Hae Young mondar mandir didepan rumah menunggu Do Kyung yang belum juga pulang. Tiba-tiba Anna dan Park Hoon berlari lalu berpelukan dengan mengendong didepan Hae Young. Lalu Anna mengatakan kalau sekarang bisa memindainya, Park Hoon mengatakan kalau capek. Anna memperingatkan agar pacarnya tak bergerak. Hae Young terdiam melihat keduanya.
“Berhenti bergerak.... Tatap mataku… Kalau kau capek, kita harus buru-buru” ucap Anna lalu mulai seperti ingin menghipnotis Park Hoon. Mata Park Hoon terlihat melotot melihat Anna.
“Ternyata kau belum jatuh cinta pada wanita perayu itu.” Kata Anna lalu turun dari gendongan Park Hoon, seperti pada seekor anjing memujinya “Good boy” sambil mengelus rambutnya. Hae Young yang melihat keduanya hanya bisa menahan senyum.
“Biasanya lelaki yang terlihat bandel bukanlah lelaki bandel. Kau pasti tidak tahu.” Ucap Park Hoon membela diri. Keduanya sama-sama saling merengek seperti anak kecil, lalu Park Hoon mengajak masuk
Saat masuk keduanya kaget ternyata Hae Young ada didepan pintu, lalu sama-sama saling membungkuk menyapanya. Park Hoon bertanya apakah kakaknya belum pulang. Hae Young mengangguk.
“Kau sudah mirip pengantin baru menunggu suami pulang. Apakah Sudah membuatkan Sup untuknya ?” tanya Park Hon mengodanya, Hae Young mengatakan sudah membuatnya.
“Padahal Aku cuma bercanda.” Ucap Park Hoon melonggo lalu melihat kakaknya yang berjalan berputar-putar dengan wajah ditutup oleh rambutnya.
Park Hoon mengumpat kakaknya itu Perempuan gila, lalu memarahi Soo Kyung masih minum dan
Sudah bosan hidup. Soo Kyung mengangkat rambutnya mengatakan kalau ia pura-pura mabuk karena Tubuhnya sedang bosan. Park Hoon dibuat melonggo dengan tingkah kakaknya.
Hae Young dan Anna pun menyapa Soo Kyung sebagai kakak iparnya, Soo Kyung mengajak mereka untuk masuk. Park Hoon menahanya bertanya apa yang dikatakan oleh Jin Sang. Soo Kyung hanya memalingkan wajahnya, adiknya kembali bertanya apakah Jin Sang tak menelp, Soo Kyung menjawa dengan menutup wajahnya kembali dengan rambut lalu berjala masuk ke dalam. Park Hoon tak percaya Jin Sang itu malah kabur, dengan wajah kesal sudah tahu pasti akhirnya akan begini, lalu menarik Anna untuk masuk ke dalam rumah.
Hae Young masih menunggu didepan rumah, tiba-tiba melihat sosok pria yang keluar dari semak-semak tanaman dinding. Jin Sang mengintip dari belakang tanaman melihat Soo Kyung yang baru masuk kamar serta dengan Park Hoon dan Anna. Akhirnya keluar dari persembunyian akan masuk rumah, tapi ia malah berbalik arah tak ingin masuk. Hae Young melihat Jin Sang yang gelisah ingin masuk rumah atau tidak, beberapa kali.
“Kau pasti ... melakukan kesalahan.” Ucap Hae Young, Jin Sang terdiam menatap Hae Young dengan tertunduk sedih
“Pasti kesalahan besar sekali.” Kata Hae Young, Jin Sang mengangkat wajahnya sambil menghela nafas panjang.
“Sepertinya benaran besar ...” ucap Hae Young,
Jin Sang makin keras menghela nafas, akhirnya memilih untuk meninggalkan rumah Do Kyung, tapi baru beberapa langkah kembali lagi ingin masuk. Ia berhenti didepan pintu tak bisa masuk sampai akhirnya berjongkok sambil menjerit frustasi, dan memutuskan untuk pergi dari rumah sambil berlari.
Hae Young hanya diam saja melihat tingkah Jin Sang yang aneh dan tetap melihat kearah jalan berharap sang pacar cepat pulang. Do Kyung menyetir mobilnya sambil melihat ke kaca spion. Hae Young langsung bergegas sembunyi ketika melihat Do Kyung datang dan sedang memarkir mobilnya.
Do Kyung turun dari mobil, Hae Young mulai menghitung untuk mengagetkanya, tapi Do Kyung lebih dulu mengagetkan pacarnya yang bersembunyi, Hae Young menjerit karena ia malah yang dikagetkan. Do Kyung tersenyum bahagia melihatnya lalu masuk ke rumah lebih dulu.
Hae Young berlari memeluk pinggang Do Kyung, tangan Do Kyung pun memegang erat tanganya. Hae Young bertanya apakah sudah makan. Do Kyung mengatakan belum. Hae Young memberitahu sudah membuatkan sup untuk makan malam. Do Kyung terus memegang erat tangan Hae Young yang melingkar di pingangnya.
Episode 15
[Dulu Aku Tidak Bisa Memberimu Cinta Yang Lebih dan Lebih]
Hae Young masuk ke kamar yang dulu sudah berubah jadi berisi rak kaset rekaman, sementara Do Kyung sibik melihat kaset rekam yang disimpanya. Hae Young bertanya bagaimana sasanya bisa memakai ruang kerja lama ayahnya.
Do Kyung terdiam menatap Hae Young karena dalam pengelihatan sebelumnya Jin Sang yang berbicara “ Wah ... Bagaimana rasanya memakai ruang kerja yang dulu milik ayahmu ?” tapi pada kenyataanya sekarang Hae Young yang berbicara padanya. Hae Young berkomentar Rasanya sangat berkelas didalam ruangan seperti Do Kyung membawa kehormatan keluarganya.
“Ayahmu ... kapan meninggal, Apa aku boleh tahu ?” kata Hae Young, Do Kyung menjawab singkat Umur 8 tahun sambil melihat kaset rekamanya..
“Dia pergi saat kau masih kecil. Apa Dia sakit ?” tanya Hae Young, Do Kyung melihat label kaset rekaman bertuliskan “Baek Il Mong - Do Kyung”
“Kecelakaan.... itu terjadi saat dia pergi merekam suara denganku.” Kata Do Kyung, Hae Young pikir Pasti mengejutkan buat Do Kyung
“Sekarang jika kupikir, itu lebih baik. Aku senang ada disana saat kejadian, karena Aku tidak membiarkan dia meninggal sendirian. Disaat kita meninggal, bukankah jauh lebih baik jika ada seseorang yang menggenggam tanganmu di sisimu ?” kata Do Kyung sambil memutar pita kaset dialat pemutarnya.
Terdengar suara seorang pria yang menyanyi, Hae Young bertanya siapa yang menyanyi. Do Kyung mengaku itu dirinya, menceritakan kalau saat itu masih 6 tahun dan ayahnya merekam, lalu Soo Kyung sang kakak yang memainkan pianonya. Keduanya sama-sama tertawa mendengarnya.
Do Kyung terlihat masih memiliki pipi yang tembem bernyanyi “ Kau pergi meninggalkanku.
Kau bisa melupakanku. Hatiku hanya satu untukmu. Aku menyesali hari-hari laluku,Aku tidak bisa memberimu cinta yang lebih banyak.”
Hae Young tertawa tak percaya ternyata bocah yang menyanyi itu adalah orang yang cintainya saat ini, dan merasa akan kalau ada didekatnya. Do Kyung menegaskan kalau ia masih hidup dan ada didepanya. Keduanya tertawa mendengakan Do Kyung yang terus bernyanyi.
“Dia menyanyi dengan semangat tanpa tahu apa arti liriknya.” Ucap Hae Young mendengar Do Kyung menyanyikan lirik “Aku akan cinta padamu
selamanya.”
Do Kyung terdiam menatap Hae Young terlihat berkaca-kaca mendengar suaranya.
Flash Back
Do Kyung duduk disebuah lorong dengan orang yang lalu lalang. Didalam ruangan Dokternya seperti bercerita pada Prof, awalnya juga bingung. Karena pasiennya itu terlihat sangat normal. Tapi, Do Kyung terus cerita kalau mendapat penglihatan Lalu penglihatannya jadi kenyataan.
