepala dibawah.
“Makanya aku menyuruhmu temui dia. Wanita suka sekali tinggal di masa lalu. Tapi Lelaki ?
Tidak begitu. “ kata Jin Sang kembali minum wine dari botolnya.
Soo Kyung mulai minum langsung satu gelas dengan mulutnya, Jin Sang pun mengajak Soo Kyung untuk hari ini mereka akan melihat siapa yang paling kuat. Keduanya mulai bersulang, Jin Sang pun meminta untuk satu teguk lagi. Keduanya terus minum dan minum bahkan sampai melakukan love shot.
Tapi keduanya masih tetap kuat, Jin Sang mulai menari-nari begitu juga Soo Kyung berputar-putar seperti penari balet. Keduanya kompak melakuan tarian dada setelah itu, Soo Kyung bisa masuk ke dalam kolong kaki Jin Sang dengan sempurna.
Soo Kyung menjerit kalau bisa terbang, Jin Sang menahan tubuh Soo Kyung yang melakukan push up denga pijakan kaki diatas rak. Beberapa saat kemudian Soo Kyung tergeletak di lantai, Jin Sang mulai menghitung seperti pertarungan tinju. Soo Kyung langsun terbangun. Keduanya kembali minum, Jin Sang pikir mereka tak butuh gelas dan langsung minum dari botolnya. Keduanya menikmati minum wine dari botol sambil menari-nari.
Soo Kyung merasakan ada bagian badan yang menyentuh lehernya dan menciumnya, lalu tersadar saat membuka matanya ternyata kaki yang menyentuh badanya, wajahnya panik menarik selimut dan melihat ternyata Jin Sang tertidur dengan mengunakan bertelanjang dada dan mengunakan pakaian dalamnya.
Dengan mata melotot terkejut berusaha untuk menutup mulutnya, lalu menarik kain yang ada didekatanya dan menutupi badannya dengan kain. Pelahan berjajan jongkok mengambil pakaiannnya lalu keluar dari kamar. Soo Kyung sudah ada didalam kamar jatuh lemas mengetahui sudah tidur dengan Jin Sang, teman dari adiknya.
Pagi harinya
Jin Sang meminum kopi dan merasakan kepalanya terasa sangat sakit. Soo Kyun keluar kamarnya dengan wajah gugup. Jin Sang melihat Soo Kyung pergi ke kantor bertanya Semalam
mereka minum sampai jam berapa. Soo Kyung tak menjawab karena merasa gugup dan memilih untuk pamit pergi saja. Jin Sang heran dengan sikap Soo Kyung kembali meminum kopinya.
Soo Kyung sudah ada didalam lift tiba-tiba menjerit histeris “Memalukan!” sampai semua pegawai menjauh ketakutan. Soo Kyung langsung memukul dinding lift, lalu jatuh lemas dan menyuruh semuanya keluar dari lift. Pegawai pun berhaburan keluar dari lift. Soo Kyung tak percaya bisa tidur dengan si bocah kecil itu.
Ibu Tae Jin sangat marah dengan ibu Hae Young yang sudah gila, karena berani sekali bicara dengan berteriak padanya. Padahal sebelumnya bertemu tak bisa menatap matanya.
“Dia diam saja dan menundukkan kepalanya! Tapi sekarang malah membentakku ! Dia bilang, meskipun putrinya harus sendiri sampai tua, dia tidak akan ijinkan menikah denganmu ! Dia bilang, akan mencabik-cabik dirimu !” teriak Ibu Tae Jin melotot sambil menunjuk-nunjuk pada anaknya.
“Kenapa melakukan itu tanpa bertanya dulu ?!” teriak Tae Jin sangat marah, sampai semua pengunjung cafe menatapnya. Ibunya mengumpat anaknya itu sudah gila dan menyuruh untuk memelankan suaranya.
“Jangan menelpon rumahnya lagi... Jangan lakukan apapun.... Cukup diam saja sampai kembali ke Amerika.”pinta Tae Jin berusaha mengontrol emosinya.
“Apa sesuatu terjadi diantara kalian ?” ucap Ibu Tae Jin curiga, Tae Jin tak menjawab memilih untuk pergi meninggalkan cafe.
Tae Jin gelisah di dalam kamarnya, lalu melihat ponselnya mengetik nama Hae Young, tapi terlihat ragu untuk menelp.
Flash Back
Tae Jin duduk sendirian dalam bar, pelayan melihat Tae Jin heran karena harus
mencemaskan hal itu, menurutnya Tae Jin Bilang saja, "Eh, kau bau!", maka perempuan akan langsung pergi. Tae Jin berteriak marah sambil melempar makanan.
