“Oh Hae Young, fighting!” jerit Hae Young bahagia saat melalui pelari dengan nama dibelakang punggungnya.
Wajah Hae Young berubah saat melihat wajah pelari Hae Young yang sedang berhenti, Dia adalaha si cantik Hae Young saat lomba lari denganya dan harus terpaksa kalah karena semua pria menyorakan namanya. Sementara ia sudah berlari dengan cepat.
Do Kyung berkerja sendirian di studio, bayangan Hae Young datang mengatakan “Dia sudah kembali, Si cantik Oh Hae Young.” Akhirnya Do Kyung pergi dengan membawa mic dan alat perekamnya, pikiran kembali teringat saat Hae Young membuka tirai dipagi hari, saat itu matahari pun masuk. Do Kyung masih tidur lalu Oh Hae Young kembali tidur disampingnya sambil memeluknya.
“Suara detak jantungmu adalah hal yang kusuka di dunia ini” bisik Hae Young, Do Kyung pun memeluk erat pacarnya.
Do Kyung sudah ada di pinggir rel kereta, saat kereta lewat ia memasang earphone untuk mendengarnya dan kembali mengingat saat berciuman dengan Hae Young sangat mesra dan lembut, keduanya nampak bahagia saling berpelukan. Setelah itu keduanya juga foto prewed dengan gaun pengantin dan jas.
Tapi akhirnya Do Kyung duduk sendirian di ruangan pernikahanya karena Hae Young meninggalkanya. Setelah mencari keliling, Ia melihat SNS Hae Young yang menguploud foto sedang ada diparis dengan seorang pria lalu bertuliskan caption [ Semoga kau bahagia dari sekarang.] Do Kyung mengingat semuanya tapi tak terlihat lagi wajah kesedihan dan penyesalan.
[Episode 4: Ayo kita membeli sebuah lagu dan pulang]
Hae Young baru sampai kantor dengan tatapan kosong, melihat ponselnya di grupnya yang terus berbunyi
“Hei! Si cantik Oh Hae Young akhirnya kembali!” tulis teman pria SMA Hae Young dalam grupnya. Salah seorang membalas seperti tak percaya.
“Sang Suk bilang dia melihatnya di Gangnam. Dia selama ini tinggal di Eropa.” Balas teman wanita SMA Hae Young, seorang pria bertanya apakah Hae Young kembali ke Korea
“Ya. Kudengar dia mengambil tawaran pekerjaan.” Balas teman si wanita
“Yahuuuu....! Aku penasaran apakah dia masih cantik seperti dulu.” Jerit teman pria bahagia.
“Kudengar dia sudah dewasa dan penampilan dia sekarang lebih sempurna.” Balas teman pria lainnya.
Hae Young sudah ada ditepi sungai Han dengan menyilangkan kaki seperti sedang melakukan yoga dan memasang earphone di telinganya.
“Ketika suasana hatiku sedang buruk, aku biasa pergi ke tempat yang membuatku bahagia.Pikiran yang bahagia..... Hal-hal yang bahagia.”
Hae Young mengingat saat Do Kyung menaruh sepatu di depan pintu rumahnya, sambil menyindir Hae Young yang berusaha untuk mengumbar-umbar bahwa hidup sendirian lalu memberitahu kalau kurir itu penipu. Lalu sebelum Do Kyung kembali kekamarnya berbicara, “Tinggal saja disini, Aku juga akan tinggal disini.”
Akhirnya Hae Young bisa tersenyum kembali mengingatnya lalu membuka matanya terlihat rasa sedihnya sudah hilang.
Dokter menanyakan apakah Hae Young itu belum tahu bahwa Do Kyung adalah orang yang menghancurkan pernikahannya. Do Kyung dengan memejamkan matanya mengatakan belum. Dokter juga memastikan kalau Hae Young itu belum tahu kalau semua ini terjadi karena Oh Hae Young yang satunya. Do Kyung membenarkan.
“Lalu bagaimana perasaanmu ketika kau memiliki penglihatan-penglihatan ini? Ketika kau melihat dia dalam penglihatanmu, apa kau merasa bersalah?” tanya Dokter sudah duduk didepan Do Kyung
“Aku hanya... merasa kesepian.” Jawab Do Kyung dengan membuka matanya.
Do Kyung mengingat saat melihat raut wajah Hae Young saat pertama kali bertemu dan membalikan badanya ke arahnya. Bahkan ketika di mobil saat keduanya saling menatap, lalu di trotoar sebelum mereka saling mengenal.
“Rasanya seperti aku mengenang kenangan yang dulu... tepat sebelum aku akan mati karena usia tua. Aku merasa kesepian. Aku punya firasat kalau hidupku akan berakhir menjadi sebuah tragedi.”
Do Kyung sudah turun dari mobilnya, berjalan menyusuri jalan ketika masuk ke dalam restoran, langsung terdiam melihat Hae Young yang makan dengan lahapnya sendirian. Hae Young pun berhenti mengunyah karena melihat Do Kyung berdiri didepanya. Akhirnya Do Kyung memilih untuk duduk di meja yang lainnya.
Hae Young mengunyah makananya dengan lirikan sinis, Do Kyung bisa mendengarnya akhirnya pindah ke tempat duduk Hae Young dan akan memesan menu yang sama pada bibi restoran. Hae Young mengaku ingin memukulnya tadi. Do Kyung pun hanya bisa diam. Makanan Do Kyung pun datang.
“Kudengar dari seseorang bahwa...Pyungchang-dong adalah sebuah kota besar dan sangat kuat.
Jadi aku dengar kau harus butuh banyak energi untuk hidup di daerah sini. Rupanya ada banyak orang yang pindah ke daerah sini, kemudian melarikan diri dari rumahnya di malam hari.” Cerita Hae Young sambil berbisik, tapi Do Kyung sibuk makan.
“Kau bilang kau sudah tinggal disini sejak kau masih kecil, 'kan? Kau pasti punya energi yang banyak.” Ucap Hae Young langsung menaruh tangan diatas kepala Do Kyung.
Do Kyung dengan tatapan sinis bertanya apa yang sedang dilakukanya, Hae Young mengatakan sedang meresap energy yang dimiliki Do Kyung karena hari ini merasa kurang energy. Do Kyung mengelengkan kepalanya, lalu Hae Young itu menurunkan tanganya sambil menghela nafas.
“Suasana hatiku buruk belakangan ini dan baru-baru ini suasana hatiku pulih.Tapi aku sungguh merasa sedih hari ini. Aku sudah cerita 'kan padamu kalau ada dua Oh Hae Young waktu aku SMA? Dia sudah kembali” cerita Hae Young, Do Kyung terdiam seperti melihat kembali bayangan Hae Young yang mengatakaan “Si cantik Oh Hae Young.”
“Huff... Aku tidak bisa mengerti. Apa yang sebenarnya dia makan? Bagaimana bisa? Dia bahkan tidak menua sedikit pun. Malah aku satu-satunya yang menua.” Keluh Hae Young, Do Kyung kaku sejenak dengan gelas ditanganya.
“Aku dengar rumor bahwa suatu hari dia tiba-tiba menghilang... Aku merasa nyaman begitu tahu
bahwa dia pernah menghilang, Kupikir aku tidak perlu dibandingkan dengan dia lagi. Itu sebabnya aku mulai menghadiri reuni sekolah kami. Tapi
Aku melihatnya kemarin dan Dia berlari maraton.
Tanpa melihat kalau dia orang yang kukenal, aku malah menyemangati dia.” Cerita Hae Young kesal sambil mengacak-ngacak rambutnya.
Do Kyung masih saja terpaku dengan gelas ditanganya lalu meminum air minumnya untuk menghilangkan rasa gugup. Hae Young pun memakan sesendok penuh nasi ke dalam mulutnya untuk menghilankan rasa kesalnya.
Do Kyung keluar lebih dulu dari restoran kembali melihat bayangan Hae Young yang terpana. Lalu Hae Young keluar dari restoran memperlihatkan raut wajah terpana seperti yang dilihat. Do Kyung melihat Hae Young yang berjalan dengan senyuman bahagia mengatakan “Angin malam sungguh hangat” wajah Do Kyung mematung. Hae Youn berjalan dan mengatakan kalimat yang sama.
“Inilah musim favoritku. Musim ketika angin malam menjadi lebih hangat.” Cerita Hae Young tepat berdiri disamping Do Kyung, tapi Do Kyung tak berkomentar memilih untuk berjalan lebih dulu. Hae Young lalu mengikutinya dari belakang.
“Hatiku terasa tentram, Mengetahui bahwa ada seseorang yang merasakan rasa sakit yang sama denganku. Kupikir semua omong kosong ini hanya terjadi padaku karena aku orang yang bodoh. Tapi ternyata orang-orang keren sepertimu juga bisa dicampakkan sebelum pernikahan mereka.” Cerita Hae Young, Do Kyung tetap saja diam tanpa berkomentar.
“Maaf karena aku sudah bilang kalau rasa sakitku adalah penghiburanku.” Kata Hae Young, Do Kyung melihat banyak bunga sakura yang berguguran, keduanya pun berjalan pulang bersama dengan bunga sakura yang berguguran dijalan.
