Episode 8

49 6 0
                                    

Do Kyung dan Hae Young akhirnya duduk didalam cafe. Hae Young pikir telah bertindak dengan baik dengan cukup membodohi diri berpikir bahwa dirinya tidak menyedihkan, tapi ia merasa tak bisa menipu Do Kyung.
“Aku telah meneguhkan prinsip ini untuk seluruh hidupku. Jadi aku tidak berpikir bisa berhenti melakukan hal itu. Kau bisa Lihat lagi ‘kan? Aku tersenyum lagi” ucap Hae Young
“Apa yang ku maksud adalah Aku akan menikah kamu tidak peduli apapun itu.” Kata Do Kyung, Hae Young mengartikan itu karena merasa kasihan padanya.
“Kasihan adalah emosi Aku merasakannya terhadap orang yang ku suka. Aku kasihan kakak dan adikku juga, Karena aku menyukai mereka.” Jelas Do Kyung
“Aku tidak suka menjadi dikasihani. Terutama dari orang yang kucinta.” Kata Hae Young
“Baiklah, memang itu lebih baik, kau meninggalkanku.” Ucap Do Kyung, Hae Young menghela nafas mendengarnya.
Ia menegaskan kalau mengatakan hal itu bukan untuk menyalahkan Do Kyung, atau harus kembali ke hubungan mereka yang dulu, menurutnya dengan Mengingat orang yang dicintai telah mati
sebagai memori yang tak terpikirkan dan mengerikan tapi ternyata tidak bisa melakukan itu.
“Aku berharap kita bisa saja menjadi asing dengan satu sama lain. Sehingga kita berdua tidak marah setiap kali kita berpikir tentang satu sama lain.” Kata Hae Young
“Kita adalah orang-orang asing satu sama lain.” Tegas Do Kyung
“Jika kita bertemu di jalan-jalan, bisakah kau acuh tak acuh denganku dan berjalan pergi? Kau pasti
tidak bisa. Rupanya orang bisak mengingatkan
emosi mereka terakhir. Mari kita membuat saat-saat terakhir kita lagi.” Kata Hae Young
Do Kyung mengangkat wajahnya, Hae Young mengajak Do Kyung untuk bermain tenis meja bersama-sama dengan hanya bermain 10 kali saja. Do Kyung meminta agar tak mencoba untuk memulai sesuatu. Hae Young menegaskan kalau ia tak berpikir seperti itu karena mengingat saat mereka bermain 10 kali tenis meja, setelah itu minum bir bersama dan melakukan semau mereka. Do Kyung hanya diam saja.
Hae Young menegaskan dirinya itu tidak akan bergantung padanya, karena Ada beberapa
pasangan yang seperti dirinya dan ingin lepas dari perasaan seseorang seperti berkencan lalu berpisah Tapi ia ingin mengatasi perasaan untuk Do Kyung sebelum pindah kelain hati. Do Kyung menatapnya dalam-dalam.
Keduanya berdiri didepan cafe di pinggir danau, Hae Young merasa aroma tubuh Do Kyung hanya dengan berdiri didepanya, lalu tersenyum merasa dirinya itu sangat emosional. Do Kyung menatap Hae Young dengan mata berkaca-kaca
“Aku senang kita bertemu lagi, Kita harusnya melakukan ini lebih cepat. Ini sangat menyenangkan” ungkap Hae Young lalu pamit pergi. Do Kyung mengangguk lalu menatap Hae Young yang pergi lebih dulu dan berjalan ke arah yang berlawanan.
Flash Back
Hae Young dan Do Kyung main tenis meja bersama dan nampak sangat serius, sampai akhirnya Hae Young memberikan pukulan kerasnya, Do kyung tak bisa membalasnya. Hae Young pun memutar-mutar meja dengan wajah bahagia karena bisa kembali menang dengan mudah. Do Kyung mengeluh dengan nafas terengah-engah meminta agar diberi kesempatan untuk menang satu kali saja.
“Kira-kiraa Apa yang harus aku inginkan untuk hari ini???....  Mari kita pergi ke pantai.” Ucap Hae Young membungkan badan disamping Do Kyung, lalu mengajaknya untuk cepat ganti baju dan segera pergi. Do Kyung hanya bisa tersenyum mendengarnya, setuju untuk pergi. Hae Young pun merangkul tangan Do Kyung untuk pergi bersama.
Di hari berikutnya, Do Kyung kembal dikalahan oleh Hae Young dengan mudah. Hae Young duduk diatas meja pingpong, mengutarakan keinginan yaitu ingin mendengar Do Kyung menyanyi untuknya. Do Kyung memohon untuk memberikan kesempatan yang terakhir. Hae Young merengek agar Do Kyung menyanyikan untuknya sekali saja. Tapi Do Kyung tetap meminta untuk di berikan kesempatan yang terakhir. Hae Young setuju kesempatan Hanya satu kali permainan.
Do Kyung berlatih dengan pelatih profesional bisa mengembalikan bola dari arah dan pukulan manapun. Ketika bertemu pacarnya kembali, Hae Young nampak kewalahan dengan pemainan Do Kyung, akhirnya untuk pertama kalinya kalah dari Do Kyung. Dengan wajah bahagia Do Kyung berbaring di lantai dengan senyuman bahagia.
Hae Young pun berbaring disampingnya memuji Do Kyung yang begitu mengesankan karena bisa menang, lalu minta untuk memberitahu keinginannya. Dengan nada terengah-engah Do Kyung mengatakan “Mari kita... menikah.” Hae Young melotot kaget merasa tak percaya, tapi Do Kyung menyakinkan kalau yang dikatakan itu serius.
Do Kyung berjalan didepan air mancur, dengan mengingat saatnya paling bahagia ketika mengajak Hae Young menikah, lalu ponselnya pun bergetar. Jin Sang menelpnya merasa tak percaya  kalau Han Tae Jin itu benar-benar keluar dari penjara.
“Tapi bagaimana kamu tahu ? Apakah dia meneleponmu atau sesuatu yang dilakukanya?
Kalau tidak bagaimana kau bisa tahu?” ucap Jin Sang heran, Do Kyung hanya diam saja lalu menutup telpnya.
Tiba-tiba matanya kembali melihat sosok Hae Young menyebrangi jalan tanpa menghiraukan mobil yang lalu lalang dan menyalakan klakson, seperti sudah siap ditabrak oleh ditengah jalan. Ia pun menelp kakaknya.
Sementara Soo Kyung sedang rapat memilih untuk menelungkupkan ponselnya ketika adiknya menelp. Si cantik Hae Young sedang memprestasikan menu baru yaitu “Roti salad.”