“Tidak.... maksudku.Tidak semuanya. Sebagian tidak jadi kenyataan. Itulah masalahnya.” Jelas Dokter pada Prof
Akhirnya Do Kyung berada di dalam ruangan, menceritakan Sebelum mati memikirkan wanita itu. Ia mengingat pengelihatanya yang terbaring diaspal dengan luka penuh dara dibagian kepalanya,
“Sejak pertama kali kami bertemu. Aku menyesalinya setiap waktu.”
Seperti ingatan Do Kyung diputar kembali saat pertama kali bertemu, lalu Hae Young mengambil dompetnya dijalan, Hae Young melompat ke pelukanya, mereka berciuman, bermain di pantai dengan wajah bahagia. Hae Young yang berteriak marah di mall, melihat bunga sakura berguguran.
“Kenapa aku ...tidak bisa memberinya cinta yang lebih banyak. Karena rasa menyesal yang begitu dalam mungkin perasaan itu berjalan menembus waktu dan muncul di masa kini.” Ucap Do Kyung berbicara dengan memejamkan matanya.
“Apa kau Pernah dengar soal, pencerahan menjelang kematian ? Semua orang dapat melihat momen menjelang kematian mereka. Mereka tidak perlu takut apapun. Apa Kejadiannya saat itu ?” kata Prof, Do Kyung membuka mata dan membenarkanya.
“Emosi manusia dibagi dalam 2 kategori yaitu
Rasa takut dan cinta. Yang satu palsu dan yang satu asli. Kau menemukan yang mana yang asli.
Makanya kondisimu berubah saat kau memutuskan untuk memilih cinta.” Kata Prof dengan duduk dimeja, Dokter mengernyitkan dahi mendengarnya, Do Kyung mendengarnya dengan tatapan serius.
“Tapi, kenapa kau ragu-ragu ?” kata Prof yang membuat Do Kyung terdiam
Dokter mengeluh Prof cepat sekali menyelesaikannya karena menurutnya Do Kyung itu harusnya di hipnotis. Prof pikir Tidak perlu karena Do Kyung tahu jalan mana yang harus ditempuhnya menurutnya Do Kyung cuma kemari karena sedang resah dan akan melaluinya lagi.
“Meskipun begitu ... Kau kira untuk apa aku jauh-jauh kemari ?” keluh Dokter masih tak nyaman.
“Ya sudah .... Ketempat lain saja, kalau begitu.” Kata Prof ketus, Dokternya pun hanya bisa mengumpat kesal.
Do Kyung duduk didepan ruangan, dengan tangan melipat didada mendengarkan terlihat sangat serius.
Hae Young tersenyum mendengar Do Kyung kecil menyanyika lagu berlirik “Lagi, dan lagi aku menyesalinya. Tidak bisa memberimu cinta yang lebih besar.” Lalu mengajak untuk mendengarkan sekali lagi. Do Kyung mengajak Hae Young medengarkan yang lain saja. Hae Young merengek meminta untuk mendengarkan sekali lagi.
Terdengar suara wanita menyanyi lagu “Ibu dan nuna ... ayo tinggal ditepi sungai.” Hae Young terdiam menduga-duga siapa yang menyanyikanya, Do Kyung membenarkan kalau itu suara kakaknya yang menyanyi, keduanya tertawa dan tersenyum mendengarnya.
Soo Kyung bisa mendengarkan suaranya saat masih kecil dikamarnya, dengan rambut
“Park Soo Kyung, yang dulunya imut. Dimana sekarang dirimu berada ? Dimana perginya dirimu ?” kata Hae Young seperti mencari dirinya sendiri diudara.
Sementara di kamar, Jin Sang menopang dagunya sedang melamun. Pikiranya melayang saat melakukan foto Prewed dengan pakaian pengantinya, Soo Kyung terlihat bersemangat lalu menyuruh Jin Sang untuk tersenyum sambil menarik pipinya. Pose berikutnya Soo Kyung berada di gendongan suaminya, lalu ketika berusaha mengendongnya, Jin Sang terjatuh karena tak kuat mengangkatnya. Ketika berusaha menciumnya, Jin Sang menjauhkanya.
Ketika mengandakan party atas pernikahan dirumah, Ki Tae keluar dari kamar mandi memberitahu toiletnya itu sangat bersih. Soo Kyung keluar kamar dengan baju hanbook dan juga pemukul baseballnya, lalu membanting diatas meja. Semua tamu yang sedang makan dan minum sampai terkaget-kaget.
“Aku ingin mengucap beberapa patah kata.
Dirumah kami, kalau mau buang air kecil harus duduk. Kalau air senimu berantakan, maka Hati-hati saja.” Ucap Soo Kyung mengancam pada Ki Tae dengan baseball menganggapnya seperti pistol dan tertuju pada selangkangan akan menembaknya. Jin Sang pun tak bisa menahan paniknya.
Soo Kyung mengunakan piyama untuk tidurnya dan melepaskan talinya, tapi setelah itu malah membuka posisi kuda-kuda, dikepala Jin Sang sudah ditaruh apel. Soo Kyung berlatih menendang apel yang ada diatas kepala, sampai akhirnya berhasil menjatuhkanya. Jin Sang pun memberikan tepuk tangan yang meriah.
Sebuah tomat Cherry, dimasukan ke dalam mulut Jin Sang dengan memberikan kecupan di pipi suaminya. Jin Sang mengeleng panik, Soo Kyung memujinya kalau sangat tampan, saat itu kaki Soo Kyung menampar wajah Jin Sang sampai tomat Cherry keluar.
Jin Sang melamun sampai bisa merasakan pukulan kaki Soo Kyung dipipinya. Park Hoon masuk kamar dengan wajah sinis. Jin Sang menjerit karena sangat kaget. Park Hoon tersenyum karena berpikir Jin Sang kabur, tapi ternyata tetap pulang ke rumah.
“Kau lebih bertanggung jawab dari perkiraanku. Ternyata sulit, mengabaikan orang yang sudah seperti keluargamu ?” ucap Park Hoon lalu membanting tubuhnya di kasur.
“Hei..... Dasar binatang ! Bagaimana ini terjadi diantara kalian ?” jerit Park Hoon mengodanya.
“Kalau aku tahu, artinya ingatanku masih utuh.
Apabila aku melakukan saat waras ... maka aku pasti sudah gila.” Keluh Jin Sang masih tak percaya
“Hyung, jangan-jangan kau kesana-kemari membuat masalah seperti ini.” komentar Park Hoon, Jin Sang meminta agar menghentikan saja karena Kondisinya saat ini serius sekali,Park Hoon tak percaya Jin Sang serius memikirkanya.
“Aku kenal hyung. Kau cuma menyesal sebentar lalu melarikan diri.” Ucap Park Hoon
Jin Sang binggung Park Hoon memikirkan untuk
Melarikan diri. Park Hoon pikir tak masalah karena memang sudah bisa mengerti, karena dirinya tak kolot dan tidak selalu membela keluarga, jadi bisa mengerti perasaan Jin Sang menurutnya Pasti berat mengakhiri hidupnya
diusia sekarang bersama dengan orang yang bernama Park Soo Kyung.
“Bagaimana kalau kau coba beberapa pendekatan ? Setelah itu Lakukan seperlunya yang kau ingikan lalu kabur.” Kata Park Hoon, Jin Sang menjerit tak percaya
“Nuna juga bukan orang zaman dulu, Dia akan menerima apa yang ada dan melepaskanmu.” Ucap Park Hoon
“Aisshh... coba dengar omongan anak kasar ini.
Kau bilang Menerima apa ? Apa Kau kira anak cuma benda ? Dan Mau hitung-hitungan dengan masalah ini ?Apa kau membahas soal nuna-mu dengan cara seperti bajingan ?” ucap Jin Sang dengan nada tinggi
“Kau bilang aku bajingan.... Hei Jin Sang anjing, kau lucu !Padahal aku perhatian padamu. Kenapa
bersikap begini ? Apa Kau kagetKarena aku membaca pikiranmu ?!” teriak Park Hoon
“Aku sudah cukup marah saat ini ... Apa Kau mau berkelahi denganku ?” teriak Park Hoon tak mau kalah.