Didepan rumah
Hae Young bertanya bagaimana mereka
melakukan konstruksi rumahnya. Do Kyung pikir merka hanya perlu menutup pintu dengan memakai perabotan mereka sendiri saja. Hae Young mengejek Do Kyung yang mendadak jadi murah hati sekali Padahal kemarin terlihat menggila hanya gara-gara hal seperti ini.
“Ayahku awalnya menggunakan ruangan itu
sebagai ruang kerjanya.” Cerita Do Kyung, Hae Young bertanya perkerjaan apa yang dilakukan ayahnya.
“Pekerjaan yang mirip dengan pekerjaanku. Ketika aku pindah kembali kesini, aku juga akan menggunakannya sebagai ruang kerja. Jika kau memutuskan akan pindah, beritahu aku dahulu,
Untuk menggunakannya sebagai ruang kerja, aku akan membutuhkan pintunya. Jadi biarkan saja begitu.” Jelas Do Kyung, Hae Young mengerti dan pamit pergi untuk masuk ke dalam rumah lebih dulu.
Do Kyung melihat Hae Young yang sedikit berlari ketika menaiki tangga menuju rumahnya, tiba-tiba pengelihatanya kembali datang Hae Young yang berlari menuruni tangga dan langsung meloncat ke arah tubuhnya seperti orang ingin digendong.
Do Kyung melonggo kaget dan langsung berjalan mundur seperti merasakan Hae Young sudah berlari dan ada dipelukanya. Tapi pikiranya tersadar melihat Hae Young masih berjalan menaiki tangga menuju rumahnya.
Pagi hari
Ibu Hae Young sudah memakai pakaian rapih dan tas ransel, Tuan Nam sedang memperbaiki sepeda bertanya mau kemana istrinya itu. Ibu Hae Young menjawah kalau ingin pergi naik gunung. Ayah Hae Young hanya terdiam melihat tingkah istrinya yang aneh setelah anak mereka pergi.
Kenyataanya, ibu Hae Young pergi ke rumah anaknya dan berhasil masuk gerbang karena tak terkunci, lalu berjalan menaiki tangga ke rumah anaknya. Didepan pintu rumah, Ibu Hae Young kesal sendiri melihat sampah anaknya yang makan nasi instant dan banyak kaleng bir. Setelah itu memeriksa pintu rumah dan melihat ada stiker untuk memperbaiki pintu yang rusak.
Ibu Hae Young berjalan menuruni tangga rumanya sambil berbicara pada seseorang kalau
Daripada menggunakan tombol untuk mengunci pintu lebih baik menekan nomornya, jadi menyuruh untuk membeli sebuah kunci pintu dan segera membawa ke rumah Hae Young.
Soo Kyung tiba-tiba masuk ke dalam ruang makan dengan wajah kesal lalu melempar tissue toilet ke kepala adiknya yang sedang minum. Lalu memarahi adiknya yang buang air sambil berdiri karena sudah menasehati agar jongkok. Park Hoon menjerit kalau bukan ia yang melakukanya. Soo Kyung bertanya siapa lagi kalau bukan adik bungsunya itu.
Do Kyung keluar dengan membawa secangkir kopi lalu menunjuk seseorang yang sedang makan di meja makan. Jin Sang tertunduk ketakutan ketika sedang sarapan. Soo Kyung melihat wajah Jin Sang mememar lalu bertanya kapan teman adiknya itu datang ke rumah. Jin Sang mengaku Semalam dan akan tinggal
tempat Do Kyung untuk sementara waktu.
“Orang macam apa yang kau bela kali ini sebelum kau diteror?” tanya Soo Kyung
“Pemerkosa dan pembunuh. Dia memenangkan vonis bebas bagi pria yang awalnya dihukum 15 tahun penjara. Jika aku adalah anggota keluarga korban, aku juga akan membunuhmu. Mata ganti mata. Aku juga akan mengencanimu, lalu
memerkosa, dan kemudian membunuhmu.” Ucap Park Hoon geram duduk dimeja makan
“Kapan kau akan berhenti membela orang-orang ini? Apa Kau memang tidak punya orang lagi yang bisa kau bela ?” kata Soo Kyung mengomel
“Penjahat juga layak mendapatkan hak asasi manusia. Bahkan jika seluruh bangsa menunjuk jari pada mereka... setidaknya aku harus melakukan yang terbaik untuk membela mereka.
Itulah hukum dan keadilan.” Tegas Jin Sang lalu mengumpat kesal sendiri tentang Keadilan sambil mendorong mangkuk cerealnya.
“Di rumah ini, kau harus jongkok jika buang air.
Itulah keadilan. Jika tidak, aku akan langsung mengusirmu keluar!” tegas Soo Kyung lalu keluar dari ruangan makan
Setelah itu Jin Sang dan Park Hoon langsung high five, seperti rencana mereka berhasil. Park Hoon meminta untuk membeli barang yang mahal. Jin Sang tak peduli menyuruh Park Hoon memilih semaunya. Do Kyung bisa menduga semua karena hubungan Jin Sang dengan wanita
berantakan terjadi lagi
“Ini bukan pertama kalinya! Aku jelas-jelas sudah bertanya padanya apakah dia berkencan dengan seseorang. Tidak terpikir olehku untuk menanyakannya apakah dia punya suami.” Ucap Jin Sang, dua kakak beradik menatapnya sambil menghela nafas.
“Aku jadi korban disini. Aku menanyakannya apakah dia punya pacar dan Dia membodohiku dengan kata-katanya. Apa Kau tahu, aku sudah dipukuli dengan batang logam dan tongkat bisbol.
Tapi kau tahu...” cerita Jin Sang dan saat itu suami wanitanya memukul kunci pintu dengan sebuah alat yang sangat besar dan sangat marah berteria menyuruh keduanya untuk keluar.
“Dia mengunakan kapak untuk membuka pintu, Ini pengalaman pertamaku. Menurutku masalah ini takkan mudah diselesaikan.” Kata Jin Sang, Park Hoon tak bisa komentar dengan sibuk mengoles selai pada rotinya.
“Bersyukur saja bahwa ternyata Korea punya undang-undang yang ketat tentang pengendalian senjata.” Komentar Do Kyung
Jin Sang juga sangat bersyukur karena hal itu, dengan menaruh tangan di dada kirinya mengatakan Sebagai warga negara yang bangga akan Republik Korea, akan mencurahkan pikiran dan tubuhnya demi kehormatan dan
kemakmuran rakyat, lalu berjalan layaknya seorang tentara.
Hae Young sedang mencuci rambutnya terdengar bunyi gedoran pintu yang sangat keras, ia berteriak siapa yang datang. Terdengar suara ibunya menyuruh untuk segera membuka pintunya. Akhirny Hae Young membuka pintu heran ibunya itu bisa tahu tempat tinggalnya. Ibu Hae Young membalas mana mungkin tak bisa tahu dimana anaknya tinggal lalu melihat ada sebuah sepatu pria didepan pintu.
“Aku sengaja meletakkannya disana untuk pura-pura kalau aku tidak hidup sendiri.”kata Hae Young, ibu Hae Young sudah membawa makanan dan melihat kamar anaknya sangat berantakan dengan pakaian kotor dimana-mana.
“Coba Lihatlah kekacauan ini!! Bersihkanlah rumahmu ini!” keluh ibu Hae Young
“Ini rumahku. Jadi tak usah dipedulikan.” Balas Hae Young
Ibu Hae Young mengatakan itu tidak terjadi kalau dalam hukum Hae Young masih anaknya, lalu menyuruh membuat dokumen hukumnya supaya
mereka tidak peduli lagi padanya. Hae Young bertanya dengan nada mengejek, apakah orang tuanya memiliki malam yang indah setelah mengusir putrinya. Ibunya mengumpat anaknya sudah gila sambil melempar makanan ke arah anaknya.
Do Kyung keluar dari lantai bawah, Jin Sang berlari mengikutinya sambil berbicara tentang Hae Young yang pasti punya motif karena temanya itu tidak tahu kebanyakan wanita jadi akan mencari tahu sekarang. Do Kyung menarik temanya yang akan masuk dan bertanya apa yang akan dilakukan temanya. Jin Sang yakin Do Kyung itu takkan pernah menduganya. Do Kyung berteriak menyuruh untuk berhenti dengan menarik tanganya. Jin Sang menyuruh Do Kyung untuk melepaskanya. Tapi akhirnya Jin Sang bisa masuk ke dalam rumah Do Kyung.
Sementara Ibu Do Kyung sedang menyusun makanan di kulkas menyuruh anaknya ketika bangun di pagi hari, maka mengambil satu jadi
akan mencair dalam satu jam. Disisi kamar sebelah, Do Kyung berusaha menghalangi Jin Sang ingin masuk ke kamar Hae Young.
“Jangan kelaparan sepanjang hari, Makanlah ini saat kau mau pergi kerja.” Pesan ibunya, terdengar bunyi suara orang terjatuh di kamar sebelah. Do Kyung meminta agar Jin Sang agar tak berisik karena bisa terdengar dikamar sebelah. Jin Sang bisa menutup mulutnya tapi badannya menyengol botol minum yang ada disampingnya.
