Episode 10

60 8 1
                                    

Do Kyung duduk ditaman bermain melihat banyak anak-anak yang sedang bermain ditaman. Tatapan Do Kyung tiba-tiba tertunduk sedih lalu melihat ke taman seperti melihat bayangan dirinya yang digendong oleh ayahnya diatas pundak, lalu berkata “Ayah, aku sudah mengalahkan kau!” sang ayah pun menurunkan Do Kyung
Lalu Do Kyung bisa mengalungkan kakinya di tiang dengan posisi terbalik dengan memberitahu ayahnya kalau sudah bisa melakukan posisi itu
sekarang dan bertanya apakah ayahnya bisa
melakukannya. Ayahnya mencobanya, dengan tiang yang lebih tinggi bisa melakukan hal yang sama dengan anaknya.
“Jenis suara apa yang kau rekam di Pulau Jeju?” tanya Do Kyung kecil
“Suara ombak, angin, dan orang-orang. Semuanya” ucap Tuan Park
“Ayah, kau menyukai suara-suara itu?” tanya Do Kyung, Tuan Park mengangguk. Do Kyung ingin tahu alasanya.
“Karena suara bisa menghilang.” Kata Tuan Park. Do Kyung bertanya balik apakah Ayahnya menyukai hal-hal yang menghilang
“Setelah kau tahu bahwa semua hal bersifat sementara maka kau tidak membuang energimu
untuk hal-hal yang tidak berguna.” Jelas Ayahnya.
Do Kyung terdiam mengingat kata-kata ayahnya yang sudah meninggal, lalu ia melihat kembali dirinya yang mengajak ayahnya untuk lomba lari dan akan melihat siapa yang menang. Tuan Park berteriak melihat anaknya yang lebih dulu berlari. Keduanya akhirnya saling mengejar, Ayahnya pun mengendong kembali anaknya sambil berputar-putar, terlihat sangat menyayanginya.
Do Kyung bisa tersenyum melihat kenangan dengan ayahnya, tapi lama kelamaan bayangan kenangan itu menghilang, hanya ada lapangan kosong dan anak-anak kecil yang bermain bola.
Hae Young duduk diam dalam kamarnya, mengingat kejadian kemarin saat Do Kyung mencengkram tanganya dan menahanya dinding, mata mereka sempat menatap dan setelah itu Do Kyung yang menciumnya, dan keduanya melampiaskan semua perasaanya dengan berciuman dan berpelukan, tapi setelah itu meninggalkan begitu saja seperti merasa menyesal.
Hae Young melirik ponselnya yang tak juga berdering, akhirnya hanya bisa berteriak kesal.
“Bagaimana kau bisa menciumku seperti itu dan tidak menghubungiku?” teriak Hae Young pada ponselnya sendiri lalu membantingnya.
Akhirnya Hae Young mencuci selimut dengan kakinya, sambil mengumpat Do Kyung bajingan dan berjanji pada dirinya tak akan menelpnya duluan, denga menatap ponselnya apapun yang terjadi tak akan pernah menelpnya lebih dulu.
“Ibu! Apa Cuma segini cuciannya?” teriak Hae Young kesal
Ayahya yang ada di dalam rumah menyuruh istrinya untuk memberikan selimut lainya. Ibu Hae Young dengan wajah menahan amarah menarik selimut dari lemari lalu melemparkan pada anaknya. Hae Young mengeluh ibunya hanya memberikan cucian saja terlihat kesal lalu mulai menginjak kembali.
“Jika dia tidak menghubungikuhari ini, berarti sudah berakhir! Aku akan mengakhirinya duluan!” teriak Hae Young pada ponselnya yang ada diatas kursi.
Tiba-tiba ponsel Hae Young berdering, mata Hae Young melotot, langsung berlari dan terlihat sangat bersemangat. Wajahnya langsung berubah melihat nama yang terlihat dilayar ponselnya. Dengan wajah datar menerima telp dari Tae Jin.
“Cuaca di luar bagus. Ayo kita makan. Aku tidak ingin menyia-nyiakan satu hari pun. Berada di penjara telah mengajarkanku beberapa hal. Apa
Kau sibuk?” ucap Tae Jin
“Ada yang harus kulakukan.” Kata Hae Young, Tae Jin lalu bertanya apa yang sedang dilakukanya.
“Aku harus mencuci baju.” Ucap Hae Young, Tae Jin terlihat kecewa mendengarnya, Hae Young menolak hanya karena harus mencuci baju. Tapi akhirnya Hae Young pun menyanggupi Tae Jin untuk datang. Tae Jin bisa sedikit tersenyum tapi dilihat dari wajahnya ada raut wajah kekhwatiran.
Hae Young menarik cucian dengan ember yang sangat besar ke dalam rumah, ibunya mendekatinya lalu bertanya siapa orangnya,
Karena siapa anaknya bertingkah seperti
sekarang, Apa karena Tae Jin atau tetangganya. Hae Young sempat terdiam mendengar ibunya bisa menebaknya.
“Tae Jin atau tetanggamu?” tanya ibunya penasaran
“Aku harus pergi keluar.... Ibu, peras ini dan jemurkan.” Kata Hae Young lalu masuk kamar.
“Aku tidak mau menerima mereka berdua! Aku akan membunuhmu jika kau berpacaran dengan mereka!” teriak Ibu Hae Young pada anaknya. Tuan Oh hanya bisa menghela nafas, ibu Hae Young melirik sinis ke arah kamar anaknya.
Perawat memberikan laporan kalau Park Do Kyung juga tidak mau angkat teleponnya. Dokter terlihat gelisah meminta agar perawat memberikan alamat rumahnya saja, setelah itu melepaska jas dokternya dan keluar ruangan prakteknya.
Do Kyung baru pulang ke rumah, langkahnya terhenti melihat sosok orang yang dikenalnya denga kacamata hitam sedang mencium bunga didepan rumahnya. Dokternya tersenyum melihat pasiennya lalu Do Kyung berjalan mendekatinya.
“Kurasa ada sesuatu yang terjadi padamu.
Kenapa kau tidak datang hari ini?” ucap Dokter lalu meninju dada Do Kyung layaknya teman. Do Kyung hanya menatap datar dokternya.
Keduanya bertemu di cafe, Dokternya melepaskan jaketnya mengatakan bukan lagi dokternya untuk hari ini, tapi dirinya sekarang hanya seorang teman dari lingkungan rumahnya. Dengan menyakinkan mengatakan tinggal didekat rumah Do Kyung jadi bisa berbicara santai saja, Do Kyung pun mempersilahkanya.
“Aku sudah berpikir sepanjang malam bagaimana harus menjelaskan hal ini padamu. Dengar baik-baik.... Kau saat ini mengalami kecelakaan mobil,
dan kau berbaring di jalan” Ucap Dokter, Do Kyung melirik mendengarnya.
“Apa itu membingungkan karena aku mengatakan "saat ini"? Yah... Aku mengerti. Memang membingungkan. Kau pikir urutan waktu adalah urutan masa lalu, masa sekarang, dan masa depan, 'kan? Tapi Ternyata tidak benar.” Kata Dokter
“Jika kau menghipnotis seseorang berumur 30 tahun dan membawanya ke 100 tahun yang lalu
...suara yang berbeda muncul dari dirinya.
Artinya dia dalam kehidupan yang berbeda.