“Karena hidangan Korea umumnya pedas dan asin, jadi kita kekurangan kesegaran dan manis.
Beberapa mungkin berpikir, "Mengapa melayani
roti di Restoran Korea?" Tapi salad roti dan castellan akan baik diingat oleh generasi yang lebih tua juga. Salad roti dipenuhi buah segar. Lalu Tidak bisakah menjadi Hidangan khas di Meja musim semi?” kata Hae Young, Direktur Choi berkomentar menu itu Sangat baik dan semua memberikan tepuk tangan.
Soo Kyung menyuruh anak buahnya unuk memulai presentasi, Hae Young pun berdiri didepan dengan awalnya memberitahu Sup yang paling dicintai Korea, yaitu Sup daging sapi dan rumput laut dan Sup daging sapi dan lobak.
“Tapi tidak ada restoran apapun yang mengkhususkan diri dalam ini. Sebagai sebuah restoran keluarga Korea Jika kami menyajikan hidangan yang baik seperti yang disiapkan oleh ibu kita. Bukankah Meja dengan menu khusu
musim akan membuat nilainya naik juga?” kata Hae Young, Direktur Choi berkomentar apakah ada yang ingin memakan makanan itu dan
membayarnya. Hae Young hanya diam saja.
Soo Kyung memukul tangan di dinding menyuruh Hae Young berhenti dengan dengan nasi tapi sekarang membawa menu nasi sup, menurutnya Hae Young mencoba untuk memulai perkelahian dengannya.
“Beras dan sup sangat penting dalam masakan Korea Dan lauk pauk yang lainya” kata Hae Young
“Apakah orang-orang datang kembali ke Korea
Restoran keluarga untuk makan sup dan nasi?” ucap Soo Kyung berjalan berlawanan arah.
“Pertama kita harus tetap berpegang pada dasar-dasar.” Tegas Hae Young
“Jadi...Apakah kau mengatakan kita bahkan tidak tahu dasar-dasar? Kau mungkin berpikir tidak bisa segera beradaptasi dengan rekan kerja yang trendi dan belajar di luar negeri. Maka, kau berkata kalau kau orang yang kukuh dan percaya pada satu hal saja ? Apa kau berusaha menciptakan gambaran dirimu sendiri ?” ucap Soo Kyung, Hae Young hanya bisa menghela nafas panjang.
“Ini Tidak akan berhasil. Pelajari trend yang ada.
Segera pelajari, Kecuali kau minta dipecat. “ tegas Soo Kyung sambil membunyikan suara dari seperti bunyi detak bunyi jam lalu pergi.
Soo Kyung masuk ruangan memberitahu Mulai sekarang, Tim Sung Jin keluar dari tim menu baru sambil melemparkan berkas ke dadanya. Sung Jin kaget dan mengikuti Soo Kyung ingin berbicara, Soo Kyung dengan sinis bertanya apa yang ingin dikatakanya.
“Membuka restoran keluarga Korea adalah ide Wakil Oh. Disaat yang lain membuka restoran keluarga ala Barat, hanya Wakil Oh yang menyarankan restoran Keluarga Korea makanya kita bisa sejauh ini.” jelas Sung Jin membela Hae Young
“Semua orang bisa punya ide. Tapi tim manajemen yang memutuskan. Jangan pikir karena sudah memberikan ide dan sejenisnya, maka akan dapat perlakuan khusus.” Ucap Soo Kyung sinis
“Tapi, Wakil Oh sama sekali tidak pernah menyombongkan diri kalau semua ini idenya bahkan Tidak sekalipun. Jika dia sombong dan memamerkan hal itu, dia tidak akan jadi satu-satunya yang tidak dapat promosi. Dia sangat
profesional. Setidaknya aku harus memamerkan hal ini untuk Wakil Oh. ” Ucap Sung Jin dengan nada bergetar. Soo Kyung meminum air putihnya dengan sedikit memaikanya.
“Dia perlu, berusaha untuk dirinya sendiri dan Kau pikirkan saja dirimu sendiri... mengerti ?” tegas Soo Kyung nampak tak peduli.
Hae Young berjalan keluar kantor dengan tatapan kosong, namanya di panggil. Ternyata si cantik Hae Young yang memanggilnya, sambil mengandeng tanganya bertanya apakah Hari ini tidak ada janji dan mengajaknya untuk minum bersama. Hae Young menolak mengaku sudah
punya janji. Si cantik Hae Young sedih memdengarnya lalu mengajknya Besok saja
minum bersama. Hae Young bertanya alasan si Hae Young ingin minum sama-sama.
“Aku hanya ... Ingin minum bersama.” Kata si cantik Hae Young nampak gugup, Hae Young kembali bertanya alasannya.
“Meskipun situasi kita saat ini agak aneh, ini bukan salah siapa-siapa. Di kantor juga begitu begitu juga soal Do Kyung. Kemarin sore, aku sempat bertemu dengan Do Kyung” cerita si cantik Hae Young
“Kenapa kau cerita ini padaku ?” tanya Hae Young dingin
“Aku kira kalau kau dengar ini dari Do Kyung,
maka kau akan sakit hati. Kami berencana untuk saling bertemu untuk beberapa saat. Ada yang harus diselesaikan oleh ia dan aku. Apa akan baik-baik saja untukmu?” kata Si cantik Hae Young
“Aku tak akan baik-baik ” tegas Hae Young lalu pergi meninggalkanya. Si cantik Hae Young hanya bisa menatap sedih ke arah Hae Young.
Soo Kyung mengomel adiknya karena terus menelp padahal ia sedang rapat, Do Kyung seperti bertanya apa yang sedang dipakaian Do Kyung, mata Soo Kyung melihat si cantik Hae Young berdiri didepanya.
“Kenapa kau tanya apa yang digunakan Oh Hae Young hari ini ? Apa kalian berkencan ?” ucap Soo Kyung, Do Kyung seperti memastikan pakaian yang dilihatnya sama dengan yang dipakai Hae Young.
Mata Soo Kyung berpindah pada Hae Young dan membenarkan kalau yang dipakai kemeja warna biru dan bertanya balik kenapa. Do Kyung tak menjawab hanya bisa mengatakan sudah mengerti, ketika menutup telpnya tatapannya nampak kosong.
Hae Young menjerit kesal mengingat kejadian semalam, sampai orang yang ada disebelahnya kaget dan memilih pergi. Ia mengetuk-ngetuk sepatunya untuk menenangkan diri dan menurunkan rasa amarahnya, sebuah mobil sedan putih berhenti.
Tae Jin turun dari mobil dengan setelan jas yang rapih, melihat Hae Young yang duduk sendirian di halte. Hae Young menengok, langsung melonggo melihat Tae Jin berdiri tak jauh darinya. Tae Jin berjalan mendekat, Hae Young pun berdiri seperti sudah menyadari kalau itu bukan mimpi. Keduanya kembali saling menatap dan Tae Jin sempat tersenyum lalu menyapa lebih dulu karena mereka sudah Lama tak jumpa.
Hae Young pun membalasnya dengan mengatakan Senang bertemu dengannya. Tae Jin bertanya apakah Hae Young baik-baik saja, Hae Young mengatakan kalau dirinya itu sama saja kalau ia Baik-baik saja. Keduanya tiba-tiba diam dan nampak canggung, Hae Young pun pamit pulang.
“Kapan-kapan, kita bisa makan ...” kata Hae Young lalu terdiam merasa kurang nyaman
nantinya.
“Ayo makan bersama....” ajak Tae Jin memulai lebih dulu, Hae Young mengatakan tidak perlu karena Tidak ada maksud lain mengatakan itu hanya keceplosan jadi tak perlu dipikirkan.
“Nanti kutelpon... Kita makan bersama.” Ucap Tae Jin lalu kembali ke mobil. Hae Young terpaku melihat di dalam mobil ada seorang wanita disamping Tae Jin, matanya langsung berkaca-kaca.
Hae Young menatap kosong ke depanya duduk sendirian di restoran mengingat kejadian sebelumnya.
Flash Back
Tae Jin menyarankan mereka membatalkan pernikahannya, lalu meminta maaf dengan alasan merasa tidak cukup mencintaimu. Hae Young bertanya apakah ia melakukan kesalahan. Tae Jin mengatakan Tidak, Hae Young bertanya lalu alasanya itu apa.
“Aku tidak tahan dengan cara makanmu.” Kata Tae Jin
“Gantinya, boleh aku bilang aku yang membatalkan pernikahan ? Ijinkan aku bilang ke orang kalau aku yang membatalkannya. Itu sudah cukup. Aku malu sekali. “ ucap Hae Young sambil menangis.
Hae Young mengingat kenangan menyedihkan yang terakhir kalinya membuatnya meminum soju untuk menghilangkan rasa sakitnya.
Si wanita bule yang dibawa Tae Jin sedang membereskan pakaian Tae Jin dari dalam koper. Sementara Tae Jin menatap ke luar jendela sambil menghela nafas. Seorang pria masuk berkomentar toiletnya besar juga, lalu bertanya pada si wanita nomor telp Tae in masih aktif kan,
Si wanita pun memberikan ponsel milik Tae Jin sebelum masuk penjara mengatakan sudah aktifkan kembali. Si pria memuji kerjanya bagus dan menyuruhnya untuk pergi.
“Apa kau tahu Ibumu ada disini ?” udap si pria
“Perhatikan omonganmu nanti, Bilang saja aku baru pulang liburan.” Tegas Tae Jin tak ingin ketahuan kalau masuk penjara.
“Aku mengerti, bocah. Kalau tahu kau akan keluar secepat ini, harusnya kau minta Hae Young
menunggumu saja. “ keluh Si pria merasa keputusan Tae Jin itu salah lalu mengembalikan ponsel pada Tae Jin.
Do Kyung terdiam didalam mobil, dalam pengelihatanya bisa melihat Hae Young berjalan di tengah jalan tanpa peduli dengan klakson mobil, mata Do Kyung bisa melihat tulisan “Volv” di gedung, lalu mencari di ponselnya informasi tentang gedung Volv.
Ia pun sampai di gedung yang pertama Volv, lalu melihat sekeliling menurutnya gedungnya tak sama dengan yang dilihatnya. Hae Young nampak setengah sadar berdiri ingin menyebarang jalan. Hae Young sampai digedung kedua, melihat bayangan yang sama dengan yang dilihatnya, lalu melihat sekeliling tak melihat Hae Young.
Dua orang pria pergi dari Halte dan Hae Young terlihat sedang menunggu untuk menyeberang. Tanpa ada rasa takut, Hae Young berjalan tanpa menunggu rambut untuk penjalan kaki, semua menjerit memanggilnya tapi Hae Young terus berjalan tanpa peduli Mobil yang memberikan klakson untuk minggir. Do Kyung pun akhirnya menengok melihat Hae Young yang berjalan ditengah jalan.
Hae Young terus saja berjalan, Do Kyung berteriak memanggil namanya, Hae Young tetap berjalan, Do Kyung kembali berteriak memanggilnya. Hae Young seperti tersontak ketika mobil berhenti sambil membungkuk meminta maaf lalu kembali berjalan. Do Kyung berusaha menyebrang jalan tapi nyalinya tak seberani Hae Young yang menyebarang jalan.
Beberapa kali Do Kyung kembal mundur karena mobil yang melaju cepat sampai akhirnya mengejar Hae Young yang berjalan sendirian ditaman dan menariknya, lalu bertanya mau kemana sekarang. Hae Young seperti habis terhipnotis tak tahu apapun.
Do Kyung kembali bertanya mau kemana sekarang.Hae Young melihat sekeliling dan nampak tempat yang asing untuknya, lalu mengatakan ingin makan dan bertanya dirinya akan makan apa.
Hae Young makan daging babi tanpa henti, sampai mulutnya penuh. Soo Kyung melihat cara makan Hae Young yang sangat cepat dari biasanya. Hae Young mula makan dengan mengerogoti kaki babi tanpa peduli imagenya seorang wanita, Do Kyung melihatnya terlihat Hae Young seperti wanita yang rakus. Setelah selesai, Hae Young makan bihun semangkuk penuh.
“Berhentilah makan.” Kata Do Kyung, Hae Young menyuruh Do Kyung ikut makan karena rasanya sangat enak, Do Kyung mengambil mangkuk b bihun menyuruh Hae Young untuk Berhenti
makan. Hae Young pun memilih untuk meminum segelas soju.
“Tapi ... Apa kau tahu kalau sikapmu aneh ? Kau bilang tidak suka aku. Tapi kenapa duduk disini ?
Makanya aku jadi bingung.” Ucap Hae Young
“Kau sepertinya sedang banyak beban.” Kata Do Kyung
“Banyak beban bagaimana ? Kenapa kau mengira aku banyak beban ? Apa Kau tahu ?” ucap Hae Young lalu menatap mata Do Kyung seperti mengetahuinya.
“Apa kau menaruh alat pendengar dibadanku ?
Meskipun begitu ... tidak mungkin kau tahu suara siapa itu. Apa sebenarnya ini?”kata Hae Young
“Aku kebetulan melihatnya di jalan. Apa Kau mau mati dengan menabrakkan diri ? Sadarkan dirimu.” Ucap Do Kyung
“Aku kira berjalan saat lampunya hijau. Tapi ini
Bukan masalah besar.” Kata Hae Young kembali menuangkan sojunya.
Do Kyung kembali melihat bayangan Hae Young dengan pakaian yang sama mengatakan “Aku bertemu lelaki yang nyaris kunikahi.” lalu meminum sojunya dan sekarang terjadi didepanya, Hae Young menjatuhkan gelas sojunya yang sudah habis.
“Dihari aku hanya berpakaian begini ... bahkan
aku belum keramas ... Ini benar-benar memalukan....” ucap Hae Young lalu mengacak-ngacak rambutnya dengan kesal, tapi setelah itu langsung tertawa sendiri
“Dia mengajakku makan. Bajingan yang mencampakkanku karena tidak suka dengan caraku makan, sekarang Mengajakku makan.” Cerita Hae Young sambil menopang kepalanya, Do Kyung hanya melihat Hae Young yang kembali minum soju.
Hae Young langsung ada tepat didepan toilet untuk muntah berkali-kali, dari kamar Do Kyung mendengar Hae Young yang terus muntah tanpa berhenti-henti. Hae Young sempat berhenti sejenak dengan berjongkok di depan toilet, tapi ia kembali memuntahkan isi semuanya setelah minum banyak alkohol. Do Kyung hanya diam saja mendengarnya.
Seperti Hae Young sudah mengeluarkan semua isi perutnya dengan berjalan sepoyongan kembali ke kamarnya, tapi badanya malah terjatuh lemas. Do Kyung terus mendengarkanya dari balik pintu. Hae Young berusaha sampai ke atas tempat tidurnya sambil menjerit kesal. Do Kyung pun keluar dari kamarnya.
Akhirnya Hae Young berhasil naik ke atas tempat tidur, mematikan lampu kamarnya dan berkata “selamat malam” lalu memindahkan posisi tidurnya. Do Kyung kembali ke kamarnya dan masuk ke kamar Hae Young menaruh obat anti mabuk meminta untuk minum sebelum tidur. Hae Young seperti belum tidur mendengar Do Kyung yang datang ke kamarnya membawakan obat membuatnya menangis.
Soo Kyung kembali duduk di restoran dengan sedikit mabuk, berbicara dengan bahasa prancis sendirian. Pelayan datang membawa pesanan Soo Kyung bertanya kenapa tak datang kemarin karenaLelaki itu kemarin datang.
“Lelaki yang dulu sering kemari denganmu.
Kemarin dia disini sendiri sampai larut. Katanya dia akan imigrasi dan kemari untuk terakhir kalinya dan akan pindah ke Brazil minggu depan.” Ucap si pelayan. Soo Kyung terdiam mendengar kalau saat tak datang malah pria yang ditunggunya selama ini datang. Matanya berkaca-kaca dan dadanya terasa sesak.
Soo Kyung berjalan pulang sambil menangis menjerit-jerit di depan dinding, mobil Jin Sang lewat akhirnya kembali mundur dan mengenali orang yang membuat keributan saat mabuk, sambil menutup hidungnya mendekati kakak Do Kyung.
“Sebelumnya kau tidak pernah muntah ! Berarti
Kau sudah mulai tua. Tubuhmu tidak tahan lagi, jadi Berhenti minum setiap hari. “ ucap Jin Sang berusaha menepuk punggung Soo Kyung berpikir sedang muntah
“Kemarin aku tidak minum ! Harusnya kemarin aku minum. Harusnya aku minum tiap hari.” Ucap Soo Kyung dengan bahasa prancisnya, Jin Sang binggung tak percaya ternyata Soo Kyung menangis.
“Ah, kenapa ? Apa Nuna dipukul orang ?” tanya Jin Sang khawatir
“Bajingan itu akan pergi dari negara ini… Bukan ke Jepang... Bukan ke Cina. Kenapa malah ke Brazil ?” jerit Soo Kyung berbahasa prancis. Jin Sang melepaskan kacamatanya meminta Soo Kyung Berhenti meracau dan bertanya ada apa sebenarnya.
“Dia tidak mau bertemu denganku Tapi aku rindu sekali padanya.” Kata Soo Kyung dengan bahasa prancisnya lalu berlari dan kembali seperti menelp seseorang.
“Kalau memang rindu ... temui saja, Ajak dia bertemu.” Ucap Jin Sang membalas dengan
Bahasa Perancis, Soo Kyung melonggo karena Jin Sang bisa mengerti ucapanya, lalu Jin sang mengunakan bahasa korea “Kalau kau rindu, harusnya ajak dia bertemu.” Soo Kyung bertanya ada apa sebenarnya dengan Jin Sang.
“Bahasa keduaku adalah Perancis dan Aku fasih berbahasa Perancis. Selama ini, nuna sepertinya tidak ingin dimengerti. Jadi, aku pura-pura tidak mengerti omonganmu, Aku tahu semua kisah cinta nuna..” Jelas Jin Sang bersandar di dinding. Soo Kyung mulai mengumpat marah.
“ Lelaki yang yang sempat kau pacari saat sekolah di Paris. Kopi buatan lelaki itu rasanya paling enak. Setiap kali dia tersenyum, tubuhmu serasa meleleh. Setelah kembali ke Korea, kalian sempat pacaran sebentar. Tapi masalahnya, dia sudah menikah. “ ucap Jin Sang mondar mandir menceritakan semua yang didengarnya selama ini.
Soo Kyung menjerit histeris sambil berlari kembali, Jin Sang menahan kepala Soo Kyung yang ingin membenturkan ke dinding. Soo Kyung terus menjerit, Jin Sang menyadarkan kalau ini tak perlu merasa malu kalau Soo Kyung tidak bisa memilih siapa yang dicintai. Soo Kyung mulai tenang dan berjongkok dengan bersandar di dinding.
“Nuna.... Temui saja.... Temui saja, setidaknya sebelum dia pergi.... jangan menangis.” Ucap Jin Sang berjongkok sambil mengeringkan wajah Soo Kyung yang menangis.
“Aku rindu padanya ... Jin Sang.... Ayo kita ngobrol sambil minum.” Kata So Kyung, Jin Sang menolak mengajak untuk pulang saja, Soo Kyung merengek agar mereka bisa minum sekali saja.
Anna dan Park Hoon berjalan di pinggir pantai, Park Hoon mengeluh kakaknya itu nyaris membunuhnya karena pergi ke pantai Eurwangni untuk merekam, tapi kenapa mereka harus pergi ke pantai Eurwangni lagi.