“Ada tumpukan botol minuman keras! Padahal
kau baru beberapa hari tinggal disini! Apa kau berusaha menjadi orang tak berguna lagi? Apa kau sudah bosan dengan hidupmu?!!!” teriak ibunya, Do Kyung dan Jin Sang mendekati rak menguping pembicaran di kamar Hae Young.
“Aku tidak akan minum lagi dan akan berhenti.” Ucap ae Young
“Kau bilang akan Berhenti minum? Jauh lebih mudah menyuruh anjing supaya berhenti pipis sembarangan.” Teriak ibunya mengomel, Hae Young tahu disamping Do Kyung bisa mendengar lalu meminta ibunya berhenti mengomel.
Ibunya melihat ada pintu di belakangnya, Hae Young pikir bukan apa-pa karena itu memang letaknya disitu. Ibu Hae Young membuka dan melihat seperti dinding yang terbuat dari tiplek, Do Kyung dan Jin Sang berusaha menahan agar rak tak bergeser. Ibu Hae Young mengeluh rumah yang jelek ditinggali oleh anaknya lalu kembali menutup pintunya. Hae Young bisa bernafas lega ibunya tak mendorongnya.
Jin Sang dan Do Kyung juga ikut bernafas lega karena pintu kembali ditutup, tiba-tiba terdengar bunyi suara seseorang sedang mengebor. Hae Young melihat ayahnya sedang memasang kunci pintu dengan password, mengeluh ayahnya harus memasang itu karena tak tahu akan pindah lagi
bahkan ini bukan rumahnya. Ibu Hae Young bertanya anaknya itu mau pergi kemana lagi dan menyuruh suminya untuk mengunakan kode yang sama seperti yang di rumah supaya mudah diingat.
“Jika aku melihat botol dan kaleng minuman keras setiap kali aku datang kesini, awas kau!!!” ancam ibu Hae Young memperingati, Ayah Hae Young berpikir kalau nanti Hae Young mengubah kodenya.
“Tidak akan terjadi, Dia terlalu malas membaca buku panduannya dan tidak akan mengubahnya
bahkan jika dia dirampok.” ucap ibunya dengan suara lantang, Hae Young meminta agar Ibunya mengecilkan suaranya. Ayahnya kembali melanjutkan memasang kunci.
Do Kyung sudah berganti baju turun dari rumahnya, Jin Sang mengekor merasa Hae Young tidak berencana tinggal disini secara permanen jadi menurutnya untuk berjaga-jaga temanya harus lebih ramah lagi pada Hae Young. Do Kyung tak memperdulikanya tapia Jin Sang memberikan semangat pada temanya.
Beberapa saat kemudian, Do Kyung dan salah satu anak buahnya yang bertubuh gemuk sudah ada di pinggir pacuan kuda dengan mic besar untuk merekam suara dan beberapa kru memasang camera dan lampu, serta sutradara duduk dibelakang monitor. Pacuan kuda dimulai, Do Kyung memastikan suaranya dengan memakai earphonenya.
Setelah selesai sutradara mendatangi keduanya bertanya apakah keduanya sudah membaca scenario dan menyanakan komentarnya. Do Kyung mengatakan bagus lalu si pria tambun mengatakan kalau ia menyukainya. Pria itu bertanya apa yang disukainya, Si pria tambun menjawab tentang Persahabatan antara kuda dan manusia, merasa simpati terhadap hewan karena
keduanya tidak bisa bicara. Sutradara pun mengucapkan terimakasih.
“Sound sangat penting untuk film ini. Tolong berusahalah dengan baik. Kita akan ke Pulau Jeju bulan depan. Kau datang, 'kan?”kata Sutradara, Do Kyung mengangguk.
“Aku minta bantuanmu, Ayo bersenang-senang sambil bekerja.” Ucap si sutadara, Do Kyung pikir
tidak mudah dilakukan.
Sutradara hanya tertawa mendengar bercanda Do Kyung lalu memeluknya untuk mereka bersenang-senang dan pamit pergi lebih dulu. Do Kyung merapihkan alat perekamnya, Si pria gembul merekam suara kuda yang ada dikandang, Do Kyung juga merekam suara kuda yang sedang dielusnya lalu tersenyum bahagia ketika kudanya mulai menjilat mic ditanganya. Teman pria pun ikut tersenyum melihat Do Kyung yang biasanya dingin bisa tersenyum.
Keduanya makasn sushi direstoran, suasana nampak canggung dan keduanya memilih untuk sibuk makan. Do Kyung meminum ocha lalu bertanya Apa begitu sulit bekerja dengannya. Si pria gemul nampak kaget mendengar pertanyaan Do Kyung lalu menjawab ia sudah banyak belajar. Do Kyung pun tak banyak komentar lagi.
Manager Sung Jin keluar dari ruangan, Hae Young langsung bertanya apa yang dikatakan atasanya yang terlihat langsung lesu duduk dikursinya, Manager Sung Jin memberitahu
Merek dagang mereka sedang diperbarui. Semua melonggo kaget, Hae Young berusaha untuk tenang mengatakan semua tak masalah dan mereka bisa melakukannya.
“Bukan kita yang melakukannya. Sebuah tim yang baru terbentuk yang akan bertanggung jawab atas hal itu. Menurutku mereka tidak mempercayai kita dan meragukan kemampuan kita. Tapi Mau bagaimana lagi, Jika tim baru perlu bantuan kita maka kita jangan buat masalah dan bantulah mereka.” Jelas Manager Sung Jin yang membuat semua pegawai mengehela nafas dan kembali ke ruanganya.
Manager Sung Jin memberitahu Hae Young agar menemui Direktur Lee segera. Hae Young binggung memangnya ada apa lagi dengan wajah panik.
Soo Kyung mengangkat dua tangan dan menaruh di lehernya sambil berjalan memberitahu Hae Young kalau Dari semua rekan-rekannya hanya Hae Young yang tidak dipromosikan. Hae Young terdiam dengan wajah melonggo mendengarnya.
“Mereka semua yang dipromosikan sekarang
menjadi bagian dari tim baru. Menurutmu bagaimana perasaanmu setelah diperlakukan seperti ini?” kata Soo Kyung, Hae Young melirik sinis seperti menahan amarahnya.
“Sejauh ini, kau banyak mengulur-ulur waktu di tempat kerja dan mengira kau hanya akan
menikah dan berhenti dari pekerjaan. Kau sekarang tidak bias memiliki waktu luang itu.
Semua orang tahu kau membatalkan
pernikahanmu sehari sebelum hari H. Jadi itu akan sulit bagimu untuk segera menemukan calon suami lain. Kau juga tidak akan direkrut
oleh perusahaan lain. Apakah keluargamu kaya?” ucap Soo Kyung duduk dimeja kerjanya dengan nada menyindir
Tapi Soo Kyung pikir melihat Hae Young bukan dari keluarga yang kaya. Hae Young menyangkal kalau keluarganya itu super kaya raya. Soo Kyung menurunkan kacamatanya dengan mengejek Hae Young itu terlihat seperti orang miskin. Hae Young mengigit bibir menahan amarahnya, Soo Kyung dengan jentikan jari menyuruh Hae Young segera keluar dari ruanganya.
Di restoran
Hae Young yakin Sung Jin sudah tahu kalau hanya ia yang tidak dipromosikan, dan merasa
tidak bisa terima, kenapa Soo Kyung tidak memberitahu lebih dulu. Sung Jin mengaku juga tidak tahu alasanya. Hae Young heran kenapa Soo Kyung itu peduli apakah keluarganya kaya atau tidak?
“Apakah dia akan memperlakukanku secara
berbeda berdasarkan kekayaanku? Semua orang sangat kejam. Kenapa mereka sangat peduli dengan kekayaan keluarga? Lagipula aku 'kan tidak kelihatan miskin!” ucap Hae Young mengumpat kesal
“Tapi kau memang kelihatan miskin, apa kau tahu kalau memang kau ini miskin” ejek Sung Jin, Hae Young membalas kalau managernya itu yang miskin. Pria itu sudah menyadari kalau memang dirinya miskin.
“Jangan kaget, Aku akan bekerja keras dari sekarang. Selama ini aku berusaha untuk tidak terlalu bersinar untuk mempertahankan kerja sama tim kita. Kau lihat saja nanti, Aku tidak akan seperti dulu lagi.” Tegas Hae Young mengebu-gebu
“Akulah Manager tim kita, jadi Akulah yang lebih marah disini.” Kata Sung Jin yang membuat Hae Young terdiam.
Sung Jin memberitahu kalau pihak atas telah merekrut seorang Manager baru dari negara lain untuk tim baru dan umurnya lebih muda darinya. Hae Young merasa senang mendengarnya dan meminta agar Sung Jin mengangkat kepalanya, Sung Jin memberitahu kalau dia adalah seorang wanita. Hae Young mengatakan kalau nanti yang akan mengurusnya, jadi tak perlu khawatir, apabila wanita itu mulai bertindak semaunya, maka ia akan membuatnya menangis dengan penuh dendam.
Hae Young mengambil dua botol bir lalu membayar di kasir, Soo Kyung baru datang dengan rambut kritingnya tak melihat bir kesukaan ada didalam lemari es lalu berdiri di dekat kasir bertanya apakah wanita itu baru pindah didaerah itu.
An Na sedang menghitung belanjaan lalu bertanya apakah Hae Young mengenal wanita itu. Hae Young melihat dari atas kebawah dengan rambut keriting yang menutupi wajahnya, mengelengkan kepala kalau tak mengenalnya. Soo Kyung berjalan mendekat lalu mengambil botol birnya, Hae Young langsung memegang botol untuk menahanya. Soo Kyung memerintahan agar memberikan botol bir untuknya, Hae Young tetap memegang tak ingin membiarkan wanita yang tak dikenalnya mengambil bir miliknya.
Sampai akhirnya Hae Young bisa menariknya lalu bertanya berapa jumlah semuanya, An Na menjawab semuanya 32.000 ₩. Soo Kyung mengikat rambutnya dan memakai kacamatanya,lalu mengangkat kepalanya sambil meniupkan angin ke wajah Hae Young.Saat itu juga Hae Young melonggo melihat Soo Kyung ada didepan wajahnya, yang ingin mengambil birnya. Soo Kyung mengatakan kalau bir itu miliknya.
Hae Young membawakan kantung belanjan berisi bir, di depannya Soo Kyung berjalan didepanya terlihat mulai sadar, ketika berhernti depan pintu gerbang, Hae Young panik karena takut ketahuan kalau sampai tinggal di tempat itu juga. Soo Kyung langsung menyuruh Hae Young masuk dan minum bersama, Hae Young tak bisa kabur lagi menurut untuk masuk ke dalam rumah.
Di dalam rumah, Soo Kyung mengambilkan gelas dan mengajak Hae Young duduk di ruang tengah. Hae Young bertanya apakah Soo Kyung tinggal sendirian, Soo Kyung mengaku hidup dengan pria lalu membuka penutup botol dengan sendok, begitu juga Hae Young lalu terdiam melihat cara Soo Kyung menuangkan bir ke dalam gelas dan langsung menghabiskan dalam satu kali teguk.
“Apa penjaga keamanan komplek rumah pernah mengantarmu pulang?” tanya Soo Kyung, Hae young malah bertanya balik siapa orang itu, seperti tak mengenalnya.
“Mereka Adalah orang penjaga keamanan, lalu
Kau tinggal dimana?” tanya Soo Kyung, Hae Young menujuk ke ara kanan kalau ia tinggal disana. Soo Kyung bingung dimana sebenanrya anak buahnya itu tinggal lalu menduga kalau Hae Young tinggal didekat toko.
Hae Young mengangguk, lalu Soo Kyung berkomentar tak ada toko diujung jalan. Hae Young tak bisa berkata-kata lagi. Soo Kyung pikir Hae Young takut kalau ia akan menerobos masuk ke tempatnya jadi tak ingin memberitahunya, lalu mengebrak meja berteriak ia juga tidak mau
menemui di rumahnya. Hae Young pun hanya bisa diam saja sambil makan cumi kering. Soo Kyung kesusahan ketika akan makan cumi kering lalu bertanya apakah Hae Young bisa mengunyahnya, Hae Young mengatakan kalau ia hanya mengemutnya dan sekrang tidak bisa makan karena terlalu kembung.
“Sebagai orang yang bekerja di industri makanan,
kau pasti punya kelas ketika membeli makanan.” Komentar Soo Kyung
“Itu sikap yang buruk untuk ribut-ribut soal makanan. Sepertinya terlalu kekanak-kanakan. Berusaha terlihat mewah dengan memilih makanan. Bukannya makan itu hal yang spontan?
Ketika lapar, makanan jadi enak. Ketika
kekenyangan, makananmu jadi tidak enak. Siapa yang peduli tentang seberapa enak rasanya ketika kau terlalu kenyang untuk makan?”balas Hae Young mengejek
“Orang-orang sepertimu memang buta rasa” ejek Soo Kyung
“Aku tahu bagaimana rasa makanan-makanan itu, bahkan tahu yang mana rasanya enak dan tidak enak.” Balas Hae Young
“Banyak orang menunggu makanan yang enak dan unik diciptakan. Apa lagi selain makanan yang membuat masyarakat menjadi begitu senang? Apa dengan Berlibur dengan jet pribadi mereka Atau berbelanja sampai mereka muak?
Apakah mereka akan menjadi jutawan Apakah ada sesuatu yang lebih murah daripada makan..
yang bisa membawa begitu banyak kepuasan?
Apakah ada sesuatu yang lebih menghibur dari hidangan lezat?” ucap Soo Kyung
Hae Young terdiam mendengarnya lalu menjawab kalau itu “cinta” Soo Kyung membeku sejenak, Hae Young menjelaskan Jatuh cinta lebih menyenangkan daripada makan dan itu membuatnya sejuta kali lipat lebih bahagia, mereka akan senang bahkan ketika kelaparan. Soo Kyung terliha jatuh lemas di tempat duduknya.
“Orang yang sedang jatuh cinta, tidak tergila-gila pada hidangan yang lezat. Mereka juga tidak ribut-ribut soal hidangan yang tidak enak. Karena mereka sudah cukup bahagia.” Jelas Hae Young
“Jadi Apa itu sebabnya kau selalu tetap menjual nasi? Kau selalu menempatkan nasi di dalam menu ketika yang lain yang terobsesi dengan hidangan mahakarya kita. Dasar... Gadis nasi! Gadis nasi! Nasi! Nasi!” ejek Soo Kyung berkali-kali.
Jin Sang baru pulang melihat di lantai atas masih gelap berarti temanya belum pulang, sambil mengeluh sulit sekali mau melihat wajah temanya itu. Akhirnya ia masuk ke dalam rumah melihat sedang ada tamu lalu menyapanya lebih dulu. Hae Young pun berdiri, Jin Sang melihat wanita itu bukan teman Hae Young.
Soo Kyung memberitahu Hae Young itu yang
bekerja di perusahaanku. Jin Sang heran karena Soo Kyung biasanya tidak pernah membawa rekan kerja ke rumah. Soo Kyung menceritakan Hae Young adalah rekan kerja yang tak pernah takut dan yang selalu memanggil dengan nama ejekan di tempat kerja. Jin Sang bertanya apa panggilan untuk Soo Kyung.
Hae Young menjawab “Isadora.” Jin Sang bisa tahu kakak temanya selalu mengawasi bawahanmu 24 jam sehari Seperti penjaga keamanan, lalu teringat Soo Kyung itu punya
sindrom iritasi usus besar jadi terus ke kamar mandi sepanjang waktu, lalu menceritakan mereka memanggilnya dengan nama kampungnya.
“Rambut berantakan dan Tutupi tubuhmu.” Ejek Jin Sang yang melihat gaya Soo Kyung berubah saat mabuk dengan menutupi wajahnya yang rambut kerinting. Keduanya tertawa tapi Hae Young melirik sinis sambil meminum sojunya.
“Tunggu. Kau kenapa ini? Rambutmu masih rapi padahal ini sudah larut malam. Pada malam hari, rambutnya sangat berantakan.” Cerita Jin Sang, Hae Young mengaku juga sudah melihatnya. Jin Sang tak percaya Hae Young sudah melihatnya sambil menceritakan Soo Kyung itu menakutkan sekali.
Setelah itu Jin Sang lebih dulu mengulurkan tanganya sambil memperkenalkan diri, Hae Young menyambutnya dengan menyebutkan namanya, Jin Sang langsung jatuh lemas mendengarnya. Soo Kyung heran melihatnya karena menurutnya nama Hae Young itu pasaran dan bisa ada dimana-mana, Jin Sang berusaha berdiri dengan wajah gugup mengangguk setuju kalau memang nama Hae Young pasaran.
“Ada lima Hae Young saat aku masih SMA. Yang terpenting, ada dua Oh Hae Young dalam kelas” cerita Hae Young, Jin Sang makin gugup mengingat wajah keduanya didalam buku tahunan dengan nama yang sama.
Akhirnya ia berpura-pura ada urusan lagi lalu keluar rumah sambil menelp, tapi Do Kyung sudah masuk ke dalam rumahnya bertanya apa yang terjadi. Jin Sang pun berjalan mundur masuk ke dalam rumah, Hae Young dan Do Kyung pun saling menatap untuk pertama kalinya didalam rumah, keduanya nampak kaget. Jin Sang menyuruh Do Kyung menyapanya dengan memperkenalkan kalau Hae Young bekerja di perusahaannya kakaknya.
Hae Young melonggo mengetahui Do Kyung itu adik dari Soo Kyung yaitu atasanya, lalu berusaha untuk tetap tenang dengan menyapa Do Kyung lebih dulu. Setelah itu memastikan kalau mereka itu saudara kandung. Soo Kyung mendekatkan wajahnya merasa kalau mereka itu mirip, Hae Young kebinggungan mengatakanya lalu memberitahu tempat tinggalnya itu sangat jauh dan memberikan kode dengan matanya. Do Kyung seperti tak begitu mengerti, Hae Young berdeham lalu memilih untuk pamit pergi lebih dulu.
“Keluargamu pasti kaya sekali. Lihatlah kau membawa tas mahal ini.” komentar Soo Kyung melihat tas yang dipakai anak buahnya.