Begitu pun sebaliknya. Jika kau membawanya ke
100 tahun yang akan datang...suara yang berbeda muncul dari dirinya.” Jelas Dokter
Dokter mengartikan pikiran Do Kyung tidak dibatasi oleh waktu. Hanya tubuhnya yang dibatasi oleh waktu, sementara Pikirannya tahu
cerita lengkap hidupnya, dan dalam pikiran Do Kyung Kehidupan itu seperti skenario yang sudah lengkap. Do Kyung terdiam dengan tatapan menerawang, Dokter merasa Do Kyung melihatnya itu seperti orang gila
Do Kyung hanya diam saja, Dokter pikir pasti akan dianggap gila jadi lebih baik menghentinya. Do Kyung mengaku penjelasannya itu menarik dan meneruskanya. Dokter menegaskan hampir mati untk membicarakanya karena takut akan dianggap sebagai orang aneh, jadi meminta Do Kyung untuk mendengakan baik-baik.
“Orang spiritual biasanya sensitif terhadap pikiran mereka. Tapi kau tidak spiritual. Kau punya kasus berbeda. Kau tidak bisa melihat segala sesuatu dari masa depan tapi kau hanya melihat beberapa bagian tertentu. Hanya seorang wanita.” Ucap Dokter,
Do Kyung mengingat saat di pengelihatanya hanya melihat Hae Young di banyak orang yang berjalan lalu mereka berpapasan, senyuman Hae Young dan saat Hae Young mengambil dompetnya yang menyeberangi jalan tanpa takut tertabrak.
“Saat ini, kau berada dalam sebuah kecelakaan mobil dan kau merindukan wanita itu sebelum kau mati. Aku membingungkan lagi dengan istilah " Saat ini," kan ?.... Baiklah. Anggap saja "tidak lama lagi."” Ucap Dokter
“Meskipun pikiran tidak dibatasi oleh waktu, kita melihat hal-hal dari perspektif tubuh kita. Untuk membuatnya lebih mudah, anggap saja " tidak lama lagi." Kau tidak lama lagi berada dalam
kecelakaan mobil dan saat sekarat kau menatap langit diatas dan merindukan wanita itu. .” Jelas Dokter, Do Kyung merasakan kepalanya berdarah dan tergeletak di aspal, terdengar bunyi sirine dan dilangit terlihat lampu jalan.
“Karena perasaanmu pada wanita itu begitu dalam, maka kau mulai melihat visi wanita itu, bahkan sebelum kau berjumpa dengan dirinya di kehidupan nyata. Kenapa seperti itu ? Karena pikiran kita tahu segalanya tentang kisah hidup kita, Tidak sulit bagi pikiran kita melakukan ini.” kata Dokter dengan mengembu-gebu
“Kesimpulannya ... Aku tidak lama lagi akan meninggal saat aku sekarat merindukan wanita itu ?” ucap Do Kyung dengan mengetuk-ngetuk jari di meja,
Dokter mengangguk membenarkan, Do Kyung dengan memanggilnya Hyung mengumpat kalau Dokternya itu memang gila. Dokter hanya bisa menghela nafas sambil memukul kepalanya.
Hae Young menaiki bus sambil menatap ke jendela dengan tangan yang disatukan terlihat gugup. Lalu ia meneka bus untuk berhenti dan turun dari pintu belakang.
Ia menelp Tae Jin meminta Maaf karena Hari ini sepertinya tidak bisa, dengan alasan ada ada urusan pekerjaan mendadak. Tae Jin seperti ingin menunggu, Hae Young mengatakan kalau mungkin akan lama dan kembali meminta maaf.
Tae Jin sudah duduk direstoran menunggu Hae Young datang, dimeja sudah disiapkan piring seperti candle light dinner. Wajahnya sedih karena Hae Young menolak ajakan makanan, tak seperti sebelumnya.
Dokter mengantar Do Kyung sampai ke depan cafe, Do Kyung pamit pergi meninggalkanya. Dokter berteriak mengajak untuk mengatasi
bersama-sama dan mungkin ada kesimpulan yang lain. Do Kyung tak peduli memilih untuk terus berjalan, Dokter pun terlihat menyesal dengan membenturkan kepala di dinding.
“Kesimpulannya ... Aku tidak lama lagi akan mati
saat sekarat aku merindukan wanita itu ?” gumam Do Kyung berjalan melalui gang.
Langkahnya terhenti melihat dinding saat bertengkar dan akhirnya berciuman dengan Hae Young. Ketika akan kembali berjalan, ia melihat sosok waktu yang bersandar di dinding dengan bicara bahasa prancis. Do Kyung memilih untuk mengacuhkan, tapi perasaanya tak tega langsung membalikan badanya melihat kakaknya yang masih bicara sendiri dengan bahasa prancis.
“Apa kau Tidak ikut ?” ucap Do Kyung, Soo Kyung membalas Tidak ikut dengan Bahasa Perancis
“Apa Tidak pulang kerumah ?” teriak Do Kyung kesal, Soo Kyung pun berjalan pulang mengikutinya. Do Kyung mengomel Soo Kyung mau sampai kapan mabuk-mabukan begitu.
“Kalau aku sadar dan tidak mabuk ... hidupku terasa sangat memalukan. “ kata Soo Kyung yang menangis sambil menutupi wajahnya dengan topi.
Soo Kyung tak pulang malah berjongkok digang, teringat kembali saat terbangun dari mabuk melihat Jin Sang yang tidur bersamanya hanya mengunakan pakaian dalam saja, lalu ia berusaha untuk melupakan dengan mengeleng-gelengkan kepalanya.
Jin Sang pulang dengan meminum air putih dalam botolnya, melihat Soo Kyung sendirian di gang langsung menghampirinya dengan menyanyikan “Congratulations... And celebration.” Soo Kyung bertanya apakah ia akan menikah. Jin Sang kaget bertanya Soo Kyung bisa tahu darimana.
“Hyung kenalanku, ingin menikah dengan nuna !” ucap Jin Sang nampak sedikit mabuk, Soo Kyung mengumpat Jin Sang itu ingin mati mengatakan hal itu.
“Dengar dulu… Tipe ideal hyung itu, adalah wanita yang kuat ! Wanita yang bisa memukul, mencakar, memanggang dan menendangnya.
Dia tergila-gila dengan wanita seperti itu. Yang paling penting, dia tidur sambil duduk. Hebat, kan ?!” cerita Jin Sang tertawa bahagia. Soo Kyung menatapnya.
“Dia punya apartemen ukuran 52 pyong. Gaji tahunannya 220 juta won. Orang tuanya sudah meninggal dan tidak punya kakak maupun adik.
Menurutnya, dia adalah lelaki tampan. Ikuti saja arus yang ada dan menikah. Hyung itu bilang nuna hanya perlu bawa sendok. Melihat lelaki sempurna untuk nuna, membuat hatiku senang hari ini.  Jadi aku minum-minum.” Cerita Jin Sang yang terlihat sedang buang air kecil
Soo Kyung panik langsung memalingkan wajahnya ketika melihat dari belakang, Air mulai mengalir ke arahnya. Soo Kyung mulai mengumpat Jin Sang itu sudah gila. Jin Sang mulai berputar, Soo Kyung pun membalikan badan tak ingin melihatnya, dengan kesal karena Jin sang berpikir dirinya itu laki-laki yang bisa diajak sambil buang air kecil. Jin Sang terlihat binggung.
“Meskipun kau tidak melihatku sebagai perempuan ... Kau tidak boleh begini padaku.
Aku ! Adalah perempuan ! Perempuan !” teriak Jin Sang lalu berlari pergi meninggalkanya.
“Yah, memang kau perempuan.. Ahh dia pasti
malu-malu, padahal aku cuma menyuruhnya menikah.” Ucap Jin Sang ternyata tadi hanya membuang air minumnya dalam botol dan kembali menyanyikan lagu “ Congratulations. And celebration. Nuna-ku akhirnya akan menikah.”