Akhirnya keduanya saling berkelahi dengan saling menarik rambut, terdengar bunyi suara besi stick baseball. Soo Kyung sudah membawa stick golf mendengar suara jeritan Jin Sang yang menjerit karena tangan di gigit. Soo Kyung berteriak masuk memanggil adiknya, keduanya langsung berdiri, Park Hoon langsung tertunduk ketakutan.
“Kau.... Bukankah sudah kubilang, aku akan membunuhmu kalau masih tidak respek pada Jin Sang ?” kata Soo Kyung, Park Hoon mengadu kalau Jin Sang yang lebih dulu mengejeknya
bajingan, tapi akhirnya mengaku salah.
“Kau... Jin Sang.... Bukankah sudah kubilang bersikap sesuai dengan usiamu ? Hari ini kau bunuh si brengsek kampret ini. Kalau dia masih kurang ajar, bunuh saja. Kalau kau lembek,
mereka akan kembali. Sebelum mereka kembali,
kau harus habisi duluan ! Sampai kau membunuh anak ini ... jangan tinggalkan kamar ini. Kau
Harus habisi dia.” Ucap Soo Kyung memutar stick baseball dan memberikan pada calon ayah bayinya
Jin Sang mengambilnya dengan wajah ketakutan, Soo Kyung pun akhirnya keluar dari ruangan. Park Hoon mengatakan kalau ia akan mati, lalu memanggil Jin Sang sebagai kakak ipar dan mengaku salah. Jin Sang menghela nafas mendengarnya, lalu berteriak marah dengan menyodok bokong Park Hoon, kalau ia bukan adik iparnya tapi hanya “Hyung” saja. Park Hoon berteriak kesakitan.
Jin Sang duduk dengan wajah ketakutan dengan tangan diremas dan tertunduk sedih. Soo Kyung memakai lipstik, mengatakan Bukan cuma Jin Sang yang merasa buruk dan canggung, karena ia juga merasa begitu jadi tidak perlu terlalu serius.
“Kau dan aku, tidak akan bisa jadi suami istri.
Kau tahu itu begitu juga Aku. Sudah 20 tahun, kau seperti adikku Dan aku sebagai kakakmu.
Aku akan imigrasi lalu kau bisa hidup disini seperti biasa. Jadi, berhenti menderita. Sekarang
Kemas barang-barangmu dan keluar.” Ucap Soo Kyung
“Itu bayiku....” ucap Jin Sang tak enak hati, Soo Kyung tiba-tiba berdiri dan mendekat Jin Sang
“Kau ... Apa Kau bisa ... berciuman denganku ?” ucap Soo Kyung dengan wajah semakin sangat dekat, Jin Sang melihat bibir Soo Kyung yang semakin dekat, sampai akhirnya memalingkan wajahnya.
“Aku beri waktu sehari. Apakah kau bisa menciumku atau tidak, adi pikirkan itu. Maka ...
Kau akan dapat jawabannya.” Kata Soo Kyung lalu berjalan pergi. Jin Sang terlihat bisa bernafas lega kembali setelah menahan nafasnya.
Sang Suk berjongkok didepan mesin pilingan bubur cabe sambil merekam suaranya, bibi yang ada didepan mereka sibuk untuk memberikan memastikan cabe yang tergilang dengan sempurna. Ki Tae mencoba menutup hidungnya dengan tissue agar bubuk cabe tak menyengat hidungnya.
Do Kyung merekam bunyi desis minyak saat membuat pancake pada bibi yang sedang memasak dipasar. Ia juga pindah ke bunyi mesin yang mengeluakan banyak asap.
Park Hoon dan si pria muda terlihat merekam suara mesin yang berputar, dan mesin press pun tertutup. Park Hoon terlihat asik memakan kue, lalu terdengar suara peluit. Saat terdengar suara seperti ledakan dari mesin, Park Hoon menjerit kaget dengan wajah ketakutan.
Mobil Movie Sound berhenti pada sebuah restoran. Park Hoon dan pria muda berlari ingin pergi ke toilet. Do Kyung turun dari mobil melihat nama restoran “Istana di dalam hutan”. Sang Suk dan Ki Tae menunggu karena sambil meminum es coklat, sementara Park Hoon masih ada di toilet.
Do Kyung asik duduk sendirian, menatap kearah jendela, lalu mengarahkan pandangan pada rak didepanya,ada sebuah kamera, mesin pecetak foto. Ki Tae dan Sang Suk dengan menopang wajahnya melihat Do Kyung yang berjalan pergi ke rak. Do Kyung mengambil album tuliskan “Mei 2014” membuka lembaran banyak pasangan yang berfoto dengan pasanganya, serta menuliskan pesan dibagian bawah.
Lembaran demi lembaran terus dilihat Do Kyung, lalu terhenti ketika melihat foto dirinya yang sudah disobek lalu tertulis pesan disampingnya “Terima kasih atas cintamu. 10 Juni 2016”. Ia bisa melihat foto sebelumnya, saat Hae Young merangkul tanganya dengan coklat berbentuk love ditanganya. Saat itu foto Hae young hilang berganti dengan tulisan.
Hae Young melakukan kencan buta, didepanya terlihat pria merasa tidak sangka Hae Young akan datang karena berpikir hanya basa basi saja. Ae Young mengatakan tak mungkin bisa menilai orang kalau cuma bertemu sekali. Pria itu pun mengucapkan terimakasih.
“Aku ingin berterima kasih sekali ... Karena kau cantik. Mungkin cuma aku hanya terlihat biasa saja, jadi Maafkan aku.” Kata si pria
Hae Young mendengar bunyi pesan masuk dan langsung membacanya, pesan dari Do Kyung “Terima kasih.” Matanya kembali terlihat berkaca-kaca, lalu tersadar kalau ia tidak boleh mengecek ponsel dan akan mematikan saja. Pria itu pikir tak masalah tapi akhirnya setuju untuk mematikan saja ponselnya. Hae Young pun mematikan ponselnya.
Park Hoon akhirnya selesai dari toilet, Ki Tae bertanya apakah ia harus yang menyetir sekarang. Park Hoon mengejek siapa lagi kalau bukan Ki Tae, karena ia tak memiliki SIM. Do Kyung keluar masih berdiri depan restoran, menatap fotonya yang sudah dirobek untuk membawanya pulang.
Hae Young duduk dikamarnya sambil mengirikan pesan pada Sepupunya Ji Hee. “Besok kau akan menikah. Bagaimana ?” Ji Hee membalas dengan wajaha tegang Rasanya aneh berkata begini, tapi ayah dan ibuku gugup sekali sekarang. Mungkin aku harus membatalkannya
seperti eonni. “
“Bicara yang benar. Bukan aku yang membatalkan, Aku diputuskan.” Balas Hae Young mengakuinya.
“Sepertinya kau sudah sembuh ?Bisa bilang kau yang diputuskan.” Tulis Ji Hee, Hae Young membalas dengan senyuman kalau ia tentu baik-baik saja.
“Temanku yang harusnya menerima karangan bunga sedang sedih karena dia baru putus dengan pacarnya. Aku jadi tidak bisa memintanya menerima karangan bungaku.” Cerita Ji Hee dalam chatnya
“Jangan khawatir. Aku yang akan menerimanya” kata Hae Young
Ji Hee kaget karena Hae Young akan datang ke pernikahannya. Hae Young sudah pasti akan datang ke pernikahan sepupunya. Ji Hee mengatakan kalau ibunya tidak akan datang
bahkan ibu Hae Young juga bilang anaknya tak akan datang. Bibi Hae Young ikut melihat percakapan mereka di grup, Hae Young mengatakan Ji Hee tak perlu khawatir karena ia
akan datang dan menerima bunganya.
Bibi Hae Young, ibu Ji Hee memastikan Hae Young benar-benar akan datang. Hae Young mengatakan tetap datang, Bibi Hae Young dengan wajah khawatir mengetik mengira Hae Young akan merasa tidak nyaman. Hae Young membalas kenapa harus merasa tidak nyaman.
“Itu, kau sudah cerita semuanya di radio. Semua orang sudah tahu kalau pernikahanmu berantakan.” Balas bibi Hae Young
“Kesimpulannya saat ini ...Lelaki yang sudah merusak pernikahanku, sekarang jadi pacarku.” Tulis Hae Young dengan wajah serius
Ibu Hae Young ikut membaca percakapan di grup. Ji Hee tak percaya, Hae Young meyakinkan jadi akan terima bunganya, lalu memberitahu dengan tangan terbuka pada bibinya. Bibi Hae Young tak percaya penasaran bagaimana penampilannya.”
“Baiklah. Aku akan membawanya di pernikahanmu besok. Bibi, kau pasti kaget sekali.
Lelaki ini bukan sembarangan. Bahkan, tangannya saja seksi. Ah, memikirkan dia membuatku rindu padanya.” Tulis Hae Young penuh semangat,
“Kakak ipar, apa kata Haeyoung benar ? Dia sungguh pacaran dengan lelaki itu ? Aku tahu kau baca ini ! Kakak Ipar !” balas Bibi Hae Young pada kakak iparnya.
Ibu Hae Yaung masuk kamar sambil berteriak mau dibawa kemana dan siapa yang akan dibawanya, Hae Young sampai terkejut mendengar ibunya tiba-tiba masuk dan langsung berteriak, lalu bertanya kenapa ibunya datang tiba-tiba berteriak.
“Apa kau tanya karena tidak tahu ? Orang-orang akan memanggilmu gila karena pacaran dengannya. Mereka akan mengejek kalian !
Kenapa malah membawanya ke acara keluarga ?!” teriak Ibunya marah
“Apa tidak bisa memihak padaku ? Bahkan tanpa dituding, orang itu sudah merasa sangat bersalah. Apa ibu tidak bisa bilang tidak apa-apa
dan menepuk pundakku ? Aku ingin menunjukkan pada dia. Kalau keluargaku tidak menyalahkannya, jadi jangan merasa bersalah lagi.” balas Hae Young dengan tenang
“Kau lebih baik berkencan diam-diam lalu putus.” Kata ibu Hae Young ingin keluar.
“Aku bukan cuma mau berkencan dengannya.”
Tegas Hae Young dengan wajah serius, membuat ibunya terdiam
Do Kyung sedang duduk di dalam mobilnya, terlihat Ki Tae yang menyetir dengan mata setengah terbuka, tiba-tiba mobil berhenti mendadak membuat kepala Do Kyung terhantam di kursi dan merasakan sakit dibagian pundaknya.
Perlahan ia menyandarkan kepalanya, lalu tersadar kalau mobil masih berjalan dengan tenang. Ia menengok adiknya dan yang lainya sedang tidur nyenyak dan dibelakan tak ada mobil apapun, bahkan Ki Tae masih menyetir walaupun sambil menguap.
Do Kyung kembali melihat Tae Jin mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi dan akan menabraknya, mata Do Kyung langsung melotot tajam seperti bayangan akan menjadi nyata dimatanya.
Tae Jin meminting kepala sipelayan yang menyuruhnya untuk mengatakan “Aku tidak suka dengan cara makanmu ?” lalu mengumpat kalau itu seharusnya tak boleh dikatakan pada seorang wanita. Si pelayan mencoba melepaskasn pitingan, tapi Tae Jin yang mabuk terus mengomel karena pelayan itu harus menyuruh mengatakan itu.
“Harusnya kau bilang aku harus cerita yang jujur !” teriak Tae Jin terus memitingnya.
“Makanya wanita itu akhirnya mundur, jadi artinya itu berhasil !” ucap si pelayan akhirnya bisa melepaskan pitingan Tae Jin
Han Tae Jin berusaha untuk berjalan memanggil si pelayan tapi tubuhnya terlihat tak kuat berdiri lagi, sambil duduk mengatakan dirinya yang gila, karena tak menyangkan bisa mendengar nasihat dari seorang pelayan. Si pelayan bertanya apakah Tae Jin menyesal sudah memutuskannya atau hatinya terasa sakit, Tae Jin hanya diam dengan menghela nafas.
Beberapa saat kemudian, Tae Jin sudah berjalan di jembatan dengan setengah sadar memegang kepalanya yang pusing, lalu mengumpat memanggil Park Do Kyung, bertanya harus melakukan apa padanya
Do Kyung terdiam mengingat kembali ingatan dikejar-kejar oleh mobil Tae Jin yang ingin menabraknya. Saat itu terdengar suara bel rumahnya, Ibu Hae Young terlihat dilayar interkom. Akhirnya Ibu Hae Young duduk disofa sementara Do Kyung berdiri didepan calon ibu mertuanya.
“Aoa Hae Young, sudah menelponmu Untuk mengajak pergi ke pesta pernikahan bersama ?” tanya Ibu Hae Young, Do Kyung mengatkan belum menelp
“Sepupu Hae Young akan menikah besok. Dia ingin mengajakmu kesana. Karena anaku itu
bodoh, maka dia kira semua hubungan pasti akan berakhir dengan pernikahan. Tapi anak-anak jaman sekarang, berbeda. Mereka hanya ingin senang-senang bersama tapi tidak ingin menikah.
Hae Young-ku sudah berpikir kalau dia akan menikah denganmu. Menurutku kau .. hanya coba-coba. Benar, kan ?” kata Ibu Hae Young blak-blakan.
“Aku menyukai Hae Young.” Ucap Do Kyung dengan memegang tanganya, Ibu Hae Young menatap Do Kyung.
“Ada kata yang kurang. Kau harus bilang juga
"Aku akan menikahi dia" “ ucap Ibu Hae Young, Do Kyung hanya tertunduk diam
“Aku minta aaaf, karena aku ini orang kuno. Kalau dia mengenalkanmu pada keluarga, maka kalian harus menikah. Kalau kau sudah menyapa keluarga lalu putus, itu sama saja dengan memutuskan pernikahan. Begitu pemikiran para orang tua.” Jelas Ibu Hae Young
“Meskipun Hae Young berpikir, dia mengajakmu untuk pergi makan di pernikahan ... maka kau tidak bisa datang dengan pemikiran seperti itu.
Apabila kau sudah memutuskan untuk menikahi
Hae Young apapun yang terjadi maka datanglah besok. Kalau tidak, jangan datang. Dan Kalau kau masih ragu-ragu, tidak perlu datang.” Tegas Ibu Hae Young berdiri
“Pernikahan Hae Young sudah rusak satu kali.
Kalau ada yang merusaknya lagi, maka aku tidak bisa tinggal diam.” Ucap Ibu Hae Young lalu pergi
Do Kyung pun membungkuk memberikan hormat, lalu hanya bisa tertunduk diam. Tuan Oh menunggu didepan rumah bertanya apa yang dikatakan Do Kyung. Ibu Hae Young mengatakan bukan dia orangnya, Tuan Oh terlihat binggung.
Do Kyung terdiam lalu melihat Hae Young menelpnya dan menatapnya cukup lama. Hae Young bertanya kenapa Do Kyung lama sekali mengangkatnya. Do Kyung berbohong sedang mandi. Hae Young langsung berfantasi memikirkan Do Kyung yang mandi, lalu meminta maaf dan bertanya apa rencana pacarnya besok. Do Kyung mengatakan mau ke pinggir kota untuk merekam, Lalu kembali saat siang.
“Oh, begitu ? Aku harus ke pernikahan sepupuku besok siang.”cerita Hae Young
“Kita ketemu dirumahku besok siang. Aku akan memasak yang enak buatmu.” Kata Do Kyung, Hae Young tak percaya pacarnya bisa memasak ?
“Aku itu pandai. Jangan makan terlalu banyak di pernikahan.” Kata Do Kyung mengoda, Hae Young pun mengerti.
Do Kyung bertanya pacaranya ingin mau makan. Hae Young mengatakan apa saja karena tak punyapantangan soal makanan, lalu mengusulkan untuk besok minum bersama juga karena Sepertinya sudah lama tidak minum, mungkin sekitar 10 hari.
“Aku tahu kenapa suka sekali minum alcohol
Karena aku tidak bahagia. Tapi Belakangan ini, aku bahagia sekali rasanya seperti sedang mabuk. Ungkap Hae Young, Do Kyung Terima kasih. Hae Young pikir ia yang harus berterimakasih.
Hae Young keluar kamar dikagetkan dengan ibunya yang duduk dimeja makan dalam kegelapan, lalu bertanya kenapa ibunya belum tidur. Ibunya hanya diam saja. Hae Young akhirnya bicara pada ibunya.
“Jangan khawatir. Dia tidak akan datang ke pernikahan, karena harus bekerja.” Kata Hae Young pada ibunya.
Ibu Hae Young pun diam saja karena itu artinya Do Kyung tak serius ingin menikah denganya. Do Kyung hanya diam saja karena tak bisa memutuskan untuk menikah dan masih ragu.
Jin Sang mengendap-ngendap mencoba mendengar suara dari kamar kakak Do Kyung, Soo Kyung tiba-tiba turun dari tanya bertanya apakah Jin Sang mencarinya. Jin Sang kaget dan terlihat panik, Soo Kyung bertanya apakah ia sudah siap. Jin Sang panik berjalan mundur, Soo Kyung terus bertanya apakah Jin Sang mau menciumnya sekarang.
Jin Sang makin panik mengatakan bukan itu maksudnya, lalu terdesak dengan bersandar di dinding. Soo Kyung tiba-tiba berjinjit seperti ingin menciumnya, lalu menaruh tanganya di dinding seperti mengunci Jin Sang.
“Kalau sudah siap, bilang. Apabila tidak percaya diri, maka lebih baik mundur saja.” Tegas Soo Kyung lalu berbalik dan berjalan pergi.
Jin Sang terlihat lemas dengan menjatuhkan tasnya, menurutnya mana mungkin dirinya bisa siap dengan cepat. Dengan wajah frustasi menurutnya ini tak main-main, lalu berjongkok kebinggungan.
Ji Hee sudah memegang buket bunganya, dengan gaun pengantin yang terlihat anggun. Fotographer meminta agar melempar bunga dengan tinggi. Hae Young sudah siap untuk menangkapnya, dalam hitungan ketiga Ji Hee melempar bunganya, Hae Young dengan mudahnya meloncat dengan sepatu high heel, lalu mengangkapnya.
Semua tamu langsung tepuk tangan, Hae Young dengan bangga mengangkat bunganya, Bibi Hae Young memalingkan wajahnya terlihat malu, begitu juga ayah dan ibunya hanya bisa menghela nafas. Nenek Do Kyung bertanya pada anaknya apakah cucunya mau menikah lagi. Tuan Oh memberitahu kalau bukan lagi, tapi memang kemarin belum menikah.
“Jadi, dia akan menikahi lelaki itu lagi ?” tanya Nenek Hae Young
“Ibu, nanti dirumah aku akan ceritakan semuanya.” Ucap Bibi Hae youn pada ibunya, tamu yang dibelakang juga penasaran dengan Hae Young, Bibinya berbisik akan menceritakan nanti. Ibu Hae Young melirik sinis.
Fotographer kembali meminta agar melempar pelahan supaya bisa mengambil gambarnya, Hae Young terlihat sangat bahagia menerima bunganya, beberapa tamu berbisik membicarakan Hae Young. Sementara ayah dan ibunya hanya bisa diam saja. Semua orang bertepuk tangan memberikan applouse.
Di dalam taksi
Ayah dan Ibu Hae Young terlihat duduk tegang, Hae Young mencuci mulutnya dengan air merasa makanannya asin semua, lalu memberikan pada ibunya. Sang ibu menolak dengan ketus. Hae Young mengatakan belum pernah melihat
pengantin yang cantik sekali di gedung pernikahan.
“Aku bilang mereka cantik cuma basa basi…
Nantinya kalau aku menikah dan ada yang bilang aku cantik maka Aku tidak akan tertipu.” Ucap Hae Young dengan melihat buket bunganya.
Ayah Hae young dan Ibunya terlihat hanya bisa menghela nafas dengan menatap kearah keluar jendela.
Do Kyung belanja di supermarket melihat Jin Sang sedang menunggu trolly, heran karena bukan dirumah saja malah ikut denganya. Jin Sang mengatakan kalau kakaknya itu ada dirumah dan pasti sudah tahu alasanya.Do Kyung menyuruh temanya Jangan buang waktu dan
Segera putuskan, menurutnya Apapun keputusannya, kakaknya tak akan membencinya.
“Do Kyung, apa kau bisa ciuman dengan kakakmu ?” kata Jin Sang, Do Kyung mengumpat temanya itu sudah gila,
“Itu perasaanku saat ini. Apa sekarang sudah paham perasaanku ? Apakah aku bisa ciuman atau tidak, jawabannya sudah jelas. Aku sudah punya jawaban Tapi rasanya aku tetap harus melakukan sesuatu. Aaah, aku sungguh tidak tahu harus bagaimana.” Keluh Jin Sang dengan wajah kebingungan lalu tersadar kalau Do Kyung sudah meninggalkanya.
Do Kyung pergi ke bagian buah-buahan, Jin Sang mengikutinya bertanya apakah temanya mau masak untuk Oh Hae Young 2. Do Kyung berteriak kesal menyuruh temanya untuk menyebut nama pacarnyadengan benar. Jin Sang menjelaskan namanya itu sama, jadi memberi urutan yang tepat “Oh Hae Young One... Oh Hae Young Two.” Do Kyung melirik sinis, Jin Sang akhirnya tertunduk meminta maaf.
“Tapi, kalau kau mau memasak untuk perempuan
harusnya kau tanya aku dulu. Untuk apa membeli benda ini ?” ucap Jin Sang melihat trolly berisi daun selada. Do Kyung tak peduli sibuk memilih bahan masakanya.
“Aku ini, lulusan Stanford dengan ijazah memasak untuk wanita. Nah, kalau lelaki ingin memasak untuk perempuan maka menunya bisa apa saja.
Kau harus memilih menu yang bisa membuatmu terlihat keren. Misalkan, penggiling lada.” Ucap Jin Sang bersemangat dengan gaya memutar botol lada, dengan mengunakan timun.
Menurut Jin Sang dengan Gerakan itu, bisa membuat wanita terpukau, lalu gerakan memeras leman dengan tangan, pasti ototnya itu akan timbul. Bahkan wanita bisa tergila-gila karena saat menabur garam. Do Kyung hanya tersenyum melihat tingkah temanya. Jin Sang tiba-tiba merasa gaya itu sedikit membosankan karena bisa dituduh menyontek orang.
“Jadi, kau harus memilih makanan yang bisa menggiling lada, atau memeras lemon. Maka harus selalu, pasta !” ucap Jin Sang penuh semangat
“Hae Young suka masakan Korea.” Kata Do Kyung membawa bahan-bahan ke dalam keranjangnya.
“Apa kau lihat aku? Aku bersemangat sekali kalau membahas soal perempuan. Kenapa aku malang sekali ?” keluh Jin Sang, Do Kyung melempar melon karena kakaknya itu menyukai buah itu, Jin Sang merasa temanya itu sedang mengejeknya lalu membawanya.
Do Kyung berjalan dilorong bumbu dan ingin mengambil botol kecap. Jin Sang memberitahu
Dirumah ada kecap asin. Soo Kyung tiba-tiba berjalan disamping Jin Sang bertanya apakah mencarinya, Jing Sang berusaha menghindar tapi Soo Kyung terus memepetnya dan bertanya apakah Sudah siap, Apa kau mau ciuman, Jin Sang berusaha menjauhkan agar Soo Kyung tak mendekatinya.
“Kalau sudah siap, bilang !” teriak Soo Kyung lalu berlari meninggalkan Jin Sang melalui lorong.
Jin Sang terlihat mencoba menyadarkan diri dengan memukul punduknya, lalu berlari ke lorong lainya, Do Kyung hanya bisa diam sambil mengelengkan kepalanya melihat tingkah teman dan kakaknya.
Hae Young mengambil foto masakan pacarnya menurutnya masakannya lulus tes. Do Kyung menyuruh Hae Young segera makan saja, Hae Young mengaku tidak terbiasa mengambil foto makanan jadi Makanan Do Kyung akan jadi yang pertama dan akan memotret untuk kenang-kenangan. Setelah selesai foto, keduanya mulai memakanya.
Pertama-tama Hae Young mencoba kuahnya, menurutnya rasanya lumayan dan bisa menebak
Kaldunya dibuat terpisah, lalu berkomentar Do Kyung itu impresif. Lalu mencoba kwetiaunya, dan memberikan jempol menurutnya tak ada yang bisa dilakukan, lalu berpikir Do Kyung itu
tidak bisa bersikap imut
“Kau tidak bisa bilang "Imut-imut" sambil mencubit pipiku, kan ?” kata Hae Young menantang, Do Kyung berjanji akan melakukan dan Hae Young tersipu malu dan mengajak mereka untuk lekas makan. Do Kyung menyuruh temanya makan pelan-pelan saja
“Kali ini apa kau tidak akan bilang aku cantik kalau makan ?” kata Hae Young mengoda
“Apa senang mendengarnya kalau kau yang meminta mengucapkan ?”ejek Do Kyung
Hae Young terlihat cemberut lalu kembali makan, Do Kyung tiba-tiba memuji pacarnya itu cantik. Hae Young terdiam lalu wajahnya langsung bersemu merah, lalu berteriak sangat bahagia. Do Kyung ikut tersenyum dan tertawa mendengarnya.
Soo Kyung mendorong koper ke ruang tengah, Jin Sang merengek. Soo Kyung menegaskan Sudah 24 jam dan menyuruhnya untuk pergi. Jin Sang kembali memohon agar tak melakukannya. Soo Kyung menegaskan Jin Sang sudah tahu,karena mereka bahkan tidak bisa ciuman.
Jadi, mana bisa kita jadi suami istri ? Tidak akan bisa ! Jangan buang waktu, lebih baik segera pergi dari hidupku.” Tegas Soo Kyung
“Mana bisa aku pergi dari hidupmu ? Dan Apa bisa pergi begitu saja ? Ada bayiku disini.” Ucap Jin Sang tak tega
“Tak apa. Jangan merasa terbebani. Ini bukan sepenuhnya tanggung jawabmu. Aku akan besarkan anakku sendiri. Lalu, sampai aku pergi imigrasi kau jangan kemari lagi.” Kata Soo Kyung dengan mengajak berjabat tangan untuk berjanji.
“Apa nuna bisa ciuman denganku ?” kata Jin Sang menantang, Soo Kyung mengatakan bisa melakukanya.
Jin Sang tak percaya, Soo Kyung dengan mata berkaca-kaca merasa sepertinya bisa melakukanya.
Keduanya pergi ke luar rumah disebuah jalan yang sepi, Soo Kyung sudah menyandarkan kepalanya di dinding. Jin Sang ada didepanya, lalu berusaha untuk mendekat menciumnya, Soo Kyung menarik lehernya agar cepat melakukanya, Jin Sang menahanya agar mereka melakukan perlahan-lahan dan tidak terlalu agresif.
Soo Kyung melepaskan tanganya dari leher Jin Sang dan menurunkan tanganya, bersikap malu-malu. Jin Sang pun mulai mendekatkan wajahnya melakukan posisi yang baik untuk berciuman, tapi Soo Kyung sempat membuka matanya karena Jin Sang terlalu lama. Jin Sang kembali mencoba mencium kakak Do Kyung, tangan Soo Kyung memegang leher Jin Sang, hanya satu centi lagi bibir keduanya akan bersentuhan.
Hae Young selesai makan mengeluarkan sesuatu dari tasnya, Do Kyung datang membawakan minuman. Hae Young memperlihatkan sebuah surat menceritaan Waktu SMA, ada anak laki-laki yang menulis surat untuk menurutnya sangat manis, mengaku menemukan saat merapihkan surat-suratnya jadi meminta pacaranya untuk mendengarnya. Do Kyung mengatakan tidak akan cemburu pada anak SMA.
“Ayo... Dengarlah dulu... "Aku melihatmu berjalan sambil menangis saat pulang sekolah, Melihatmu menangis, rasanya hatiku ikut hancur. Aku ingin menghiburmu Tapi aku tidak bisa mengganggumu yang sedang menangis. Aku hanya mengikutimu dari belakang, berjaga-jaga Kalau kau pingsan karena menangis. Aku akan memberimu pelukan" ” ucap Hae Young membacanya dengan bersemu-semu
Do Kyung mulai cemburu bertanya siapa pria brengsek itu, Hae Young tertawa lalu kembali membaca surat dari pria yang menyukainya
“Kenapa ? Hal buruk apa yang terjadi sampai kau begitu ? Saat kau bilang, karena Chang Gook Young meninggal. Aku jadi marah pada Chang Gook Young karena membuat wanita yang kusuka menangis. Aku iri padanya, dan ingin menjadi dirinya"
“Suruh dia ketemu Do Kyung hyung dulu.” Ucap Do Kyung menantang, Hae Young tersenyum lalu kembali membaca suratnya
"Saat pulang, aku menyobek semua foto-fotonya
Aku murka" Ini surat yang Manis, kan ?” kata Hae Young, Do Kyung mengelengkan kepala. Hae Young merasa kalau itu sangat manis.
Flash Back
Si cantik Hae Young memberikan surat pada temanya, Hae Young binggung. Si cantik Hae Young memberitahu Ini surat cinta untukmu saat kita SMA. Hae Young pun menerimanya sambil membaca di luar ruangan, lalu melihat ada lembaran surat lainya.
“Aku langsung tahu kalau surat ini diperuntukan untukmu. Aku tidak ingin memberinya padamu.....
Aku tidak ingin memberinya padamu.” Tulis si cantik Hae Young pada suratnya.
Saat SMA Si cantik Hae Young membaca surat cinta untuknya, lalu mengingat kembali kalau itu bukan Hae Young dirinya tapi orang yang saat itu tertukar raportnya, lalu ibunya menenangkan dengan mengandeng anaknya, tak masalah kalau nilai anaknya itu jelek.
“Kau tumbuh besar dengan kasih sayang orang tuamu. Aku tidak ingin kau dicintai oleh seorang cowok juga. Rasanya seperti barangku diambil olehmu. Aku selalu membuang surat cinta untukku selama ini. Tapi aku tidak bisa membuang yang satu ini, Karena bukan milikku.”
Saat masih SMA si cantik Hae Young menaruh surat dilaci meja belajarnya. Lalu setelah mengirimkan surat pada Hae Young berjalan di taman.
“Aku pikir, dapatkah aku kembalikan surat ini padamu dengan senyum suatu hari ? Saat aku cukup baik dan mengakui kalau aku iri padamu
maka aku bisa kembalikan surat ini untukmu.
Makanya sampai sekarang aku tidak bisa membuang surat ini. Aku masih belum merasa baik. Tapi rasanya aku harus kembalikan ini padamu. Harus kukembalikan agar aku bisa jadi orang baik. Aku akan berusaha dan akan kulakukan.”
Si cantik Hae Young terlihat berkaca-kaca setelah memberikan surat pada Hae Young, sedangkah Hae Young terlihat terus membaca surat yang dituliskan oleh temanya.
“Surat ini butuh 13 tahun untuk tiba di tanganmu. Maafkan aku. Aku juga merasa kasihan pada anak laki-laki yang menulis surat ini untukmu.”
“Aku kira, hanya aku yang membandingkan diriku dengan dirinya. Tapi dia bilang, dia selalu membandingkan dirinya dengan diriku. Karena dia merasa begitu, Apa aku merasa bahagia ? Apa rasanya nyaman ? Kenapa rasanya sedih ?” gumam Hae Young seperti menyadari kesalahanya.
Hae Young mengingat seorang pria yang melempar batu ke rumahnya sambil mengumpat Hae Young gadis saja dan berteriak “Semoga hidupmu bahagia !”
“Apa mungkin, anak laki-laki yang melempar batu ke jendela rumah ... Apakah dia sungguh suka padaku ?” gumam Hae Young memikirkanya.
Hee Ran menerima telp dari temanya, yang meminta dicarikan pada buku kenangan SMA yang bernama “Lee Kang Yong”. Hae Young pikir
mungkin di kelas 7 atau 8 jadi meminta agar mengirimkan foto untuknya. Hee Ran pun menemukan lalu mengirimkan fotonya. Hae Young terdiam melihat foto yang dikiriman Hee Ran tak sesuai dengan bayanganya.
Do Kyung penasaran ingin melihatnya, Hae Young menutup ponselnya agar Do Kyung tak melihatnya. Do Kyung tetap ingin melihat siapa pria brengsek yang menuliskan suratnya, Hae Young berjalan mundur tak ingin melihatnya. Do Kyung terus mendesak agar ingin melihatnya. Ponselnya bergetar dan langsung mengangkatnya.
Ibunya bertanya keberadaan anaknya, Hae Young berbohong kalau sedang ada dirumah Hee Ran denga menahan tangan Do Kyung, lalu mengatakan akan menginap malam ini. Do Kyung terdiam mendengarnya, Ibunya tak percaya menyuruh memberikan ponselnya pada Hee Ran, Ayah Hae Young mencoba mendengar pembicaraanya.
Hae Young akhinya duduk dengan satu tangan di pegang oleh Do Kyung, mengeluh pada ibunya, memberitahu sudah dewasa untuk menginap diluar, lalu mengomel pada ibunya yang sebelumnya mengatakan akan memberikan anaknya pada Do Kyung. Ibu Hae Young mengancam akan datang dan menyuruhnya segera pulang sebelum menyeret keluar dari rumah itu lalu menutup telpnya. Hae Young cemberut dan Do Kyung pun tak bisa berbuat apa-apa.
Hae Young masuk rumah sambil berteriak marah, menurutnya ibunya Tidak masalah selama ia pulang rumah , tapi ia bisa melakukan apapun saat pulang lebih awal bahkan siang hari pun bisa. Ibunya langsung melempar lap, meminta anaknya jangan mengumbar hubungan cintanya.
“Kenapa kau cerita semuanya ke orang-orang ?! Dasar... Gadis tidak punya harga diri. Kalau aku sampai melihatmu memasak untuk dia dan keluar masuk rumahnya... Aku akan membunuhmu.” Teriak Ibu Hae Young
“Malam ini dia memasak untukku !” balas Hae Young berteriak
“Kenapa dia memasak untukmu ? Buat apa dia memasak untukmu kalau kalian akan putus ?!
Apa dirumah tidak ada makanan ?!” teriak Ibunya
Kami akan putus atau tidak, dari mana ibu tahu?!” teriak Hae Young, Tuan Oh mencoba menenangkan keduanya agar tak adu mulut, istrinya menepis tangan suaminya agar tetap berbicara.
“Aku berkata begini padanya ”Kalau dia menikahimu meskipun akan mati, maka datanglah ke pernikahan Sun Hee. Kalau tidak, jangan datang. Dan Bajingan itu tidak datang !” teriak Ibunya. Hae Young terdiam, suaminya membala kalau Do Kyung itu Pasti ada alasannya alasanya.
“Kau, semua keluarga kita sudah tahu ceritamu.
Jadi Tidak lagi ... Asal kau tahu saja. Kalau kau mau pacaran dengannya, lakukan diam-diam. “ tegas Ibu Hae Young lalu masuk kamar, Hae Young terdiam mengetahui jawaban Do Kyung yang tak datang ke pernikahan.
Hae Young mencuci wajahnya, dengan tangan yang terbungkus plastik, sambil menangis, lalu tiba-tiba keluar dari kamar mandi berteriak pada ibunya yang sedang duduk dimeja makan.
“Kenapa bilang begitu pada dia ?! Kenapa menekannya ?! Aku tidak perlu menikah !” teriak Hae Young
“Kalau tidak mau menikahinya,kenapa mau dibawa ke pernikahan ?” ucap ibunya
“Karena kukira ayah dan ibu tidak akan terlihat menyedihkan kalau begitu. Aku tahu semua orang menggosipkan aku, makanya aku ingin membawanya agar kalian tidak malu ! Kalau dia datang ... maka kalian tidak akan malu !” tegas Hae Young sambil menangis lalu kembali masuk kamarnya.
Hae Young mencoba menepuk wajahnya memasang cream wajah walaupun masih terlihat sedih, ponselnya berdering Do Kyun menelpnya. Hae Young pun mengangkatnya, Do Kyung mendengar suara pacarnya yang berbeda. Hae Young mengaku sedang nangis. Do Kyung panik bertanya kenapa menangis.
“Ibu memukulku, Karena aku bohong ada di rumah Hee Ran. Aku sudah dewasa masih juga dipukul.” Ucap Hae Young berbohon, Do Kyung mendengar pacarnya menangis meminta agar tak menangis.
“Ibu sedang melotot padaku, aku tutup dulu.
Nanti telpon lagi.” Kata Hae Young berbohong lalu menutup ponselnya.
Do Kyung terdiam seperti bisa mengerti kenapa Hae Young menangis, Hae Young tertidur dikamarnya sambil mensugestikan dirinya “ Saat aku akan meninggal kalau aku mengingat momen ini.... ini bukan apa-apa.... Ini bukan apa-apa. Jangan menahan diri dan lakukan.” Lalu membuka matanya.
Jin Sang masih berada diposisi yang sama tapi belum juga bisa mencium kakak dari temanya. Soo Kyung mulai merasakan lehernya yang sakit, Jin Sang pun merasakan pinggangnya yang kaku karena terlalu lama membungkuk, Soo Kyung berusaha berjalan seperti tubuhnya lemas dan hampir jatuh. Jin Sang dengan sigap menahanya agar tak jatuh. Soo Kyung melepaskan tangan Jin Sang mengatakan baik-baik saja, sambil memegang lehernya yang kram.
“Nuna, sungguh ... Aku minta maaf. Aku sudah ciuman dengan banyak perempuan. Tapi dengan nuna ...” kata Jin Sang mengakuinya.
“Aku mengerti.... Jadi Pergilah... Kau sudah berusaha.” Ucap Soo Kyung
“Tapi, aku mana bisa pergi kalau kau punya bayiku ?” kata Jin Sang tak tega, Soo Kyung memilih untuk pergi dengan memegang pingang dan lehernya dengan kaki diseret. Jin Sang tiba-tiba menarik dari belakang, dengan posisi miring langsung mencium Soo Kyung.
Pagi hari
Hae Young keluar dari kamar dengan membawa tas kecilnya, lalu mencari CD dan menyalakan pada Playernya, Ibunya yang sedang mengepel mengancam anakya kalau menari lagi seperti orang gila. Lagu musik Tanggo terdengar, Hae Young membalikan badan seperti siap menari, Ibunya pun juga siap melempar lap pelnya.
Tapi Hae Young berjalan dan ibunya terus bersiaga kalau anaknya sampai menari. Hae Young berjalan, mengambil tasnya lalu keluar rumah. Ibunya hanya bisa mengangkat lap pel tanpa melemparnya, Akhirnya dengan kesal mengepel lantai mengikuti irama musik Tanggo.
Hae Young makan ayam goreng dengan garpu dengan gelas bir ukuran besar, Hee Ran pun datang memesan segelas bir juga, mengatakn
tidak tahu ada restoran ayam didekat sini lalu bertanya kenapa temanya siang-siang sudah
makan ayam dan bir.
“Sebelumnya kau senang seperti di awan.
Sekarang apa lagi ?!” tanya Hee Ran heran
“Kenapa aku selalu merendahkan diriku saat sedang berkencan ? Aku akan melakukan semua, sampai aku diputuskan. Aku tidak perduli kalau aku lebih cinta padanya. Sekarang rasanya berbeda. “ ucap Hae Young, Hee Ran bertanya apakah temanya itu masih memikirkan tentang hal itu.
“Jujur saja ... Aku tidak mengerti kenapa kau berpikir kalau Park Do Kyung tidak akan menikahimu. Bukankah kau harus pelan-pelan dan melihat apakah dia tepat untukmu ?.” jelas Hee Ran
“Cinta selalu datang saat sudah waktunya Aku tidak butuh waktu untuk memikirkannya. Aku ingin memegang tangannya, lalu tidur dengannya dan menikahi dia. Tapi, hal itu tidak selalu terjadi berurutan. Saat aku jatuh cinta di dalam kepalaku, aku sudah tidur dengannya dan menikahi dia. Apa cuma aku saja ?” kata Hae Young heran
Hee Ran menegaskan memang hanya Hae Young saja yang memikirkan itu, Hae Young terlihat tak yakin hanya dirinya, lalu melihat nama di ponselnya yang menelp “Oppa tetangga.” Hee Ran bertanya kenapa tak menjawab, Hae Young mengatakan sedang berusaha jual mahal.
Do Kyung ada diruangan akhirnya hanya diam karena Hae Young tak menerima telpnya, didepanya terlihat berkas “Pemberitahuan Penahanan Sementara” dan dilembaran berikutnya adalah hasil keputusanya. Ibu Do Kyung datang dengan wajah panik, melihat lembaran berkas dan langsung mengambilnya.
“Jangan dipikirkan.” Ucap Nyonya Heo menyembunyikan dibelakang badanya, Do Kyung bertanya apakah itu Pinjaman pribadi
“Dia dan aku , sudah sering melakukan perjanjian.
Lalu Dia melakukan ini tanpa alasan, selama ini dia selalu diam kalau aku telat membayar.
Sebentar lagi surat tahanannya ditarik. Jadi
Jangan khawatir.” Kata Nyonya Heo panik
“Jangan berpikir untuk mendapat uang dari tempat lain untuk menghentikan ini. Biarkan saja.” Kata Do Kyung terkesan pasrah
Nyonya Heo meminta agar tak khawatir karena bisa akan mengatasinya. Do Kyung mengatakan itu bukan masalah jadi lebih baik biarkan saja lalu keluar ruangan. Nyonya Heo binggung anaknya itu tak marah seperti biasanya
Hae Young pulang kerumah, sambil menendang-nendang kaleng bekas minuman soda. Tatapan terlihat kesal sambil terus menendangnya. Tiba-tiba kalengnya dihentikan oleh kaki seseorang, Do Kyung sudah berdiri depanya menahan kalengnya, lalu kembali menenang ke arahnya. Hae Young pun menahan dengan kakinya. Keduanya akhirnya berjalan bersama dengan Hae Young yang menendang kaleng.
“Waktu aku kecil, aku pernah menendang kaleng sampai kerumah. Aku jadi terikat pada kaleng itu,
sampai akhirnya tidak bisa kubuang. Aku bilang "ini cuma kaleng" lalu masuk kedalam. Tapi aku keluar lagi dan mengambilnya.” Cerita Hae Young, Do Kyung berkomentar kalau ceritanya itu sangat manis.
“Kenapa telponku tidak diangkat ?” tanya Do Kyung, Hae Young menjawab dengan menendang kalengnya kalau sedang marah, Hae Young bertanya alasanya. Hae Young pun kembali menendang lalu menatap pacarnya
“Aku kira kita sama-sama saling suka. Tapi ternyata cuma aku yang begitu. Kalau kau tidak
menyukaiku 100%, tapi hanya 89% lebih baik bilang padaku maka Aku akan ikuti angkamu. Kau hanya 89% sementara aku 100%. Setiap terjadi sesuatu .. Aku merasa tidak baik. Sekarang
Bilang berapa angkamu ?” kata Hae Young, Do Kyung menjawab 100%.
“100% milikmu , sepertinya beda dengan 100%-ku.” Tegas Hae Young, Do Kyung meyakinkan kalau sungguh rasa cintanya 100%. Hae Young melirik sinis.
Do Kyung tersenyum karena Hae Young kembali memanggil “kau” apabila sedang merah. Hae Young tak mau membalasnya, menyuruh Do Kyung pergi saja. Do Kyung meminta agar memeluknya sebelum pergi, karena kalau tak memeluknya maka akan merasa sedih, bahkan bisa ikut marah juga, lalu membentangkan tanganya. Hae Young langsung memeluknya, lalu menyuruhnya untuk segera pergi dan mengambil kaleng lalu dibawa masuk ke dalam rumah. Do Kyung pun melihat dari depan pintu saat Hae Young masuk ke rumah, lalu berjalan pulang.
Tae Jin membuka pintu rumahnya melihat sudah ada Do Kyung yang berdiri, lalu Do Kyung mengatakan mengizinkan Tae Jin ambil semua bahkan siap berantakan. Ia juga aka memberi tangan dan kakinya memang kalau menginginkanya, Tapi jangan bunuhnya. Tae Jin pun menyuruh Do Kyung untuk segera masuk karena ada CCTV diluar.
Tae Jin langsung menendang kaki Do Kyung saat masuk kerumah, dengan posisi seperti berlutut Tae Jin duduk didepanya sambil meminum bir.
“Pada suatu siang ... Aku sedang jalan dengan setelan jas favoritku. Lalu mendadak ada bajingan yang menendang lututku. Jadi aku tanya.Kenapa kau melakukan itu ? Apa Kau tahu jawaban bajingan itu ? Dia bilang kesalahan.” Cerita Tae Jin mengumpamakan hidupnya.
“Setelah dia membuatku hancur berantakan dan
dia bilang itu kesalahan. Tapi, itu belum selesai.
Belakangan aku tahu bajingan itu memakai pakaian favoritku. Dia sudah salah menendangku
lalu mencuri bajuku juga ? Kalau kau jadi aku, apa yang kau lakukan ?” kata Tae Jin geram
“Jangan bunuh aku.” Kata Do Kyung pasrah
Tae Jin membanting gelas winenya dan pecah berantakan, lalu mulai memukulnya, menendang, melampiaskan semua rasa kesalnya.
Hae Young menangis dalam tidurnya, lalu akhirnya terbangun menelp “oppa tetangga” dan langsung mengucapkan permintaan maafnya. Dan mengaku tak bisa tidur karena marah, serta sangat merindukanya. Do Kyung terlihat sudah babak belur duduk di trotoar, Hae Young meminta Do Kyung untuk segera datang.
“Datanglah Kemari, meskipun kau cuma 89%.
Aku mohon datanglah” ucap Hae Young
“Tidak bisa....” kata Do Kyung mau melihat babak belur, Hae Young berpikir kalau sekarang Do Kyung cinta hanya 70% . Do Kyung hanya diam saja lalu berjalan dengan wajah babak belur dan kaki sedikit diseret.
“Sebelum aku mati ... Aku menyesal karena tidak cinta padanya sepenuh hati. Makanya aku membuat keputusan berbeda. Dan sekarang ada disini. Kalau kali ini, aku mati Aku mungkin akan menyesali momen ini. Karena aku tidak bisa jujur.
Dan tidak bisa bersikap jujur. Saat aku membuatnya salah paham. Aku menyakiti perasaannya. Sama dengan Han Tae Jin yang tidak bisa jujur dan menyakiti perasaannya ...
Apakah aku, melakukan kesalahan yang sama dengannya ?” gumam Do Kyung sambil berjalan menyusuri jalan.
Haruskah, aku berkata jujur saat ini Kalau aku mungkin akan mati sebentar lagi ? Kalau aku berkata jujur dapatkah kita tetap bahagia seperti saat ini ? Kalau dia tahu aku akan mati dapatkah dia senyum padaku seperti saat ini ? Gumam Do Kyung sambil terus berjalan.
Hae Young terdiam melihat wajah Do Kyung yang babak belur, lalu bertanya siapa yang melakukanya, lalu berteriak bertanya “Siapa pelakunya ?!” lalu menangis sambil tertunduk. Do Kyung yakin Hae Young pasti tak menyangka kalau ia akan dipukul seperti ini, tapi ia sebenarnya sudah menunggu. Hae Young terus saja terunduk menangis. Do Kyung pun memeluknya.
“Dibandingkan kesalahanku padanya ... Aku harus menahan semuanya , termasuk kalau bisnisku dirusak, dan aku dipukuli. Aku baik-baik saja ... Jangan berani-berani menemui dia. Maaf karena tidak bisa ke acara pernikahan. Aku punya alasan. Sampai aku mati. Aku tidak akan meninggalkanmu. Bukan 89%, tapi aku 100%.” Bisik Do Kyung lalu keduanya berpelukan dengan erat.
Hae Young masuk kamar sambil menangis, sambil bergumam “Aku harap luka Tae Jin dapat segera sembuh. Aku harap kami semua, bisa punya hati yang tenang. Aku harap tidak ada yang pergi dengan hati yang sakit. Baik Tae Jin, aku, juga dia ...” lalu berusaha tidur sambil menangis.
Do Kyung berjalan pulang dengan melewati jembatan pun bergumam “ Aku masih ingin melihatnya tersenyum. Aku ingin melihatnya bahagia. Aku masih ingin melihat itu.” Lalu berlari dengan cepat, Saat itu pengelihatanya kembali datang, Tae Jin mengendarai mobil terlihat ingin menabraknya.~bersambung ke episode 16~
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Miss Oh [Completed]
FantasyOh Hae-Young dibuang oleh Han Tae-Jin pada hari sebelum pernikahan mereka. Dia tidak bisa mengatakan yang sebenarnya tentang apa yang terjadi dan berbohong kepada orang lain tentang apa yang terjadi. Dia bekerja sebagai asisten manajer divisi restor...