“Ini hadiah pernikahan,Tapi aku tidak jadi menikah. Kami membatalkannya sehari sebelumnya dan Aku yang membatalkannya.” Ucap Hae Young, Do Kyung dan Jin Sang nampak binggung.
“Kenapa kau membatalkannya?” tanya Soo Kyung penasaran langsung berdiri didepan Hae Young
“Kurasa aku sudah menjelaskannya padamu ribuan kali.” Kata Hae Young
Tapi Soo Kyung yakin Hae Young tidak memberitahunya. Jin Sang mulai melepaskan dasinya karena panik, Hae Young nampak kebinggungan menjelaskan kalau semua bukan masalah besar, karena ia hanya belum yakin kalau sudah cukup mencintainya, mungkin karena gegabah dan sudah tua, seperti saat umur yang tak biasa dilakukan selain menikah. Soo Kyung tak percaya kalau hanya untuk alasan yang menyedihkan itu.
Hae Young mengaku kalau pembatalan pernikahanya itu karena merasa muak melihat cara makan calon suaminya, Soo Kyung mengangkat jempol memberikan pujian, Do Kyung yang tahu kebenarnya memilih untuk meninggalkan ruangan makan.
Soo Kyung berteriak didepan pintu agar mengantar pulang, dengan menunjuk rumahnya itu ada diujung jalan sana. Hae Young hanya bisa menunduk untuk pamit pergi. Keduanya pun berjalan bersama, Hae Young masih tak percaya dengan yang terjadi ternyata kakak Do Kyung adalah atasanya.
“Sejujur, Isadora dan aku... Maksudku, Direktur Park dan aku tidak punya hubungan yang baik.Akulah yang sering dihina oleh dia. Jadi aku cuma bilang kalau aku tinggal diujung jalan sana. Aku tidak mau dia jadi tahu rumahku, tapi Kurasa aku harus pindah.” Kata Hae Young
“Kau sangat membenci kakakku yah?” kata Do Kyung
“Bukan berarti aku membencinya... Hanya saja aku lebih suka tidak melihat dia di rumah.” Ungkap Hae Young lalu melihat Soo Kyung terus melihatnya dari depan pintu rumah.
Ketika mereka berbelok, Hae Young memilih untuk pergi sendiri saja, lalu bilang pada kakaknya kalau ia ingin pulang sendiri, dan akan
jalan-jalan sebentar setelah itu langsung pulang ke rumahnya. Tiba-tiba keduanya terdiam melihat sepasang pria dan wanita yang sedang berciuman di dinding sangat hot, keduanya terpaku melihatnya. Park Hoon meminta waktu sebentar karena tidak bisa bernapas.
“Apa yang kalian lihat? Apa ini pertama kalinya kalian melihat orang berciuman?” jerit Park Hoon melihat keduanya terlihat melonggo.
“Tidakkah menurutmu tidak sopan melakukan hal ini di depan rumah seseorang?” tegur Hae Young
“Ini rumahku” kata Park Hoon, Hae Young melonggo mendengarnya.
Do Young sambil berjalan memberitahu kalau pria itu adalah adiknya, Hae Young akhirnya mengikuti Do Kyung tanpa banyak berkata-kata. An Na merasa pernah melihat wanita itu, Park Hoon pun juga melihatnya lalu An Na kembali mencium Park Hoon tanpa henti.
Hae Young nampak binggung memilih untuk jalan lewat kanan saja, Do Kyung mengatakan kalau itu jalan buntu. Keduanya berjalan bersama tanpa banyak berkata-kata, sampai akhirnya Hae Young menjerit kalau semuanya itu memalukan. Do Kyung meihat Hae Young yang tiba-tiba menjerit seperti orang gila.
“Aku berbohong di depan seseorang yang tahu kalau aku yang dicampakkan. Apakah kau harus ada dalam situasi itu tadi? Memalukan sekali.” Kata Hae Young
“Aku melakukannya untuk menyelamatkanmu dan untuk tidak membuatmu lebih dipermalukan.”ucap Do Kyung lalu kembali berjalan.
“Sudah berapa lama itu sejak kau dicampakkan pada hari pernikahanmu?” tanya Hae Young berjalan disampingnya, Do Kyung menjawab sudah setahun.
“Menyedihkan sekali. Kau masih merasakan sakit dan sengsara dari kejadian setahun yang lalu.” Ejek Hae Young
Do Kyung bertanya siapa yang bilang dirinya itu sengsara, Hae Young menjawab kalau itu dirinya karena melihat Ada tulisan "penderitaan" di seluruh tubuhnya dan Ada kesengsaraan pada caranya memandang serta dari suara napasnya
Bahkan pakaiannya pun terlihat menyedihkan ditambah lagi dengan sepatunya.
“Kau kelihatan menyedihkan dan rapuh. Itu membuatku ingin memberikan pelukan untukmu.
Kaulah satu-satunya yang tidak menyadari hal itu.
Rasa emosionalmu itu sudah dinonaktifkan.” Ejek Hae Young, Do Kyung membela kalau Hae Young lebih baik khawatirkan dirinya saja.
“Aku menyadari kalau aku sengsara dan menyedihkan. Setidaknya rasa emosionalku tidak dinonaktifkan.” Kata Hae Young , Do Kyung masih tak terima kalau dianggap dirinya itu sengsara.
“Aku tidak pernah melihatmu tertawa.” Kata Hae Young
Do Kyung mengaku bukan tipe orang yang mudah tertawa. Hae Young mengejek Do Kyung itu lucu lalu memperingati Do Kyung tak boleh mengikutinya, dan berjalan meninggalkanya.
Soo Kyung langsung meminum sebotol air dalam kulkas, merasakan Do Kyung yang baru pulang, lalu memberitahu Hae Young si wanita itu sudah sangat menyiksanya karena namanya lalu mengucapkan selamat malam pada adiknya sebelum masuk kamar.
Jin Sang mendekati Do Kyung memastikan kalau wanita itu tadi adalah tetangganya yang bernama Hae Young, Do Kyung tak banyak bicara memilih untuk berjalan masuk kamar, Jin Sang masih terlihat tak percaya berusaha memanggil temanya, Do Kyung tetap saja berjalan masuk ke dalam kamarnya. Jin Sang merasa badannya langsung merinding dan tiba-tiba merasa panas, lalu tersadar botol minum ada sisa cumi.
Hae Young masuk kamarnya, melihat sepatu Do Kyung ada di depan pintu dengan kesal masuk ke dalam rumah melepaskan sepatu semaunya. Tapi akhirnya kembali ke depan pintu agar bisa menyusun sepatunya berdampingan dengan sepatu Do Kyung.
Ketua Jang memberikan sekotak hadiah untuk Nyonya Heo, wajah Ibu Do Kyung bahagia melihat isinya berupa tak bermerek lalu memeriksa isi tanya hanya ada kertas penganjal saja dan terlihat binggung karena tak ada apapun, ketua Jang bertanya apakah memang harus ada yang lain.
Nyonya Heo menyangkal tak harus ada, Ketua Jang melihat dari sikap Nyonya Heo kalau seharusnya ada sesuatu. Nyonya Heo berusaha tersenyum mengatakan kalau Seharusnya ada
surat cek. Ketua Jang tertawa mendengarnya.
Nyonya Heo masuk ke ruangan sambil melembar sepatunya berteriak marah kalau seharusnya ada uang karena ia tidak pernah meminta tas itu dan berpikir Ketua Kang itu berusaha menggangguny, lalu mengumpat Ketua Jang itu Pak tua pelit.
“Dia seharusnya tahu aku ingin uang. Aku baru memfilmkan sebuah film dengan dia. Seharusnya ada...” ucap Nyonya Heo mengingat kembali saat memegang dadanya mengatakan pada Ketua Jang kalau ia butuh sebuah cek.
“Aku malu sekali!!!” jerit Nyonya Heo lalu berdiri dari tempat duduknya,
“Beginilah kedangkalan. Apa tidak lucu? Hal ini memalukan dan lucu sekali. Seharusnya ada...
surat tulisan tangan. Humor datang dari penghinaan. Sejarah manusia semuanya berdasarkan pada penghinaan!” ucap Nyonya Heo menceritakan pada penulisnya.
Sang penulis hanya bisa diam saja tanpa banyak berkata-kata. Tiba-tiba Nyonya Heo langsung berdiri dari tempat duduknya dan keluar ruangan, Sang penulis nampak kaget melihatnya.
Park Hoon dkk menonton film blue di dalam ruang studio, Nyonya Lee mengebrak meja yang membuat semuanya terkejut dan langsung menutup laptopnya. Nyonya Lee dengan wajah sinis keberadaan Do Kyung, Park Hoon dengan gugup bertanya tidak ada disini.
Akhirnya Nyonya Lee masuk ke ruangan Do Kyung, tak melihat anaknya. Park Hoon dkk ikut dibelakangnya. Nyonya Lee bertanya kemana anaknya pergi, Park Hoon menjawab kakaknya sedang pergi ke Perusahaan produksi jadi ibunya lebih baik mengubunginya saja.
“Apa kau pernah melihat dia mengangkat teleponku?” teriak Nyonya Lee lalu berjalan pergi, Park Hoo memberitahu kalau itu bukan dirnya tapi teman-temanya yang melakukan. Semua berusaha untuk menutup mulut Park Hoon agar tak ember.
Hae Young turun dari bus dengan payung sedikit rusak dibagian ujung, lalu berjalan menyusuri hujan ke arah kantor. Tiba-tiba lewat seorang wanit cantik dengan rok mini, berambut panjang, dengan memakai tas wanita dan terlihat sangat elegan. Hae Young terpaku melihat wanita yang nampak cantik dari belakang.
“Pakaiannya kelihatannya mewah. Tapi darimana dia punya stoking itu? Dan sepatunya?” gumam Hae Young melihat bentuk tubuh si wanita dari belakang.
Keduanya sama-sama masuk ke dalam, Si wanita pun berjalan lebih dulu dengan plastik yang membungkus payunnya menuju lift. Hae Young agak kesusahan memasukan payung ke dalam plastik karena payungnya agak rusak. Wanita itu masuk lebih dulu ke dalam lift, Hae Young sempat berlari mengejarnya lalu terhenti dan wajahnya kaget melihat wanita yang dikaguminya itu adalah Hae Young si cantik yang selama ini menjadi saingan, sekarang berada didalam kantornya.
Hae Young duduk diam didepan mejanya, mendengar teman yang membahas manager tim baru adalah orang yang membuat masakan Korea
terkenal di Jerman, dari yang didengar kalau pihak perusahan menawarkan banyak uang supaya wanita itu kerja disini. Semua terlihat tak percaya mendengarnya.
“Aku yakin sekali dia orangnya sombong dan membencinya” kata temanya, semua juga setuju, Hae Young hanya diam saja.
“Meskipun kami hanya tim pendukung, kau tidak bisa membiarkan dia menginjak harga diri kami.” Ucap si wanita mengebu-gebu
“Ayo jangan khawatirkan ini. Jika tidak, kita akan lebih stres karena ini.” ucap Sung Jin pada anak buahnya, Semua terlihat tak suka dengan ucapan Sung Jin.
Seorang kurir datang membawa pot bunga untuk
Oh Hae Young, Sung Jin pun menunjuk tempat duduk Hae Young. Hae Young masih terdiam seperti patung. Semua menjerit bahagia melihat Hae Young yang mendapatkan rangkaian bunga.
Hae Young melirik pita yang tertulis [ Oh Hae Young. Semoga hari pertamamu sukses di tempat kerja ]
Flash Back
Hae Young membaca sepucuk surat untuknya, teman dekatnya berkumpul penasaran ingin tahu apa isi suratnya dan dari siapa. Hae Young menyembunyikan surat di dadanya, seorang pria tiba-tiba datang dan langsung menarik surat sampai membuat goresan di pipi Hae Young.
“Hei! Sampai mana kau membacanya? Beraninya kau mengambil surat orang lain?” teriak temanya, lalu berteriak memarahi Choi Noo Ri yang memberikan surat pada Hae Young bukan si cantik Hae Young yang dimaksud.
Hae Young berjalan membawa bunganya dan memanggil kurir yang belum keluar dari kantor, mengembalikan bunga tersebut karena tahu pasti bunga itu bukan untuknya.
Kurir pun membawakan bunga ke sebuah ruangan, terlihat Hae Young sedang melakukan yoga, semua ruangan banyak sekali bunga dan hampir memenuhi seluruh ruangan dari meja sampai didepan jendela. Ketua Lee dan Soo Kyung datang, melihat di dalam ruangan seperti taman bunga.
“Tetapi bahkan di antara semua bunga-bunga ini, kurasa bunga didepan ku inilah yang paling bersemangat.” Goda Ketua Lee pada Hae Young, Soo Kyung melirik sinis, Ketua Lee bertanya apakah ucapanya itu terlalu norak
“Itu pelecehan seksual. Kurasa tadi itu tidak pantas.” Kata Soo Kyung, Hae Young dengan ramah mengatakan tidak seperti itu dan mengucapkan kalau sangat berterima kasih atas pujianya. Ketua Lee pun memuji Hae Young yang keren sambil menjabat tanganya.
Soo Kyung dan Hae Young berjalan di lorong bersama-sama. Hae Young terlihat sudah mengenal Soo Kyung dengan memanggilnya Unnie, mengutarakan merasa senang karena tanya Soo Kyung berkerja di kantor yang sama. Soo Kyung menjawab dengan lirikan sinis lalu kembali berjalan. Hae Young pun mengikuti Soo Kyung berjalan dibelakanganya dengan tim yang lainnya.
Soo Kyung masuk ke ruangan, Hae Young yang melihat mantan temanya langsung bersembunyi dibalik mejanya. Soo Kyung memperkenalkan Manager Oh Hae Young yang direkrut untuk
memimpin dan mereformasi merek kdengan timnya. Lalu memperkenalakan Manager Kim Sung Jin dari In-Season Table. Keduanya pun saling menyapa.
“Dan juga.... Seseorang dengan nama yang sama. Tapi orang yang sangat berbeda. Nn. Oh Hae Young.” Kata Soo Kyung berhenti didepan meja Hae Young, terlihat Hae Young tak mau memperlihatkan wajahnya.
“Kami punya nama yang sama Bahkan cara penulisannya juga sama. Apakah kita benar-benar berbeda?” kata Hae Young melihat ID Card Hae Young, Soo Kyung dengan sinis mengatakan sangat berbeda.
“Aku ingin tahu bagaimana kita bisa berbeda.
Senang bertemu denganmu.” Sapa Hae Young sambil berjabat tangan.
“Hal pertama. Kita akan mereformasi menu In-Season Table. Bekerja samalah untuk membawa keberhasilan!” tegas Soo Kyung, Hae Young pun memberikan semangat pada tim lainnya.
Hae Young masih melihat teman SMAnya yang berjalan keluar ruangan bersama Soo Kyung. Semua tim berkumpul membicarakan Manager Baru itu ternyata masih muda dan bertanya-tanya berapa umurnya itu. Beberapa yang lain berpikir Manager Oh itu mengenal Soo Kyung sebelumnya. Hae Young si cantik tiba-tiba kembali melonggo keruangan, Hae Young langsung bersembunyi dan duduk dibalik bangkunya. Si Hae Young cantik mendatangi Hae Young yang sedang bersembunyi dibalik bangkunya.
“Apa kebetulan kau sekolah di SMA Jin Kyung?” tanya Si Hae Young cantik, Hae Young hanya diam saja.
“Hei. Ini aku! Oh Hae Young! Ahh. Kebetulan sekali! Apa kau tidak ingat aku Kau pasti banyak kesulitan karena kita punya nama yang sama.” Ucap si cantik Hae Young
Akhirnya Hae Young pun berdiri dari tempat duduknya, Si cantik Hae Young meralat kata-kata kalau ia juga merasa seperti itu, lalu menceritakan kalau mereka itu pernah satu SMA bareng. Teman Hae Young pun langsung mengenali Si Hae Young cantik yang diceritakan sebelumnya. Hae Young akhirnya berpura-pura sudah mengingat si Hae Young cantik.
“Senang bisa melihatmu lagi. Aku terkadang memikirkan dirimu Dan Ibumu juga” ucap si Hae Young merasa bahagia melihat Hae Young sambil mengoyang-goyangkan tanganya.
Di bar
Hae Young mengeluh terlihat kekanak-kanakkan sekali karena Pura-pura kalau tidak ingat si Hae Young cantik, karena tak mungkin ada seseorang yang tidak mengingatnya, bahkan Jauh lebih masuk akal jika si Hae Young cantik yang tidak mengingatnya.
“Bagaimana kalian bisa bertemu lagi? Dimulai dari Nama, lingkungan, dan sekolah yang sama Dan sekarang perusahaan yang sama? Apa kau tidak muak?” jerit Hee Ran ikut geram. Hae Young berteriak kalau itu bukan salahnya.
“Haruskah aku mengundurkan diri?” kata Hae Young pasrah
“Siapa yang akan mempekerjakanmu nanti?
Bertahanlah selagi kau bisa. Menyedihkan harus melarikan diri dari hal seperti itu, hanya karena merasa takut dan tak berdaya.” Kata Hee Ran
“Apakah kau tahu sesuatu yang lucu? Ketika dia mendatangiku duluan dan bergaya sok ramah, saat itu aku malah bersyukur.” Cerita Hae Young
“Apakah kau bersyukur karena dia mengakuimu dan mengingatmu? Memangnya apa yang salah? Kenapa kau jadi begitu hina setiap kali dia ada di dekatmu? Apakah dia akan memakanmu hidup-hidup? Apakah dia mengatakan sesuatu?”teriak Hee Ran kesal
Hae Young mengingatkan kalau mereka itu punya nama yang sama, Hee Ran bertanya memangnya kenapa. Hae Yong berteriak kalau Semua orang jadi suka membandingkan mereka berdua dan
Setidaknya ia senang namanya Oh Hae Young, kalau kepikiran memikirkan nama yang lain seperti Jun Ji Hyun dan Lee Young Ae. Hee Ran berusaha tenang bertanya apakah Hae Young masih cantik, Hae Young memberitahu masih sangat cantik. Hee Ran mengumpat Si jalang itu. Keduanya langsung minum bir bersama lalu Hae Young merasa birnya kali ini sangat pahit.
Si cantik Hae Young mengeluarkan semua barangnya dari kotak, lalu melihat buku kenangan jaman SMA yang masih disimpan. Ia membuka melihat foto dirinya saat masih SMA dan melihat temanya yang bernama O Hae Young dibaliknya.
Terdengar seorang pria memberitahu sudah selesai memasangnya. Hae Young pun mendekatinya, lalu pria itu alat pencuci piring kalau Hae Young menyalakannya akan bekerja secara otomatis. Jadi tidak perlu khawatir tentang sampah makanannya. Hae Young pun mengucapkan terimakasih sambil memberikan segela jus jeruk. Pria yang lain memberitahu sudah selesai memasang TV. Hae Young mendekat, Tvnya sudah dipasang.
Do Kyung baru pulang ke rumah melihat ponselnya bergetar dan terlihat nama ibunya yang terlihat, tapi ia berusaha untuk tak mengangkatnya. Hae Young membuka snack sambil menonton TV dengan suara yang keras dan meminum bir. Do Kyung masuk kamar bisa mendengar dengan jeli kalau Hae Young sedang menyeruput minum.
Hae Young dikamar sebelah mendengar suara Do Kyung melempar kunci mobil diatas meja, lalu berperlahan mengendap-ngendap. Do Kyung memutar pita kasetnya dengan wajah kesal langsung melempar bola tenis ke dinding yang membuat Hae Young terkejut.
“Jangan menguping atau berisik, Jalankan dua aturan tersebut.” Teriak Do Kyung
“Siapa yang menguping?” ucap Hae Young kembali duduk diatas tempat tidur sambil menonton TV, Do Kyung berteriak menyuruh untuk mengecilkan volumenya.
“Aku tidak bisa menonton kalau cuma lihat gambar saja.” Jerit Hae Young kesal sambil meminum birnya.
Do Kyung pergi ke layar interkom, melihat ibunya sudah ada didepan rumah sambil menjerit-jerit
“Aku tahu kau ada disana. Buka pintunya!” Hae Young bisa mendengar lalu bertanya apakah ada orang di pintu masuk. Do Kyung hanya diam saja dan melihat ibunya yang menjerit ingin meminta agar pintu dibuka. Akhirnya Do Kyung membuka pintunya.
Nyonya Heo mengomel anaknya yang tak mengangkat telpnya, Do Kyung mengajak Nyonya Heo bicara saja di luar. Nyonya Heo menduga kalau ada seorang di rumah anaknya dan mencari-cari di sekeliling sampai ke toilet lalu wajahnya pun tersenyum karena tak ada siapapun.
“Aku bilang kita bicara di luar saja!” teriak Do Kyung marah, Hae Young berusaha menguping dari rumanya. Akhirnya keduanya pindah berbicara di halaman.
“Dasar... Kau bahkan tidak suka Ibumu datang ke rumahmu? Kenapa kau tidak mau menjawab teleponku?” ucap Nyonya Heo merengek, Do Kyung mengatakan tidak punya uang.
“Aku tahu kau itu punya uang!” jerit Nyonya Heo, Do Kyung menjelaskan kalau ia harus memberi upah karyawannya.
“Aku akan mengembalikan uangnya padamu
sebelum hari gajian.” Ucap Nyonya Heo, Do Kyung mengernyitkan bibirnya karena sudah tahu tingkah ibunya.
Nyonya Heo meminta anaknya tak meremehkan karena akan mengembalikan uangnnya kali ini
apa pun yang terjadi. Lalu menceritakan Ketua Jang, si Pak tua manipulatif berpikir akan memberikan uang tapi ternyata terus saja membodohinya, bahkan hanya memberikan sebuah tas, padahal tak dibutuhkanya, merasa dirinya itu dianggap gampangan. Do Kyung hanya diam tanpa berkomentar.
“Jika aku tidak memberikan uang deposit hari ini, aku kehilangan Direktur Park. Satunya cara aku bisa membuat comeback ialah dengan bekerja bersama Direktur Park. Bantulah aku. Sekali ini saja.” Rengek Nyonya He sambil menangis
“Aku sudah membantumu sebanyak 12 kali.” Tegas Do Kyung
“Apa menurutmu Ibu melakukan ini semua untuk diriku sendiri? Rumah ini. Kita harus membelinya kembali! Bukankah begitu? Ibumu akan membantumu.” Ucap Nyonya Heo
“Kau selalu mengataakn Ibu. Ibu. Ibu. Ibu! Bilang saja "Aku" bukannya "Ibu!!! Kenapa kau terus mengingatkanku bahwa kau itu Ibuku? Kau berusaha untuk mengeluarkan emosiku dan
Berusaha untuk membuatku merasa bersalah.” Teriak Do Kyung marah
Nyonya Heo pun memilih untuk masuk ke dalam rumah, sambil berteriak menyuruh anaknya masuk dan mengancam apabila tak mentransfer uangnya maka aka menjual organ tubuhnya saja. Hae Young yang mendengarnya langsung menutup mulutnya tak percaya.
Do Kyung masuk ke dalam rumah sambil membanting pintu lalu mengetik depan komputernya, Nyonya Heo menerima pesan yang masuk [Park Do Kyung sudah mentransfer 50 juta Won ke rekening Anda.] senyumannya pun terlihat, Nyonya Heo berjanji akan mengembalikannya kali ini Apa pun yang terjadi
jadi anaknya tak perlu khawatir. Do Kyung hanya bisa menatap sedih ibunya yang langsung meninggalkan rum
Hae Young perlahan menjauh dari pintu lalu berpura-pura baru saja masuk ke dalam rumah sambil mengeluh Mini market itu tidak lengkap dan membuat suara kantung plastik jatuh dilantai.
“Kedengarannya kau sedang ada tamu. Apa orangnya sudah pergi?” teriak Hae Young
“Kenapa kau pura-pura masuk ke rumah? Aku dengar langkah kakimu tiba-tiba tanpa peningkatan suara yang bertahap!” ucap Do Kyung berteriak
Hae Young tak menyangkan Do Kyung bisa menembaknya, Do Kyung langung keluar dari kamarnya. Hae Young langsung mengambil jaket dan berlari mengejar Do Kyung sudah membawa mic dan alat perekamnya. Ia meminta maaf karena berpikir Do Kyung mungkin akan malu. Do Kyung membalas kalau yang dilakukan Hae Young itu lebih membuatnya merasa malu.
“Maafkan aku.... Tidak baik pergi begitu saja
saat kau sedang marah. Kau mau kemana?” ucap Hae Young terus mengikuti Do Kyung yang berjalan sangat cepat.
Di depan sebuah deretan pohon dan melihat suasana malan dan terlihat sungai Han dari atas, Do Kyung sengaja menaruh mic dan memasang alat perekam dan memakai earphonenya. Hae Young melihat cara Do Kyung berkerja tanpa bicara.
Sepasang pria dan wanita datang, merasa takjub melihat pemandangan yang bagus dan ingin mengambil gambar. Hae Young yang melihatnya meminta keduanya untuk tak berisik karea Do Kyung sedang merekam suara. Keduanya pun memilih pergi saja, Hae Young tiba-tiba menjerit karena ada serangga yang menempel pada jaketnya.
“Maaf.... Apa kau harus merekam ulang lagi?” bisik Hae Young tak enak hati, Do Kyung mengatakan Tingkat volume yang tadi tidak apa-apa
“Apa yang kau lakukan dengan suara seperti ini?” tanya Hae Young, Do Kyung menjawab akan
memasukkan suara ini ke dalam adegan pemandangan malam.
“Bukankah suara-suara itu akan terekam saat mereka syuting?” kata Hae Young
“Ketika mereka syuting, mereka hanya merekam dialognya. Suara latar belakangnya dimasukkan ke dalam adegan secara terpisah. Suara langkah kaki, hujan, dan secangkir kopi. Suara-suara itu dimasukkan secara terpisah.” Jelas Do Kyung
Hae Young mengaku baru mengetahui hal itu, menurutnya Jauh lebih mudah jika merekamnya saat syuting. Do Kyung mengatakan itu tidak mungkin karena krunya tidak bisa mengatur mikrofon untuk semuanya. Hae Young bertanya kapan Do Kyung memulai pekerjaannya. Do Kyung menjawab Tepat setelah lulus dari kuliah.
“Apakah mengikuti jejak Ayahmu? Kalau begitu kau bekerja dengan Ayahmu sekarang?” ucap Hae Young
“Ayahku sudah meninggal.” Kata Do Kyung, Hae Young langsung bertanya kapan.
“Ketika orang mengatakan "Mereka meninggal,"
biasanya tidak bertanya lagi.” Ujar Do Kyung, Hae Young pun meminta maaf lalu menatap melihat pemandangan didepanya.
“Aku senang mengikutimu kesini. Kau pasti tampak sungguh menyedihkan jika kau berada disini sendirian. Aku benci keheningan. Aku takut kalau aku hanya akan mengutuk dalam kabut keheningan.”Dasar bajingan itu.” Tapi dalam kabut keheningan ini, aku sungguh merasa seperti... segala kutukan itu menghilang dari kepalaku.” cerita Hae Young
“Tidak ada gunanya mengutuk pada pria yang telah pergi meninggalkanmu.” Kata Do Kyung
“Seorang wanita tidak mengutuk pria yang telah meninggalkannya. Dia mengutuk pada pria yang mengasihaninya. Jangan mengasihani siapa pun.” Kata Hae Young sambil tersenyum. Do Kyung melirik Hae Young yang ada ada disampingnya
Keduanya makan mie warung tenda di pinggir sungai Han, Hae Young langsung membuka bungkus sumpit saat semangkuk mie datang menceritakan selalu mendambakan hidangan mie hangat ketika minum-minum dan langsung menyeruput mienya.
“Kau kelihatan cantik saat kau sedang makan.” puji Do Kyung melihat cara makan Hae Young didepanya. Hae Young langsung terpaku mendengarnya, keduanya mulai saling menatap dan terlihat canggung.
“Kau bilang pria yang akan kau nikahi membenci caramu makan. Maksudku kau kelihatan biasa-biasa saja saat kau sedang makan.” Jelas Do Kyung
“Kenapa kau berusaha sekali menjelaskannya
pada dirimu sendiri?” balas Hae Young
“Karena sepertinya kau jadi tersentuh.” Ejek Do Kyung
“Apakah aku tampak seperti seseorang yang
akan tersentuh oleh perkataanmu itu?” ucap Hae Young lalu menyeruput mie dengan cepat.
Do Kyung menyuruh Hae Young tak perlu memperlihatkan cara makan dengan sengaja, Hae Young mengaku kalau ini semua karena merasa malu lalu meninggalkan warung. Do Kyung belum sempat makan akhirnya menaruh uang dimeja dan ikut keluar. Hae Young tersenyum karena Do Kyung mengikutinya keluar. Keduanya pun berjalan beriringan di pinggir sungai han.
Pagi hari
Hae Young berlari ketika melihat pintu lift akan tertutup, beberapa pria yang ada didalam seperti tak peduli. Lalu tiba-tiba tangan mereka menghentikan pintu yang akan tertutup wajah mereka sumringah. Hae Young malah terdiam lalu melihat Hae Young cantik berlari dibelakanganya sambil melambaikan tangannya meminta agar tak menutup pintunya.
Beberapa pria langsung menyapa si cantik Hae Young saat masuk ke dalam lift, Hae Young pun berlari masuk ke dalam lift tapi saat itu juga lift berbunyi tanda terlalu penuh. Si cantik Hae Young pikir lebih baik keluar saja, semua pria langsung menahahnya dan langsung mendorong Hae Young keluar dari lift. Tapi Hae Young berusaha untuk bertahan, sayangnya dorongan pria terlalu kuat dan membuatnya harus keluar dari lift.
Wajah Si cantik Hae Young seperti tak enak hati ketika pintu lift tertutup, tapi Hae Young nampak sinis melihat kembali menjadi nomor dua dari orang yang namanya sama denganya.
Beberapa pria mengerubungi Hae Young karena
sekolah satu SMA yang sama dengan Manager Oh Hae Young, menurutnya itu sangat bagus. Pria lain pun tak percaya ternyata mereka itu teman satu sekolah jad meminta agar bisa
mengatur pertemuan dengan si cantik Hae Young
“Pasti menyenangkan, Kalian bahkan punya nama yang sama dan Kalian berdua pasti dekat. Aku yakin kalian sering minum bersama!” ucap pria lainnya, tiba-tiba terdengar bunyi gebrakan berkas diata meja.
“Kenapa kalian tidak bekerja?!!” tegur Sung Jin melihat semua anak buahnya malah berkumpul di meja Hae Young.
“Ketika suasana hatiku buruk, aku pergi ke tempat yang membuatku bahagia.” Gumam Hae Young kembali terdiam karena banyak orang yang menceritakan Hae Young
Pikiran Hae Young kembali melayang saat bersama Do Kyung diwarung tenda. “ Kau kelihatan cantik saat kau sedang makan.
Maksudku kau terlihat biasa-biasa saja saat kau sedang makan.” Wajah Hae Young kembali tersenyum mendengarnya.
Hae Young berjalan pulang sendirian, Jin Sang berjalan pulang melihat Hae Young dan mulai menyapanya, lalu melihat wajah Hae Young murung berpikir harinya tidak berjalan lancar. Hae Young menyangkal kaau ia hanya lapar dan merasa akan baik –baik saja setelah makan dirumah nanti.
“Ketika aku lapar dan tidak lelah. Aku malah marah dan kesal.” cerita Jin Sang
“Semua orang jadi sedikit rewel kalau mereka sedang lapar.” Kata Hae Young,
Keduanya kembali berjalan dan nampak canggung, disisi jalan lainnya An Na berlari sambil memanggil pacarnya dan langsung meloncat di pelukan Park Hoon dan langsung berputar-putar seperti pasangan yang baru menikah. Soo Kyung yang melihatnya nampak iri, lalu membayangkan dirinya berputar-putar di tepi danau lalu berlari kepelukan seorang pria bahkan bisa akrobat membuat kakinya ada dibelakang badan pria itu dan kembali memeluknya dari depan, saat itu pun mulai mengecup bagian lehernya.
Soo Kyung mulai membayangkan sambil mengecup-ngecup dengan bibirnya, Jin Sang dan Hae Young berjalan pulang melihat Park Hoon dan An Na masih saling bermesraan sambil bergendongan, Jin San merasa Soo Kyung pasti iri. Soo Kyung tersadar dari lamunannya. Park Hoon dan An Na pun mulai berjalan sambil berpelukan.
“Kau mungkin belum pernah melakukan sesuatu seperti itu sebelumnya. Berlari kepada seorang laki-laki dan memeluknya. Itu bahkan tidak mungkin karena berat badanmu.” Komentar Jin Sang sambil berjalan bersama.
“Semua itu tidak relevan dengan berat badan seseorang.” Kata Soo Kyung sambil merapihkan rambut dengan gaya dua tangan seperti pria berambut klimis.
“Ahh.. jadi kau pikir itu Atletis? Atletis berkorelasi
dengan berat badan juga.” Ucap Jin Sang
“Dia mungkin tidak bisa melakukannya dengan baik.” Kata Soo Kyung sinis
Jin Sang menatap Hae Young berpikir tetangga temanya itu tak bisa melakuanya, Hae Young mengatakan kalau ia bisa, Soo Kyung bertanya apakah Hae Young pernah mencobanya. Hae Young mengaku pernah mencobanya, Soo Kyung tak percaya.
“Tolonglah berhenti bandingkan dirimu dengan diriku. Kau itu 12 tahun lebih tua dari diriku. Aku seratus kali lebih cantik dan lebih kurus darimu.
Aku juga sudah banyak mengencani para pria.” Kata Hae Young membela diri
“Baiklah.... Kalau begitu lakukan saja” ucap Soo Kyung menantang,
“Dengan siapa? Siapa yang harus kupeluk?
Haruskah aku memeluk pohon seperti wanita gila?” kata Hae Young heran
Soo Kyung menyuruh Jin Sang berdiri didepan mereka, Jin Sang binggung kenapa harus dirinya. Soo Kyung mengatakan kalau Hae Young bisa melakukannya akan mentraktirnya minuman. Hae Young tertawa mendengarnya, lalu matanya melihat Do Kyung baru datang dengan mobilnya.
Ia langsung melempar tas selempangnya, Jin Sang dan Soo Kyung nampak binggung. Hae Young mulai berjalan dengan menyiapkan diri ketika melihat Do Kyung sudah turun dengan membawa barang di kedua tanganya. Hae Young mulai bersiap-siap berlari, Do Kyung melihat arah dan tatapan Hae Young padanya.
Hae Young pun berlari dengan penuh keyakinan dengan wajah tersenyum, Do Kyung terdiam dengan mulut melonggo, mengingat kembali saat menceritakan pada dokter “Dalam penglihatan yang kulihat kali ini... wanita itu berlari ke arahku.
Dia memelukku setelah berlari ke arahku.”
“Tapi bagaimana jika... aku tidak menggenggamnya saat ini? Apakah aku dapat
menghilangkan dia dari hidupku?”
Jin Sang dan Soo Kyung melonggo melihat Hae Young seperti melayang di udara. Dan Do Kyung masih memegang barangnya di kedua tanganya.
“Tapi bahkan jika aku menghindarinya semampu yang kubisa... rasanya seperti aku tidak akan berakhir menghilangkan dia dari hidupku. Rasanya seperti wanita itu terus membuka seluk beluk diriku. Seperti yang dia bilang padaku, "Jangan menganggap dirimu sengsara dan ayo kita hidup dengan bahagia."”
Hae Young sudah siap akan meloncat pada Do Kyung dan Do Kyung pun langsung melepaskan barangnya dan langsung menangkapnya, sambil memeluknya. Do Kyung memeluknya erat dan Hae Young sempat merasakan sesuatu yang aneh saat berada dipelukan Do Kyung.~bersambung ke episode 5~
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Miss Oh [Completed]
FantasyOh Hae-Young dibuang oleh Han Tae-Jin pada hari sebelum pernikahan mereka. Dia tidak bisa mengatakan yang sebenarnya tentang apa yang terjadi dan berbohong kepada orang lain tentang apa yang terjadi. Dia bekerja sebagai asisten manajer divisi restor...