Do Kyung minum bir sendirian dikamarnya langsung dari botol, sementara Soo Kyung minum dengan Hee Ran di sebuah bar. Hee Ran tak percaya ternyata si manusia yang bernama Do Kyung menciumnya di jalan, menurutnya pria itu pasti meledak dan benar-benar menyukai temanya.
“Tapi dia belum menelpon !” teriak Hae Young kesal
“Tunggu saja.... Dia pasti akan menelpon.
Setelah bermasalah dengan satu Oh Hae Young,
llalu dia ketemu Oh Hae Young lain. Dilihat dari kepribadiannya yang monoton, mka dia tidak mudah menerimanya. Apalagi kalian berdua saling kenal. “ jelas Hee ran, Hae Young rasa itu bukan hal besar.
“Kau juga awalnya ragu karena dia mantan Oh Hae Young. Aku yakin Dia 100% suka padamu
tapi dia butuh waktu meyakinkan dirinya untuk bisa bersama denganmu di depan semua orang.
Dia sepertinya bukan tipe orang yang suka merahasiakan hubungannya atau sejenisnya.” Komentar Hee Ran
“Bagaimana dia bisa menahan diri ? Aku seharipun tidak bisa. Aku merindukan terus ... tapi Bagaimana dia bisa tahan ?” ucap Hae Young heran
“Tunggu saja. Jangan menerobos dan memaksa dia. Beri dia waktu untuk membuat keputusan.
Kau, dengar baik-baik nasihat eonni. Dia sudah jatuh ketanganmu dan akan datang.” Kata Hee Ran tersenyum penuh keyakinan
Hae Young berdiri didepan rumah Do Kyung menatap kamar dilantai atas dengan lampu yang menyala lalu seperti ia sudah tak bisa menahanya dan akhirnya berjalan ke depan pintu kamarnya. Tapi akhirnya membalikan badan tak ingin masuk rumahnya.
Beberapa hari bolak balik ingin membuka pintu tapi mencoba menahanya, akhirnya ia duduk lemas di depan pintu rumahnya, bertanya-tanya kenapa Do Kyung itu menahan diri sendiri, bahkan bisa tahan dengan perasaannya sendiri.
“Kalau kau suka aku, berarti kau menyukaiku
Kenapa harus berhati-hati sekali ?” keluh Hae Young kesal sendiri, akhirnya meningalkan rumah Do Kyung
Sementara Do Kyung dikamarnya sudah meminum banyak botol bir, dan berbaring di sofa dengan mata terbuka, mengingat kembali kata-kata dokternya “Saat ini, kau sedang kecelakan dan saat sekarat kau merindukan wanita itu.” Ketika menutup matanya, bunyi suara tabrakan terdengar.
Do Kyung terbaring diaspal dengan luka dibagian kepala dan matanya menatap lampu jalan yang bersinar diatasnya, dengan bunga-bunga sakura yang bertaburan, terdengar suara orang yang menanyakan keadaanya. Bayangan Hae Young datang yang berjalan menyebarangi jalan. Do Kyung masih saja tergeletak dengan kepala berdarah tanpa ada yang menolongnya.
Mata Do Kyung terbuka, dan ia masih ada didalam kamarnya, seperti haya mimpi yang datang, lalu memiringkan tubuhnya untuk menenangkan dirinya. Do Kyung bangun pagi, minum kopi dari botol minumnya, saat akan mengambil tasnya botol minumnya tiba-tiba jatuh tanpa alasan. Ia pun masih terlihat santai dengan mengambalikan botol minumnya keatas meja lalu pergi bekerja.
Anna keluar dari minimarket sambil menelp bertanya keberadaan pacarnya, lalu ia menjerit bahagia melihat Park Hoon di dekat minimarket sambil berlari ke arah pacarnya. Park Hoon langsung memanggulnya dan berputar-putar, tapi setelah itu pinggangnya terasa sakit karena umur. Anna melihat keadaan pacarnya yang tak baik.
Park Hoon tersenyum lalu saling berpelukannya, Anna mengaku sangat merindukannya, Park Hoon dengan gaya imut juga merindukan pacarnya. Anna pun dengan wajah serius mengajak mulai hari ini untuk tinggal bersama saja, wajah Park Hoon langsung berubah. Anna langsung membenturkan kepalanya mengumpat Park Hoon itu penakut.
Anna baru selesai melayani pelanggan langsung berlari dengan membawakan sebuah berkas dan langsung memeluk Park Hoon dari belakang, Ia mengaku senang sekali karena Park Hoon itu menjadi pacarnya da n akan mengancam akan membunuhnya apabila berpacaran dengan wanita lain. Park Hoon melepaskan pelukanya lalu mendudukan Anna disampingnya lalu bertanya apakah menyukainya, Anna mengaku sangat menyukainya melihat Endingnya bagus sekali.
“Setelah dia membunuh semua orang, dia mengambil pembuka botol yang berbalut darah. Lalu ia membuka sebotol bir dan meminumnya.” Ucap Anna sambi memperagakan penuh semangat anak muda
“Ini bisa langsung kuperlihatkan ke produser, kan ?” kata Park Hoon, Anna menyuruh untuk menunjukkan sekarang juga dan merasa yakin
akan sukses besar.
“Ada produser yang bekerja dengan beberapa sutradara baru. Aku sebagia pengarah suara di film buatan orang itu. Begitu wanita itu menyetujui ini, maka akan langsung jadi sutradara terkenal.” Ucap Park Hoon, Anna cemburu mendengar Park Hoon yang akan berkerja dengan wanita.
“Hei.. Setengah dari populasi dunia isinya wanita.
Tapi hanya kau wanitaku.” Kata Park Hoon mengodanya sambil mencubit pipinya, Anna melepaskan tangan pacarnya dengan kesal.
“Bukannya kau bilang ibumu adalah produser juga ? Kenapa tidak kerja dengan ibumu saja ?” ucap Anna,
Park Hoon memikirkan tentang ibunya seperti hanya bisa mengeluarkan suara. Anna binggung maksud dari ucapanya itu. Park Hoon hanya mengeluarkan suara tak jelas mengartikan tentang ibunya.
Seorang wanita masuk ke dalam ruangan, Tuan Jang menyambutnya dengan pakaian santai. Si cantik Hae Young menyapa dengan ramah, Tuan Jangmenceritakan Karena lehernya sedang sakit jadi tidak bisa main golf di cuaca yang indah dengan memperagakan gaya bermain golfnya, salah seorang penjaga mengangkat jempol mengatakan “Good Shot !” Tuan Jang pun mengajak Hae Young untuk ikut denganya.
“Dia paling pandai memuji, Bulan depan aku akan memecatnya. Ahh.. Tapi sepertinya bulan ini saja dipecat.” Kata Tuan Jang, Hae Young hanya tertawa mendengarnya.
“Apa Hari ini mau satu permainan ?” kata Tuan Jang, Hae Young mengangguk setuju.
Tuan Jang bermain baduk sambil makan es krim, nafasnya terhenti melihat jalan Hae Young yang menghambat jalannya. Lalu bertanya Kalau AlphaGo dan aku main omok, kira-kira siapa yang menang. Hae Young dengan sangat yakin sudah pasti AlphaGo yang menang.
“Bagaimana kalau menjentikkan?” kata Tuan Jang, Hae Young tetap menjawab AplhaGo.
“Wah, ahh... aku bisa menang kalau main apa yah kira-kira ?” keluh Tuan Jang gemas
“Kenapa dipikirkan ? Beli satu saja dan gunakan sendiri.” Saran Hae Young, Tuan Jang membenarkan karena itu sangat menyukainya.
“Aku suka padamu ... Tapi kudengar kau nyaris menikah dengan Do Kyung, Apa itu benar ?