“Apa itu perkataan tepat pada perempuan ?” teriak Tae Jin
“Hyungnim, kau tidak bisa berkata halus jika ingin putus dengan perempuan. Kalau dengan perempuan, kata "aku tidak suka lagi padamu" tidak cukup. Dia akan terus tanya padamu apa alasannya, Perempuan suka berhalusinasi. Dia akan berpikir "pasti ada yang salah dengannya".
Kalau dengan perempuan harus berikan jawaban detil. Contohnya "Aku tidak suka dengan cara makanmu".” Jelas Si pelayan dengan wajah serius
Tae Jin pun mengatakan pada Hae Young tak menyukai cara makannya, Hae Young tampak terlihat shock dengan menahan tangisnya.
Sipelayan yang mengusulkan cara itu mengartikan kata-kata tadi itu tidak suka lagi padanya, maka
akan langsung mundur. Tae Jin terlihat tak begitu yakin dengan ucapanya.
Setelah Tae Jin mengatakan tak menyukai cara makan calon istrinya, Hae Young hanya menangis lalu keluar cafe dengan membawa tasnya. Tae Jin menatap kepergianya, Hae Young sempat berhenti melangkah. Tae Jin seperti berharap Hae Young memalingkan wajahnya, tapi Hae Young terus berjalan. Tae Jin hanya bisa tertunduk dengan mengepalkan tanganya.
Hae Young sedang sibuk mengetik di mejanya, saat itu masuk pesan dari Tae Jin “Harusnya dari awal kau bilang kau yang batalkan. Kenapa cerita yang sebenarnya ?” Tapi Hae Young tak peduli setelah membacanya tak membalasnya dan menelungkupkan ponselnya lalu kembali serius mengetik.
“Karena aku tidak bisa bersandiwara lagi. Aku ingin menangis sekali saja. Aku ingin berkata jujur dan menangis tersedu-sedu. Makanya aku menangis sepuasnya. Sekarang aku lega. “ gumam Hae Young dengan tatapan kosong masuk ke dalam lift untuk pulang bekerja.
Hae Young tiba-tiba berhenti melangkah melihat didepanya sudah ada Tae Jin yang menunggunya. Tae Jin membalikan badanya melihat Hae Young dengan sedikit tersenyum.
Akhirnya keduanya berdiri ditaman, Tae Jin mengajak Hae Young pergi kesuatu tempat
karena pasti belum makan.
“Kau mau makan apa ? Nanti aku belikan yang enak. “ ucap Tae Jin
“Kau kejam, Mana bisa aku makan di depanmu Tae Jin ssi ?Semakin kita bicara aku semakin marah, Sampai disini saja. Mulai sekarang kita tidak perlu bertemu lagi.” Kata Hae Young dengan mata berkaca-kaca beranjak pergi.
“Aku masuk penjara. Aku ditahan sehari setelah kita putus.” Ucap Tae Jin, Hae Young terhenti langsung membalikan badanya.
“Aku tidak ingin ditangkap saat kita menikah.
Kalau kulakukan, maka keluargamu bisa hancur dan Kau juga akan hancur. Aku kira akan lama ditahan, Setidaknya beberapa tahun, aku yakin
Kau akan berkata mau menunggu.” Jelas Tae Jin, Hae Young menatap terlihat matanya makin memerah
“Tapi... Hae Young, putus denganmu adalah keputusan yang tepat. Aku pikir hanya ... perlu berkata sesuatu padamu. Sesuatu yang bisa membuatmu meninggalkan aku. Makanya aku melakukan itu… Maaf....” kata Tae Jin dengan wajah sedih dan merasa menyesal
Hae Young menatapnya tanpa berkata-kata, lututnya terasa lemas lalu menangis sesungukan. Tae Jin berjalan mendekatinya ingin memegang lenganya, Hae Young langsung menghempaskan lalu berjalan pergi. Tae Jin mengejarnya ingin memegang tanganya, Hae Young kembali menghempaskan dengan mata marah, Tae Jin pun membiarkan Hae Young pulang sambil menangis.
Hae Young berjalan pulang sambil menangis seperti anak kecil yang kehilangan balon, lalu masuk ke rumah memanggil ibunya sambil menangis memberitahu ibunya kalau Tae Jin itu dipejara. Keduanya orangnya melonggo kaget.
“Makanya dia melakukan itu.... Bukan karena dia benci aku ! Dia bersikap seperti karena dia ingin aku bahagia! Dia tidak benar-benar benci kepadaku !” jerit Hae Young lalu menangis histeris lalu jatuh lemas, Ibunya langsung memeluk anaknya.
“Tentu saja.... Putriku memang putri yang hebat.” Kata Ibu Hae Young mengelus rambutnya.
“Kenapa dia dipenjara ?” tanya Tuan Oh penasaran, istrinya pikir tak perlu memperduikan itu, sambil memenanngkan anaknya meminta untuk tak menangis.
Do Kyung mondar mandir didepan rumah, seperti menunggu seseorang tapi tak kunjung datang. Lalu ia duduk bersandar dikamar Hae Young dan sempat sedikit tertidur tapi Hae Young belum juga pulang, lalu mengetik pesan dari ponselnya “Hari ini, apa kau tidak pulang lagi ?” pada Hae Young.
Tapi ia memilih untuk tak mengirimnya memilih untuk menaruh kembali ponslenya dimeja, lalu sambil tertunduk terus menunggu Hae Young pulang. Matanya melihat boneka tertawa yang suka didengar Hae Young agar bisa tertawa. Do Kyung pun mengambilnya dengan menatap boneka tertawa, senyuman terlihat seperti mengingatkan pada Hae Young.
Do Kyung duduk didepan meja rekamanya kembali memutar suara Hae Young yang tak sengaja didengar.
“Ternyata menyukainya tetanggamu, ada kelebihannya. Aku jadi ingin pulang rumah lebih cepat. Dulu aku tidak mau pulang cepat sebelum aku mabuk. Pikirkan aku dan pulang lebih cepat !
Aku tidak minta kau suka padaku ! Aku hanya kesepian sekali !” jerit Hae Young saat dirumah sendiria sambil menangis didepan pintu, lalu mengeluh karena belum malam tak tahu yang harus dilakukan.
Do Kyung mengingat Hae Young yang berlari kearahnya lalu meloncat kepelukanya dan berbisik meminta untuk berputar di depan temanya, dan ia mengikuti permintaanya. Setelah itu mereka berjalan sambil berpelukan dan Hae Young meminta untuk senyuman dengan penuh cinta. Do Kyung pun bisa tersenyum seperti mengikuti kegilaan Hae Young.
Lalu Do Kyung mendengar suara Hae Young yang memanggil “sayang” berpura-pura ketika menerima paket atau makanan yang dipesannya supaya dianggap tinggal bersama suaminya. Setelah itu mengaduh kesakitan karena kesandung meja dalam kegelapan.
“Tuhan dan Budha sedang sibuk menjaga orang kurang beruntung di dunia ini ... Tapi jika kalian punya waktu luang dan sudah ada disini. Ada lelaki bermata indah yang memilih hidup menderita. Tolong bantu dia sadar dan kembali ke dirinya.”
Do Kyung mendengarkan dengan serius, Hae Young yang mendoakan dirinya padahal ia juga sedang menderita.
Hae Young baru saja menutup telpnya, ibunya yang sedang mencuci piring bertanya siapa yang menelpnya. Hae Young mengatakan dari Tae Jin, Ibunya bertanya kenapa menelp. Hae Young menjawab Tae Jin ingin datang.
“Kemana ? Mau apa kemari ? Kau Bilang saja tak perlu kemari. Jangan temui dia. Lepaskan Tae Jin itu. Dia sudah membuangmu sehari sebelum menikah, Apapun alasannya tidak bisa. Jangan temui dia, Putuskan. Kau bisa hidup sendiri.” Ucap ibunya tak rela
“Aku hanya bertemu sebentar saja.” Kata Hae Young, Ibunya pikir untuk apa menurutnya lebih baik menyudahi saja semuanya.
“Ibu.... Aku bosan.” Kata Hae Young dengan wajah melas, Ibunya bertanya kenapa bosan karena punya ibu dan ayah, dan tetap tak menginginkan anaknya menemuinya denan mengancam akan membunuhnya kalau sampai bertemu lalu melepask sarung tanganya.
Hae Young sedang bermain pingpong dengan pria lainya, sepertinya keahilanya bisa mengalahkan lawan teman prianya. Wajahnya terpaku ketika melihat Do Kyun yang akhirnya datang.
Keduanya pun mulai bermain pingpong sama seperti saat mereka berpacaran, permain terlihat sangat serius, dua kali Do Kyung kehilangan bola dan akhirnya bisa membalasnya walaupun nafasnya terengah-engah karena sudah lama tak bermain. Hae Young menatap Do Kyung dengan senyuman dan terlihat juga nafasnya terengah-engah.
Hae Young memberikan sebotol minuman berkomentar Do Kyung terus bermain ping-pong kalau lebih baik darinya, lalu menceritakan
berhenti main ping-pong setelah putus. Do Kyung mengaku kalau ini juga pertama kali setelah setahun, Hae Young terdiam sejenak lalu mengajaknya untuk makan sesuatu. Do Kyung menolak karena harus pergi.
“Apa kau punya janji?” tanya Hae Young, Do Kyung membenarkan
“Aku kira kita bisa makan malam dulu. Kapan mau datang lagi ?” tanya Hae Young
“Tidak lagi. Aku kemari karena kau pasti
menunggu terus. Aku sudah baik-baik saja.
Kalau kita bertemu di jalan, aku bisa menyapamu sambil tersenyum. Terima kasih sudah menemuiku lebih dulu.” Kata Do Kyung lalu mengulurkan tanganya
Hae Young terkaget karena Do Kyung tak ingin main pingpong denganya lagi, menurutnya Do Kyung tak perlu seperti ini. Do Kyung merasa
Kalau lebih dari ini maka akan aneh jadi
Sebaiknya sampai disini saja. Hae Young pun menyambut tangan Do Kyung dengan menahan tangisnya, Do Kyung pun pergi meninggalkan Hae Young terlihat tanpa penyesalan.
Do Kyung berada di dalam mobil menelp Hae Young, terlihat Hae Young yang menelp sudah tahu kalau yang menelp itu Tetangga prianya. Do Kyung mengajak Hae Young pulang, Hae Young menarik nafas panjang mendengarnya. Do Kyung mengajak Hae Young untuk Pulang kerumah.
Hae Young heran dengan sikap Do Kyung yang tiba-tiba mengajaknya pergi.
“Ada yang ingin kukatakan, Pulanglah denganku.
Keluar sekarang. Aku sudah didepan. ” Kata Do Kyung penuh semangat sudah memarkir mobilnya.
Hae Young keluar rumah masih menempelkan ponselnya, mencari-cari diluar rumah. Do Kyung terlihat memberikan sedikit senyuman, tapi senyumanya hilang ketika melihat Tae Jin yang keluar rumah pamit dengan Hae Young. Hae Young menurunkan tangannya dengan wajah binggung, Do Kyung pun melepaskan hands freenya terlihat kecewa.
Do Kyung memacu mobilnya dengan wajah penuh amarah sambil mengumpat Tae Jin sibajingan, setelah di jalan yang kosong. Mobil Do Kyung dari belakang tiba-tiba ditabrak yang membuat sedikit terbanting di stirnya. Do Kyung keluar dari rumah dan merasakan kesakitan dibagian perutnya sambil mengumpat marah.
Tapi setelah melihat ke arah belakang tak ada yang mobil siapapun, mobilnya dibagian belakang pun nampak baik-baik saja. Do Kyung kebingungan melihat sekeliling hanya ada mobilnya saja tak ada mobil lain. Tiba-tiba merasakan kembali sakit dibagian perutnya, lalu dimatanya melihat dirinya yang terkapar di aspal dengan kepalanya penuh dengan darah.
Do Kyung membuka matanya dan sudah terbaring di tempat tidurnya.
Dokter mondar mandir terlihat kebinggunga, beberapa saat kemudian dia menjerit kalau sudah mengerti. Lalu duduk dibangkunya mengatakan
Sepertinya tahu, alasannya. Do Kyung sudah duduk didepanya terlihat bersemangat.
“Aku tahu apa yang kau lihat selama ini. Aku mengerti.” Ucap Dokter, Do Kyung menatap Dokternya dengan mata memerah dan berkaca-kaca.
Do Kyung berjalan pulang dengan tatapan kosong, seperti memikirkan tentang kata-kata dokter. Hae Young yang juga baru pulang berjalan disampingnya, menyapanya yang baru pulang kerja. Lalu memberitahu mau mengambil barangnya hari ini dan Barang yang besar akan dibawa oleh perusahaan pindahan. Do Kyung hanya diam saja, Hae Young meminta agar menanggapinya. Do Kyung tetap diam saja
“Kau mau berkata soal apa ? Kau bilang ada yang ingin dibicarakan.” Kata Hae Young
“Uang jaminannya sudah siap.” Ucap Do Kyung, Hae Young mengucapkan syukur
“Tapi kenapa kau sepertinya marah ?” kata Hae Young melihat sikap Do Kyung
“Apa Kau pacaran lagi dengan lelaki itu ?” tanya Do Kyung sinis, Hae Young membenarkan. Do Kyung mengejek Hae Young itu gampangan sekali. Hae Young membenarkan kalau memang
gampangan.
“Aku mulai tidak suka padamu. Dia sudah mencampakkanmu, tapi kau kembali?” ungkap Do Kyung dengan saling menatap
Hae Young menegaskan Tae Jin itu punya alasan
yaitu ada di penjara. Do Kyung berteriak tak terima Hae Young memaafkannya karena itu, Hae Young juga ikut berteriak dengan sikap Do Kyung yang bisa memaafkan Oh Hae Young padahal sudah menghancurkan hatinya dan ingin bertemu lagi denganya. Do Kyung menegaskan Hae Young itu punya alasan yang jelas.
“Tapi bajingan itu malu mengaku kalau dia bangkrut ! Jadi dia menusukmu dengan kata-kata dan melarikan diri. Apa itu lelaki sejati ? Kalau dia sungguh cinta padamu, harusnya dia tidak begitu.” Tegas Do Kyung
“Aku juga tahu ! Dia lebih mementingkan harga dirinya dibandingkan aku ! Saat ini aku tidak masalah dengan siapapun. Aku butuh dia meskipun dia sudah membuangku Agar bisa menahan diriku dan tidak melemparkan diriku kepadamu!!! Aku merasa bingung sekali! Semua karena kau!! Agar hatiku tidak meledak !!!” teriak Hae Young Do Kyung tak berkomentar memilih untuk pergi, sambil melepaskan jasnya.
“hei..... lelaki jahat ! Kau lelaki paling kejam ! Kau paling pengecut !” teriak Hae Young penuh amarah.
Do Kyung tak mengubrisnya memilih untuk terus berjalan, Hae Young berlari mengejarnya dan langsung memukulnya. Do Kyung menariknya mengumpat Hae Young sudah gila. Hae Young berteriak marah tak ingin disentuh. Do Kyung tetap ingin memegangnya, Hae Young mendorongnya dengan meluapkan rasa kesal sambil memukul dan berteriak.
Akhirnya Do Kyung memeluk pinggang Hae Young agar bisa tenang, tapi Hae Young merontah meminta untuk melepaskanya, dan mengigit tangan Do Kyung agar bisa terlepas. Tangan Do Kyung pun terlepas sambil mengaduh kesakitan. Hae Young ingin memuku lagi tapi tanganya sudah dipegang oleh Do Kyung dan akhirnya hanya bisa menjerit histeris. Do Kyung meminta Hae Young untuk menghentikanya.
Nafas keduanya terengah-engah, Do Kyung akan berjalan pergi dan Hae Young kembali memukul dengan tas bahkan ingin mencengrkamnya. Do Kyung bisa memegangnya dan mendorong ke dinding dengan memegang dua tanganya, Hae Young mendorong ingin melepaskanya, tapi tangan Do Kyung lebih kuat dan membuatnya tak bisa bergerak.
Do Kyung melihat bibir Hae Young yang luka, keduanya terlihat kelelahan dengan nafas yang tak beraturan, mata mereka tiba-tiba bertemu. Do Kyung langsung mencium Hae Young, dan Hae Young pun membalasnya, terlihat keduanya berciuman melampiaskan semua perasaan yang tertahan. Tangan Do Kyung merasa bagian pinggang Hae Young seperti merasakan kenyamanan, Hae Young pun mengalungkan tanganya di leher Do Kyung.
Keduanya saling berpelukan dengan sangat erat, Hae Young pun merasakan seperti kehangatan dipelukan Do kyung dan Do Kyung pun memeluknya dengan erat lalu matanya tiba-tiba terbuka seperti teringat sesuatu dan langsung melepaskanya. Ia memegang kepalanya dan tertunduk seperti merasa sudah kehilangan pikiranya.
Hae Young binggung melihat sikap Do Kyung yang terlihat kebingungan, Do Kyung mengambil jaketnya dan langsung pergi dengan memegang kepalanya. Hae Young menatap punggung Do Kyung yang pergi meninggalkanya begitu saja setelah menciumnya.
Flash Back
Dokter mengatakan Sepertinya sudah tahu apa yan selama ini dilihatya dan sudah mengerti. Do Kyung dengan mata memerah dan berkaca-kaca bertanya apa itu namanya, lalu meminta dokter untuk tak melihat dengan pandangan aneh dan menyuruhnya untuk mengatakan saja~bersambung ke episode 10~
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Miss Oh [Completed]
FantasyOh Hae-Young dibuang oleh Han Tae-Jin pada hari sebelum pernikahan mereka. Dia tidak bisa mengatakan yang sebenarnya tentang apa yang terjadi dan berbohong kepada orang lain tentang apa yang terjadi. Dia bekerja sebagai asisten manajer divisi restor...