“Bagaimana mau ke pantai timur kalau kita tidak punya uang ! Semakin dia menyiksamu, kau harus lebih pandai. Jangan menyerah ! Tetap kuat !
Dengan begitu, orang lain akan lelah dan berhenti mengganggumu !” jerit Anna mengoyangkan tubuh Park Hoon Lalu Anna berlari masuk ke air dengan wajah bahagia, Park Hoon hanya melongo.
“Katanya lautnya sedang berombak besar hari ini !
Aku akan senang-senang !” teriak Anna lalu menyuruh Park Hoon mendekat bukan diam saja. Park Hoon pikir sekarang akan mengila lalu menjerit dan ikut berlari masuk air untuk bersenang-senang.
“Park Do Kyung, disini laut timur !” teriak Park Hoon melupakan rasa amarahnya.
“Park Do Kyung, disini Hawai !” teriak Anna tak mau kalah. Lalu keduanya main air bersama
Park Hoon pun memasang alat perekam disisi pantai untuk merekam dan duduk di tempat Anna yang sudah menyiapkan makanan. Anna menceritakan dulu sering datang di pantai ini, Park Hoon bertanya dengan siapa, Anna pikir tak mungkin bisa ingat semua lelaki yang pergi dengannya.
“Jadi Kau pergi dengan lelaki berbeda-beda ?” ucap Park Hoon menutupi rasa kaget.
“Tentu ! Harus berbeda. Buat apa ketempat sama dengan lelaki yang sama ?” kata Ann
“Lalu Kau ... pacaran dengan berapa lelaki ?” kata Park Hoon nampak cemburu, Anna menghitung dengan jarinya menurutnya sekitar 15.
“Usia 21 tahun sudah pacaran dengan 15 lelaki
artinya kau sudah pacaran tiap tahun sejak kau lahir ?” komentar Park Hoon tak percaya
“Itu Karena tidak ada yang bertahan lama.” Ucap Anna, Park Hoon bertanya kenapa sebentar apakah Anna diputuskan oleh pacarnya Atau
Anna yang memutuskan
“Hmm.. dua-duanya. Semua lelaki, tidak ingin melakukan yang ingin kulakukan di perayaan hari jadi ke 100.” Jelas Anna, Park Hoon bertanya apa yang di inginkanya. Anna mengatakan Selalu berbeda.
“Sesekali waktu, aku ajak keliling dunia dengan jalan kaki. Diwaktu lainnya, aku ajak ke kuil Baekdam untuk bersujud 3000x. dan Yang lainnya lagi, aku ajak buat tato sama-sama. Tapi
Katanya sakit. Jadi tidak ada yang mau. Lalu
kami putus.” Cerita Anna sambil memperagakanya.
“Lagipula kenapa kau meminta semua itu ?” tanya Park Hoon terbata-bata
“Aku ingin memastikan motto hidup mereka sesuai dengan motto hidupku atau tidak. Motto hidupku "Mencoba Segalanya! Apa saja"” jelas Hae Young membentangkan tanganya.
Park Hoon merasa khawatir apa yang akan diminta Anna saat di hari ke 100 mereka sambil meminum sojunya. Hae Young menjawab ingin tinggal bersama, Park Hoon langsung memuncratkan minumnanya dan terbatuk-batuk karena keselek . Anna mengutarkan keinginan ingin tinggal bersama Park Hoon dan kalau tak mau maka akan memutuskanya. Park Hoon pikir itu tak masuk akal.
“Kenapa tidak ?! Aku sudah 21 tahun. Lalu di dalam hidupmu, aku yang paling muda, paling seksi, dan paling lembut. Ini usia primaku !
Jangan pikirkan omongan orang. Aku ingin hidup dengan penuh gairah dan saling berdampingan !” ucap Anna mengoda dan akhirnya berteriak memegang tangan pacarnya.
“Yaa, yaa, ajak aku menikah saja.” Kata Park Hoon mengerti tujuanya.
“Aku tidak mau menikah. Itu Tidak enak. .. Masih banyak waktu sebelum perayaan 100 hari kita jadi
pikirkan baik-baik.” Ucap Anna sambil mengelus rambut pacarnya, Park Hoon tetap mengatakan kalau tak bisa .
“Kalau begitu, mau putus sekarang ?” ucap Anna mengancam sambil mencengkram baju pacaranya, Park Hoon ketakutan, Anna pun menyuruh untuk Park Hoon minum saja menuruni rasa tegangnya bahkan menyuapi ikan mentah juga.
Park Hoon dengan ponselnya mengambil foto Anna dengan gaya yang sangat cantik dan terlihat sexy, lalu mengoda bertanya apakah ia pernah jadi idol wanita, Anna berputar-putar seperti penari balet. Park Hoon terus mengambil foto dan memuji seperti putri duyung.
Beberapa saat kemudian, Park Hoon berbaring dipantai sambil mengambil gambar memuji kalau terlihat cantik, memberitahu kalau burung camar yang berterbangan di langit sangat cantik. Anna pun berada didepan camera.
“Apa kita akan mulai tinggal bersama di perayaan 100 hari kita Atau putus ?” ucap Anna, Park Hoon melonggo mendengarnya. Anna berteriak menyuruh Park Hoon berhenti foto, Park Hoon nampak binggung karena Anna itu terlihat sangat berani dibanding yang dipikirkanya.
Ibu Hae Young menerima telp dari seorang wanita yang bertanya memastikan lebih dulu apakah benar ini rumah Oh Hae Young. Ibu Hae Young membenarkan, lalu wajahnya nampak gugup dan menanyakan kabar dari wanita itu
Tuan Oh sedang menganti pot dibuat bingung dengan istrinya yang tiba-tiba keluar dan memberikan sekeranjang pakaian agar suaminya menjemurnya. Tuah Oh binggung bertanya mau kemana istrinya, Ibu Hae Young hanya keluar dari rumah begitu saja. Ternyata Ibu Hae Young bertemu dengan ibu Han Tae Jin di sebuah cafe.
“Aku cukup lama tidak bisa menghubungi Tae Jin
Katanya dia berkelana ke India dan Nepal.
Sepertinya dia punya banyak pikiran. Aku juga berpikir, alasanya mendadak pergi seperti ini. Kenapa pernikahannya bisa dibatalkan sehari sebelum hari H ?” ucap Ibu Tae Jin, ibu Hae Young meremas tanganya merasa tak enak hati.
“Tae Jin, memohon padaku agar Ia bisa pergi tanpa ditanyai macam-macam olehku. Dia juga memintaku pergi ke keluarga kami di Amerika.”
Cerita Ibu Tae Jin, Ibu Hae Young hanya bisa meminta maaf karena tak bisa mengatakan apapun.
“Menurutku, Hae Young bukan orang yang buruk.
Calon besan juga tahu, kalau kita bisa menilai orang disaat kita semakin tua. Hae Young, adalah gadis baik.” Puji ibu Tae Jin, Ibu Hae Young mengucapkan terimakasih
“Dia takut karena masih muda. Kita juga begitu.
Kita cemas apakah tak apa mengijinkan mereka menikah dan merasa khawatir. Apakah, ada kemungkinan Hae Young mengubah pikirannya ?
Apa Hae Young menyesali perbuatannya ?” kata Ibu Tae Jin seperti masih berharap anaknya bisa menikah dengan Hae Young. Ibu Hae Young terlihat binggung mendengarnya.
Dua orang tua Hae Young duduk berdampingan di meja makan, Ibu Hae Young pikir karena Hae Young yang merusak pernikahannya, sebaiknya jangan menikahi lelaki itu, karena pasti akan disalahkan seumur hidupnya jadi lebih baik tidak usah saja. Ayah Hae Young pikir lebih baik mereka tanyakan dulu pada Hae Young. Ibunya pikir tak perlu.
Hae Young sedang berbaring ditempat tidur dengan mata tertutup menerima telp dari ibunya. Ibunya menyuruh anaknya untuk pulang ke rumah, Hae Young bertanya kenapa harus datang. Ibunya menyuuh anaknya Datang saja. Hae Young kembali bertanya ada apa meminta agar mengatakan di telp saja. Ibunya berteriak menyuruh anaknya datang saja ke rumah segera. Hae Young mengeluh karena sangat sedang lelah.
Akhirnya Hae Young sudah ada di dalam rumah, Ibunya meminta agar anaknya menemui Tae Jin
dulu, menurutnya kalau Hae Young menemuinya mungkin akan berbeda, karena yang lebih dulu berinisiatif untuk meminta menemuinya jadi tak mungkin mereka bisa menolaknya.
“Kalau menurut ibu, ini ... adalah kemungkinan.
Jadi, temui saja dia sekali.” Ucap Ibu Hae Young berharap, Hae Young memanggil ibunya dan langsung menangis, Ibu Hae Young binggung anaknya tiba-tiba menangis karena ia hanya meminta untuk menemui saja.
“Sebenarnya aku ... Dicampakkan. Orang itu, berkata tidak ingin menikahi aku Makanya berakhir seperti itu. Aku malu sekali karena itu
aku minta agar aku yang mengatakan kalau membatalkan pernikahan.” Akui Hae Young sambil menangis. Ibu Hae Young nampak shock, Tuan Oh menahan rasa sedihnya dengan mengepalkan tanganya.
Ibu Hae Young menangis dikamarnya,Tuan Oh nampak menahan rasa sedihnya walaupun matanya terlihat memerah. Ibu Hae Young teringat saat satu hari sebelum pernikahan, Hae Young meminta maaf pada neneknya kalau ia
tidak jadi menikah. Ibu Hae Young langsung memukul kepala anaknya mengumpat sudah gila.
Lalu memukul anaknya yang sedang berusaha tertawa di kamarnya, dan mengumpat kalau Hae Young bukan manusia karena bisa senyum setelah membatalkan pernikahan. Hae Young mengaku kalau Lebih baik daripada bercerai setelah menikah menurutnya tak mungkin mereka akan terus bersama. Ibu Hae Young membabi buta memukul dengan bantal memarahi anaknya yang harus membawa Tae Jin dibawa kerumah untuk memperkenalkan pada keluarganya.
Ibu Hae Young menangis histeris nampak merasa bersalah memukul anaknya. Waktu dimalam hari saat Hae Young makan dengan lahap di meja makan, saat itu ia mengucapkan terimakasih kalau masih bisa makan. Saat itu saking kesalnya langsung memukul kepala anaknya dengan keras lalu kembali ke rumahnya.
Mengingat semua kenangan dengan Hae Young, ibu Hae Young berguling-guling merasa sangat-sangat menyesal. Ayah Hae Young masih tetap diam sambil duduk bersilah berusaha menahan rasa sedihnya dengan mengepal tanganya keras-keras.
Ibu Hae Young terus berguling-guling sambil memukul lantai, ayah Hae Young akhirnya tak bisa menutupi sedihnya dan akhirnya menangis juga. Di kamarnya Hae Young duduk diam sambil menghapus air matanya yang terus mengalir, mengingatkan kembali kejadian yang dulu sudah bisa dilupakanya walaupun hanya sementara.
Do Kyung berdiri didepan rumah Hae Young hanya menatap dari depan pintu lalu kembali ke mobilnya, didalam mobil ingin menelp Hae Young tapi nampak ragu dan akhirnya memilih untuk tak menelpnya. Beberapa saat kemudian mobil sedan lewat dan berhenti tepat didepan rumah Hae Young. Tae Jin turun dari mobil dan berdiri di depan rumah tapi terlihat ragu dan kembali naik ke mobilnya.
Do Kyung yang sedari tadi melihat Tae Jin memilih untuk mengikuti mobilnya dari belakang, ketika mengendarai mobilnya ia mengingat pengakuan Hae Young di taman. “Aku, dicampakkan sehari sebelum menikah. Katanya dia tidak tahan dengan cara makanku. Wah, teganya dia berkata begitu ?” Lalu cerita Hae Young saat minum soju bersama “ Dia putus dariku karena tidak suka dengan cara makanku.Sekarang dia mengajakku makan. “
Tae Jin pun berhenti karena lampu merah didepanya, Do Kyung seperti sengaja menginjak gas dan menabrakan mobilnya, tubuhnya sempat terbentuk ke stir begitu juga Tae Jin. Do Kyung turun dari mobil sambil melemaskan lehernya, lalu mengetuk jendela mobil Tae Jin menanyakan keadaanya dan meminta maaf dengan alasan mengantuk.
Tae Jin meihat wajah Do Kyung, teringat sebelumnya melihat Do Kyung yang tersenyum licik padanya sebelum pintu lift tertutup. Dengan menahan amarah akhirnya Tae Jin pun turun dari mobilnya melihat bagian belakang mobilnya yang tertabrak, bahkan sampai mengeluarkan asap.
“Jadi Begini caramu merayakan kebebasanku dari penjara ? Setidaknya beritahu aku alasan kenapa aku diperlakukan begini? Apa kesalahanku padamu ? Sekeras apapun aku berpikir tidak tahu alasannya. Kita belum pernah saling bertemu.