Kenapa kalian putus ?” tanya Tuan Jang, Hae Young terdiam raut wajahnya terlihat sedih dan tertunduk.
Tuan Jang pikir kalau memang Hae Young tidak mau cerita tak apa karena Bukan itu yang penting. Tapi Kalau nanti ia menikah dengan ibunya Do Kyung artinya putri tirinya dan calon putra tirinya punya sesuatu. Walaupun mereka
tidak ada hubungan darah tapi Hae Young sudah tahu bagaimana gosip beredar dan para wartawan akan mengarang cerita dan menyebarkannya.
“Ibu Do Kyung ngotot kalau kalian berdua sudah selesai. Apa benar sudah selesai ?” tanya Tuan Jang penasaran
Hae Young terdiam mengingat kata-kata Do Kyung setelah main pingpong bersama “Aku sudah baik-baik saja. Kalau aku melihatmu di jalan aku bisa menyapamu sambil tersenyum. Lebih dari ini akan aneh. Sebaiknya sampai disini saja.”
Tuan Jang melihat raut wajah Hae Young berpikir itu pasti belum selesai, Hae Young mengatakan kalau semuanya sudah selesai tapi mengakui masih suka padanya. Tuan Jang hanya bisa menghembuskan nafasnya sambil meminum es krimnya. Hae Young berjalan pulang dengan menaiki mobilnya, tatapanya terlihat kosong saat meyentir sambil bergumam.
“Aku kira semua akan selesai saat lukaku sudah sembuh. Aku kira bisa berjalan sendiri saat aku sembuh.”
Hae Young tiba-tiba merasakan Do Kyung duduk disampingnya mengaku sangat mual karea
Mendengar suara tinggi dari artis terbaik bulan ini.
Flash Back
Do Kyung menceritakan Setiap bekerja dengan aktor yang suaranya menyebalkan, kupingnya sakit sampai film itu selesai. Hae Young yang menyerti mobil pikir seperti itu juga, Do Kyung menoleh mengatakan ingin telinganya stirahat,
dengan mendengar suara pacarnya, lalu menyadarkan ke bahunya.
“Ada lelaki bernama Park Do Kyung. Dari semua suara yang ada di dunia ini, dia paling suka dengan suara Oh Hae Young. Setiap dia mendengar suara Hae Young, dia akan perlahan terlelap. Dia sangat menyukainya Sepenuh hati.” Ucap Hae Young berbicara sambil mengelus wajah Do Kyung yang bersandar padanya.
Hae Young menangis mengingat kenanganya dengan Do Kyung dan sekarang mantan pacarnya itu dekat dengan Hae Young lainya dan terlihat sudah sepenuh hati menyukainya.
Hee Ran menghela nafas melihat judul skenarionya “Pembuka Botol Yang Bergairah” dan didepanya duduk Park Hoon sambil meminum ice americanonya. Lalu ia mengatakan akan membacanya perlahan-lahan Tapi, menurutnya judulnya harus diubah karena Kedengarannya tidak berkelas. Park Hoon sempat tersedak karena mendengarnya.
“Ah ya. Begitu yah... Tapi kalau skenarionya dibaca, kau tahu kalau ini sesuai. Ini tentang lelaki yang bertarung demi harga diri, yang disebabkan oleh sebuah pembuka botol.
Kepicikan lelaki dan Noir.” Jelas Park Hoon
“Ini tentang Kepicikan lelaki dan Noir,
Kedengarannya menarik.” Kata Hee Ran
“Ya, pasti menarik sekali. Tapi, mengenai kakakku ... tolong rahasiakan. “ ucap Park Hoon berbisik
“Ngomong-omong, Presdir Park belakangan ini sibuk apa ?” tanya Hee Ran penasaran, Park Hoon mengatakan sama saja kakaknya itu Marah-marah dan emosian.
Nyonya Heo melihat anaknya yang baru keluar studio, memastikan Do Kyung akan datang ke ultah Ketua Jang yang ke 70, Do Kyung bertanya untuk apa datang ke acara itu. Nyonya Heo kembali mengungkit anaknya yang sudah menggunakan Tuan Jung saat butuh Tapi kau tidak mau ke pesta ultahnya.
“Dia sudah membantumu sekali, Tuan Jang
membantumu merusak bisnis seseorang. Dia lelaki yang berhubungan dengan ibu. Kenapa kau tidak pergi ?” Kata Nyonya Heo, Do Kyung berhenti berjalan didepan ruangan.
“Berikan saja dia 1 atau 2 juta won dan Bawakan dia benda yang bagus serta langka, Bukan benda pasaran. Supaya ibu tidak malu. yah ?” rengek Nyonya Heo
Do Kyung tak menanggapinya lalu membuka pintu ruangan studio tak ada orang, Park Hoon tiba-tiba masuk meminta jalan diantar ibu dan kakaknya, Do Kyung bertanya apakah sudah selesai rekaman. Park Hoon mengatakan Hampir selesai. Do Kyung terlihat kesal, Park Hoon menyakinkan sebentar lagi pasti akan selesai.
“Sepertinya, dia akan mengenalkan ibu ke rekan-rekannya di pesta itu. Sebagai tunangannya.” Kata Nyonya Heo dengan bangga, kembali mengikuti anaknya berjalan.
“Kau Bisa berhenti, tidak ? Dua pernikahan
apakah tidak cukup ?” ucap Do Kyung geram
“Kau ini kenapa? Ini bukan cuma demi aku. Kau bisa jadi punya ayah yang kaya.” Ucap Nyonya Heo membela diri
“Apa aku anak kecil ? Buat apa aku butuh ayah di usia sekarang ?” kata Do Kyung
“Orang lain rela membunuh agar bisa dekat dengannya, Harusnya kau berterima kasih.” Ucap Nyonya Heo
“Kau bisa pulang kerumah dan hidup seperti keluarga normal. Usiamu juga sudah begini.
Lelaki tua itu selalu punya masalah perempuan ...” kata Do Kyung berusaha menyadarkan ibunya.
“Kalau aku tua dan miskin ? Apa Kau mau merawatku ? Berapa banyak yang kau kasih ke aku tiap bulan ?! Anak jahat ! "Masalah perempuan" semuanya hanya gosip. Dia tidak pernah bertemu perempuan lain sejak denganku !” teriak Nyonya Heo lalu meninggalkan anaknya dengan menahan tangisnya.
Do Kyung berjalan keluar kantor sambil melamun, ketika akan menyebarang tak melihat ada mobil yang melaju dengan kencang dan bisa berjalan cepat mundur menghindari tertabrak mobil. Si pria tambun turun dari mobil, langsung membungkuk meminta maaf dan benar-benar menyesal.
“Aku tidak tahu kalau itu presdir.” Kata si pria tambun
“Kalau orang lain bagaimana ? Apa tidak
masalah ?!” teriak Do Kyung marah, Si tambun hanya bisa terus meminta maaf. Do Kyung meninggalkanya dengan penuh amarah.
Do Kyung masuk ke kedai kopi memesan es Americano double shots, matanya lalu melirik ke arah seorang wanita yang dikenalnya, Hee Ran sedang duduk di sendirian sambil membaca skenario lalu berkomentar kalau itu konyol dengan menahan tawanya.
Akhirnya Do Kyung menghampirinya menyapanya, Hee Ran sedikit terkejut membalas sudah lama tak bertemu lalu mengaku kadang dengar tentang Do Kyung dari Hae Young dan merasa
belakangan ini pasti Do Kyung sibuk. Do Kyung melirik ke ara berkas yang dibaca Hee Ran tertulis nama Adiknya, Park Hoon.
“Apa Kau membaca sesuatu yang menarik ?” ucap Do Kyung melirik ke arah berkas diatas meja, Hee Ran panik berusaha menutupinya.
“Dia memintaku merahasiakan ini dari kakaknya,
Apakah Bisa berpura-pura tidak melihat ?” ucap Hee Ran, Do Kyung bertanya apakah buruk sekali.
“Yah, kita tidak bisa berharap banyak dari sutradara baru. Ini mirip sekali dengan Hoon”komentar Hee Ran
“Barusan kau membacanya sambil menghina.” Kata Do Kyung
“Aku tidak menghina,Tapi kau pasti sudah tahu, Ini tentang Level penulisannya. Sejujurnya Aku tersinggung, Aku membaca ini karena dia minta tolong padaku. Kenapa rasanya aku sudah
bersalah besar kepadamu ?” ucap Hee Ran melempar berkas sekenario diatas meja, Do Kyung hanya bisa menghela nafas.
Do Kyung membaca skenario dengan penulisan percakapan yang kaku "Aku datang mengambil milikku” lalu [Adegan 2 : Malam], kepalanya hanya bisa mengeleng membaca skenario yang dibuat adiknya. Park Hoon masuk dapur merasa sangat kelaparan, tapi ia akan makan jokbal setelah Anna pulang kerja sambilan, jadi lebih baik makan ramyun saja dan menawarkan kakaknya untuk makan ramyun bersama. Do Kyung hanya diam.
Park Hoon kembali menanyakan kakaknya mau tidak, Do Kyung tetap diam dengan memegang lehernya. Park Hoon memperingatkan kakaknya tak boleh minta nanti. Do Kyung bertanya diberikan pada siapa berkas ini dengan menunjuk skenario ke atas meja. Park Hoon bertanya apa maksudnya dan melihat judul skenario diatas meja.
“Ini dapat dari mana ? Siapa yang kasih ?” tanya Park Hoon binggung, Do Kyung bertanya diberikan ke siapa saja
“Hanya produser Kim Hee Ran...." ucap Park Hoon lalu duduk
Hyung aku ... Aku ingin mencoba sekali dan tidak akan keluar sekarang. Aku akan melakukannya perlahan-lahan ...” kata Park Hoon akan mengambil kembali skenarionya, Do Kyung meminta adiknya untuk menghentikanya. Park Hoon merengek pada kakaknya.
“Berapa tahun kau kerja jadi kru film ? Kau hanya dibayar 5-6 juta won/tahun. Kau harus membujuk sutradara dan melakukan semua pekerjaan keras. Mereka tidak memberimu makan dan Kau bekerja hanya cuma-cuma. Setiap kau membawa skenario, kau harus memohon seperti pengemis. Kau harus memohon seperti tidak punya harga. Kau melakukan itu selama 8 tahun. Tapi masih mau melakukannya juga?” kata Do Kyung mencoba menyadarkan adiknya. Park Hoon kembali ingin protes
“Kalau kau belajar dariku, kau bisa mencari nafkah Dan kau tidak akan direndahkan.” Ucap Do Kyung
“Setidaknya aku ingin coba sekali !” rengek Park Hoon dengan nada tinggi
“Tulisanmu memalukan ! Kau tidak bisa melakukannya, ini Memalukan. Makanya cepat sadarkan dirimu. “ teriak Do Kyung tak bisa lagi menahan amarahnya, melempar skenario adiknya.
Park Hoon berkaca-kaca menahan amarahnya dengan mengepalkan tanganya, merasa tak percaya kakaknya bisa berkata seperti itu pada adiknya, menurutnya Skenario yang lebih buruk darinya saja bisa dijadikan film bahkan Orang datang dan menontonnya. Ia tak setuju dengan kakaknya yang berkomentar kalau yang dilakukan itu Memalukan
“Hidup kita memang sudah memalukan !
Bukankah begitu ? Hidup saja sudah memalukan.
Makan juga memalukan. Dan aku malu mendengar kalau aku ini memalukan ! Apa salahnya memalukan ? Apa memalukan hukuman mati ?” ucap Park Hoon sambil berjalan mendekati kakaknya.
“Hyung, tidak tahan dipermalukan, kan ? Tidak bisa, kan ?Aku tidak akan mati karena malu
Makanya aku pemenang. Apa kau tahu itu? Aku akan dihukum oleh orang-orang, Mendengar mereka mengkritik tulisanku. Dan hidup memalukan ! Jadi biarkan saja !” teriak Park Hoon akan berjalan pergi, Do Kyung menahanya.
“Aku tidak bisa melihatmu diremehkan orang !
Makanya belajar mengarah suara dariku, bocah !” teriak Do Kyung menahan adiknya.
“Hyung ... Apa Kau kira orang respek padamu?
Mereka itu menghinamu. Lalu apa gunanya bersikap sok hebat ? Kau hanya hidup sekali.
Biarkan aku melakukan yang ku mau !” teriak Park Hoon melepaskan tangannya lalu keluar dari rumah.
Anna geram sebenarnya ada apa, sambil berjongkok bertanya apakah pacarnya itu tak mau cerita juga. Park Hoon dengan menahasn sedih memberitahu komentar Do Kyung itu
skenarionya memalukan.
“Ayo kita bunuh, Park Do Kyung. Bajingan itu, mengira dia hebat. Aku akan membunuhnya.” Ucap Anna marah, Park Hoon berteriak memanggilnya.
Park Hoon berteriak menarik tanganya, Anna tak ingin pacarnya menahan menghempaskan tangan pacarnya, karena akan membunuh Do Kyung yang berani mengatakan itu pada pacarnya. Park Hoon langsung memeluknya dari belakang, Anna menangis mengumpat Do Kyung, lalu memeluknya dengan erat. Park Hoo hanya bisa mengelus rambut untuk menenangkan pacarnya.
Do Kyung keluar dari rumah berjalan menyusuri jalan mengingat ucapan adiknya “Hyung, kau kira orang respek padamu ? Mereka menghinamu.
Lalu apa gunanya hidup sok hebat ?”
Lalu mengingat pertanya pada ayahnya, “Ayah suka dengan hal yang menghilang ?” dan ayahnya menjawab “Saat kau menghargai hal yang sementara kau tidak melakukan hal yang sia-sia.”
Tuan Park terlihat sedang memakai earphone melihat anaknya yang sedang asik ditaman yang penuh dengan bunga-bunga, sambil melompat-lompat.
Do Kyung mengingatnya dengan menahan tangis dan masih terus berjalan.
Flash Back
Do Kyung melihat sepatu ayahnya ada didepan rumah, lalu langsung berlari memanggilnya ayahnya, dan jatuh diatas dada ayahnya yang sedang berbaring. Tuan Park memeluk anaknya yang ada diatasnya dengan wajah bahagia dan mendaratkan ciuman dikening anaknya. Do Kyung terlihat sangat bahagia.
Tuan Park memanggku Do Kyung sambil memegang tangan, Do Kyung bertanya Suara apa yang ayah dapat di DMZ. Tuan Park menceritakan mendengar Suara tentara yang bekerja saat memeriksa pagar kawat Dan suara pengumuman dari Korea Utara, serta Suara burung.
“Ayah paling suka dengan suara apa ?” tanya Do Kyung
“Hmm, ayah paling suka ... Suaranya Do Kyung.” Bisik Tuan Park ditelinga anaknya. Keduanya tersenyum bahagia sambil berpelukan.
“Besok adalah hari anak, jadi kemana Besok kita mau pergi?” tanya Do Kyung, Tuan Park bertanya balik kemana anaknya ingin pergi. Do Kyung memikirkanya. Tiba-tiba ibunya yang terlihat masuk rumah dengan setengah sadar.
“Kau tidak tahan melihat istrimu tapi kau punya waktu bertemu anakmu? Kau repot-repot mau mampir kerumah.” Sindir Nyonya Heo, Tuan Park hanya diam saja,
“Jika bukan karena pekerjaanmu merekam suara
kira-kira alasan apa yang kau kasih agar tidak pulang kerumah. Pilihan karirmu tepat. Benark
kan ?”ejek Nyonya Heo, Tuan Park tetap diam, Do Kyung memegang tangan ayahnya memberikan semangat. Setelah Nyonya Heo masuk kamar, Tuan Park dan Do Kyung saling bercanda dengan tawanya.
Esok paginya, Tuan Park menyusuri hutan dan Do Kyung mengikutinya dari belakang, dengan membawa kayu untuk menghalu jalan. Tuan Park memanggil anaknya untuk cepat.
Sesampai di pinggir tebing, Tuan Park mulai memasang mic dan alat perekamnya. Do Kyung sibuk melempar batu kebawah, Tuan Park menyuruh Do Kyung menjauh dari pinggir karena terlalu bahaya. Do Kyung pun berlari ke bagian tanaman bunga dan melihat ada kupu-kupu yang ada diatasnya. Tuan Park mulai memasang earphone dengan mengecek pita rekamanya.
“Apa kupu-kupu punya suara kalau terbang ?” tanya Do Kyung, Tuan Park menyuruh Do Kyung untuk mencoba mendengarnya, Do Kyung berusah mendengarkan tapi merasa tidak ada suaranya.
Tuan park meminta anaknya untuk mendengarkan baik-baik, Do Kyung berusaha mendengarkan suara kupu-kupu yang hingga dengan fokus. Tuan Park melihat ada angin yang datang dan menjatuhkan micnya lalu berlari mengejarnya.
Do Kyung seperti merasakan bunyi, lalu memanggil ayahnya tapi tak melihat dimana-mana, akhirnya ia merayap untuk melihat ke bawah. Ia berlari menuju kebawah dan dipinggir pantai melihat sosok ayahnya tergeletak dengan kepala berdarah, Do Kyung berteriak mencoba membangukan ayahnya tapi akhirnya tak juga bangun.
Akhirnya Do Kyung berlari mencari pertolongan tapi tak ada seseorang pun karena jarak perumahan sangat jauh. Dengan wajah frutasi Do Kyung pun kembali ke pantai, mengunakan terpal yang ditemukan menarik ayahnya dengan sekuat tenaga, keluar dari pantai.
Ia pun menarik ayahnya masuk ke dalam mobil dan menekuk kakinya agar pintunya bisa tertutup, setelah itu sempat duduk dipinggir dengan memukul tanah, meluapkan amarahnya. Do Kyung yang masih kecil memindahkan gigi mobil, lalu mendorong mobilnya, perlahan roda berputar sampai malam hari Do Kyung masih mendorongnya. Tubuhnya yang masih kecil akhirnya kelelahan, tanganya gemetara, keringatanya membanjiri seluruh tubuhnya. Akhirnya Do Kyung duduk didepan bicara dengan ayahnya.
“Ayah... Aku tidak bisa jalan lagi.... Cepat bangun.” Ucap Do Kyung saat itu sebuah lampu mobil datang menyinari wajahnya. Setelah itu Do Kyung duduk ditaman dengan wajah cemberut.
Do Kyung sudah berlari mengelilingi lapangan yang dulu juga pernah datangi ayahnya, pikiranya kembali mengingat ucapan ayahnya “Saat kau menghargai hal yang sementara kau tidak melakukan hal yang sia-sia.” Ketika masih kecil Do Kyung berteriak penuh amarah
“Kenapa kau pergi tanpa minta ijin dariku !
Kenapa ?! Aku tidak akan pernah pergi !” teriak Do Kyung kecil penuh amarah,
Do Kyung terus berlari tanpa henti, suara jeritan saat kecil mengema ditelinganya.
Hae Young menangis dengan menghabiskan tissue dikamarnya, matanya memerah dan hidungnya juga meler. Ponselnya bergetar tertulis nama “Tetangga Sebelah”
“Tadinya aku mau menunggu sampai dering kelima,Tapi baru 3 dering sudah kuangkat. Aku gampangan sekali. Benark ‘kan ?” kata Hae Young, Do Kyung hanya diam saja,
“Kalau kau menelpon, setidaknya bicara. Kenapa diam saja ? Apa Kau masih tetap bersikap begitu saja ?!!teriak Hae Young histeris, Do Kyung meminta Hae Young untuk datang.
“Kau kira aku gampangan sekali, selalu datang tiap kau minta ?” ucap Hae Young dengan suara gemetaran.
“Aku merindukanmu.... Aku sangat merindukamu” kata Do Kyung sambil menangis, Hae Young terdiam mendengarnya.
Hae Young langsung berlari keluar rumahnya hanya membawa dompet, Do Kyung menunggu di pinggir jalan dan selalu melihat orang yang turun dari taksi berhenti didepanya, tapi bukan orang yang ditunggunya. Hae Young akhirnya turun dari taksi dibelakang, senyuman tak bisa disembunyikan.
Do Kyung dan Hae Young saling bertemu ditengah-tengah saling menatap, tiba-tiba keduanya terlihat malu-malu saling memalingkan wajahnya sambil tersenyum, setelah itu keduanya saling menatap dengan senyuman malu-malu. Do Kyung lebih dulu berjalan dan Hae Young pun mengikuti dari belakang.
Keduanya berjalan bersebelahan, sambil tersenyum sendiri ketika saling menatap keduanya malah senyum bersama. Hae Young seperti masih tak percaya sambil menatap Do Kyung yang berjalan disampingnya.
Sesampai di jalan yang cukup sepi, Hae Young sadar langsung datang saat Do Kyung menelpya dan menganggap memang ia wanita gampangan, lalu bertanya apa sekarang yang dinginkan Do Kyung darinya. Do Kyung berhenti berjalan dengan wajah tertunduk meminta Hae young memberikan pelukan untuknya.
Hae Young menatapnya lalu mengalugkan tanganya pada leher Do Kyung untuk memeluknya. Do Kyung langsung menjatuhkan kepalanya di pundak Hae Young dan merangkul pinggang Hae Young dengan sangat erat. Hae Young pun sampai berjinjit karena Do Kyung mendekat tubuhnya dengan erat.
Perjalanan menuju Seosan, Taesan. Mobil Do Kyung sudah melaju dengan kencang di jalan yang lengang. Senyuman Do Kyung dan Hae Young terus terlihat. Do Kyung yang menyetir mobil heran karena Hae Young tak bertanya
kemana mereka akan pergi.
“Kemana saja tak masalah. Karena aku wanita gampangan.” Ucap Hae Young dengan nada mengerjek
“Makasih, sudah jadi gampangan.” Balas Do Kyung dengan senyuman
“Kau tahu kalau berat sekali buat wanita menjadi gampangan seperti ini, Kalau kau masih plin plan ... Akan Aku bunuh kau.” Ucap Hae Young mengancam
Do Kyung melirik tanpa berkomentar, Hae Young kesa Do Kyung hanya diam saja berpikir nanti Do Kyung mau plin plan lagi. Do Kyung menegaskan dirinya tidak akan plin plan lagi. Hae Young menjerit bahagia kalau sangat menyukainya, Do Kyung tersenyum tak terlihat wajah muramnya.
Do Kyung dan Hae Young berjalan di pinggir pantai, keduanya saling mendorong agar bisa mendorong ke pantai, lalu Do Kyung mengendong Hae Young dengan penuh rasa bahagia. Hae Young menjerit kalau sangat dingin, lalu keduanya pun kembali berjalan menyusuri jalan.
“Sejak kapan kau menyukaiku ?” tanya Hae Young lalu mencoba untuk menebaknya sendiri, yaitu saat pertama kali melihatnya. Do Kyung mengatakan tidak, Hae Young penasaran kapan jadinya.
“Saat kau cerita, memberi suaramu sendiri untuk calon ketua kelas.” Akui Do Kyung
“Aissh... Kenapa itu ? Itu memalukan sekali.” Jerit Hae Young
“Kau berani mengaku kalau itu memalukan, tapi
Aku menyukainya” akui Do Kyung, Hae Young tertawa mendengarnya.
“Tak disangka ... Aku punya banyak cerita memalukan. Apa Mau dengar lagi ? Aku dapat nilai 20 saat tes mengeja di SD. Lalu ... Saat baru kuliah, dan tamasya sekolah, aku minta bisnya berhenti karena mau ke toilet. Augh, memalukan sekali. Aku juga pernah jatuh dari bis. Kau tahu kalau tempat duduk di bis tinggi.
Aku ketiduran di bangku terakhir dekat jendela.
Lalu aku jatuh dari bis, herannya aku sama sekali tidak luka. Aku malu sekali, dan melarikan diri.” Cerita Hae Young menceritakan sambil berjalan menyusuri pantai. Keduanya terlihat tertawa bahagia mendengarkanya.
Hae Young sibuk memanggang kerang, sementara Do Kyung terus memandanginya tanpa berkedip, lalu ia pun menuangkan soju di gelas pacarnya. Hae Young mengucapkan terimakasih. Do Kyung pun menuangkan soju ke gelasnya. Hae Young terkejut melihat Do Kyung yang ingin minum juga, lalu tiba-tiba cipratan air kerang mengenai tangannya.
Do Kyung meminta untuk memberikan padanya, Hae Young pikir tak perlu dengan mengelus punggung tanganya nanti akan sembuh. Do Kyung pun membiarkanya.
“Bagaimana kalau aku bilang "disini sakit" ? Aku minta untuk ditiup, Kau akan bagaimana ?” ucap Hae Young mengoda dengan memonyongkan bibirnya.
“Aku akan bunuhmu.” Kata Do Kyung terkesan sinis, Hae Young merasa sudah bisa menembaknya.
“Kalau aku minta disuap "Aaah" begitu ?” ucap Hae Young membuka mulutnya, Do Kyung pun membanting gelasnya yang kosong.
Hae Young mengatakan tak jadi dan menyuruh Do Kyung terus minum saja, lalu memberikan kerang yang sudah mata pada piring Do Kyung, menyuruhnya untuk tak perlu di potong dan langsung makan saja. Ia pun langsung mencoba dari capitanya dan mengatakan rasanya empuk sekali. Do Kyung ingin mencelupkan di saus, Hae Young melarang menyuruh untuk makan tanpa saos. Do Kyung tersenyum setelah memakanya, Hae Young yakin rasanya pasti enak lalu memberikan potongan kerang lagi pada Do Kyung.
“Waktu itu, kita makan samgyeosal dengan orang tuamu. Aku menyukainya” ungkap Do Kyung.
“Kenapa ? Padahal kau baru saja menolakku, Apa
Kau suka bersandiwara di depan ibu dan ayahku ?” kata Hae Young,
“Ibumu bilang ...” kata Do Kyung sambil menuangkan soju mengingat kata-kata ibu Hae Young padanya “Aku ingin berterima kasih soal jendela pengamannya dan sudah menunggu kapan bisa membuatkanmu makanan. Jadi tertunda lama, ayo Makanlah.”
“Dia menaruh daging di nasiku.” Ucap Do Kyung
“Kenapa tersentuh pada hal seperti itu ? Itu bukan apa-apa. Kau tinggal Bilang saja Maka aku akan menaruh daging, kimchi dan lauk di nasimu setiap kita makan. Aku akan menghabiskan semalaman menaruh lauk di piringmu.” Kata Hae Young menaruh semua kerang pada mangkuk pacarnya.
Do Kyung tersenyum lalu menatap wajah Hae Young yang sedang asik memanggang kerang, tiba-tiba ia bangun dari tempat duduknya mendekati Hae Young dan mengeser bangkunya. Hae Young binggung, Do Kyung langsung menciumnya, Hae Young pun menaruh pecapitnya dan langsung merangkulkan tangan di leher Do Kyung, untuk kedua kalinya mereka berciuman tapi kali ini Do Kyung seperti penuh rasa cinta.
Soo Kyung berjalan pulang kerumah, sebuah mobil berhenti menyapanya dengan bahasa prancis. Jin Sang heran melihat Soo Kyung yang pulang lebih awal. Soo Kyung melambaikan tanganya, Jin Sang turun dari mobil mendekati Soo Kyung lalu berputar memperlihatkan gaya busananya.
“Wow, mau pergi kencan ?” kata Soo Kyung
“Dress code malam ini.... Rooftop party.” Ucap Jin Sang mengoyangkan badanya dengan penuh semangat, Soo Kyung sempat terhipnotis dengan bokong Jin Sang yang mengarah padanya lalu berusaha untuk menyadarkan dirinya.
“Apa Kau tahu rooftop party ? Bahasa kita pesta di atap. Semua wanita cantik akan muncul disana.” Kata Jin Sang lalu pamit pergi dan kembali masuk ke mobilnya dengan mengoyangkan pinggulnnya.
Soo Kyung berusaha menahan hasratnya, Jin Sang terus terlihat gembira saat masuk mobil dan pergi. Soo Kyung melihat mobil Jin Sang pergi langsung mengumpat dalam Bahasa Perancis.
Dua bibi pengantar sedang mengobrol karena jarak mereka lebih jauh melalui jalan itu. Soo Kyung melihatnya langsung meminta untuk mengantarnya, si bibi menolak karena Jam tugas mereka barusan saja selesai. Soo Kyung langsung menutup wajahnya dengan rambutnya yang keriting.
Salah satu bibi mengenal wanita tanpa wajah
dan mengajak temanya untuk kabur, Soo Kyung mengehentikanya, akhirnya dengan terpaksa keduanya mengantar. Soo Kyun meminta keduanya berjalan pelan lalu bertanya apakah mereka sudah makan. Dengan merangku dua bibi merasabangga sekali pada keduanya sebagai
Ahjuma penjaga lingkungan.
Soo Kyung memberikan dua gelas jus jeruk pada bibi penjaga dan meminta untuk duduk. Salah satu bibi menolak karena merasa tak enak hati. Soo Kyung merasa tak bisa begitu saja karena bibi itu sudah mengantarnya pulang. Si bibi tetap saja tak ingin menerimanya. Soo Kyung dengan lirikan sinis menyuruh keduanya untuk duduk. Keduanya langsung ketakutan dan duduk meminum jusnya, Soo Kyung menyuruh untuk minum pelan-pelan saja. Si Bibi pun menurukan gelas yang sudah diminum setengah.
“Apa Boleh aku bertanya ? Berapa banyak lelaki yang kau tiduri ?” kata Soo Kyung, dua bibi saling berpandangan dengan wajah binggung dan mengatakan kalau mereka besar di jaman dulu.
“Usiaku ... 44 tahun. Lelaki yang pernah kutiduri ... 2 setengah.” Kata Soo Kyung, salah seorang bibi hampir tersedak mendengarnya, bibi yang lain meminta agar tak berkomentar.
“Sepertinya kau tidur dengan lebih banyak lelaki ?Aku , kalau tidur dengan lelaki, maka aku akan
jatuh cinta padanya. Aku tidur dengannya bukan karena aku cinta. Tapi begitu aku tidur dengannya maka aku akan jatuh cinta pada orang itu.” Ucap Soo Kyung yang membuat dua bibi menganggukan kepalanya.
“Tapi ... Kenapa ... harus pecundang itu !” teriak Soo Kyung mengebrak meja membuat kedua bibi terkejut.
“Semua orang bilang aku cool dan chic. Tapi aku ... tidak tahu apapun soal itu. Begitu aku tidur dengan seseorang haruskah aku berpacaran dengannya ? Di alam semesta ini dimana tubuh akan mengambil alih sehingga 2 tubuh bertubrukan, apa itu berarti 2 tubuh itu ditakdirkan bersama selamanya ?” ucap Soo Kyung mengebu-gebu
“Tapi ... kenapa bisa dengan pecundang itu ...
yang selalu tidur dengan wanita berbeda setiap malam ? Ini Mustahil ! Kenapa bangsat itu ?! Kenapa ?!!” jerit Soo Kyung histeris sambil menaiki rak bukunya lalu mengusir dua bibi untuk segera keluar.
Park Hoon dan Anna minum bersama di restoran, Park Hoon sedikit mambuk menceritakan Sejak bertemu kunyuk itu di usia 6 tahun, sudah
langsung tahu kalau kakaknya itu brengsek.
“Tiap minggu aku mengejarnya dan teriak "Hyung, hyung" Kau tahu apa tanggapan kunyuk itu setelah seminggu ? Di baling “Kau, pulang sana kerumahmu.” Tapi, sekarang aku masih serumah dengannya.” Cerita Park Hoon
“Nama depan kalian sama. Apa Kalian bukan saudara kandung ?” ucap Anna polos
“hei.... apa semua yang bermarga sama adalah saudara kandung ? Agar tidak ketahuan kalau kami anak-anak dari ayah yang berbeda, ibuku menikahi lelaki yang bermarga Park.” Cerita Park Hoon
“Ayo kita tinggal bersama, Kalau aku bilang akan
tinggal bersama denganmu, hyung pasti mengamuk besar. Aku bingung harus bicara apa ... Tapi, karena aku tidak perduli lagi padanya. Dia juga bukan kakakku, Sekarang aku berani dan
Aku tidak akan hidup dirumah itu lagi.” Kata Park Hoon
“Tadi aku juga ingin membunuh ahjushi.
Sekarang, aku ingin memeluknya.” Ucap Anna
Park Hoon bertanya siapa yang ingin dipeluknya, Anna menjawab Ahjushi Do Kyung, Park Hoon heran kenapa harus dia. Anna pikir Tadinya ingin
membunuh karena mengira kakaknya, tapi
Setelah tahu mereka bukan saudara kandung, ia jadi mengerti kalau Do Kyung itu sayang sekali dengan pacarnya, bahkan ingin memeluk dan mengucapakan terimakasih.
“Aish.... Serius ! Dari tadi kau dengar apa ? Dia itu brengsek !” teriak Park Hoon merengek kesal
“Aigoo... Aku berSyukur oppa pacarku. Aku senang kau jadi milikku. Kalau kau dengan wanita lain, aku pasti sedih sekali.” Ucap Anna dengan memeluk dan memberikan ciuman, Park Hoo menyuruhnya menjauh karena masih kesal. Anna tak mau menjauh tetap mendekat sambil menghujani ciuman, Park Hoon pun hanya bisa menjerit.
Di depan warung tenda, Hae Young seperti menahan tubuh Do Kyung yang memeluknya sambil memejamkan matanya. Ia merasa pacarnya itu sudah mabuk sekali dan mengusulkan untuk pindah ke tempat yang lain, lampu penunjuk sebuah motel mulai menyala. Do Kyung mengatakan sudah menelp supir penganti. Hae Young menjerit kaget langsung mendorong Do Kyung menjauh, merasa kalau dirinya tiba-tiba tersadar.
“Mana bisa memanggil supir panggilan disini ?Apa masuk akal memanggil supir panggilan kesini jam begini ?” jerit Hae Young, Do Kyung terlihat setengah sadar merasa tak ada yang salah
“Tidak, maksudku coba pikirkan... kau Pikirkan baik-baik. Dari sini ... Ke Seoul pasti biayanya 200,000 won.” Ucap Hae Young kesal. Do Kyung meralat kalau membayar 300,000.
“Kau bilang Bukan 30,000 tapi 300,000 ? Apa kau bisa mengambil uang dengan mencangkul tanah ?!! Aku kaget sekali sampai tidak bisa bicara.” Kata Hae Young menutup kupingnya
Do Kyung pikir mereka bisa meminta diskon nanti, Hae Young mencoba menjelaskan kalau
Saat ini, mereka bisa merasakan suasana
denngan datang ke pantai, minum lalu ciuman, pelukan, menurutnya tak masuk akal memanggil supir panggilan sekarang. Do Kyung pikir Hae Young ingin dirinya tetap yang menyetir.
“Apa disini Hongdae ? Apa disini Gangnam ?!
Dimana kau bisa temukan supir panggilan disini ?!” teriak Hae Young kesal dengan memegang dagunya.
“Halo, aku supir penganti, kalian mau ke Seoul ‘kan?” kata pria yang tiba-tiba muncul. Hae Young melonggo dan Do Kyung membenarkan, Si sopir meminta kunci mobilnya. Hae Young menahanya.
“Apa 300,000 won tidak kemahalan ? Dengan uang segitu ... hmm ?” ucap Hae Young memberikan kode. Si sopir penganti mengatakan akan memberikan harga 200,000 won karena memang mau ke Seoul.
Hae Youn melirik sinis, si sopir langsung menurunkan harga jadi 180,000 won, Hae Young tetap melirik sinis, sopir kembali menurunkan jadi
150,000 won karena membutuhkan uang juga. Hae Young mengaum seperti singa yang marah.
Mobil melewati Disepanjang jalan yang menyediakan penginapan, Hae Young menatap jendela dengan wajah sedih, keduanya duduk terpisah. Do Kyung melirik dan sedikit tersenyum lalu berpura-pura menatap jendela kembali. Hae Young cemberut dan langsung membuka jendela mobil dengan tatapan sedih menatap kebelakang
[Datang dan istirahatlah di Last Motel] setelah itu melirik sinis pada pacarnya.
“Perempuan tidak pantas tidur di motel.” Ucap Do Kyung
“Kalau begitu, yang pergi ke motel semuanya laki-laki, begitu maksudmu?” kata Hae Young kesal, Do Kyun meminta untuk menghentikan sebelum mereka bertengkar besar.
“Kau pemilih sekali. Padahal perempuannya sudah gampangan ...” keluh Hae Young mengedumel
“Lain kali, kita pilih tempat bagus untuk
menghabiskan malam bersama.” Ucap Do Kyung, Hae young sedikit tersenyum dalam mobil yang melaju dengan nada mengoda kapan mereka akan pergi.
Malam hari menuju Seoul, Hae Young pun menyandarkan kepalanya dibahu Do Kyung dan kepala Do Kyung bersandar di kepala Soo Kyung, Keduanya terlihat sangat terlelap dalam perjalanan ke Seoul.
Pagi hari, Do Kyung terbangun dengan sinar matahari yang masuk ke dalam jendela mobilnya. Di pangkuannya, Hae young tertidur dengan lelap, tanganya pun merapihkan rambut Hae Young ke belakang telinga,  tangan Do Kyun menutup wajah Hae Young agar tak terkena sinar matahari.
“Ayo lakukan... Lakukan sampai akhir.” Gumam Do Kyung menatap keluar jendela

~Bersambung ke episode 11~

Another Miss Oh [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang