Hae Young dan Do Kyung berbaring di kasur dengan saling berpandangan kaki mereka saling terkait,tangan mereka saling berpegangan, seperti tak ingin berpisah.
“Bulan Juni berlalu, kami tidak menapakkan kaki keluar rumah. Disaat aku percaya semua perkataannya, anehnya aku merasa tenang.
Rasanya seolah aku telah menyentuh takdir dengan kedua tanganku. Fakta bahwa dunia yang tidak pernah kutahu ini ternyata ada. Fakta bahwa dunia yang aku lihat bukanlah segalanya.
Rasanya aneh dan asing. Tapi anehnya terasa nyaman dan menenangkan.”
Diatas meja sudah ada figura dengan foto Do Kyung bersama Hae Young, keduanya pun tidur terlelap dengan saling berpegangan tangan dan berhadapan.
Hae Young mendengarkan suara Do Kyung yang sedang menyanyi “Di awal musim semi ... Kau, datang padaku seperti mimpi .. Kukira kukira itu untuk selamanya.” Lalu mengajak Do Kyung untuk mendengarkan lagu ini sampai sampai umur 100 tahun. Do Kyung hanya menatap lalu memilih untuk memejamkan matanya kembali di sofa, Hae Young bertanya apakah merasa malu. Do Kyung memilih untuk memperbaiki bentuk bantalnya, Hae Young hanya bisa tersenyum karena Do Kyung itu malu.
Keduanya lalu menonton TV bersama sambil makan ramyun. Penyanyi Lee seperti memperlihatkan kepercayaan dirinya saat diwawancarai oleh reporter. Hae Young melayani Do Kyung denga menaruk daging didalam mangkuk ramyunnya, Do Kyung tersenyum bahagia.
“Aku tidak punya kemampuan menyanyi yang bisa disombongkan. Tapi kepekaanku layak dibanggakan. Jadi aku lebih cocok dengan konser skala kecil.” ucap Penyanyi Lee
“Wah, anda rendah hati sekali. Bisa berikan beberapa pesan pada pemirsa.” Kata reporter, Penyanyi Lee berpikir apa yang harus dikatakanya.
“Aku hidup karena saudara sekalian. Terima kasih. Mari berbahagia. Semangat.” Pesan Penyanyi Lee
Hae Young melirik pada Do Kyung karena petunjuknya, bisa mencegah Penyanyi Lee yang akan bunuh diri. Do Kyung pun ikut tersenyum
“Hanya selepas bulan Juni, kami pergi keluar.”
Dokter menatap Hae Young dan Do Kyung terlihat binggung, lalu bertanya pada Do Kyung apakah wanita itu yang dilihatnya selama ini dalam pengelihatanya. Lalu ia berdiri menyapa Hae Young memperkenalkan namanya Park Soon Taek, keduanya pun saling berjabat tangan. Dokter Park mengatakan semuanya itu memang benar.
Keduanya pindah ke tempat Prof.
“Melihat masa depan tidak mustahil tapi bukan berarti, semua penglihatanmu akan jadi kenyataan. Mungkin diikuti oleh penglihatan lain atau juga alur yang berbeda. Sebuah tindakan dapat mengubah penglihatan itu. Apa Kau masih mendapat penglihatan lagi?” ucap Prof.
“Tidak… Sekarang tidak lagi.” Kata Do Kyung, Hae Young pun bertanya apakah itu diartikan sudah selesai
“Selama dia masih hidup, kita tidak bisa bilang sudah selesai.” Jelas Dokter Park, Hae Young meminta agar tidak mengatakan secara ambigu. Prof bertanya ambigu yang bagaimana maksudnya.
“Apakah supaya kami tidak perlu ... khawatir soal kematiannya ?” kata Hae Young
“Maksudku, semua orang pada akhirnya mati.
Dia bukan burung phoenix.” Jelas Prof, Hae Young terpaku mendengarnya, Prof memilih menatap langit-langit kalau ia hanya bilang saja.
Hae Young dan Do Kyung berjalan keluar sambil perpegangan tangan, Hae Young berhenti berjalan lalu menatap Do Kyung mengajak untuk
tinggal bersama saja karena tidak bisa membiarkannya sendirian dan tidak suka memikirkan Do Kyung hidup sendiri dalam ketakutan, jadi lebih baik mereka tinggal bersama saja.
“Aku tidak pernah hidup dalam ketakutan dan
tidak ketakutan. Aku bersyukur karena kau suka padaku lebih dulu. Tapi jangan katakan seperti itu lebih dulu.” Kata Do Kyung lalu kembali mengajak berjalan
“Aku akan melamar dirimu” ucap Do Kyung, Hae Young hanya diam dengan tatapan sedih merapatkan pengangan tanganya agar tak kehilanganya.
Ki Tae dan Sang Suk sedang mengangkat mesin mixing ke tempat baru dan merasa keberatan lalu memanggil Park Hoon untuk membantunya. Park Hoon merasakan ponselnya bergetar memilih untuk mengangkatnya lebih dulu. Ki Tae menjerit mengumpatnya tapi Park Hoon berjalan lebih jauh untuk mengangkat telp dari kakaknya.
Park Hoon memberitahu kalau semua barang sudah selesai tapi setelah itu langsung memukul bagian punduknya dan tersenyum bahagia. Ki Tae dkk sedang berusaha memindahkan bawah lewat tangga karena studio akan pindah dibagian basement. Park Hoon datang memberitahu
Studio tidak jadi di sita.
Ki Tae melonggo, Sang Suk tak percaya studio tak jadi disita, semua lalu menjerit bahagia. Park Hoon melemparkan sarung tanganya menyuruh untuk memindahkan semua barang-barang ke studio mereka yang lama. Semua langsung jatuh lemas, Sang Suk mengeluh kalau seharusnya
bilang dari awal karena mereka sudah
memindahkan semuanya lalu memperlihatkan
Tangannya sampai gemetar bahkan Ini pertama kalinya tangannya gemetar karena kelelahan.
“Aey, Park Do Kyung brengsek. Dia pasti
bersembunyi dan memperhatikan kita. Setelah kita sudah selesai, lalu baru dia sengaja memberitahu. Jangan-jangan dia melihat kita pakai teleskop. Aku yakin begitu Dasar mesum !” teriak Ki Tae marah
“Jadi apa kita kembalikan semuanya lagi ?” tanya Joon Hee, Ki Tae berteriak agar menyuruh orang saja.
Park Hoon duduk didepan gedung dengan senyuman bahagia karena semua kesialan untuk kakaknya tak akan terjadi. Petugas melepaskan semua label sitaan dari barang-barang yang ada distudio. Do Kyung melihatnya dari kejauhan kalau semua barangnya sudah kembali.
Pesan dari Tae Jin masuk “Kau tidak bersalah. Hiduplah dengan tenang. Jauh-jauh dari Ketua Jang.”
Tae Jin menemui Ketua Jang melaporkan 800 juta won yang dikeluarkan untuk membeli obligasi terbuang sia-sia setelah itu pamit pergi. Tuan Jang hanya melirik sinis, Tae Jin pun pergi meninggalkan rumah tuan Jang.
“Kau harusnya jangan berbisnis pasti tidak akan berhasil. Orang-orang tidak kompeten cuma bisa bicara.” Komentar Tuan Jang, Tae Jin tak mengubrisnya memilih untuk pergi dengan diantar beberapa pengawal Tuan Jang.
Didepan rumah, Nyonya Heo ingin menobos masuk tapi ditahan oleh para penjaga untuk tak boleh masuk. Tae Jin melihatnya, Nyonya Heo terus berusaha masuk dengan memukul pengawal mengunakan tas yang dibawanya. Tae Jin hanya bisa menghela nafas lalu berjalan pergi.
Tuan Jang menjerit kesakitan, Nyonya Heo sudah berhasil masuk dan langsung menarik rambut Tuan Jang penuh amarah. Ia tahu kalau Tuan Jang yang membuat masalah untuk Do Kyung lalu berteriak marah kenapa ada manusia seperti itu dan langsung mendorongnya. Tuan Jang jatuh ke kursi sambil menjerit kesakitan.
Dua pengawal mencoba menghalangi Nyonya Heo agar tak menyerang tuan Jang lagi. Nyonya Heo kembali berteriak menyuruh mereka untuk minggir. Akhirnya dua pengawal melepaskanya karena melihat Nyonya Heo tak aka menyerangnya lagi.
“Yaa, peduli amat uangmu banyak ! Kau tidak pernah keluar rumah ! Seharian cuma bisa main baduk dirumah ! Kau malah mengadu 2 anak muda untuk saling membunuh.” Teriak Nyonya Heo, kaki Tuan Jang sampai bergetar melihat Nyonya Heo ngamuk.
“Hei..., harusnya kau tidak main-main dengan wanita yang tidak akan rugi apapun ! Kau, kalau aku lihat kau main-main dengan Do Kyung lagi ...
Maka akan aku ... gunakan tubuhku ini. Kau yang mati atau aku yang mati !” teriak Nyonya Heo mengangkat kakinya diatas tubuh Tuan Jang
Lalu ia mulai mencekiknya pengawal kembali menariknya. Nyonya Heo berteriak meminta untuk dilepaskan. Tuan Jang akhirnya bisa duduk memuji Nyonya Heo memang selalu penuh tenaga membuatnya jadi tambah suka. Nyonya Heo mulai mengumpat mendengar Tuan Jang yang berusaha merayu dengan pujian, lalu kakinya kembali naik ke sofa karena tahu Tuan Jang itu pasti takut.
Tuan Jang kembali berbaring dengan kaki naik dengan wajah ketakutan, Nyonya Heo mengelus pipi tuan Jang memperingatakan Saat ia kembali lagi kemari maka Tuan Jang itu tahu hari apa, jadi jangan buat kemari lagi. Tuan Jang mengangguk mengerti. Nyonya Heo pun berjalan dengan langkah lebar dengan mengunakan high heelsnya keluar dari rumah.
“Kalau aku nikah dengannya, pasti aku tidak akan bertahan seminggu. benar, kan ?” kata Tuan Jang pada pengawal langsung gemetar membayangkanya.
Soo Kyung berdiri di bus terlihat mengantuk lalu menepuk seorang pelajar yang ada didepanya meminta izin aga bisa berdiri. Pelajar itu terlihat binggung, Soo Kyung memperlihatkan buku yang dipeganganya berjudul YOGA UNTUK KEHAMILAN lalu megatakan sedang hamil.
Pelajar itu langsung meminta maaf dan berdiri, Soo Kyung pun duduk sebagai wanita hamil dan mengucapkan terimakasih, tak lupa menganti sepatu kets juga.
Di halte pemberhentian, dua ahjumma sudah menunggunya. Salah seorang melambaikan tangan sudah siap mengantarnya, lalu matanya melirik pada sosok pria yang sudah menunggu, Jin Sang berdiri melihat Soo Kyung dengan gugup. Soo Kyung pun juga sebaliknya lalu perlahan berjalan lebih dulu dan Jin Sang tersenyum melihat Soo Kyung sudah mengunakan sepatu kets lalu mengikutinya dari belakang.
Akhirnya keduanya berjalan bersama, Jin Sang terlihat canggung menawarkan diri untuk membawakan tasnya, Soo Kyung menolaknya. Tapi Jin Sang tetap mengambil dan membawanya. Lalu ia membahasa tentang
Studio Do Kyung tidak jadi di sita. Soo Kyung mengatakan sudah mendengarnya.
Suasana kembali canggung lagi, Jin Sang mulai memuji Pergelangan kaki Soo Kyung itu cantik.
Soo Kyung tertawa mengatakan Bagian lainnya juga cantik. Jin sang lalu melihat bintangnya berkilau, Soo Kyung juga melihat mereka sangat
cantik. Tiba-tiba Jin Sang berkomentar jalan yang sudah rapih, Soo Kyung juga melihat dindingnya juga dirapikan.
Keduanya benar-benar canggung sampai tak tahu apa yang harus dibicarakan, Jin Sang terlihat ingin memeluk bahu Soo Kyung tapi mengurungkan niatnya, lalu mencoba untuk memegang bagian pinggangnya. Soo Kyung terkejut akhirnya berusaha jalan dengan berjinjit. Jin Sang pun terlihat kaku karea Soo Kyun mencoba memegang pinggangnya. Soo Kyung berhenti melangkah dengan gugup bertanya lebih baik memegang dimana.
Jin Sang pikir dimana saja boleh, Soo Kyung memegang di bagian bahu, Jin Sang mengangguk memperbolehkanya. Soo Kyung sedikit meloncat untuk memeluk bagian bahu Jin Sang, Keduanya berjalan terlihat kaku dengan Soo Kyung yang berjinjit dan Jin Sang sedikit membungkuk.
Keduanya berjalan dengan posisi yang sama sampai rumah, terlihat tangan Jin Sang hanya memegang tanpa mendekapnya. Sementara tangan Soo Kyung juga hanya menyentuh bahu dengan jari telunjuknya. Akhirnya Soo Kyung berkata lebih dulu kalau mereka seharusnya sudah bisa melepaskanya. Jin Sang setuju lalu mengajak dalam hitungan ketiga mulai melepaskanya.
Keduanya pun langsung melepaskan tangan mereka dan terlihat benar lega sambil melepaskan otot yang pegang. Soo Kyung melambaikan tangan mengucapkan selamat malam. Jin Sang tiba-tiba memanggilnya lalu menarik dan membuat Soo Kyung berputar seperti sedang berdansa, Soo Kyung binggung dan tiba-tiba Jin Sang sudah membuat posisinya miring seperti ingin menciumnya.
Mata Soo Kyung mulai menutup dan siap untuk berciuman tapi Jin Sang terlihat binggung akhirnya mendorong Soo Kyung untuk kembali berdiri. Soo Kyung pun terjatuh dan langsung berdiri penuh semangat. Jin Sang megucapkan selamat malam juga pada ibu dari bayinya. Soo Kyung pun membalasnya dengan ciuman jauh lalu masuk ke dalam kamar.
Jin Sang merenung dalam kamarnya, terlihat kebinggungan sendiri menebak sebenanrya
Perasaan macam apa ini karena sulit sekali, lalu frutasi sendiri dengan memegang kepalanya.
Beberapa saat kemudian Jin Sang keluar kamar dengan melepaskan dasinya, lalu masuk kamar Soo Kyung. Tiba-tiba ia keluar dengan kesal berteriak “Selamat malam ! Selamat tidur !” lalu membantingnya di kamarnya kembali dengan wajah kesal.
Ibu Hae Young sibuk membersihkan kerak nasi di dalam panci. Hae Young tertunduk dengan mengatakan pada ibunya kalau ia ingin menikah dan ingin hidup dengannya. Ibu dan ayahnya binggung melihat Hae Young yang menangis meminta agar bisa menikah di meja makan.
“Aku ingin pindah kerumahnya dan hidup bersama.” Ucap Hae Young merasa sangat khawatir dengan Do Kyung. Suasana hening sejenak.
“Pergilah dan Keluar.” Ucap ibu Hae Young lalu menarik anaknya untuk bangun dari tempat duduknya.
Hae Young merengek, Ibunya menarik anaknya untuk segera pergi dan mendorongnya masuk ke dalam kamar. Tuan Oh terlihat binggung, Ibu Hae Young pergi ke tempat cuci piring seperti berusaha untuk menahan amarahnya.
Sementara Hae Young dikamar membereskan semua barang-barangnya ke dalam koper sambil menangis. Ibu Hae Young sibuk membereskan meja makan dan Tuan Oh melihat anaknya yang sedang beres-beres dikamar dengan tatapan sedih. Ibu Hae Young pun akhirnya memilih masuk kamar dan Hae Young tetap membereskan baju-bajunya di dalam koper.
Hae Young sudah berganti pakaian sambil menangis merengek pada ibunya, harus bicara pada Do Kyung dan memberikan restu. Ibu Hae Young hanya diam dalam kamar, Ayahnya pun tak bisa apa-apa hanya melihat Hae Young bicara dengan menangis tersedu-sedu.
“Kalau aku bilang padanya pergi dari rumah, maka dia tidak akan mau. Dia akan menyuruhku kembali ! Aku mohon ikut denganku, bicara padanya. Bilang padanya, ibu memberi ijin Aku tidak bisa membiarkan dia sendirian. Tolong ikut aku, bicara padanya.” Ucap Hae Young merengek sambil menangis
Ibu Hae Young keluar dari kamar menyuruh Hae Young bangun dan mengajaknya pergi,Tangis Hae Young berhenti dan langsung segera bangun untuk pergi. Tuan Oh pun membantu anaknya membawakan koper keluar dari rumah.
Do Kyung berbaring di sofa dengan menatap kosong, sementara Jin Sang duduk disampingnya dengan mengangkat kaki. Jin Sang menceritakan
Akhirnya mengerti Soo Kyung hari ini kalau respek padanya, seperti orang yang respek pada
Jendral Lee Soon Shin.
“Aku sedang kencan dengan orang seperti itu.
Lalu Aku harus melakukan apa pada Jendral Lee Soon Shin ? Haruskah merangkulnya Atau memegang pinggangnya ?” ucap Jin Sang binggung.
“Gila.... Kau masih juga belum sadar.” Komentar Do Kyung lalu duduk disampingnya, Jin Sang binggung mendengar tanggapan temanya.
“Bagi perempuan yang ingin hidup bersama tanpa menikah, Mana bisa kau bilang "aku akan melamarmu Dan membawamu pulang secara resmi" Pada wanita yang tiap hari ingin kau peluk, tidur bersama dan bangun bersama ? Lalu kau Apa kau mengatakan hal yang berlawanan dengan isi hatimu bersikap seolah ini demi dia?
Mau berapa kali kau mati baru bisa sadar ?!” tegas Do Kyung terlihat sangat marah
Jin Sang binggung bertanya apakah yang dimaksud itu dirinya, Do Kyung menegaskan kalau yang dibicarkan itu adalah dirinya lalu mengambil kunci dan ponselnya, meninggalkan kamarnya. Jin Sang binggung dengan yang diucapkan temanya itu.
Do Kyung sudah mengemudikan mobilnya, sementara Hae Young berada didalam taksi dengan orang tuanya merengek agar Nyonya Hwang jangan marah dan meminta agar tersenyum. Ibu Hae Young hanya diam saja, Hae Young mengatakan kalau harus tulus agar Do Kyung tidak merasa berat. Tuan Oh hanya diam saja menatap ke arah jalanan.
“Seumur hidupku ... Kau terlihat paling konyol saat ini ! Hari ini aku membuangmu.” Ucap Nyonya Hwang, Hae Young merengek pada ibunya untuk tak berkata seperti itu.
Papan petunjuk memperlihatkan tanda JALAN SATU ARAH, Do Kyung mengemudikan mobilnya melihat sebuah taksi yang ada berjalan berlawanan arah denganya, keduanya sama-sama berhenti. Sopir taksi dengan lampu memberikan tanda agar Do Kyung memundurkan mobilnya. Do Kyung tersadar kalau melalui jalan satu arah akhirnya memundurkan mobilnya.
Tuan Oh melihat kalau yang didepanya itu mobil Do Kyung lalu berteriak mencoba memanggilnya. Tapi Do Kyung sudah memalingkan kepalanya kebelakang untuk memundurkan mobilnya. Hae Young tersadar kalau yang ada didalam mobil Do Kyung dan langsung mengeluarkan kepala dari jendela lalu memanggilnya. Do Kyung pun tersadar lalu membuka sabuk pengamanya.
Hae Young memohon pada ibunya untuk bisa tersenyum dan bahagia, lalu ketiganya turun dari mobil begitu juga Do Kyung. Hae Young berjalan mendekatinya, tiba-tiba Do Kyung langsung berlutut didepan orang tuanya.
“Aku ingin menikahi Hae Young... Tolong restui kami.” Ucap Do Kyung, ketiga bingung karena Do Kyung lebih dulu yang memanggilnya.
“Terima kasih sudah datang duluan ke kami.
Kami memberimu restu. benar, kan ?” kata Tuan Oh, Hae Young berkaca-kaca mendengarnya.
“Mulai hari ini, kalian tinggal saja bersama.
Kalian berdua sudah tergila-gila karena cinta. Butuh waktu lama untuk mengatur tanggal dan pernikahan. Mulai hari ini tinggal saja bersama.
Aku serius.” Ucap Nyonya Hwang lalu menyuruh Do Kyung untuk berdiri
Do Kyung masih berlutut, Nyonya Hwang kembali menyuruh Do Kyung untuk berdiri. Akhirnya Do Kyung berdiri, Nyonya Hwang langsung memeluknya mengucapkan harapan agar mereka berdua selalu bahagia. Hae Young menatap ibunya dengan berkaca-kaca. Ibu Hae Young langsung kembali masuk ke dalam taksi mengajak untuk segera pulang.
Tuan Oh meminta sopir taksi membuka bagasi mobilnya, Do Kyung membawa barang-barang Do Kyung dalam taksi. Tuan Oh pun pamit pergi lebih dulu, Do Kyung berpesan agar ayah mertuanya itu hati-hati dijalan. Hae Young menangis melihat kedua orang tuanya yang pergi. Tuan Oh sempat menatap keduanya dengan senyuman sebelum masuk mobil. Nyonya Hwang berteriak menyuruh keduanya segera masuk ke dalam mobil.
Do Kyung pun memundurkan mobilnya lebih dulu dan taksi pun berjalan didepanya, Hae Young melihat ke dalam taksi ayahnya yang terus menatapnya sementara ibunya memalingkan wajahnya tanpa mau melihat ke arah depan. Dalam hatinya bergumam agar ibunya bisa menatapnya, tapi ibu Hae Young terlihat hanya menatap keluar.
Mobil Do Kyung akhirnya bisa berbelok dan melihat taksi berjalan didepan mereka. Hae Young masih berharap ibunya mau menatapnya. Hae Young akhirnya bisa melihat ibunya yang menatapnya sebelum pergi, senyumanya pun terlihat. Ibu Hae Young tak bisa menahan rasa sedihnya mengetahui pasti Do Kyung itu sakit. Tuan Oh pikir makanya mereka harus biarkannya
pergi. Ibu Hae Young pun mulai menangis.
Hae Young tersenyum bahagia mendorong Do Kyung ke sofa agar berbaring, lalu keduanya mulai berciuman. Do Kyung pikir harusnya ketempat yang bagus, Hae Young mengaku
paling suka kamar pacarnya itu.
“Saat aku masih tinggal disebelah, tiap malam aku frustasi. Kenapa bisa sekalipun, kau tidak pernah datang kerumahku padahal kau tahu aku suka padamu ? Aku berpikir "Apa lebih baik ku rayu saja dia" ? Tapi pasti memalukan kalau ditolak. Tiap malam rasanya aku marah sekali.”akui Hae Young sambil mengelus alis pacarnya, Do Kyung tersenyum mendenganya.
“Lalu aku pikir ... "Bagaimana orang ini bisa tidur"?” ucap Hae Young,
“Apa Kau kira aku bisa tidur ?” akui Do Kyung, keduanya pun kembali berciuman
Di balik sofa terlihat Jin Sang yang bersembunyi, melihat keduanya terlihat sedang asik berciuman. Do Kyun sambil memeluk Hae Young bertanya kapan mereka akan menikah. Jin Sang langsung kembali bersembunyi dibalik sofa dengan wajah panik. Hae Young mengatakan kapa saja dan Jin Sang medengar keduanya saling mengecup. Do Kyung mengatakan Harus secepatnya. Hae Young pun membalas dengan ciumanya, Jin Sang melihat temanya yang terus berciuman tanpa sadar kalau ada orang yang melihat keduanya, lalu menjerit dalam hati dengan wajah frutasi.
[3 MENIT YANG LALU]
Jin Sang berbaring di sofa mendengar suara pintu terbuka, lalu ingin bertanya tapi Do Kyung masuk kamar dengan Hae Young melempar koper dan tasnya langsung berciuman. Jin Sang melonggo kaget dan langsung berguling ke belakang sofa. Do Kyung dan Hae Young terus berciuman tanpa sadar kalau ada Jin Sang di dalam kamar. Jin Sang kebingungan ingin menyelanya.
Do Kyung mengendong Hae Young dan berjalan ke tempat tidur dengan terus menciumnya, Jin Sang merangkak mundur, mencoba bersembunyi dibalik meja. Hae Young menjerit bahagia ketika Do Kyung memutar tubuhnya agar bisa mengendong didepanya lalu kembali berciuman. Jin Sang menutup wajahnya karena tak mau melihatnya, tiba-tiba terdengar suara bentura yang membuatnya kaget.
Ternyata Do Kyung menaruh Hae Young diatas meja dengan posisi terus berciuman. Jin Sang berjalan berjalan jongkok dari belakang bersembunyi dibalik sofa. Hae Young akhirnya mendorong Do Kyung untuk berbaring disofa. Akhirnya Jin Sang mencoba mengirimkan pesan pada temanya.
“Hei.... Kawan, aku ada di belakang sofa. Bisakah beri aku kesempatan untuk kabur diam-diam ?”
Pesan masuk ke dalam ponsel Do Kyung yang tergeletak dilantai, Hae Young memberitahu ada pesan. Do Kyung tak peduli memilih untuk membiarkan saja, Jin Sang makin frutasi. Do Kyung dan Hae Young pun berciuman tanpa sadar ada Jin Sang dibalik sofa.
Jin Sang mencoba memberanikan diri untuk kabur tapi saat itu juga ketukan pintu terdengar, Do Kyung bertanya siapa yang datang. Hae Young menjerit kaget mendengar kalau itu suara Soo Kyung yang datang. Do Kyung pikir tak perlu panik karena mereka akan bilang pada Soo Kyung akan menikah dan baru mendapatkan restu dari orang tua.
Hae Young memegang tangan Do Kyung memohon untuk besok saja saat siang hari memberitahunya, menurutnya kalau malam hari seperti tertangkap basah. Jin Sang mendengarnya dari belakang sofa. Hae Young pikir sekarang mereka pura-pura kalau ia mau pulang dan besok baru mereka katakan. Do Kyung pun setuju. Hae Young pun menyuruh Do Kyung mengambil kunci mobilnya agar memegangnya. Do Kyung mengatakan kakinya, Hae Young sadar sedari tadi duduk diatas kaki Do Kyung.
Soo Kyung masuk kamar, Hae Young bersiap-siap untuk pulang dengan membawa tasnya. Soo Kyung berkomentar sudah malam. Hae Young mengaku baru mau pulang. Do Kyung bertanya kenapa kakaknya datang dengan menyakinkan kalau baru mau mengantarnya pulang dengan memperlihatkan kunci ditanganya.
“Apa Jin Sang ada disini ?” tanya Soo Kyung melonggo mencarinya, Do Kyung mengatakan tak ada. Soo Kyung menunjuk kalau sepatu Jin Sang ada didepan pintu.
Do Kyung dan Hae Young melotot kaget karena sedari tadi mereka berciuman ada Jin Sang didalam kamar. Jin Sang akhirnya keluar dari persembunyianya, Soo Kyung mengajak Jin Sang untuk mencari angin segar diluar. Do Kyung dan Hae Young melonggo melihat Jin Sang ada dibalik sofa. Jin Sang berjalan dengan menutup wajahnya karena malu, Soo Kyung mengajak jalan karena merasa Pencernaannya sedang terganggu.
Jin Sang melewati temanya mengaku kalau itu bukan salahnya lalu tak lupa memberikan selamat. Do Kyung dan Hae Young masih melonggo. Soo Kyung bertanya untuk apa memberikan selamat. Jin Sang menjelaskan mulai hari ini, akhirnya mengubah kalimatnya mulai besok kalau keduanya akan melakukan sesuatu. Do Kyung dan Hae Young saling menatap dengan mulut melonggo.
Soo Kyung penasaran apa maksudnya, Jin Sang berbisik kalau keduanya itu sudah direstui. Soo Kyung masih belum mengerti, Jin Sang mengatkan Besok mereka akan bilang dan
Malam ini tidak bisa. Do Kyung memperingatakan Jin Sang Jangan berani masuk ke kamarnya lagi.
Jin Sang membela diri kalau ia tidak masuk diam-diam, tapi mereka itu sebelumnya sudah ngobrol dikamarnya.
Do Kyung dan Hae Young melotot panik karena ternyata Jin Sang sudah melihat mereka dari pertama kali masuk. Jin Sang meyangkla bukan berarti melihat semuanya dari awal tapi akhirnya mengaku sudah melihat semuanya dari awal. Hae Young seperti tak bisa bernafas, Do Kyun memejamkan matanya.
“Mereka berputar-putar disini, kau bisa bayangkan Nuna mereka berputar-putar lalu duduk, berdiri, gelayutan ! Tertawa cekikikan dan
Semuanya ! Mereka patuk-patukan seperti ayam !
Aku lihat semuanya ! Kau Lihat saja nanti !” teriak Jin Sang kesal sendiri lalu mengajak Soo Kyung pergi, Hae Young malu bersembunyi dibalik bahu Do Kyung.
Jin Sang pun berjalan diluar, mengucapkan terimakasih pada Soo Kyung karena sudah menyelamatnya dan ia sampai berkeringat didalam kamar Do Kyung yang terkesan sangat panas dengan cinta. Soo Kyung bisa mengerti menurutnya Kalau ini kejadian lagi, maka Jin Sang harus langsung menunjukan diri.
“Kalau semakin lama, maka semakin sulit.
Langsung tunjukan diri dalam 3 detik. Apa kau
Paham 3 detik ?” ucap Soo Kyung, Jin Sang menganguk mengerti.
“Tunggu. Jin Sang, berdiri yang lurus.” Kata Soo Kyung lalu memegang pundaknya dan melemaskan otot-otot bagian pinggang. Jin Sang terlihat canggung.
Setelah itu Soo Kyung meminta Jin Sang tetap diam karena mungkin akan terluka, Kakinya pun naik ke pundak Jin Sang dan menyuruh untuk menahanya. Jin Sang binggung melihat cara Soo Kyung melemaskan otot dengan cara yang ekstrem. Beberapa saat kemudian Jin Sang menjerit dan Soo Kyung sudah berbaring diatas punggungnya. Soo Kyung mengaku kalau itu sangat enak dengan kaki dinaikan keatas lalu Jin Sang panik karena itu sangat bahaya, tapi Soo Kyung tetap merasa nyaman dengan posisinya sekarang.
Anna melihat kearah pintu lalu melihat seseorang yang sudah datang, seorang pria berkacamata hitam masuk ke dalam cafe. Anna langsung berbicara sebelum pria itu memesan, yaitu
Espresso Con Panna dan Whipped krim buatan tangan.
“Krim Bukan buatan tangan Dengan additional shot, benarkan ?”kata Anna dengan memperlihkan whisk ditanganya. Si pria mengatakan oke.
“Kau sangat perhatian.” Komentar si pria lalu duduk menunggu pesananya.
Anna menelp seseorang menyuruh untuk cepat pergi dan harus berlari. Park Hoon terlihat kelelahan terus berlari dan masuk ke dalam cafe tempat Anna berkerja.
Park Hoon duduk dengan wajah tegang menghapus keringat yang bercucuran dengan tissue yang menempel didahinya. Pria itu melihat tissue yang menempel menyuruh Park Hoon mengambilnya karena terlihat menyedihkan. Park Hoon langsung membersihkan dibagian dahi, si pria memberitahu masih ada satu lagi. Park Hoon pun menghapusnya
“Aku tidak punya waktu membacanya Jelaskan padaku. Kita lihat apakah kau punya kemampuan menggugah orang dengan kata-kata.” Kata si pia melihat judul naskah PEMBUKA BOTOL BERGAIRAH, Park Hoon nampak bingung memikirkan menjelaskan dengan kata-kata dan menarik nafas panjang.
“Nomor 3 adalah rumah nomor wanita yang dicintainya. Tapi, ini pertama kalinya orang desa ini pergi ke luar negeri. Agar orang tahu dia pernah luar negeri Ia membeli pembuka botol berbentuk menara Eifel yang dapat digantung di kulkas. Ia memberikan itu sebagai hadiah pada wanita itu.” Cerita Park Hoon
“Tapi, suatu hari, dia pergi kerumah nomor 1 dan
pembuka botol itu ada disana. Padahal Nomor 3 selalu setia padanya. Saat pertama Ia melihat pembuka botol dirumah nomor 1 ... Dia terusik ...
Rasanya seperti ada pengkhianatan dan konspirasi tapi sebenarnya, ini adalah kisah perjuangannya untuk mendapat pembuka botol itu kembali. Ini film noir lelaki malang.” Jelas Park Hoon dengan perasaan sedihnya.
Anna yang melihatnya dari balik kasir pun ikut sedih. Si pria makan cream diatas kopinya berkomentar kalau ceritanya menarik dan setuju untuk langsung melakukan. Park Hoon melotot tak percaya, Anna terlihat gembira mendengarnya. Si pria menjelaskan Hal seperti ini butuh banyak energy dan melihat Park Hoon itu juga memiliknya yang sama dan juga melihat Anna sebagai pacarnya.
Ia meminta agar Park Hoon mengatakan pada
Produser Kim Hee Ran, kalau ia sudah menyetujuinya dan memuji Produser Kim Hee Ran pandai dalam pekerjaannya. Park Hoon melonggo langsung berdiri membungkuk mengucapkan terimakasih dan mengaku kalau pria itu sebagai penyelamat hidupnya.
Si pria mengatakan kalau Park Hoon yang menyelamatkanya, Park Hoon memuji Si pria keren. Pria itu sudah mengetahuinya lalu mengambil kacamatanya lalu berjalan pergi meninggalkan cafe. Park Hoon terus membungkuk mengikuti arah si pria pergi. Anna pun mengucapkan selamat jalan pada pelanggan cafenya. Park Hoon jatuh lemas dan menjerit dengan menutup mulutnya tak percaya.
Hae Young menelp ibunya memberitahu akan bertemu dengan ibu Do Kyung lalu bertanya apakah ibunya punya waktu. Nyonya Hwang sedang mengepel lantai kalau sudah membuangnya, jadi buat apa peduli pada anaknya yang sudah dibuangnya.
“Kemarin ibu menyuruh kami hidup bahagia.” Kata Hae Young
“Karena kau yang suruh.” Ucap Nyonya Hwang sinis, Hae Young memohon agar mereka bisa bersikap manis sedikit saja.
“Sejak kapan kita pernah saling bersikap manis ?” sindir Nyonya Hwang, Hae Young mengajak ibunya mulai sekarang melakukanya.
“Karena aku tidak pulang kerumah lagi, dan malah bertengkar di telpon, aku sedih kalau seperti itu.” Ungkap Hae Young
Nyonya Hwang menahan tangis, lalu bertanya apakah orang itu mengantarnya ke kantor atau tidak. Hae Young menjawab sudah pasti mengantarnya, sambil mengeluh ibunya selalu memanggil “orang itu” meminta agar tak boleh memanggil seperti itu lagi. Ibunya bertanya harus memanggil apa. Hae Youn menyebut panggilanya “menantu Park”. Ibunya langsung mengumpat dan menutup telpnya.
Do Kyung sedang mengedit suara orang yang sedang berlari lalu menyuruh Sang Suk untuk menghapus nomor 2 dan 3 Lalu atur kembali yang pertama. Sang Suk mengerti. Ponsel Do Kyung bergetar dan melihat dari nomor yang tak dikenal, Tuan Oh menelp mengaku sebagai calon dari ayah mertuanya, Do Kyung langsung berdiri dan membungkuk.
Sang Suk binggung melihat Presdirnya tiba-tiba berwajah serius, Tuan Oh meminta Do Kyung menuliskanya. Do Kyung langsun meminta pulpen dan kertas pada Sang Suk.
“Peras air akar vetch.” Ucap Tuan Oh, Do Kyung menulis dikertas sesuai dengan ucapan ayah Hae Young, Sang Suk yang duduk disampingnya melonggo binggung membaca tulisan [Bunga balon putih, sunroot]
“Rebus lalu diminum, itu Bagus buat kesehatan.” Kata Tuan Oh lalu menutup telpnya. Do Kyung melonggo binggung. Tuan Oh kembali memperbesar volume Tvnya dan kembali mencatat resep dari TV.
Anna dengan bangga menceritakan pada Hee Ran
Begitu Oh Man Suk masuk cafe mengatakan
langsung bilang "Oke dan akan menggarapnya minggu ini !" menurutnya tak perlu membuat Man Suk terbebani tapi cukup membuatnyasenang.
“Setiap hari, aku memperlakukan dengan lembut.
Lalu, Oppaku menulis skenario yang hebat...” cerita Anna bangga, Park Hoon meniup sedotan dalam gelasnya yang akhirnya membuat gelembung.
“Pacarmu hebat sekali.” Komentar Hee Ran, Anna langsung merangkulnya dengan erat dan Park Hoon membiarkan Anna mencium pipinya. Park Hoon terlihat tak bisa menahan rasa bahagia.
Anna mengepel lantai cafe dengan wajah bahagia, Park Hoon terlihat gugup melirik Anna lalu mengaku ingin mengatakan hal yang sedikit memalukan bahkan sungguh memalukan. Anna berhenti mengepel dan menatap pacarnya dari belakang.
“Aku ... cinta padamu.” Akui Park Hoon lalu buru-buru maka rotinya karena malu. Anna tersenyum dan kembali mengepel lantai berjalan mendekati Park Hoon.
“Aku juga mencintamu.”bisik Anna lalu menjerit bahagia berlari mengepel lantai.
Park Hoon langsung berdiri membentangkan tanganya, begitu juga Anna keduanya sama-sama menjerit. Park Hoon berlari dan langsung meloncat ke pelukan Anna. Lalu Anna mengendongnya langsung berputar-putar lalu menciumnya sampai Park Hoon terjatuh di lantai.
Do Kyung, Hae Young, Jin Sang dan Soo Kyung minum bersama tapi Soo Kyung karena sedang hamil meminum jus jeruk. Do Kyung pun memberitahu kakaknya kalau mereka berdua akan menikah dan besok ibu mereka akan bertemu. Soo Kyung tersenyum bahagia mendengarnya lalu mengucapkan selamat. Hae Young pun menerima jabatan tangan Soo Kyung dengan mengucapkan terimakasih.
“Lalu, Apa ada lagi yang mau dikatakan ?” ucap Jin Sang memancingnya
“Sebelum menikah, kami akan tinggal bersama.” Kata Do Kyung, Jin Sang kembali memancing bertanya apakah Mulai hari ini ?
“Tutup mulut, atau kita putus hubungan.” Ancam Do Kyung pada temanya.
“Aku kakak iparmu. Mana mungkin putus hubungan dengan kakak ipar ? Kami berdua, pacaran. ” kata Jin Sang, Hae Young melotot kaget. Do Kyung membalasnya apakah hanya pacaran saja.
“Coba Didik adikmu supaya tahu tempat.”bisik Jin Sang kesal
“Aku ... hamil.” Akui Soo Kyung, Hae Young sedang minum langsung memuncratkan birnya karena tersedak. Jin Sang kaget karena airnya mucrat ke wajahnya, Soo Kyung dengan penuh perhatian mengelap wajahnya.
“Dia akan jadi keluarga jadi Tidak lama lagi pasti tahu.” Jelas Soo Kyung pada Jin Sang
Do Kyung mengelus punggung pacarnya yang tersedak, Hae Young mengerti jadi waktu itu Jin sang berdiri diluar dan tidak bisa masuk. Jin Sang mengangguk mengakuinya. Soo Kyung bertanya apakah Orang tua Hae Young sudah setuju mereka berdua tinggal bersama sebelum menikah. Hae Young mengangguk. Soo Kyung terkesima menurutnya itu bagus.
Hae Young berkomentar keduanya juga tinggal bersama, Soo Kyung dan Jin Sang saling berpandangan dan langsung terlihat gugup. Soo Kyung mengaku mereka masih belum tinggal bersama lalu tiba-tiba keduanya tertawa menghilangkan rasa canggung. Soo Kyung mengalihkan pembicaran mengajak bersulang karena melihat keduanya sudah cukup menderita jadi berharap semoga keduanya bahagia.
Park Hoon dan Anna masuk rumah, Anna dengan bangga memberitahu kalau mereka berdua akhirnya saling menyatakan cinta. Jin Sang mengejek melihat keduanya. Anna bersemangat menceritakan Park Hoon yang mengaku sangat mencintainya.
“Karena dia sudah bilang cinta, maka dia boleh kentut di depanku. Itu hubungan yang sesungguhnya.” Kata Anna bangga merangkul Park Hoon
“Aku sudah sering kentut di depan dia.” Ucap Jin Sang mengejek
“Ada langkah yang harus diikuti , kau Hanya boleh kentut setelah bilang cinta.” Tegas Soo Kyung.
“Apa Kalian masih belum bilang cinta pada satu sama lain ?” tanya Anna polos
Jin Sang bertanya pada Do Kyung apakah sudah melakukanya, Do Kyung mengaku tentu saja sudah mengutarakan perasaanya, kalau tidak mana mungkin mereka untuk tinggal bersama. Jin Sang mengeluh tak percaya temanya ibu sudah melakukanya. Anna bertanya kenapa Jin Sang belum mengatakanya. Jin Sang mengaku kalau itu tak sudah dan akan melakukan sekarang juga.
Soo Kyung lebih dulu menegaskan Kata cinta hanya bisa diucapkan dengan hati lalu mengancam Kalau asal dikeluarkan, maka calon ayah bayinya itu akan mampus. Do Kyung dan Hae Young hanya bisa tersenyum, Anna berkomentar Perjalanan keduanya masih panjang, yaitu dimulai dari Harus bisa bicara dengan informal juga.
Jin Sang mengalihkan pembicaraan memberitahu Do Kyung dan Hae Young akan tinggal bersama.
Park Hoon dan Anna menjerit kaget, Do Kyung melirik sinis pada temanya lalu memberitahu adiknya kalau mereka berdua akan menikah, dua pasangan beda usia melonggo. Jin Sang membocorkan kalau keduanya sudah mulai tinggal bersama dari kemarin malam.
Do Kyung berdiri ingin melampiaskan amarahnya, Jin Sang tak takut ikut berdiri juga menantangnya. Do Kyung pun mengajak Hae Young untuk pergi ke atas, Hae Young tersenyum lalu pamit pada kakak dan adik iparnya. Jin Sang mengumpat kesal kalau Do Kyung itu sedang diatas awan sekarang. Park Hoon masih tak percaya keduanya itu tinggal bersama. Jin Sang membenarkan lalu berteriak kesal dengan memperlihatkan otot-ototnya, Soo Kyung terlihat terpana melihat otot Jin Sang yang sangat kekar.
Hae Young binggung membuka isi dari tas, Do Kyung memberitahu tas itu ditinggalkan didepan rumah begitu saja. Hae Young membuka melihat isinya makanan dan melihat ada sebuah amplop dan memberikan pada Do Kyung. Do Kyung melihat tulisan didepanya [ Untuk Calon Menantu Park ] lalu membukanya.
“Kita harus sering-sering makan bersama. Agar aku tahu apa yang kau suka, dan bisa membuatkannya untukmu. Kita baru makan bersama 2 kali. Aku memberikan yang kira-kira kau suka.”
Ibu Hae Young melihat Do Kyung saat makan, mengamati makanan apa yang diambilnya. Akhirnya pagi harinya membuatkan makanan yang dimakan oleh Do Kyung saat sarapan bersama, bulgogi, sayur bayam, telur gulung, tak lupa kimchi. sengaja memasakan semua makanan dan menaruh dalam kotak untuk calon menantunya.
“ Aku kira orang menikah bukan karena mereka saling cinta tapi karena mereka saling setia.
Pernikahan dapat hancur karena satu hal kecil.
Jadi, aku harap kalian bisa bahagia selamanya.”
Do Kyung berkaca-kaca membaca surat dari ibu mertuanya, sementara dirumah Tuan Oh masih asik dengan menuliskan resep kesehatan. Sementara istrinya sudah tertidur lelap setelah memasak.
Keluarga Oh dan Park akhirnya bertemu untuk makan siang, Nyonya Heo bertanya apakah Nyonya Hwang tahu kalau putrinya saat ini tinggal bersama Do Kyung. Nyonya Hwang menjawab kalau ia sendiri yang mengantarkan kesana.
“Mengejutkan, apa cara berpikirmu seperti orang Amerika ? Padahal penampilanmu tidak begitu.” Kaa Nyonya Heo menyindir
“Mereka berdua, saling mencintai. Bisa mencintai sepenuh hati seumur hidup bukan waktu yang panjang. Dan, ada berapa banyak orang yang bisa jatuh cinta sepenuh hati seperti itu? Aku tidak ingin mereka cemas dengan omongan orangdan ingin mereka bahagia sepenuhnya.
Makanya aku membawanya kesana.” Jelas Nyonya Hwang
“Tapi, bukankah hal itu tidak lumrah ? Terutama setelah orang-orang tahu bagaimana mereka bertemu. Mereka harus menempuh jalur yang baik dan berhati-hati sebelum menikah. Tetap saja orang akan tahu dan menggosipkan mereka.” Keluh Nyonya Heo tak setuju,
“Aku yang meminta dia pindah kerumahku. “ kata Do Kyung membela
“Tapi, sebagai perempuan harusnya dia tidak begitu. Aku tidak nyaman soal ini. Aku tidak pernah berpikir, anakku akan tinggal bersama pacarnya sebelum menikah. Ada tata krama yang harus diikuti sebelum menikah.” Ucap Nyonya Heo terkesan tahu tata krama.
Do Kyung akhirnya memberitahu kalau kakaknya itu sedang hamil. Nyonya Heo merasa kalau anaknya itu sembarang bicara karena tahu Soo Kyung itu belum menikah, jad mana mungkin hamil. Do Kyung mengatakan kalau yang dikatakan serius. Nyonya Heo melonggo dan terlihat sangat shock ternyata anak perempuanya sudah hamil sebelum menikah. Nyonya Hwang dengan tatapan datar langsung mengucapkan selamat.
Nyonya Heo dan Do Kyung membungkukan badan lebih dulu, Nyonya Hwang pun pamit lebih dulu. Nyonya Heo tak banyak komentar seperti malu membiarkan keduanya pergi. Nyonya Hwang berjalan bersama anaknya berkomentar melihat ibu mertua anaknya itu sepertinya keras tapi bukan masalah yang besar.
“Dia ternyata sangat enteng. Wanita begitu tidak akan membuatmu kesulitan. Jadi jangan khawatir. “ kata Nyonya Hwang lalu mennyuruh anaknya pergi. Hae Young berjanji akan menelp ibunya nanti. Nyonya Hwang berjalan pergi, Hae Young melihat punggung ibunya yang berjalan pergi meninggalkanya.
Nyonya Heo mengeluh pada anaknya karena bicara seperti itu pada saat pertemuan keluarga. Do Kyung meminta maaf pada ibunya sambil memandang ke arah Hae young, Nyonya Heo bertanya apakah yang dikatakan anaknya itu benar kalau Soo Kyung, sungguh sedang hamil. Do Kyung membenarkan. Nyonya Heo bertanya siapa lelakinya. Do Kyung menyebut nama Jin Sang.
“Dia dapat lotre. Soo Kyung !” ucap Nyonya Heo tersenyum bangga pada anak pertamanya.
Soo Kyung keluar dari kamar mandi dan terlihat kebinggungan, Park Hoon menahan sakit perut melihat kakaknya ada dikamar mandi lalu bertanya apa apa. Soo Kyung hanya diam saja, Park Hoon bertanya apakah toiletnya mampet dan bertanya apakah nomor dua. Soo Kyung tetap diam, Park Hoon berteriak menyuruh kakaknya untuk segera membereskanya. Soo Kyung mengatakan kalau tak bisa.
Park Hoon berteriak marah kalau ia juga tak mungkin bisa melakukanya dan menyuruh untuk memanggil seseorang. Soo Kyung memukul adiknya kalau tak boleh menelp. Park Hoon bertanya apakah akan dibiarkan saja, Soo Kyung menghalangi pintu menyuruh pindah saja dan tak ada yang boleh masuk.
Jin Sang sedang membereskan filenya, sambil menelp menyuruh Park Hoon yang membereskan saja. Park Hoon mengumpat kalau sangat jijik melihat kotoran orang lain karena punyanya sendiri saja tak akan membereskanya. Jin Sang mengumpat kesal.
Beberapa saat kemudian Jin Sang pulang dengan penyedot wc terlihat pasrah harus melakukanya. Soo Kyung masih ada didepan toilet untuk melarang semua orang masuk ke dalam. Jin Sang menghela nafas menyakinkan kalau tak masalah untuknya dan akan bereskan yang mampet.
Soo Kyung membelakangi dengan menghalanginya masuk, Jin Sang bertaya apakah Soo Kyung mau pindah nanti. Soo Kyung memukul pintu dengan wajah kesal, akhirnya menutup wajah malu dan pergi masuk kamar. Jin Sang masuk kamar mandi lalu melihat toilet yang masih ditutup lalu memukul bagian punduknya menyakinkan kalau pasti bisa melakukanya.
Ia mula-mula menarik lengan bajunya sambil menyakinkan kalau harus bisa. Saat membuka tutup toilet mulai mencium bau tak sedap lalu berteriak, dengan menahan nafas sampai wajah memerah mencoba menyendot agar tak mampet sampai akhirnya air pun bisa menflush kembali toiletnya. Park Hoon mendengar suara flush langsung melotot bahagia.
Jin Sang terlihat lemas, Park Hoon masuk ke dalam toilet langsung menjerit sambil menutup hidungnya karena baunya masih tercium bertanya apakah sudah membereskanya. Jin Sang mengangguk. Jin Sang meminta agar mengepel bagian kloset dan menyemprot pewangi ruangan lalu kembali menutup pintu. Jin Sang tiba-tiba tersenyum bahagia setelah membereskan toilet yang mampet.
Soo Kyung sedang berbaring di tempat tidur, terdengar ketukan pintu buru-buru ia menutup matanya dan berpura-pura tidur. Jin Sang membuka pintu mengatakan tak masalah dan sudah beres semua. Soo Kyung membuka matannya,
“Aku melakukan pekerjaan bagus disana. Harusnya kau lihat.” Cerita Jin Sang bangga dengan memperagakan cara membersihkanya. Soo Kyung terlihat masih malu.
“Hei.. tak apa-apa. Kita sudah punya bayi bersama. Kenapa malu soal toilet ?” ucap Jin Sang, Soo Kyung langsung menarik selimut menutupi semua tubuhnya. Jin Sang akhirnya memilih untuk menutup pintu dan pergi.
Do Kyung masuk ke sebuah restoran yang sudah dibooking, Sutradara memperkenalkan pada koleganya kalau Do Kyung sebagai pengarah suara lalu mengajaknya duduk. Do Kyung duduk disisi dekat pintu. Sutradara mulai membahas
Film mereka dialognya sedikit Makanya suara sangat penting karena Itu bisa membuat penonton terbawa suasana dan Do Kyung yang bertanggung jawab soal itu.
Pesan dari Hae Young masuk “Aku ingin makan samgyeopsal (samcan babi) Malam ini kita makan samgyeopsal, oke ?” lalu pesan kembali masuk “Oh iya. Hari ini kau punya janji ya ? Kalau begitu, samgyeopsalnya lain kali saja. Aku tidak mau makan sendiri. Makan yang banyak sebelum pulang.”
Do Kyung hanya membacanya lalu menaruh kembali ponselnya diatas meja, seseorang masuk ruangan. Sutradara langsung menyapanya seperti orang penting dan memperkenalkan Do Kyung. Makan mulai disediakan diatas meja, semua orang makan sambil berbincang tapi Do Kyung hanya diam seperti patung.
Akhirnya ia membawa ponsel dan jaketnya lalu berdiri meminta izin pada sutradar untuk pamit lebih dulu. Sutradara binggung karena Do Kyung ingin pergi lebih dulu. Do Kyung membungkuk meminta maaf dan keluar dari restoran.
Hae Young menuangkan air ke dalam mangkuk nasinya dan berjejer lauk buatan ibunya diatas meja kecil. Do Kyung pulang kerumah, Hae Young pikir akan sampai malam. Do Kyung beralasan pertemuanya selesai lebih cepat dan membawakan Samgyeopsal yang sudah dibungkus. Hae Young menjerit bahagia. Do Kyung pun menganti bajunya lebih dulu.
Daging babi pun dipanggang diatas wajah anti lengket, Hae Young makan dengan bahagia karena samgyeopsal memang paling enak saat dirindukan, lalu akan melakukan yang belum pernah dilakukan. Ia membungkus daging dengan daun dan meminta Do Kyung makan dari suapanya, Do Kyung menolaknya.
Hae Young merengek memang apa susahnya memakanya dan meminta agar Do Kyung membuka mulutnya, Do Kyung melirik sinis. Hae Young memohon agar memakanya da Do Kyung
hanya perlu membuka mulutnya. Do Kyung membuka mulutnya, Hae Young pun memasukan ke dalam mulut. Keduanya kembali tersenyum bahagia.
Nyonya Heo menelp Soo Kyung membahas kalau mendengar anaknya itu hamil lalu mengucapkan selamat. Soo Kyung sudah duduk di atas tempat tidurnya. Nyonya Heo mengatakan Ini mungkin hal terbaik yang pernah dilakukan anaknya untuk diri sendiri.
“Aku tadinya, ingin bilang duluan padamu” akui Soo Kyung, Nyonya Heo terlihat menahan tangisnya.
“ Jin Sang sering main-main karena dia masih muda. Begitu dia menikah, maka dia akan tenang.
Kalau lelaki main gila saat sudah menikah, tidak ada jalan keluar. Makanya ... jangan khawatir, baik-baik padanya.” Ucap Nyonya Heo menasehati anaknya.
“Tapi, kami tidak punya hubungan romantic,
bahkan tidak pegangan tangan, tapi malah tidur bersama. Ini Kacau sekali.” Keluh Soo Kyung
“Hei.., usiamu berapa sekarang ? Sudah ketuaan untuk hal romantis. Lalu, kalau punya anak itu tidak penting lagi. Jadi Romantis apanya
maksudmu??!!” ucap Nyonya Heo
“Tetap saja ... Kami belum saling bilang cinta dan
belum bisa pegangan tangan, lalu Bagaimana ? Bagaimana ?” ucap Soo Kyung kebinggungan,
Ibunya tak mengerti apa maksud ucapan anaknya, Soo Kyung masih tak percaya Jin Sang mau mmbereskan kotoranya yang ada dalam toilet padahal mereka belum mengatakan saling cinta, lalu langsung menangis sambil menutup telpnya.
Park Hoon mengembalikan kotak makan pada Hae Young didepan pintu sementara Do Kyung sibuk membereskan meja setelah makan daging babi panggang. Park Hoon mengaku sangat senang karena memiliki kakak ipar, karean jadi bisa dapat makanan enak.
“Ibumu pandai sekali memasak.” Puji Park Hoon lalu pamit pergi, namun matanya melirik pada kakakanya yang sedang sibuk membereskan meja.
“Apa hari ini lancar ? Apa benar, Katanya kau pulang duluan saat pertemuan ? Kau diundang oleh sutradara terkenal. Itu artinya dia suka padamu. Cepat Hubungi dia. Sutradara Yang sepertinya agak marah padamu.” Ucap Park Hoon
Do Kyung dengan tanganya menyuruh adiknya segera pergi. Hae Young yang mendengarnya sedikit terkejut, Park Hoon pun mengucapkan selamat beristirahat, Hae Young mengangguk.
Hae Young menatap Do Kyung yang membereskan kompor ke dalam kotaknya, lalu duduk disofa bertanya kenapa Do Kyung pulang lebih dulu padahal seharusnya bisa tetap ada disana. Do Kyung beralasan kalau Hae Young inginmakan samgyeopsal. Hae Young menatap haru Do Kyung dari belakang yang sedang mengelap meja. Do Kyung bertanya apakah mau mendowload film untuk ditonton. Hae Young setuju.
Penyanyi Lee menyanyikan lagi didepan fans dan terlihat tak ada masalah. Setelah itu bertemu kembali dengan prof dengan tatapan sedih. Prof melihat konsernya itu sudah lancar lalu ada masalah apa lagi.
“Apa Kau datang lagi memeriksaku ? Apa Kau melakukan ini demi aku atau demi dia ?” ucap penyanyi Lee dingin. Prof menjawab Dua-duanya.
Hae Young dan Do Kyung berbaring di sofa sambil menonton drama, Do Kyung memegang tangan pacarnya saat menonton drama. Hae Young menatap sepasang pria dan wanita yang sedang berbicara didepan gedung, pikiran melayang saat bertemu dengan Tae Jin.
Flash Back
“Jika aku bertemu dengan seorang wanita dimasa depan, Aku harus cerita sejujur apa ?” ucap Tae Jin
“Hanya ada satu kata yang tidak boleh kau katakan ke perempuan.” Kata Hae Young
Tae Jin mengerti lalu meminta maaf tapi menurutnya Seperti ia sudah ditakdirkan untuk berkata itu pada Hae Young karena akhirnya mantan pacarnya itu bertemu dengan lelaki baik lalu berharap agar Hae Young bahagia. Hae Young terdiam, Tae Jin mengatakan kalau ia sungguh-sungguh dan tulus. Hae Young menatap mata Tae Jin yang tersenyum, tak lagi ada dendam. Tae Jin pun meninggalkan Hae Young seperti sudah ikhlas menerima semuanya.
“Tae Jin, kau sungguh lelaki yang baik.” Ucap Hae Young ingin memberikan pujian pada mantan pacarnya. Tae Jin pun tersenyum mengucapkan terimakasih lalu kembali berjalan dengan senyuman. Hae Young pun berjalan ke arah yang berlawanan.
Hae Young merasakan tangan Do Kyung yang mengelus tanganya, ia langsung menarik dan mendekapnya seperti tak ingin kehilangan pria terbaik yang dimilikinya sekarang.
Anna menjerit tak percaya Jin Sang membereskan kloset yang mampet, Soo Kyung yang sedang memotong buah terlihat tertunduk malu. Jin Sang sedang di meja makan melotot memperingatakan Anna untuk tak berisik. Soo Kyung terlihat benar-benar malu menyembunyikan wajahnya.
“Kalau lelaki membereskan kloset mampet, maka kalian akan bersama seumur hidup. Tapi kenapa kau bisa membereskan kloset mampet, padahal belum bilang cinta ? Tapi Itu, sama saja dengan langkah penakluk pasangan.” Komentar Anna, Jin Sang seolah tak peduli dengan memakan salad
“Pasangan ini melangkah secara terbalik. Punya bayi dulu baru pacaran.” Kata Jin Sang, Anna menjerit kaget dan Soo Kyung semakin terlihat gugup.
“Saat ini, apa kalian melangkah secara terbalik?
Wah, keren sekali.” Komentar Anna, Soo Kyung yang mendengarnya bisa tersenyum, Park Hoon mengejek itu keren darimananya.
“Itu Keren. Biasanya, pasangan berkata "aku cinta padamu" baru bisa bicara informal. Lau
Kentut baru kloset mampet. Yang terakhir, membuat bayi. Tapi ini kebalikan. Buat bayi dulu, kloset mampet, lalu kentut. Ini, artinya kalian sudah melihat satu sama lain. Yang terakhir baru kata cinta” Ucap Anna mengebu-gebu mengatakan.
“Wah ! Kalau ada kata cinta sekarang, pasti sempurna sekali. Ini semua Terbalik ! Keren sekali.” Komentar Anna iri sambil merangkul Park Hoon
Soo Kyung tak bisa menutupi rasa bahagia dengan tersenyum bahagia, Park Hoon terlihat gugup membalas perkataan pacarnya. Anna mengatakan Saat cinta tercipta diakhir langkah maka itu cinta sungguhan lalu menjerit kalau sangat iri sekali. Jin Sang yang ikut mendengarnya mengangguk setuju dan terlihat bangga. Soo Kyung akhirnya membawakan potongan buah ke atas meja mengajak semua makan.
Jin Sang mengoleskan rotinya dengan mentega sambil melirik, Anna melihat dua pasangan yang sangat canggung. Jin sang menusukan buah dan memberikan pada Soo Kyung, dengan mulutnya Soo Kyung langsung memasukan semua buahnya tanpa mengigitnya.
Anna dan Park Hoon menulungkan badan diatas tempat tidur sambil high five dengan kepalan jari. Park Hoon memuji Jin Sang itu sangat keren dan membuat kakaknya mudah ditebak. Anna dengan bangga mengatakan kalau aktingnya tadi sangat bagus sekali, yaitu pura-pura kaget mengetahui kalau Soo Kyung itu punya bayi. Keduanye tertawa bersama.
Diam-diam Jin Sang masuk kamar adik iparnya, lalu memberikan bayaran 50ribu won untuk masing-masing. Park Hoon menegaskan ia yang menciptakan "Langkah cinta terbalik" dan itu pasti sangat bagus. Jin Sang memujinya, kalau itu Mantab sekali lalu membahas kalau tadi aktingnya itu sangat bagus.
Ia mengulangi kalimat "Jangan berisik!" padahal itu disengaja, Park Hoo mengangkat jempl kalau itu alami sekali. Jin Sang pun keluar dari kamar dengan wajah bahagia. Anna tiba-tiba berpikir
Sepertinya menjalani langkah cinta terbalik memang keren. Park Hoon panik dan ingin menghindar.
Anna langsung merangkulnya ingin menciumnya, Park Hoon memohon agar tak memiliki bayi dan pasti pacarnya itu sedang bercanda. Anna mengatakan kalau ia tak bercanda.
Hae Young dan si cantik Hae Young minum bersama, terlihat keduanya sangat bahagia. Hae Young mengaku mereka tidak akan bisa minum bersama kecuali dirinya itu luar biasa senang sekarang. Ia merasa tidak ingin minum dengan temanya itu jika pura-pura bahagia Tapi, sekarang
perasanya sedang senang.
“Kau pasti membenci aku kan?” ucap Hae Young, Si cantik Hae Young mengakuinya.
“Hei, aku juga benci sekali padamu waktu SMA dan Belum lama juga masih.” Akui Hae Young
“Tapi, pemenangnya tetap dirimu.” Goda Si cantik Hae Young
“ Aah, jangan putuskan siapa pemenangnya kalau soal laki-laki. Ini Memalukan. “kata Hae Young
Si cantik Hae Young mengatakan tidak akan datang ke pernikahan keduanya karena menurutnya sebaiknya seperti itu. Ia juga akan cari pekerjaan baru dengan Perusahaan yang lebih baik. Hae Young menatap tak percaya dengan keputusan temanya. Si cantik Hae Young pikir mereka bisa bertemu kalau ada acara Reuni, dan Semoga mereka berdua bisa bahagia untuk waktu yang lama. Hae Young pun mengucapkan terimakasih.
Si cantik Hae Young berjalan pulang lebih dulu, Hae Young berteriak pada temanya kalau harus bahagia juga. Si cantik Hae Young hanya melambaikan tangan wajah berkaca-kaca. Ponselnya lalu berdering, ibunya menelp. Hae Young berjalan ke arah yang berlawanan, ponselnya pun ikut berbunyi.
Do Kyung bertanya keberadaanya dan ingin menjemputnya, Hae Young menolaknya karena
Malam ini harus pulang sendiri dan akan Ketemu dirumah.
Jin Sang kali ini sudah terbiasa dengan kebiasan Soo Kyung yang berbaring diatas punggungnya lalu mengangkatnya naik turun seperti mengangkat beban. Keduanya pun menari bersama sama seperti saat mereka masih berhubungan adik dan kakak.
Jin Sang juga melakukan putaran pada Soo Kyung seperti dansa lalu membuatnya dengan posisi miring. Soo Kyung sudah siap menerima ciuman tapi Jin Sang tiba-tiba terjatuh karena merasakan lututnya kram. Soo Kyung pun menghiburnya dengan menari-nari dan mengoyangkan pinggulnya dengan berkata
“Rooftop party. Rooftop party.” Seperti yang biasa di lakukan Jin sang. Jin Sang mengejek kalau seperti itu cara menarinya, lalu mengajarkan pada Soo Kyung cara menarinya.
“Bayi seperti apa yang lahir ... aku sungguh ingin tahu.” Gumam Jin Sang
Do Kyung berada disebuah cafe, seorang wanita menjelaskan posisi video yang akan muncul, wanita dan laki-laki. Lalu Do Kyung Cukup beri sinyal dengan mengangkat cangkir untuk memasang video. Do Kyung mengerti, lalu merasakan ponselnya bergetar dan akhirnya keluar dari cafe.
Hae Young menelpnya, Do Kyung bertanya keberadaanya. Hae Young sedang berjalan mengatakan sebentar lagi sampai sekitar 10 menit. Lalu mengaku gugup sekali padahal sudah tahu apa yang akan dilakukan Do Kyung padanya.
“Kau cukup memberiku cincin saja. Jangan berlebihan. Aku tahu dirimu, jadi jangan dipaksakan.” Ucap Hae Young, Do Kyung hanya tersenyum lalu menaruh ponselnya kembali ke dalam celananya.
“Seolah aku memutuskan untuk menderita. Aku hidup dengan cara tertutup. Tapi, wanita ini terbang menuju hatiku. Saat dia hinggap, aku sedang cacat emosi. Aku menjalani hidupku, tanpa bisa membedakan yang mana senang atau tidak senang. Aku cacat emosi.” Gumam Do Kyung sambil melihat cafe yang sudah di desain sebaik mungkin dan juga sekotak cincin yang sudah dipersiapkanya.
“Aku sangat keras kepala, sehingga aku menderita cacat emosi. Itu sebabnya, aku melihat saat-saat menjelang kematianku lebih awal. Saat sedang sekarat , apa yang paling kusesali. Meskipun sudah sangat terluka Dia terus mencinta, dan mencintai lagi, tanpa takut berlari kearahku.”
Do Kyung mondar mandir menunggu di depan cafe, Hae Young sedang berjalan tersenyum bahagia sambil mendengarkan musik. Sebuah kejar-kejaran terjadi antara sebuah mobil dengan mobil polisi dibelakangnya.
“Seolah hatinya begitu lunak, sehingga seperti baru kembali. Saat aku melihatnya berlari kearahku tanpa takut. Anehnya, aku merasa lega
dan ingin Ia di sisiku. Aku berharap energinya,
dapat datang kepadaku juga.Sekarang, saatnya aku mengisinya dengan cintaku.”
Mobil memasuki sebuah terowongan dan polisi masih mengejarnya, Do Kyung terus melihat ke arah jalan menunggu pacarnya. Hae Young memegang dadanya terlihat sangat bahagia. Do Kyung tiba-tiba merasa heran melihat ada bunga sakura yang berguguran, lalu melihat diatas ada syuting dengan suasana bunga sakura yang berterbangan dengan pria dan wanita yang saling berpelukan.
Tiba-tiba Do Kyung seperti mengingat pengelihatanya saat merasa silau dengan lampu, lalu bunga sakura yang bertaburan. Matanya melirik ke arah layar besar [Breaking News-
Penyanyi Lee Byung Joon ditemukan meninggal] Mata Do Kyung berkaca-kaca merasa hari kematian akan datang seperti yang ada dalam pengelihatanya.
Sebuah mobil melaju dengan kencang dan langsung menabraknya, tubuh Do Kyung melayang lalu terbanting ke tanah. Mobil yang menabraknya terlihat menubruk tumpak pasir, terlihat Chan Soo yang menyetir dengan luka berdarah dibagian kepala. Hae Young masih berjalan dengan wajah bahagia.
“Aku lengah ... Pada akhirnya ... aku terbaring begini. Bedanya ... Langitnya biru, bukan langit malam. Lalu, aku mengingat wajah bahagianya ...
bukan wajah sedihnya ...”
Do Kyung masih sedikit sadar menatap langit dan tanganya bergerak berharap Hae Young cepat datang dan mengenggam tanganya. Hae Young belum tahu apapun masih menjerit bahagia membayangkan yang terjadi nanti.
Flash Back
Do Kyung sedang mengisi suara pada adegan seorang pria yang merangkak dengan luka dibagian perut dan wanitanya juga berusaha untuk mendekatinya.
“Sebelum mati, mereka berusaha saling meraih tangan. Aku tidak pernah mengerti adegan seperti ini di film. Tapi sekarang, .... aku mengerti. Kenapa mereka berusaha sangat keras, untuk saling menggengam tangan.”
Do Kyung masih terbaring di aspal dengan bunga sakura yang berguguran
“Aku mungkin sebentar lagi pergi. Rasa takut karena tidak tahu akan pergi kemana. Rasa takut karena menjadi sendirian seutuhnya. Rasa takut saat itu ... Aku sangat ingin memegang tangan seseorang. Tangan yang dapat memastikan kalau aku tidak sendiri.”
Hae Young akhirnya sudah mendekati restoran dan melihat ambulance yang lewat disampingnya, melihat layar lebar berita penyanyi Lee yang meninggal lalu akhirnya berlari dengan cepat.
“Jika dia menggegam tanganku maka rasa takut itu akan pergi. Kekuatan genggaman tangan
yang dapat membuang rasa takut. Apa mungkin... itu kekuatanmu.”
Hae Young berlari dengan bergumam dalam hati menyakinkan kalau semua akan baik-baik saja daan akan segera datang meminta agar menunggunya. Do Kyung menutup matanya dan masih tergeletak, Hae Young datang memegang tanganya. Do Kyung terlihat mengeluarkan air matanya lalu mengaku sekarang merasa sangat lega. Polisi dan ambulance pun datang melihat Do Kyung sebagai korban kecelakaan.
Hae Young berada di depan ruang operasi dengan tatapan marah dan menahan tangisnya, semua menunggu dengan wajah tegang, ayah ibu hae Young, Ibu Do kyung, Soo Kyung, Jin Sang, Hee Ran termasuk anak buah dari Do Kyung.
Ibu Hae Young berdiri melihat tanggal di meja receptionist lalu melihat dibulan september dan menunggu tanggal 3, lalu mengatakan akan mengatur semuanya pada tanggal 3 september. Semua orang terlihat binggung, Ibu Hae Young pikir Kalau menikah sebelum Chuseok (Thanksgiving)banyak yang tidak suka. Tapi
sesudah Chuseok, mungkin sudah terlambat jadi
September tanggal 3 saja.
“Kalau tanggal 3 September masih panas. Jadi
Oktober saja.” Kata Nyonya Heo
“Ah maaf, kami akan menikah bulan Oktober.
Saat itu perutnya akan terlihat. “ kata Jin Sang, Soo Kyung juga harus lihat bajunya muat atau tidak.
“Kalau begitu, September tanggal 3. Hadiah pernikahan buatku yang biasa saja.” Kata Nyonya Heo
Nyonya Hwang melirik sinis, mengenai Hadiah pernikahan lalu bertanya apa yang ingin diberikannya. Nyonya Heo mengatakan hanya ingin Tas kulit buaya dan mantel bulu cerpelai. Nyonya Hwang ingin menyerangnya, suaminya dan yang lainya berusaha menahan. Ia marah besar bertanya Apa dosanya buaya dan cerpelai dan Kenapa mereka harus membunuh keduanya. Nyonya Heo binggung melihat calon besanya itu marah.
“Mana mungkin tidak marah ?! Tolong sadarkan dirimu ! Hadiah pernikahan apanya menurutmu?!” teriak Nyonya Heo
“Jadi, tidak ada hadiah pernikahan ?” kata Nyonya Hwang berdiri kesal
“Enak saja kau minta hadiah pernikahan Hae Young-ku adalah hadiah pernikahan buatmu !
Anak berhargaku menikahi anakmu, kau butuh hadiah macam apalagi ?!” teriak Nyonya Hwang
Sang Suk menyela kalau mereka akan menyanyikan lagu pernikahan. Park Hoon berteriak tak terima, Ibu Hae Young adu mulut dengan Ibu Do Kyung sementara Park Hoon dengan anak buah kakakanya, Hae Young hanya diam melihat kegaduhan yang ada dibelakangnya.
“Haruskah aku menyebut hari itu, gila atau lucu ?
Semua orang sepertinya sedang tidak waras. Tapi, aku merasa saat itu sangat menenangkan dan menghibur. Kami melakukan hal yang melebihi doa agar dia bisa selamat. Kami berasumsi dia pasti akan hidup. Ibuku dengan muka batu,
membahas soal masa depan. Lalu, yang lain langsung tahu apa tujuannya dan memainkan peran mereka. Aku jadi ikut terbawa dalam energi ini. Aku akan memakai gaun pengantin yang indah.”
Hae Young menatap semuanya yang beradu mulut dengan tangis bahagia, lalu dilayar TV berita [Lee Byung Joon, telah sadar]
Do Kyung menyematkan cincin di jari manis Hae Young, keduanya terlihat serasi dengan baju pengantin. Hae Young juga memasangkan cincin pada jari Do Kyung. Tepuk tangan semua tamu membuat meriah pesta pernikahan. Ibu Hae Young dan suaminya tersenyum, Nyonya Heo duduk sendirian terlihat sedih tak bisa menerima hadiah pernikahan.
Sang Suk dan Ki Tae jadi MC memberikan aba-aba agar mereka boleh berciuman, semua pun ikut berteriak. Keduanya pun mulai berciuman, Ayah dan ibu Hae Young tertunduk malu melihatnya. Do Kyung dan Hae Young pun kembali berjalan dengan taburan bunga mawar keduanya terlihat bahagia.
“Setelah nyaris saja meninggal ...kau memulai hidup dengan cara berbeda. Karena kau tahu, apa yang paling penting dalam hidup. Hati.... Hati yang bahagia, adalah yang terpenting. Saat ini, aku merasa sangat bahagia melebihi apapun. Aku sangat berterima kasih pada semua orang. “
“Bersamanya, kami menangis dan tertawa. Saat pahit dan manis, kami jatuh dan bangkit lagi. Aku mungkin akan mengingat semua ini menjelang kematianku. Aku akan berkata begini ...
"Semuanya ... Sempurna"
Foto dengan semua tamu pun dimulai, semua terlihat sangat bahagia.
[Tolong Tetap Hidup- Aku Bersyukur Kau Masih Hidup, Sayang]The End
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Miss Oh [Completed]
FantasyOh Hae-Young dibuang oleh Han Tae-Jin pada hari sebelum pernikahan mereka. Dia tidak bisa mengatakan yang sebenarnya tentang apa yang terjadi dan berbohong kepada orang lain tentang apa yang terjadi. Dia bekerja sebagai asisten manajer divisi restor...