Kenapa kau merusak bisnisku ?!” ucap Tae Jin binggung.
“Saat aku merusak bisnismu, adalah kesalahan.
Yang sekarang, aku sungguh-sungguh. Kalau mau menuntutku, tuntut saja.” Ucap Do Kyung lalu beranjak pergi, Tae Jin menariknya dan langsung memukulnya,
“Kau bilang Kesalahan ? Kenapa ? Katakan brengsek ! Apa alasanya ?!” teriak Tae Jin, Do Kyung berusaha berdiri sedikit sempoyongan melihat luka dibagian matanya.
“Terima kasih, sudah memukul lebih dulu. Kau boleh memukul 10x, tapi ijinkan aku memukulmu sekali saja. Ah.. Tidak.... Aku ijinkan 100 pukulan. Tapi ingin satu saja !! Kasih aku satu pukulan untukmu.” Kata Do Kyung
Tae Jin menghela nafas mengejek lalu memukul Do Kyung bertubi-tubi, bahkan sempat menendangnya dan mencengkram bajunya untuk berdiri lalu memukulnya kembali. Do Kyung mulai kesakitan dan tak bisa berdiri dengan tegak tangan Tae Jin pun merasakan sakit pula karena memukul.
Do Kyung berusaha untuk berdiri, beberapa orang yang lewat melihat perkelahian antara pria. Do Kyung menyuruh Tae Jin untuk memukulnya tiga kali lipat, Tae Jin merasa Do Kyung itu sudah gila memilih untuk kembali ke mobilnya. Do Kyung menariknya dan langsung memukulnya, keduanya saling bergulingan diaspal.
Peluit polisi terdengar, dua polisi menarik Do Kyung meminta untuk berhenti. Tae Jin ingin memukulnya tapi polisi meminta agar tenang. Do Kyung berteriak marah “Meskipun kau bangkrut!!
Kenapa harus berkata begitu ? Kenapa berkata begitu ?!” dan berusaha untuk melepaskan tangan dari polisi.
Suasana di rumah Hae Young sangat hening sampai bunyi tetesan air terdengar. Ibu Hae Young membuka pintu kamar anaknya menyuruh untuk bangun dan keluar dari kamar. Hae Young hanya diam. Ibunya berteriak menyuruh untuk cepat keluar. Hae Young membaringkan badanya nampak terlihat tak ada gairah setelah menangis.
Keluarga Oh pergi ke tempat karaoke dengan menyanyi sepuasnya makai tamborin, setelah satu lagu ketiganya duduk di meja. Ibu Hae Young tiba-tiba meminta maaf, Hae Young dan Tuan Oh menatap ke arah ibu Hae Young. Ibunya bertanya kenapa anaknya tak menceritakan yang sejujurnya,
“Kenapa kau menyimpannya sendirian seperti orang bodoh ?” kata ibu Hae Young merasa kasihan pada anaknya lalu menangis.
Ketiganya kembali menyanyikan satu lagu dan terlihat sangat gembira, setelah itu Hae Young menangis histeris, ibunya pun memeluk anaknya dengan erat agar menangis dipelukanya. Terakhir, Ayah Hae Young yang menyanyi, istri dan anaknya menari balet dibelakanganya. Ketiganya kembal menangis bersama-sama setelah menyanyi. Semua mulai menyanyi seperti orang gila tapi setelah itu menangis, setiap satu lagu mereka kembali menangis dan terus menangis
Do Kyung berjalan di trotoar terlihat wajahnya yang babak belur setelah di pukuli oleh Tae Jin.
Flash Back
Ketika bertemu dengan dokter menceritakan kata-kata Hae Young kalau suatu hari nanti yang dikatakan Hae Young akan jadi kenyataan. Dokter bertanya apa yang dikatakan wanita itu.
“Suatu hari kau akan menangis karena aku.” Ucap Do Kyung mengingat bayangan Hae Young yang datang, Do Kyung hanya diam didepan zebra cross.
Keluarga Oh berjalan beriringan di taman, dan Hae Young yang paling belakang. Lalu ketiganya duduk di pinggir sungai Han dengan perahu bebek yang terparkir rapih didepan mereka. Ibu Hae Young bertanya berapa semuanya, Ayah Hae Young binggung. Ibu Hae Young menjelaskan berapa semua tagihanya. Tuan Oh mengatakan semuanya 70ribu won tapi mendapatkan diskon
30,000 won.
Ibu Hae Young menawarkan bir, Hae Young setuju lalu Ibunya menyuruh anaknya untuk menunggu karena akan membelikanya dan berjalan bersama suaminya. Hae Young pun duduk sendirian, ponselnya berdering terlihat di layarnya “Tetangga sebelah.” Hae Young langsung bertanya kenapa menelpnya.
“Kenapa belum pulang kerumah ?” ucap Do Kyung berbaring di tempat tidurnya.
“Agar kau memikirkan aku.” Kata Hae Young
“Aku memikirkanmu ... Maka dari itu lekas pulang.” Ucap Do Kyung
“Katakan kau merindukanku... Maka aku akan pulang.” Pinta Hae Young,
Do Kyung meminta Hae Young pulang saja, Hae Young menolaknya dan langsung menutup ponselnya. Do Kyung pun hanya bisa terdiam dengan membaringkan badanya dan terlihat memar diwajahnya.
“Aku harap semua orang yang tidak mencintaiku, ... mati saja.” Gumam Hae Young
Do Kyung memejamkan matanya tiba-tiba merasakan seperti suara tabrakan yang membuatnya menutup wajahnya, lalu merasakan nafasnya terasa sesak, matanya melotot ketakutan. Saat itu Hae Young menengokan kepalanya, seperti ada yang dibelakangnya.
Akhirnya Do Kyung keluar rumah memeriksa sekitar rumah takut terjadi sesuatu yang tak diharapkan. Do Kyung kembali ke kamar sudah menganti baju lalu menelp Hae Young kembali untuk mengetahui keberadaanya. Hae Young merasa seperti merasakan Do Kyung itu sangat menyukainya karena ingin tahu keberadaanya, menurutnya dirinya yang menjadi masalah untuknya. Do Kyung berusaha konsentrasi mendengar suara suasana dibelakang Hae Young, ada bunyi klakson perahu yang terdengar.
Hae Young langsung menutup ponselnya, Do Kyung bisa mendengarkanya lalu memberhentikan taksi untuk pergi ke dermaga Sungai Han lalu mencoba menelp Hae Young tapi telpnya dialihkan karena Hae Young tak mengangkatnya. Akhirnya ia mengirimkan pesan
“Tetaplah disana, Aku akan datang kesana.”
Keluarga Oh mulai berjalan pulang, Hae Young mengingat pesan yang dikirimkan Do Kyung
“Tetaplah disana, Aku akan datang kesana.” Tapi ia terus berjalan mengikuti orang tuanya tak pecaya Do Kyung akan datang. Hae Young akhirnya berhenti meminta ibunya pergi lebih dulu saja, Ibunya bertanya kenapa. Hae Young mengaku ingin bertemu seseorang lebih dulu.
Ibunya meminta anaknya untuk pulang ke rumah, Hae Young mengerti, keduanya pun berjalan pulang lebih dulu.
Do Kyung pun sampai di dermaga dengan taksi, lalu berlari ke sepanjang pinggir sungai Han mencari keberadan Hae Young, sampai langkahnya terhenti melihat Hae Young berjalan sendirian. Hae Young pun merasakan kedatangan Do Kyung pun berhenti melangkah, Do Kyung menatap Hae Young yang ada dibawah lalu berlari menuruni bukit.
Ketika akan mendekat, iringan sepeda balap lewat didepanya membuatnya kembali mundur. Keduanya hanya saling menatap melihat iriangan sepeda yang cukup banyak lewat didepan mereka. Iringan sepeda sudah pergi, Do Kyung tak mendekati Hae Young hanya menyuruhnya untuk segera pergi. Hae Young sempat diam tapi akhirnya mengikuti langkah Do Kyung untuk meninggalkan sungai Han. Keduanya berjalan bersama tetapi dipisahkan oleh jalan.
Keduanya pulang ke rumah dengan mengunakan kereta api, didepan pintu keduanya berdiri berhadapan. Do Kyung hanya diam saja sambil menatap keluar jendela, Hae Young melihat wajah Do Kyung yang memar lalu bertanya dengan siapa berkelahi. Do Kyung hanya menatap tanpa menjawab, Hae Young memuji Do Kyung yang terlihat keren. Do Kyung menatap bayangan wajahnya yang babak belur di kaca jendela. Hae Young terus menatap wajah Do Kyung yang babak belur.
Do Kyung mengantar Hae Young sampai ke depan rumah, Hae Young memberitahu kalau ia sudah menceritakan pada keluarganya, tentang dirinya yang dicampakan satu hari sebelum pernikahanya.
“Makanya situasi dirumahku sedang tidak baik, apalagi Kalau mereka tahu aku masih menyimpan rasa padamu, maka Ayah dan ibuku ...” ucap Hae Young dan Do Kyung hanya diam saja.
“Aku memang bodoh. Saat kau tanya aku dimana, aku berdebar. Saat kau berkata "ayo pergi", aku juga berdebar. Tapi karena aku merasa bodoh sekali, aku tidak bisa teruskan lagi. Jadi akan aku akhiri saja.” Kata Hae Young
Do Kyung hanya diam saja, Hae Young bertanya apakah Do Kyung tak mau mengatakan sesuatu. Do Kyung hanya mengatakan agar Hae Young berhati-hati pada mobil lalu pergi meninggalkanya. Hae Young seperti orang gila hanya tersenyum lalu masuk ke kamar.
Ketika tertidur dikamarnya, Do Kyung kembali merasakan benturan mobil yang tabrakan dan merasakan dibagian tubuhnya, wajahnya berkeringat sangat banyak sampai akhirnya tersadar kalau tak terjadi apapun dari tubuhnya.
Hae Young sarapan di rumah orang tuanya, ibunya menatap anaknya melihat Meskipun putriku tidak punya malu dan menceritakan segalanya padanya tapi Hatinya lebih hancur karena ada hal yang tidak bisa diceritakan anaknya.
“Tapi, setidaknya sekarang aku lega. Dalam hubungan laki-laki dan perempuan kau tidak boleh jadi orang yang mudah bosan dan tidak setia. Menurutku begitulah putriku. Aku cemas karena kau tidak bisa jadi pasangan ideal bagi siapapun. Aku lega, tapi bukan itu masalahnya.” Kata Ibu Hae Young
“Aku marah sekali, karena dia bersikap begitu padamu. Tapi aku lega. ... Yah memang Benar ...Aku mengenal putriku.” Ucap ibu Hae Young, Suaminya mengangguk setuju, Hae Young tak bisa lagi menahan tangisnya.
Hae Young meminta ibunya tak membahasnya lagi karena harus ke kantor. Ayahnya meminta agar anaknya kembali ke rumah saja. Ibunya meminta agar anaknya pulang ke rumah setelah dari kantor dan mereka berdua akan mengambil sebagian barang dirumah. Hae Young pikir tak perlu, lebih baik biarkan saja.
“Kenapa ? Apa Kau ... jangan-jangan masih menyimpan rasa ke tetanggamu Kalau itu benar, maka ....” ucap ibu Hae Young
“Bukan begitu....Aku akan melakukannya perlahan-lahan.” Kata Hae Young
Do Kyung berdiri didepan sebuah gedung sambil mengunakan topinya dan bersandar di dinding. Sebuah mobil sedan datang, Dokternya melihat Do Kyung hanya bisa menghela nafas karena belum membuka kliniknya tapi pasiennya sudah datang.
“Suaranya jelas sekali… Aku bahkan bisa merasa sakit juga.... Rasanya tubuhku hancur berkeping-keping.” Cerita Do Kyung
“Tapi, apa kau tidak melihat wanita itu?” tanya dokter, Do Kyung menjawab tak melihatnya.
“Selama ini, kau selalu melihat wanita itu.” Ucap Dokter binggung
“Kali ini bukan soal wanita itu Tapi hanya aku.” Kata Do Kyung.
Dokter itu tahu sebelumnya Do Kyung tabrakan dengan mobil, lalu bertanya Apa itu kejadian yang sama. Do Kyung mengeleng mengatakan suara tabrakanya berbeda.
Do Kyung keluar dari klinik berjalan ke arah mobilnya, ketika memegang pintu mobilnya merasakan suara tabrakan kembali datang. Lalu masuk ke dalam mobil dan ingin menyalakan mobilnya, tapi terhenti kembali melihat bayangan Hae Young sambil memejamkan matanya.
Hae Young datang langsung menariknya, Do Kyung pun berusaha menahanya, Hae Young berteriak untuk melepaskan cengkramanya dan memukulnya dengan tasnya, Do Kyung memeluk pinggangnya agar Hae Young bisa tenang. Do Kyung membuka matanya bisa melihat mata dirinya yang mencium paksa Hae Young dengan bersandar di dinding.

~bersambung ke episode 9~

Another Miss Oh [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang