Seorang wanita bernama Oh Hae Young berdiri di tengah-tengah restoran hanya terdiam, Pria bernama Park Do Kyung memakai sepatu high heels dengan earphone ditelinganya, lalu Hae Young keluar dengan ketukan sepatu seirama dengan yang dibuat oleh Do Kyung. Ketika membuka pintu, Do Kyung membuat suara dari tarikan peluru ada pistol.
Ketika angin berhebus, suara dari kerang besar dikeluarkan oleh Do Kyung. Selembar koran berterbangan dijalan, Do Kyung juga membuat suara dari selembar koran, dan membuat hembusan angin dengan memutar ban sepeda dan sengaja menaruh koran diatasnya.
Hae Young terus berjalan dengan hembusan angin kencang, Do Kyung membuat dari papan yang digoyang-goyangkan. Ketika Hae Young membalikan badan, Do Kyung membuat suara dari gesekan bola basket dan garam setelah itu mengibas-ngibaskan kain seperti terkena angin. Hae Young kembali berjalan dengan memegang tasnya, Do Kyung membuat suara saat sedang memegang tas dan ketukan sepatu terdengar.
Akhirnya Hae Young berlari sambil menangis, Do Kyung pun mempercepat ketukan sepatunya. Hae Young berlari sangat cepat melewati jalanan. Di layar terlihat wanita yan sedang berlari dengan cepat, Do Kyung sedang mengisi suara dari film yang dibuatnya setelah itu berkata “Cut”
[ Episode 1: Bolehkah Aku Menangis?]
Hae Young masuk ke dalam rumah dengan tatapan kosong, terdengar dari luar suara ayahnya kalau Hatinya terasa hampa sekarang karena harus membiarkan putri pergi. Suara wanita terdengar seharusnya merasa lega bukan hampa.
Ibu Hae Young dan bibinya terlihat sibuk memasak makanan, sementara ayah, nenek dan paman sudah siap menyantap makanan. Ibu Hae Young meminta agar ibu mertuanya mencoba makan pancake buatanya, Ibu mertuanya heran kenapa Ibu Hae Young banyak sekali membuat makana.
“Setelah pernikahan nanti, memang seharusnya kita semua makan dan minum bersama-sama di rumah seperti ini.” ucap Ibu Hae Young, Hae Young datang dengan wajah lemas.
“Aigoo.. pengantin baru kita sudah pulang!” sapa bibinya, ibunya pun menyuruh Hae Young mengambil sumpit karena pasti lapar.
Hae Young hanya diam saja dan pergi ke meja makan, keluarga yang lainnya duduk bersama menikmati makanan sambil membahas tentang
Hanbok model sekarang itu cantik-cantik. Bibinya berkomentar Hae Young pasti akan terlihat cantik di pernikahannya dan sudah memiliki firasat yang baik akan hal itu, sangat berharap Hae Young
mendapat keberuntungan.
Hae Young memilih untuk makan langsung dengan tangan dibanding mendengar pembicaraan keluarganya tentang pernikahanya, Bibinya kembali membanggakan calon menantunya itu sangat tampan dan sukses jadi tak perlu khawawatir kalau nanti Hae Young
hidup di Amerika. Ibu Hae Young mendekati anaknya yang duduk sendirian.
“Kenapa kau makan tidak pakai sumpit? Orang nanti bilang kau tidak punya kelas jika kau melakukannya di depan mertuamu. Mereka mungkin tidak enak mengatakannya, tapi mereka pasti akan mengkritikmu melalui mata mereka.” Komentar ibunya melihat Hae Young makan dengan tangan. Hae Young hanya diam saja dan terus makan.
“Apa kau sudah mandi? Kurasa kau belum mandi kemarin.” Ucap ibu Hae Young kembali membuat makanan. Hae Young menjawab belum mandi. Ibu Hae Young heran padahal sebelumnya anaknya akan mandi.
“Aku tidak akan menikah.” Ucap Hae Young, ibunya kaget seperti bisa mendengar ucapanya.
“Aku bilang aku tidak akan menikah.” Kata Hae Young kedua kalinya, ibunya merasa anaknya sudah gila tiba-tiba berkata seperti itu.
“Aku sudah membatalkannya dengan Tae Jin
sebelum pulang kerumah. Kami berjuang sepanjang waktu merencanakan pernikahan. Tapi nyatanya tidak berjalan lancar. Kami sudah saling melihat sisi sifat yang belum pernah ditunjukkan... dan sekarang kami tidak ingin menikah. Aku tidak akan menikahinya.” Ucap Hae Youn
“Apa yang kau bicarakan? Pernikahannya itu besok! Apa kau sedang bercanda sekarang? Kau sudah gila yah!!! Setiap pasangan sudah biasa bertengkar sambil mempersiapkan pernikahan!
Tapi tidak pernah ada pasangan yang membatalan mendadak begini! Dasar Kau pasti
sudah gila.” Jerit ibunya, bibinya mendengar jeritan dari dapur bertanya ada apa yang terjadi.
“Nenek, aku minta maaf, tapi aku tidak akan menikah.” Kata Hae Young, Ibu Hae Young langsung memukul kepala anaknya karena merasa sudah gila. Semua melonggo melihat ibu Hae Young yang memukul kepala anaknya.
Ibu Hae Young berbicara di telp, mencoba menjelaskan pada calon menantunya kalau
Semua wanita seperti itu dan mereka takut dan berpikiran yang tidak-tidak tepat sebelum hari pernikahan.
“Meski begitu, kau harus jadi orang yang masuk akal! Aku ingin kau ada di pernikahan besok dan
akan menyeret Hae Young ke altar, jadi pastikan kau datang. Jangan khawatir dan datanglah saja!” tegas Ibu Hae Young pada calon mantunya.
“pokoknya.Kau besok harus pergi ke gedung pernikahan Jika tidak, maka kau akan mati ditanganku” ucap Ibu Hae Young mengancam.
“Berapa kali aku harus memberitahumu aku tidak akan menikahinya? Semuanya telah berakhir! Tae Jin juga mengerti hal itu!” kata Hae Young
“Kenapa kau tidak mau menikah?Kenapa kau tidak mau melakukannya? Kenapa?” jerit Ibu Hae Young histeris
“Aku tidak ingin menikah dengannya! Bagaimana aku bisa menikah dengannya di saat aku tidak tahan melihat wajahnya?” jerit Hae Young
Tuan Oh membanting tanganya di meja sampai menumpahkan makanan, lalu berjalan masuk ke kamar.
Tuan Oh mengirimkan pesan dari ponselnya
“Karena keadaan yang tidak menguntungkan...pernikahan putri kami Hae Young telah dibatalkan.” Setelah itu telp rumah mulai berdering, sambil meminta maaf dengan yang terjadi. Di dalam kamar ibu Hae Young mengumpat kesal pada anaknya yang membatalkan pernikahan hanya sehari sebelum hari H.
Hae Young berbaring dikamar dengan boneka yang tertawa-tawa sambil berputar-putar tapi ia tak bisa tersenyum sama sekali. Tatapan kosong tapi ingin wajahnya seperti sengaja dibuat tersenyum. Ibu Hae Young mendengar suara tawa dan langsung bangun dari tempat tidurnya dan berlari masuk ke dalam kamar anaknya.
“Apa kau ini anak kecil?!!! Bagaimana bisa kau tersenyum setelah membatalkan pernikahan?” jerit Ibu Hae Young sambil memukul anaknya dengan bantal
“Ini keputusan yang benar daripada menyesalinya selama sisa hidupku! Kami juga nanti akhirnya akan bercerai!” balas Hae Young ikut menjerit menahan pukulan bantal ibunya.
“Jika kau tahu itu akan terjadi, kenapa kau pernah mengenalkannya pada keluarga? Kenapa kau mengenalkannya pada kami? Kenapa? Ini
Memalukan sekali!” teriak Ibu Hae Young menyesalinya dengan memukul anaknya membabi buta.
“kalau begitu Haruskah aku tinggal bersamanya? Haruskah aku menikah?” jerit Hae Young, ibunya memukul kembali karena anaknya berani berteriak-teriak padanya.
Sementara Ayah Hae Young sedang menerima telp dari ponsel dan rumah meminta maaf kalau terdengar jeritan dan juga pembatalan pernikahan anaknya.
[ Satu bulan kemudian]
Hae Young berjalan dengan wajah bahagia memakai earphonenya dengan orang yang sibuk berjalan disekelilingnya lalu berlari masuk ke dalam sebuah restoran, beberapa pegawai menyapa Hae Young yang baru masuk dengan memakai celemek berwarna hijau.
Dengan membawa semua tempat untuk memasak nasi, Hae Young dengan telaten membuat campuran nasi putih dan juga hitam, seorang berteriak kalau restoran akan dibuka 15 menit lagi. Hae Young mengatur api dengan benar, wajahnya terus saja tersenyum. Manager mulai berteriak lima menit lagi mereka akan buka.
Hae Young pun menaruh di meja prasmanan dan para pelangaan mulai datang. Wajah Hae Young pun tersenyum lebar ketika melihat nasi yang dibuatnya sangat sempurna, lalu para pelangan mulai mencicipi nasi buatan Hae Young yang dibuat dari tempat tradisional yang dibuat tanah liat.
Seorang wanita berkacamata, bernama Park So Kyung merasa tidak masalah dengan pot besinya,tapi merasa heran sekarang meminta alat penumpuk beras yang baru. Hae Young menjelaskan seberapa baiknya kualitas beras maka mereka tidak bisa menghasilkan nasi dengan rasa yang halus. Soo Kyung menyindir apakah hanya beras saja yang mereka jual.
“Beras adalah dasar dari makanan Korea.” Kata Hae Young
“Berapa kali aku harus memberitahumu berfokus hanya pada beras tidak akan membuat kita berhasil! Berhenti... fokus pada berasnya” Kata So Kyung dengan sengaja melempar berkas ketika Hae Young ingin mengambilnya, lalu meminta agar mengambilkan menu barunya.
Hae Young menahan amarah sambil membawa berkasnya keluar. Soo Kyung berdiri dari tempat duduknya membahas kalau ia mendapatkan
dapat julukan nama yaitu "Isa-ddorai" (si psiko) Hae Young berhenti melangkah terlihat mati kutu karena ketahuan.
“Pada awalnya kupikir itu penari kontemporer Isadora Duncan. Ternyata aku salah. Kudengar nama julukanku Isa-ddorai karena aku seorang direktur psiko. Apa itu artinya?” kata So Kyung, Hae Young terdiam, So Kyung kembali menegaskan kalau ia bertanya apa arti dari julukanya.
“Anda selalu saja keluar masuk mengawasi kami 24 jam seharian... makanya Anda dipanggil "Isa(24)-dora(keluar masuk)." Kami lebih santai bekerja kalau para atasan bekerja di ruang kantor mereka dan kami pikir Anda sering sekali keluar masuk tempat kerja mengawasi kami.” Jelas Hae Young membalikan badanya.
“Hal itu mungkin karena kalian melakukan Hal yang lainnya bukannya bekerja. Memangnya kenapa kalau aku pergi bolak-balik ke tempat kerja? Aku ini punya perut yang lemah jadi sering pergi ke kamar mandi. Haruskah kita mengurus ini di kantorku dari sekarang atau bagaimana?” ucap So Kyung berjalan ke belakang anak buahnya, Hae Young hanya bisa mengucapkan permintaan maafnya.
“Dalam hubungan manusia, ada yang namanya sopan santun dan loyalitas. Berbicara di belakang atasanmu... Jika menurutmu itu hal yang asyik,
kau menipu dirimu sendiri. Sama seperti kau percaya bahwa kau berani membatalkan pernikahanmu.” Kata So Kyung dengan tangan membentuk segitiga seperti sedang meditasi. Hae Young kembali menahan amarah karena sindiran, So Kyung pun menyuruh Hae Young keluar dari ruangan.
“Ini sudah tujuh kali, aku menghitungnya. Saya sudah menghitung berapa kali Anda meremehkanku karena aku membatalkan pernikahan.” Kata Hae Young
“Sembilan kali... Aku juga telah menghitungnya.” Ucap So Kyung membenarkan dengan merapihkan rambutanya bergaya seperti atlet yan kekar.
Hae Young keluar dengan wajah kesal dan ingin melampiaskan dengan melempar berkasnya tapi saat itu juga So Kyung keluar dari ruangan. Hae Young pun menurunkan berkasnya dan Soo Kyung buru-buru berjalan ke toilet karena merasa sakit perut.
“Aissh... Kenapa kepribadiannya seperti itu? Tidak bisakah dia hanya hidup nyaman? Orang disekelilingnya tidak bisa bernapas karena dia!
Apakah itu hal yang asyik? Apa dia menyuruh kita supaya tidak meremehkannya karena dia jelek? Apa begitu?” kata Hae Young mengomel, dua pegawai lain berkomentar memang seperti itu
“Dia bilang punya perut yang lemah. Tidak bisa dipercaya. Kalian harus melihat cara dia saat
minum, . Kalian tidak bisa pergi kamar mandi seperti itu jika kau tidak bisa menahan minuman kerasmu.” Ucap Hae Young mengejek, Semua tertawa mendengarnya tapi tiba-tiba semua pegawai langsung berbalik ke meja masing-masing, tapi Hae Young masih saja terus mengoceh.
“Dia tidak minum-minum segelas pun saat dia makan bersama kita. Aku ingin tahu dimana dia biasa minum dan dengan siapa? Itulah sebabnya tampangnya seperti itu! Seperti gumpalan kentang dan memakai kacamata! Coba Lihatlah saja. Jika kau minum di atas usia 40an, kau pasti akan terlihat seperti itu! ” Kata Hae Young dengan tangannya menunjuk ke arah kanan,
Tapi tanganya tepat tertuju pada So Kyung yang baru saja selesai dari toilet. So Kyun hanya melirik sinis lalu berjalan kembali ke ruangan dengan gaya merapihkan rambutnya. Hae Young bisa mengerti alasan semua pegawai yang tiba-tiba langsung diam dan tenang. Untuk melihat seberapa jauh dirinya akan menantang So Kyung dan itu pasti menyenangkan untuk semuanya, lalu mengumpat semuanya itu sekelompok pengecut dan mengungkapkan sangat kecewa pada sang manager.
Sebuah perkelahian terlihat dilayar seorang pria sengaja membuatkan suara dengan bunyi panci dan barang-barang seperti besi agar terdengar berisik. Do Kyung terlihat serius menatap layar, dua pria pun membuat suara dari bajunya, ketika adegan menampar, seorang pria pun menampar pipinya sendiri agar mengeluarkan suara.
Bunyi pot pecah pun dibuat, melihat adegan ada botol pecah dalam perkelahian. Dua pria didalam ruang studio bergeletakan ditanah sambil membuat gaduh sementara Do Kyung benar-benar serius memainkan alat controlnya suaranya agar sesuai dengan adegan. Terdengar suara pemukul base ball, salah seorang pria melakukan hal yang sama pada betis lawannya.
Do Kyung berteriak “Cut” semua langsung mengeluh sangat lelah, sementara Do Kyung berteriak memarahi tiga anak buahnya, kalau yang diminta bukan suara patahbiasa kalau nanti tulangnya patah tapi patah tulang senyawaJadi suaranya kletak kletak , bukan kletak yang seperti itu. Pria yang mengunakan earphone meminta istirahat sebentar tapi menurutnya suaraya itu tidak ada yang berbeda.
“Seorang dokter ortopedi juga bahkan tidak bisa membedakannya.” Komentar si pria
“Aku bisa tahu perbedaannya.” Kata Do Kyung,
“Baiklah.. Tuan... ! Dasar sok pintar.” Ejek si pria yang memakai earphonne, Do Kyung mendengar dirinya di ejek.
“Yah... memang kau itu sok pintar. Jadi, bagaimana yang benarnya? Bagaimana kita melakukannya? Haruskah aku mematahkan lenganku sendiri? Mungkin itu jadi alternatif yang lebih cepat.” Jerit si pria kesal
Do Kyung berdiri dari tempat duduknya, Si pria akhirnya ketakutan dan meminta maaf mengaku
tidak bisa tidur akhir-akhir ini,jadi pikirannya agak kacau sekarang sambil menampar wajahnya sendiri. Do Kyung menegaskan mereka punya waktu satu jam untuk mengulangnya lagi lalu keluar ruangan. Pria itu berteriak sangat benci melihat Do Kyung.
Do Kyung pergi ke ruangan lain, seorang pria duduk disampingnya dengan mengunakan earphone bernama Park Hoon. Do Kyung mendengarkan suara dari film yang diputar tapi merasakan ada kejanggalan akhirnya mengatakan “cut” Park Hoon pun menekan salah satu tombol lalu melepaskan earphonenya menanyakan komentar Do Kyung.
“ Kau perlu membuat beberapa perubahan.” Ucap Do Kyung
“Tidak ada yang perlu diubah. Suasana yang ditampilkan baik-baik saja.” Balas Park Hoon
“Apa itu siang hari? Lihatlah videonya. Ini malam! Apakah kau tidak bisa membedakan suara dan cahaya pada siang dan malam hari?” jerit Do Kyung sambil memukul kepala Park Hoon
“Apa kau ini cabul? Siapa juga yang mau membedakan hal seperti itu?”ejek Park Hoon kesal, Do Kyung ingin memukulnya lagi tapi Park Hoon sudah menutup kepalanya dengan wajah ketakutan.
“Kelembaban dan suhunya berbeda pada siang dan malam hari jadi suara dan cahayanya pun berbeda! Berapa kali aku harus memberitahumu huh? Dengarkan itu. Nadanya berbeda sekali disini! Apa kau tuli? Bagaimana kau bisa menjadi
sound director dengan pendengaran seperti itu?” jerit Do Kyung mencoba mengulangi video dengan suara yang dibuat Park Hoon
“Apa kau pikir itu tidak akan terdengar kalau kau mengganti suasana malam dengan meletakkan sounds yang harusnya ada di pagi hari? Apakah kau pikir aku tidak bakalan tahu?Apa saja yang kau lakukan semalaman ini?Apa kau sedang pacaran? Hah?” jerit Do Kyung
“Benar, aku sibuk! Aku masih muda, jadi aku sangat sibuk di malam hari! Kau punya banyak waktu di malam hari karena kau sudah tua, 'kan?
Aku tidak mau melakukan hal ini!” teriak Park Hoon tak bisa lagi menahan amarah sambil berdiri dari bangkunya dan melempar semua kertas diatas meja.
Do Kyung langsung mendorong kursi saat Park Hoon akan duduk, Park Hoon pun jatuh terjungkal merasakan kesakitan. Do Kyung melepaskan jaketnya merasa akan menghabisi Park Hoon sekarang. Park Hoon ketakutan meminta maaf dan mengakui kesalahaanya. Do Kyung memukul Park Hoon hanya dengan jaketnya lalu keluar dari kamar dan berteriak menyuruhnya untuk segera berdiri.
Park Hoon mengambil minum di Pantry mengumpat Do Kyung itu memang bajingan gila, Si pria yang duduk sendirian merasa Park Hoon tak harus memanggilnya seperti itu. Park Hoon mengeluh memang ada yang bisa membedakan
antara suara siang dan malam?
“Kau akan bisa membedakannya jika kau bekerja pada Direktur Park selama tiga tahun. Suara hujan salju dan Suara beras jatuh.” Kata si pria yang bertubuh tambun
“Itulah sebabnya dia itu bajingan gila! Setiap drama di negeri ini telah menghancurkan hidup kita selamanya. Kau si brengsek atau kau si gila dan dia si brengsek gila sungguhan!” jerit Park Hoon benar-benar kesal
“Meskipun begitu para wanita menyukainya.
Mereka suka pria nakal.” Komentar si pria earphone, Park Hoon heran kenapa wanita suka dengan pria nakal yang menurutnya tak keren dan
Pria nakal adalah pria nakal selain itu Pria nakal itu adalah bajingan jahat!
“Anggap saja kalau pria nakal itu menunjukkan perhatiannya pada para wanita. Wanita menggila jika diperlakukan seperti itu. Itulah senjata yang sangat ampuh! Dan yang membuat wanita terjatuh ke dalam perangkap yang berbahaya. Si wanita pasti akan bilang "Sudah kuduga, aku menakjubkan." Aku pasti berbeda dari wanita lain." "Aku membuat pria nakal seperti itu jatuh cinta kepadaku." Kau pernah melihatnya 'kan? Itulah sebabnya wanita tergila-gila pada pria nakal!” jerit si pria mengebu-gebu
“Ya benar! Apakah itu sebabnya wanita
meninggalkan suaminya di altar pernikahan?” kata Park Hoon tertawa bahagia
Semua ikut tertawa, tiba-tiba si pria yang duduk sendirian melirik kearah lain dan langsun terdiam, lalu memarahi Park Hoon yang tega mengatakan itu padahala Do Kyung itu adalah kakaknya. Si pria tambun bingung kenapa pria itu malah marah-marah, Si pria memberikan kode ke arah belakang, ternyata sudah ada Do Kyung yang berjalan ke arah mereka.
Semua langsung berdiri dan menjerit ketakutan, Do Kyung sudah memegang gelas seperti mendengar semua pembicaraan anak buahnya. Si pria tambun ikut memarahi Park Hoon untuk tidak menjalani hidup seperti itu lalu ketiganya pergi meninggalkan pantry.
“Aku minta maaf. Aku seharusnya tidak mengatakan hal itu. Hyung, lihatlah mataku sekarang” ucap Park Hoon ketakutan. Do Kyung berjalan mendekat dengan gelas ditanganya seperti siap menghantam adiknya.
“Hyung, kau tidak harus mengontrol orang dengan rasa takut. Aku mohon, jangan lakukan itu.” Ucap Park Hoon ketakutan dengan berjalan mundur
Do Kyung semakin cepat berjalan mendekati adiknya, Park Hoon menjerit ketakutan sambil berjongkok mengakui dirinya itu brengsek sambil menutup matanya. Do Kyung menaruh gelas di pantry lalu pergi. Park Hoon membuka matanya tak percaya ternyata Do Kyung hanya menaruh gelas bukan memberikan pukulan.
Do Kyung duduk disebuah tempat dengan salah satu telinga di tutup dan matanya juga ditutup dengan topi. Seperti telinganya sangat sensitif terhadap bunyi sampai bunyi ketukan dan suara orang bicara bisa didengar dengan jelas. Bahkan suara kopi yan sedang diseduh dalam teko bisa didengar dengan jelas, gesekan kartu kredit dimeja kasir, struk yang keluar. Lalu bunyi biji kopi yang sedang dihaluskan dan diseduh dalam teko lalu disajikan pada pelanggan, tetesan kopi juga terdengar.
Tiba-tiba bayangan seorang wanita datang, Do Kyun terlihat sedang berbaring diatas tempat tidur lalu keduanya berciuman dengan suara lembut dari si wanita “Suara detak jantungmu...
adalah hal terbaik di dunia.” Do Kyung melepaskan topinya seperti konsentrasinya menghilang, tiba-tiba telinga mendengar suara pelayan yang melepaskan daun seledri satu persatu.
Do Kyung kembali ke studio, meminta agar mematakannya. Si pria yang memakai earphone sudah memegang sebatang daun seledri, pria tambun membuat suara dari langkah kakinya lalu si pria lain siap dengan pemukul baseball saat itu juga membuat suara patahan dari batang seledri. Do Kyung meminta agar melakuan sekali lagi.
Si pria hanya bisa melihat wajah kesal dan kembali melakukannya, Do Kyung mendengarkanya lalu mulai menghaluskan suara
dan singkirkan nada yang tinggi setelah itu meminta tiga anak buahnya mendengarkan hasilnya. Ketiganya mendengar suara adegan yang dibuatnya, semua tersenyum bahagia, Do Kyung pun merasa sudah sempurna dan melanjutkan ke adegan yang lain.
Hae Young berada dibar dengan temanya yang bertanya Apa dilakukan sebelum pembatalan pernikahan, dan tak menyangka darimana datangnya keberanian seperti itu. Hae Young menyuruh temanya untuk menutup matanya lalu
mengumpatlah seperti tidak ada hari esok setelah itu semua beres.
“Aku tahu sekali dirimu. Tapi aku tak pernah membayangkan kau bisa memiliki keberanian melakukan hal itu.” Komentar teman Hae Youn
“Ada pasangan di luar sana yang mengklaim kalau mereka tidak bisa hidup tanpa pasangannya. Aku tidak yakin apakah hal itu tepat untukku menikahinya dengan sedikit perasaan. Haruskah aku hanya melakukannya karena orang lain melakukannya? Apakah begini rasanya harus diseret ke penjara?” kata Hae Young mengebu-gebu
“Hei, semua orang bilang pasangan selalu bertengkar saat mempersiapkan pernikahan.
Mereka menyadari tidak saling cocok tapi undangan sudah terlanjur dikirim. Mereka tidak bisa menangani resiko kalau harus membatalkannya.” Kata teman Hae Young
“Kau hanya harus berani dan lakukan saja.Dalam empat bulan, itu akan berlalu dengan sendirinya.” Ucap Hae Young
“Kurasa tidak. Masih banyak orang yang berbicara tentang dirimu. "Kenapa dia membatalkannya? Apa ada yang terjadi?"” komentar Teman Hae Young
Hae Young yakin orang-orang itu pasti bosan dengan kehidupan sendiri, Teman Hae Young bertanya apakah Hae Young tidak menyesal, Hae Young merasa kalau ini adalah hal terbaik yang
pernah dilakukan selama hidupnya.
Teman Hae Young berbicara di telp sambil berjalan, mengatakan akan berada ditempat 10 menit lagi. Hae Young mengejek pasti merasa nyaman sekali karena harus sibuk terus setiap malam. Temannya memberhentikan taksi dan berpesan agar Hae Young berhati-hati saat pulang. Ketika Hae Young berjalan pulang, Do Kyung keluar dari sebuah gedung dibelakangnya.
Pria berkacamata bernama Lee Jin Sang pun ikut keluar dan berjalan bersama Do Kyung membicarakan Sauna memang yang terbaik di malam hari karena Uap dan air panas membuatnya terasa ditutupi oleh selimut yang hangat dan itu Nyaman dan enak sekali.
“Hei.. Kau membuatku malu. Aku takkan pernah lagi pergi ke sauna denganmu.” Komentar Do Kyung, Jin Sang heran memangnya apa yang salah denganya.
“Sudah berapa kali kubilang? Lepaskan dulu atasanmu sebelum melepaskan semua pakaianmu dan letakkan bokongmu dulu ketika
kau meletakkan pakaianmu. Dasar mesum. Kau selalu jalan kesana kemari cuma pakai atasanmu.” Keluh Do Kyung, Ji Sang merasa
tidak selalu melakukan hal itu.
“Kau berada di negara itu selama 30 menit sambil berbicara di telepon.”komentar Do Kyung
“Apanya yang memalukan? Bokongmu
seharusnya telanjang kalau di sauna.” Balas Ji Sang
“Aku lebih suka bokongmu telanjang daripada kau jalan kesana kemari cuma pakai atasanmu.”akui Do Kyung
Ji Sang menegaskan kalau ia sangat mencintai tubuhnya, karena mereka itu satu-satunya negara yang mencakup semua bagian tubuh Raja Daud dengan menunjuk bagian selankangan, menurutnya itu tak memalukan dan mengajak Do Kyung agar membudayakan mencintai tubuh
mereka sambil memeluknya, Do Kyung mendorong temannya agar melepaskanya.
Dua wanita cantik dan sexy lewat didepan mereka, Ji Sang langsung terkesima sambil berjalan mengikuti wanita dengan sengaja membuat goyangan pinggulnya. Do Kyung berteriak menyuruh Ji Sang berjalan lurus saja.
Gambaran Ji Sang sedang menepuk pantatnya dan mengoyangkan pinggulnya seperti terlihat di mata Do Kyung, wajahnya tiba-tiba berubah. Ji Sang yang melihat raut wajah temanya berubah menanyakanya. Do Kyung merasa pernah melihat
Ji Sang seperti itu sebelumnya. Ji Sang pikir itu yang namanya déjà vu. Do Kyung mengaku sering mendapat penglihatan itu akhir-akhir ini. Ji Sang mengerti jadi menyuruh Do Kyung istirahatlah dan jangan menjadi orang yang menjengkelkan lalu mengajaknya agar cepat pergi.
Do Kyung berhenti sejenak, pikiran kembali bisa melihat Do Kyung yang menjerit saat ada didepan mobil. Ji Sang berjalan ke mobilnya lalu menjerit karena mendapatkan kertas tilang ada mobilnya padahal seharusnya polisi tidak beroperasi pada
malam hari. Ji Sang terdiam karena gambaran dimatanya nampak sama dengan yang terjadi.
Ibu Hae Young pulang dari pasar mendengar beberapa tetangganya membahas kalau Selama hidupnya belum pernah melihat keluarga membatalkan pernikahan sehari sebelumnya. Ibu yang lainya berkomentar tidak tahu kalau ternyata dibatalkan jadi pergi ke gedung pernikahannya, ternyata Ada banyak orang di gedung pernikahan itu.
Salah seorang wanita meminta agar temanya menutup mulutnya, Ibu Hae Young menyapa para tetangganya didepan penjual buah. Lalu dua ibu-ibu pun langsung menghindar. Ibu Hae Young berjalan pulang sambil mengumpat ibu-ibu yang sudah bergosip.
Bibi Hae Young melihat isi kulkas yang berisi alat-alat rumah tangga bahkan tissue toilet lalu bertanya apakah kulkasnya itu tak bisa dikembalikan saja. Ibu Hae Young mengatakan Kulkasnya barang edisi khusus. Bibi Hae Young menyarankan agar menjualnya saja. Ibu Hae Young mengeluh karena hanya bisa dijual
seharga 700.000 won padahal membelinya seharga 2 juta won sambil mengumpat kesal.
“Kau tidak bisa terus hidup seperti ini, Rumahmu saja sudah cukup kecil. Hae Young harusnya berpikir dulu resiko apa yang akan dihadapi sebelum dia membatalkannya.” Komentar si bibi melihat barang-barang yang menumpuk
“Jangan menambahkan bensin ke dalam api.” Ucap ibu Hae Young
“Hanya saja ini mendadak sekali! Dia setidaknya dan seharusnya membatalkannya jauh-jauh hari.
Semuanya sudah dibeli! Aku tidak bisa percaya dia membatalkan pernikahan sehari sebelumnya.” Keluh bibi Hae Young sambil memakan timunnya.
“Siapa yang peduli? Ini 100 kali lebih baik daripada membatalkan tepat di altar pernikahan!” jerit Ibu Hae Young membela, Bibi Hae Young bisa mengerti dan meminta agar kakaknya tak perlu mengomel lagi.
“Semua orang berbicara tentang hal itu kemana pun aku pergi. Aku tidak perlu lagi mendengarnya darimu. Aku sudah diambang kemarahan.”kata Si Ibu Hae Young
Bibi Hae Young bertanya apakah pria itu menghubungimu atau menghubungi Hae Young sekali saja. Ibu Hae Young tak tahu, Bibi Hae Young menceritakan di tempat butiknya bekerja,
Keponakan dari pemilik butik seorang PNS dan berusia 35 tahun, anak bungsu dari saudara-saudaranya.
“Aku telah bertemu Ibunya dan dia wanita yang sangat baik. Dia tidak suka ikut campur atau pun sombong. Bagaimana kalau kita menjodohkan dia dengan Hae Young?” ucap Bibi Hae Young bersemangat
“Belum satu bulan sejak pernikahan itu dibatalkan. Kencan buta, kau sudah gila yah.” Komentar ibu Hae Young
“Aku tidak bilang dia harus menikah dengannya, tapi tidak ada salahnya untuk bertemu dengannya. Kau takkan pernah tahu, mungkin dia bisa jadi pilihannya. Katakan saja padanya temuilah si pria ini, mengerti?” kata bibi Hae Young, Ibu Hae Young hanya diam dengan mengelap kotak kimchi yang akan dipakainya.
“Dasar Kau frustrasi sekali! Kau harus menyingkirkan semua ini sebelum berdebu! Apa kau akan membiarkannya membusuk disini?” keluh Bibi Hae Young mengomel sendiri.
Ibu Hae Young mengikuti anaknya masuk kamar menyuruhnya untuk pergi dan menemui pria kencan buta, Hae Young langsung menolaknya. Ibu hae Hyoung menanyakan alasanya, Hae Young merasa ibunya sudah berlebihan dan merasa tak pantas. Ibu Hae Young bertanya apa yang membuatnya berpikir tak pantas.
“Pergi kencan buta sebulan setelah membatalkan pernikahan itu hal yang tidak sopan!” ucap Hae Young duduk diatas tempat tidurnya
“Dasar gila... lalu apa itu tidak sopan mencampakkan tunanganmu sehari sebelum pernikahan? Ini Omong kosong! Kau bilang Tidak sopan? Apa kau tahu apa itu artinya? Apa kau punya hati nurani?” kata Ibu Hae Young kembali mengomel
“Ya, aku melakukan kejahatan yang besar!” jerit Hae Young, Ibunya ingin memukul anaknya tapi ditahan karena melihat Hae Young menghindar dan terlihat ketakutan.
Salah seorang sutradara terlihat kesal karena membutuhkan waktu dua minggu untuk membuat film tapi Do Kyung perlu sebulan untuk mengedit suaranya padahal sebelumnya sudah mengatakan agar mempermudahkan saja. Do Kyung berteriak kalau itu tak mungkin, Si Sutradara berteriak mengatakan “Kenapa tidak mungkin? Kenapa tidak bisa?”
“Mungkin mudah bagimu karena seluruh hidupmu itu tidak berguna. Tapi bukan seperti itu cara kerjanya karena itu bukan aku!” teriak Do Kyung sambil melempar pulpen dan mendoronganya, beberapa orang langsung menahan keduanya agar tak menyerang.
“Kau ini lucu ya. Apa kau suka seni? Aku sutradara dan kau bukan sutradara.” Ejek si sutradara
“Tolonglah bersikap artistik! Jangan datang
kemari dengan omong kosongmu itu! Kau itu seorang sutradara film! Kenapa kau tidak bisa bersikap artistik? Kenapa? Bersikaplah artistik dan ambil sampah ini bersamamu!” jerit Do Kyung, didepan ruangan terlihat anak buahnya Do Kyung malah tersenyum melihat pertengkaran.
“Lihatlah mereka berkelahi. Aku berharap mereka saling memukul.” Komentar anak buah Do Kyung dengan senyuman bahagia.
Datang seorang wanita masuk ke dalam ruangan dengan wajah panik, Do Kyung berteriak kesal melihat si sutradara kembali menangis. Akhirnya Pak Hoon dan temanya menarik Do Kyung untuk keluar dari studio.
“Kurasa dia agak gila., Itu karena dia jarang tidur.
Dia selalu di ruang rekaman, jadi sedikit sensitif.
Jangan menangis. Dia biasanya bicara seperti itu.” Kata si wanita berusaha menenangkan dengan merayu kalau sutradara orang yang
jenius.
Do Kyung menghela nafas panjang diruangan, Nyonya Park mengumpat anaknya memang brengsek karena dirinya adalah jadi produsernya dan berani bicara seperti itu bahkan bukan hanya pria itu yang dihina oleh anaknya dan berani menghina ibunya juga.
“Apa perlu film itu bakal ditayangkan supaya kau sadar? Film itu film gagal. Tapi... Aku berusaha yang terbaik karena namaku ada di layar. Tolong jangan memproduseri film seperti itu lagi.” Kata Do Kyung, Nyonya Park memperlihatkan wajah cemberut.
“Apakah kau sudah kehilangan selaramu? Setelah semua uang yang terbuang, kau masih tidak bisa sadar mana film yang bagus dan mana yang tidak?” sindir Do Kyung pada ibunya.
“Brengsek! Suatu hari kau akan membunuh
seseorang dengan kata-katamu itu!” kata Nyonya Park seperti anak kecil lalu keluar dari ruangan.
Do Kyung berdiri diatap gedung, Park Hoon menghampirinya mengetahui sang kakak sedang tertekan, lalu mengusulkan untuk berhenti bekerja hari. Do Kyung mengumpat adiknya itu mau mati. Park Hoon yakin Ibunya akan membuat film itu
berhasil, jadi lebih baik menunggu saja karena
Setiap orang memiliki momen yang tepat.
“Film ini harus berhasil. Dia sudah membuang begitu banyak uang.” Kata Do Kyung, Park Hoon tak mau kalah karena pasti filmnya itu bisa lebih berhasil.
“Apa Kau mau mati? Sudah kubilang padamu menyerahlah menjadi sutradara film” kata Do Kyung, Park Hoon mengatakn ia masih ingin mencobanya.
“Berapa tahun kau membusuk karena jadi seorang asisten? Aku bilang kau harus mau belajar pada ahlinya ditempat ini” kata Do Kyung
“Aku tidak berbakat dalam membuat sounds dan aku tidak bisa membedakan suasana antara siang dan malam.” Keluh Park Hoon
Do Kyung tahu jadi meminta Park Hoon belajar karena Tidak ada yang pernah berhasil di awalnya. Park Hoon pun pasrah akan mencobanya. Do Kyung memberikan kartu kreditnya menyuruh sang adik untuk mengajak minum si sutradara dan mengejek dirinya, Park Hoon bertanya apakah ia boleh sampai ronde kedua. Do Kyung mengatakan sampai ronde kedua.
Park Hoon turun lebih dulu, saat Do Kyung berjalan merasakan seperti burung yang datang lalu ditepisnya dan akhirnya jatuh. Ia melihat ke langit tak ada burung yang bertebarangan, lalu berjalan ke taman di gedung. Tiba-tiba seekor burung menghantam kepala Do Kyung, lalu menepisnya dan burung itupun jatuh. Do Kyung terdiam karena hanya burung mainan dan melihat sekeliling.
Di sebuah restoran
Hae Young sibuk memanggang daging babi sementara pria PNS didepan sibuk memainkan ponselnya dan hanya makan saja. Ia menyuruh agar pria itu berhenti karena sudah tahu sedang melapor pada temannya sekarang kalau akan menuliskan "Aku bertemu dengan seorang wanita yang tidak berguna."
“Aku tidak bilang kalau kau wanita yang tidak berguna. Aku belum pernah bertemu seorang wanita yang mau makan perut babi pada kencan pertama.” Kata si pria PNS
“Aku melihatmu sebelumnya di kedai kopi dan aku tahu bahwa kau tidak menyukaiku. Aku juga merasakan hal yang sama. Namun, ini cara yang sopan makan bersama dan mengucapkan selamat tinggal setelah itu. Hal ini lebih baik daripada duduk di sebuah restoran dengan kau menatap ponsel melulu. Setidaknya ada yang bisa dilakukan olehmu dengan memasak dan membalik daging.Suasana canggung ini setidaknya sedikit berkurang.” Jelas Hae Young
“Kau pasti sudah melakukan kencan buta banyak sekali.” Komentar si pria kembali memakan daging babinya.
Hae Young mengaku hanya pernah beberapa kali, lalu melihat si pria terlihat tak peduli memilih membungkus daging babi dengan seleda dan makannya sendiri. Hae Young pun menegur si pria yang tidak menanyakan beberapa pertanyaan padanya. Si pria nampak binggung pertanyaan seperti apa. Hae Young heran apakah si pria tak ingin mengetahui tentang dirinya.
Pria itu mengatakan tidak begitu ingin tahu, Hae Young pikir dirinya tak sebosan itu dan mengatakan akan memesan daging yang mahal jika membuatnya marah. Pria itu seakan tak peduli malah sibuk menatap ponselnya, akhirnya Hae Young memesan daging paling mahal. Bibi penjaga memberitahu daging sapinya sudah habis
Hae Young terlihat kesal karena menurutnya walaupun ia bukan pilihan wanita yang tepat tapi tak sopan membiarkan begitu saja karena setidaknya memberikan waktu 2 jam saja. Si pria meminta maaf karena ada janji yang lebih penting.
“Ya, begitu juga aku, tapi aku cukup sopan sampai aku harus membuat janji dengan temanku setelah kencan buta ini! Masih ada 40 menit lagi!” jerit Hae Young, pria itu pun membungkuk meminta maaf untuk pamit pergi. Hae Young menariknya merasa tiba-tiba menjadi kesal
“Mari kita saling bertemu selama seminggu. Aku tahu, aku tidak terlihat begitu cantik saat ini. Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku dalam satu minggu.” Kata Hae Young dengan mata melotot.
Bibi Hae Young berbicara di telp merasa Hae Young sudah gila dan Pikirannya sudah tidak beres, tak habis pikir bisa bicara seperti itu pada pria yang baru ditemuinya yang membuatnya sangat malu. Ibu Hae Young bertanya apa yang dikatakan anaknya.
“Dia bilang akan membuat pria itu jatuh cinta padanya dalam seminggu! Bagaimana bisa dia bilang seperti itu kecuali dia sudah gila? Oh, aku malu sekali!” ucap Bibi hae Young, Ibu Hae Young mengumpat dasar gila, Bibi Hae Young mengatakan jalang gila.
“Dasar! Pecundang apa yang pergi dan memberitahu segalanya pada Ibunya? Dia bisa saja bilang Hae Youn bukan tipenya. Aku tidak percaya dia berusia 35 tahun!” jerit Ibu Hae Young, bibi tak percaya kakaknya bisa mengatakan itu
“Aku mengerti manusia seperti apa dia. Dia anak mama khas yang selalu mengadu pada Ibunya! Lupakan dia!”jerit ibu Hae Young membela anaknya lalu menutup telpnya.
Hae Young dan Kim Hee Ran duduk didepan minimarket dengan sedikit mabuk. Hae Young mengajak temanya untuk taruhan apa yang akan dilakukan temanya jika minum dalam satu kali tegukan. Hee Ran yakin temanya itu pasti tak akan bisa, Hae Young menantang kalau ia bisa melakukanya. Hee Ran pun akan memberikan 10.000 ₩ kalau memang Hae Young bisa melakukanya, keduanya menaruh selembar uang 10ribu won.
Pertama-tama Hae Young membuka botol lalu langsung mengambil dengan mulutnya dan meminumnya, beberapa detik kemudian Hae Young langsung memuncratkan semua minuman karena tak bisa minum satu kali teguk. Hee Ran menjerit terkena muncrat air. Hae Young mengeluh padahal sebelumnya bisa memasukkan semuanya dalam mulutnya sekaligus.
Hee Ran mengambil tissue merasa pasti akan ada orang yang mengejeknya yang dilakukan temnnya yang sudah berumur 32 tahun. Hae Young merasa sedang tak bisa mengontrol pernapasannya, karena sebelumnya berhasil melakukanya. Akhirnya Hae Young penasaran mencoba minum kembali, tapi yang terjadi tubuhnya malah terjungkal dari kursi. Hee Ran kembali menjerit kaget dan beberapa orang yang melihatnya hanya melihat saja. Hae Young mulai menjerit kesakitan.
Do Kyung mencari keyword [Déjà vu] dengan melihat beberapa artikel yang ditemukan dilayar komputernya lalu ia berdiri sendirian didepan gedung. Jin Sang baru datang menyapa Do Kyung yang tiba-tiba mengajaknya untuk minum lalu bertanya apa yang ingin diminum Soju, bir. Tiba-tiba Do Kyung melihat sesuatu yang terjadi didepanya.
Jin Sang melihat wajah Do Kyung hanya diam saja, berpikir ingin minum “some”(campuran Soju dan Bir) Do Kyung melihat ke arah atas gedung lalu menyuruh Jin Sang agar memindahkan parkiran mobilnya ke tempat lain. Jin Sang pikir tak masalah karena tidak akan dapat kartu tilang jam segini. Do Kyung berteriak mendorong Jin Sang agar temanya itu memarkir mobilnya di
tempat lain, Jin Sang heran temannya menyuruh memindahkan parkirannya.
“Aku hanya punya firasat buruk, jadi tolong parkirkan saja di tempat lain.” Kata Do Kyung
“Do Kyung.... Apa aku harus dapat kartu?” keluh Jin Sang akhirnya berjalan pergi
Do Kyung menariknya temanya agar tak pergi karena menurutnya lebih berbahaya. Jin Sang makin binggung karena sebelumnya menyuruh
memindahkan mobilnya dan sekarang tidak memindahkan mobilnya. Beberapa detik kemudian, papan nama di atas gedung jatuh dan langsung menimpa mobil Jin Sang. Alarm mobil pun berbunyi, Jin Sang melonggo melihat mobilnya yang rusak.
Mobil Jin Sang pun diderek dan melapor pada polisi yang datang kalau papan nama jatuh dengan tiba-tiba. Do Kyung hanya terdiam diujung jalan, Ji Sang mendekati temanya, merasa sebelumnya Do Kyung sudah melihat papan itu
jatuh. Do Kyung hanya diam saja.
Do Kyung mandi dan kembali melihat bayangan seorang wanita yang mengibaskan rambutnya, ketika membalikan badanya terlihat hidung wanita itu berdarah, seperti mimisan mengaku
hanya melihatnya saja. Selesai mandi, Do Kyung meminum air minum kembali melihat wanita yang berjalan ditengah jalan dengan mobil yang lalu lalang, lalu menatapnya seperti dan mengatakan sesuatu. Ia mulai gelisah memikirkan apa yang terjadi dengan dirinya sekarang.
Do Kyung pergi ke dokter menceritakan hanya melihat saja, dan sebelumnya berpikir itu déjà vu tapi yang diraksan berbeda dari déjà vu. Karena
bisa melihat hal-hal yang akan terjadi lalu kemudian apa yang dilihatanya terjadi begitu saja, si dokter seperti tak profesional malah mengambar wajah di dalam berkasnya.
“Sekarang aku terus dapat penglihatan akan wanita ini.” cerita Do Kyung
“Apakah wanita itu adalah wanita yang akan kau
nikahi?” tanya dokter
“Bukan.... Aku belum pernah bertemu dengannya sebelumnya.” Cerita Do Kyung
Lalu Do Kyung berjalan di sebuah trotoar dengan banyak orang yang lalu lalang.
“Aku belum pernah bertemu dengannya selama hidupku. Tapi...dia tampaknya seperti seseorang
yang pernah kukenal.”
Do Kyung berhenti melangkah melihat ke arah depan ada wanita yang dikenalnya, Hae Young dengan tangan di gips berjalan dari arah berlawannya.
“Aku melihat potongan-potongan wajahnya sepanjang hari. Aku berfirasat kalau dia dan aku akan bertemu entah bagaimana. Jalan kami mungkin masti terbentang panjang”
Keduanya berpapasan, Do Kyung sempat menatapnya tapi Hae Young hanya berlalu begitu saja karena tak mengenalinya. Baru beberapa langkah Hae Young berhenti lalu membalikan badanya, keduanya sama-sama menatap. Hae Young seperti tetap tak mengenalnya lalu kembali berjalan, tapi Do Kyung terus saja menatapnya.
Ibu Hae Young baru pulang dari pasar, Hae Young melihat ibunya akan pulang langsung memanggilnya, tapi ibunya memilih terus berjalan dan mengacuhkanya. Hae Young mengejar ibunya melihat membeli tulang iga sapi untuk menu makan mereka.
Penjual buah menyapa keduanya yang baru lewat, melihat tangan Hae Young yang digips. Hae Young menceritakan terjatuh saat sedang minum. Langka ibu Hae Young terhenti mendengarnya, bibi penjual buah sempat melonggo tapi setelah itu langsung tertawa bersama.
“Orang jadi dewasa dan merasakan sakit, 'kan?” komentar bibi penjual buah
“Aku menyukai itu, bahkan tidak tahu dimana aku terjatuh.” Kata Hae Young lalu mengejar ibunya yang sudah berjalan dengan langkah cepat.
Hae Young masuk rumah langsung mengambil apel dilemari es lalu masuk kamar sambil mengatakan sangat lapar. Ibu Hae Young dengan tatapan kosong berkata mungkin akan membunuh anaknya hari ini. Tuan Oh membuka pintu kamar Hae Young memintanya untuk keluar. Hae Young binggung tiba-tiba ayahnya menyuruhnya keluar. Tuan Oh meminta sekarang juga tapi istrinya sudah datang.
“Apa aku sudah memberitahumu jangan pergi kemana pun? Apa aku sudah memberitahumu jangan sampai kau dilihat oleh tetanggamu?” teriak ibu Hae Young sudah membawakan kaki sapi ukuran besar. Hae Young berlari menghindarinya, keluar dari kamarnya.
“Apa kau bilang "Aku jatuh saat sedang minum"?
Dasar bodoh!!! Apakah kau tahu yang orang katakan saat kau sedang berjalan di sekitar lingkungan ini? Orang-orang bilang kau itu gila.
Kau keluar sekarang!” teriak ibu Hae Young sudah siap memukul anaknya dengan kaki babi
Hae Young berlari keluar dari rumah, kaki babi melayang akhirnya mengenai figura lalu menjatuhkan origami bintang yang ada dalam gelas kaca dan akhirnya pecah berantakan. Hae Young sudah ada didepan rumah, hanya mengunakan sandal dan tak bisa mengunakan jasnya dengan benar karena satu tanganya di gips.
Park Hoon membuka sebuah kotak ada sepatu, buku dan yang lainnya lalu memasukan semua ke dalam tong besar lalu menyalakan korek tapi koreknya malah tak mau menyala. Dengan penuh amarah mencoba agar menyala korek lalu membakar semua barangnya.
Diatasnya ada sebuah kartu “Sekarang marilah kita ingat ini sebagai kenangan indah kita. Jika kita saling bertemu di jalan... ada baiknya kita tersenyum dan saling menyapa. Ah, kuharap kau mengembalikan hadiah yang kuberikan padamu.”
Park Hoon ke sebuah kedai kopi dengan membawa kotak besar lalu menumpahkan semua diatas meja, berisi abu sisa bakar mengatakan
sudah membawa barang-barangnya, dan mempersilahkan kalau memang mau mendaur ulangnya karena menurutnya itu mengucapkan perpisahan.
“Kau ingat saja kita sebagai kenangan yang indah. Bagaimana kau bisa bicara tentang semua omong kosong itu? Dasar kau
Menyebalkan sekali Aku seperti orang tolol yang kau mainkan, apa kau mengerti? Kau bilang "Jika kita saling bertemu, tersenyumlah?" Dasar jalang...” jerit Park Hoon dengan mata melotot
Mantanya terlihat hanya tersenyum, Park Hoon makin melotot menyuruh agar tak tersenyum sambil menjerit histeris dan menendang kursi, beberapa pasangan yang lain ikut tersenyum. Park Hoon semakin histeris menyuruh semua tak tersenyum padanya.
Seorang pelayan minimarket dengan rambut ombrenya, bernama Yoon Ahn Na menyusun barang-barang dalam rak. Park Hoon masih sangat marah memakan kimbap semuanya, Ahn Na melihatnya berpikir Park Hoon sehabis bertengkardengan seseorang
“Hari ini... Aku putus dengan pacarku. Aku harus memikirkan siapa yang harus kudekati sekarang.” Kata Park Hoon
“Siapa yang lebih baik? Aku bukan salah satu dari kandidatmu, 'kan?” ucap Ahn Na dengan bergaya genit.
Park Hoon melihat dari bawah kaki Ahn Na yang jenjang mengetukan sepatunya kelantai dengan rak mini. Ahn Na pun mengodanya dengan memberikan kecupan jauh serta kedipan mata. Park Hoon terdiam melihatnya seperti terpana, memuji kalau Ahn Na itu keren.
Hae Young melihat di dahinya ada bekas memar, Soo Kyung memakai jasnya sambil berjalan mengatakan akan keluar ke cabang took untuk melakukan pemeriksaan dadakan. Semua terlihat panik , Hae Young terlihat melamun tak mendengarnya, Manager memanggilnya memberitahu Pemeriksaan dadakan. Hae Young langsung bangun dan sibuk dengan ponselnya.
“Jangan menghubungi mereka. Apa Kau tidak dengar kalau itu pemeriksaan dadakan?” Teriak Soo Kyung sinis, Hae Young pun hanya bisa mengedumel sendirian.
Di restoran
Semua pelayan berkumpul menyambut Soo Kyung yang datang, Manager restoran mengeluh Hae Young tidak menghubunginya karena tak tahu mereka cara menyenangkan hatinya. Hae Young hanya bisa mengucapkan permintaan maafnya.
“Ini 10 menit sebelum toko dibuka. Kenapa ada benda ini disini?” ucap Soo Kyun melihat standing banner.
“Ketika terlihat bagus maka makanan itu baik untuk dimakan. Apa kau tidak akan menempatkan makanannya sesuai warnanya?” kata Soo Kyung melihat jejeran makann
“Siapa bilang untuk membuatnya sebanyak ini?
Buat yang segar dan jangan terlalu banyak.
Bukankah aku sudah memberitahumu supaya makanannya harus siap terus?” komentar Soo Kyung marah sambil melempar selada ke arah pegawai.
Di bagian pasta
Ada bercak saus yang berceceran, Soo Kyung menarik salah satu pegawai yang bertanggung jawab dengan slayernya untuk mengusap bekas
sausnya dan harus memeriksanya setiap lima menit. Pegawai itu hanya bisa maaf.
Soo Kyung pindah ke bagian Pangsitnya, baru mengigit sedikit langsung melepehkanya, berkomentar isi pangsit yang dingin dan langsung menyuapi ke mulut Manager sampai penuh, mengatakan kalau Suhu di dalam dan luar ruangan berbeda. Hae Young hanya bisa melonggo, Soo Kyung juga menyuapi yang pria yang lainya sampai mulutnya penuh pangsit.
“Cabang nomor satu kita adalah barometer nama dagang kita. Tapi kenapa banyak keluhan di toko ini?” ucap Soo Kyung mengangkat berkas sambil membaca komentarnya.
" Stafnya terlalu baik bagi kami untuk mencerna makanan, Mereka bertanya apakah kami membutuhkan yang lain dan bagaimana makanannya, Mereka terlalu banyak bertanya.”
Semua pegawai dan Hae Young mengikuti Soo Kyung yang berjalan dengan cepat. Manager Restoran mengaku sudah mengikuti buku panduan. Soo Kyung mengatakan kalau semua pelanggan meminta hal yang sama keesokan harinya.
“Aku kebetulan pergi kesana tiga hari berturut-turut dan ditanyai pertanyaan yang sama selama tiga hari.Itu membuatku tidak nyaman sekali."” Kata Soo Kyung membaca komentar sambil pundak Manager dengan berkas.
“Apa Kau tidak ingat pelanggan yang datang kesini tiga hari berturut-turut? Tapi kau mengulang pertanyaan itu seperti robot. Apa itu namanya keramahan?” omel Soo Kyung kembali membaca komentar lainnya. Jadi aku harus menunggu di belakangnya." "Seorang karyawan menghalangi makanannya selagi dia merapikan makanannya
“Sudah kubilang jangan menghalangi jalan pelanggan. Ketika ada banyak pelanggan, apa yang harus kau lakukan? Bawakan aku buku panduannya. Cepat!” jerit Soo Kyung yang membuat semua pegawai berlai berhampuran untuk mengambil buku panduan.
Soo Kyung mulai menyindir Hae Young kalau semua akan baik selama beras yang akan buat langsung dan tidak peduli bagaimana menyajikan
hidangan lainnya.
“Apa begini caramu mengontrol tokonya, hah?” teriak Soo Kyung sambil melempar semua berkas diwajah Hae Young.
Semua bersulang dengan Soo Kyung, semua menjerit bahagia karena Direktur mereka akan mentraktir sampai ronde kedua. Soo Kyung tersenyum bahagia, sementara Hae Young terlihat menahan amarah melihat semuanya bahkan seluruh pegawai melawaninya dengan menyuapi selada dan juga daging.
“Apa dia memarahimu seharian?” tanya Manager, Hae Young hanya diam terlihat menahan emosi. Manager meminta Hae Young melupakn karena sudah tahu kebiasan Soo Kyung.
“Bukankah aku terlihat menyedihkan? Lihatlah lenganku. Kurasa aku sedikit menyedihkan. Ah...
Tidak.... Kurasa aku sangat menyedihkan.” Kata Hae Young melihat semua pelayan melayani Soo Kyung bahkan sampai memberikan tissue juga. Hae Young memilih untuk meminum soju langsung dari botol untuk menghilangkan amarahnya.
Soo Kyung keluar restoran dengan jalan terhuyung-huyung sambil minum air. Hae Young sudah duduk diluar mengejek karena Soo Kyung kembali pergi sebelum semua orang pulang. Soo Kyung terus berjalan, Hae Young menegurnya kalau seseorang memulai perkelahian dengan orang lain aka dunia akan berakhir besok.
“Jadi kau tidak perlu memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Jika kau ingin membunuh orang itu, kau bisa melakukannya. Jadi dengan orang itu...Tidak masalah untuk membunuh orang itu. Aku akan menganggapnya sebagai rasa kemanusiaan.” Ucap Hae Young dengan tawanya karena mabuk,
“Dengan manusia itu dan aku... Jika aku memulai perkelahian dengan manusia itu... Apakah aku akan dipukuli? Aku yakin tidak akan ditepis.” Jerit Hae Young menantang
“Aku ragu bahwa dunia akan berakhir besok. Dan
Aku akan menerima tantanganmu, sekarang
Gulung salah satu lengan bajumu.” Ucap Soo Kyung melempar tasnya dan memberikan tendangan dengan kakinya.
Hae Young bisa menghindarinya, Soo Kyung pun menantang untuk mereka bertanding karena ia juga tidak akan ditepis. Hae Young menayakan alasan Soo Kyung melakukan semua ini padanya. Soo Kyung memberikan botol air minumnya karena Hae Young yang pertama kali ingin bertanding.
Soo Kyung dengan gaya memutar bisa menendang botol air minum sampai terjatuh, Hae Young menjerit menanyakan alasan Soo Kyung yang selalu memarahinya. Soo Kyung mengatakan kalau Hae Young yang tidak melakukan dengan baik bahkan tidak mengelola toko dengan baik membatalkan pernikahan pada hari itu.
Hae Young berteriak tidak membatalkannya pada hari H. Soo Kyung mengaku menerima smsnya pada hari H sambil memberikan tendangan pada angin. Hae Young heran karan Soo Kyung bukan orang yang akan menjadi kakak iparnyan dan ini adalah pernikahannya, dan apa pentinya kalau ia mau menikah. Soo Kyung berjongkok mengaku
menantikan pernikahannya karena akan ada
Prasmanan di hotel jadi ia tidak makan malam sebelumnya, lalu mendapat sms keesokan harinya bahwa pernikahannya dibatalkan.
“Kau!! Apakah kau pernah membuat empat porsi
ramen jam tujuh pagi?” ucap Soo Kyung, Hae Young pun meminta maaf. Soo Kyung dengan mata berkaca-kaca merasa Hae Young itu pasti sangat menyesal lalu kembali memberikan tendang dan pergi meninggalkan restoran.
“Aku juga tidak berniat membatalkannya.” Kata Hae Young.
Hae Young berjalan di pinggir jembatan dengan jalan terhuyung-huyung, tiba-tiba langkahnya terhenti, pikiran kembali satu bulan yang lalu.
Flash Back
Han Tae Jin mengutarakan kalau mereka tidak jadi menikah saja. Hae Young berkaca-kaca mendengarnya, Tae Jin meminta maaf karena merasa belum cukup mencintainya sampai harus menikah. Hae Young bertanya apakah ia melakukan sesuatu yang salah. Tae Jin mengaku tak ada, Hae Young pun menanyakan alasan pembatalan pernikahanya.
“Aku tiba-tiba tidak tahan melihatmu makan.” Akui Tae Jin, suasana lalu lalang di cafe yang ramai seperti sangat sunyi untuk Hae Young dengan menahan air matanya.
“Tapi bisakah kau bilang pada semuanya kalau aku yang membatalkan pernikahannya? Tolong beritahu semuanya kalau aku yang tidak mau menikah. Silahkan lakukan saja seperti itu, Aku sangat malu.” Ucap Hae Young akhirnya menangis
Hae Young menangis histeris di pinggir jembatan seperti meluapkan semua kesedihan yang ditahanya selama ini. Sementara Do Kyung sengaja memasang mic dan juga earphone ditelinganya, matanya kembali melihat bayangan sosok wanita berjalan ditengah jalan dan Hae Young berbicara kalau ia tak sekarat. Do Kyung bertanya-tanya siapa sebenarnya wanita yang tak dikenalnya itu.
Ahn Na berlari dengan tasnya dan langsung mengandeng tangan Park Hoon dari belakang, meminta agar mengingat hari pertama mereka berkencan, jadi mereka harus merayakan 100 hari
dan membuat perayaan sederhana pada hari ke-100, setelah itu membuat perayaan luar biasa pada hari jadi satu tahun. Park Hoon hanya tersenyum melihat Ahn Na yang berjalan didepanya.
“Aku belum bertemu dengan pria yang bisa berkencan lebih dari setahun. Jadi Aku tidak punya peringatan satu tahun. Mari kita lakukan kali ini, Aku ingin melakukannya. Mari kita tetap bersama selama setahun, oke?” ucap Ahn Na
“Aku bilang Setahun? Harusnya lebih lama lagi.” Kata Park Hoon.
“Aku sampai bosan kalau bertemu dengan seorang pria tua., tapi aku tidak percaya kau jadi pacarku sekarang.” Ucap Ahn Na bangga dengan menaruh kepalanya di pundak Park Hoon
Park Hoon tersenyum lalu bertanya apakah Ahn Na menyukainya, Ahn Na menganguk. Park Hoon bertanya apa yang disukai dari dirinya, Ahn Na melihat Park Hoon itu jujur, Park Hoon dengan bangga mengatakan kalau ia juga lucu. Ahn Na bertanya apa yang harus mereka lakukan untuk merayakan hari pertama mereka berkencan. Park Hoon menjawab ciuman, Ahn Na pun mencondongkan kepalanya membiarkan Park Hoon untuk menciumnya.
Do Kyung memasang segelas es lemon tea, Hee Ran yang sudah menunggu memanggilnya. Do Kyung heran melihat Hee Ran yang datang lebih awal karena seharusnya bertemu jam tiga. Hee Ran memang sengaja datang lebih awal untuk
menemui seorang temannya, yan pernah diceritakan sebelumnya yaitu teman SMAnya.
“Dia akan menikah dengan si orang jagoan itu...
Tapi dia membatalkan pernikahan sehari sebelumnya. Aku pernah melihat pasangan yang membatalkan pernikahan mereka selama persiapannya. Tapi ini pertama kalinya aku melihat pembatalannya sehari sebelumnya. Dia sangat lembut dan baik di sekolah. Kalau dipikir-pikir, ternyata orang yang selalu diam bisa mengejutkan semua orang.”cerita Hae Young,
Do Kyung tiba-tiba terdiam dan terlihat gelisah, Hae Young melihat ponselnya bergetar lalu memberitahu kalau itu temanya yang menelp. Do Kyung terlihat makin gelisah mendengar namanya Hae Young dan melambaikan tanganya. Hae Young dilantai bawah pun bisa melihat temanya dari jendela berjalan masuk.
Do Kyung memilih untuk pergi, Hee Ran terlihat binggung memanggilnya, Do Kyung terus berjalan menuruni tangga cafe dengan cepat dan langsung bertabrakan dengan Hae Young baru masuk cafe. Tubuh Hae Young sempat berputar, Do Kyung seperti merasakan gambaran yang sama saat seorang wanita membungkuk.
Hee Ran datang dengan wajah panik menanyakan keadaan temanya, Hae Young mengangkat wajahnya dan terlihat hidungnya yang berdarah, Do Kyung bisa melihat gambaran yang sama dengan yang dilihat sebelumnya. Hee Ran pun memberikan tissue agar Hae Young bisa mengelap hidungnya, lalu menyuruh untuk menyapa Do Kyung sebagai direktur dari studio rekaman suara.
“Apa yang kalian bicarakan? Apa yang dia katakan tentangku?” kata Hae Young binggung, Do Kyung tak menjawab memilih untuk keluar dari cafe dengan mengingat ucapan Hae Young.
Akhirnya Do Kyung pergi ke studio, terdengar ponsel bergetar dan ada nama “Oh Hae Young” terlihat di layar ponsel. Do Kyung melihat sosok wanita yang cantik berbaring diatas dadanya.
“Suara detak jantungmu... adalah hal terbaik di dunia.“ terdengar suara Hae Young, dan akhirnya panggilan Hae Young pun menjadi miss call. Hee Ran masuk kedalam ruang studio, Do Kyung memberitahu kalau tadi ada ponselnya bergetar.
Hae Young pun melihat ponselnya sambil bercerita temanya itu terus saja bicara betapa senangnya bertemu dengan si pria tampan, saat berada di berita koran ekonomi yang bernama
Direktur Han Tae Jin. Do Kyung terdiam mendengarnya, Hae Young pun menelp balik tapi masih bicara dengan Do kyung.
“Ketika dipikir-pikir.. semakin sukses seorang pria maka semakin besar rasa cinta si wanita. Dia bilang dia bertemu belahan jiwanya atau apalah itu” ucap Hae Young, Do Kyung kembali membayangkan sosok Hae Young yang tersenyum manis padanya.
Do Kyung sudah berjalan dengan cepat melewati taman, dengan mengingat kejadian sebelumnya.
Flash Back
Do Kyung bertanya pada Hee Ran apakah mereka berteman dekat, Hee Ran menceritakan mereka
SMA di sekolah yang sama jadi kehilangan kontak lalu saling bertemu lagi di reuni tahun lalu. Do Kyung bertanya nama SMA Hee Ran, Hee Ran menjawab SMA Jin Kyung.
-end-
Do Kyung membuka buku tahunan SMA Jin Kyung, lalu menemukan foto Oh Hae Young dibagian bawah dan dibaliknya ada nama yang sama dengan wajah berbeda. Ia teringat cerita Hee Ran kalau itu temanya yang bernama Oh Hae Young dan sebelumnya ditabrak olehnya sampai membuat hidungnya berdarah.
Flash Back
Jin Sang memberitahu kalau dibelakang mereka duduk adalah orang yang bernama Han Tae Jin dan akan ingin menikah dengan Oh Hae Young dan melihat mendapat investasi besar dari Direktur Jang, jadi ini kesempatan terbaik untuk menghancurkannya.
“Dia meninggalkanmu di altar dan menikahi laki-laki lain sekarang. Apa kau baik-baik saja? Apa ada yang membuatmu terganggu? Kau ingin menghancurkan mereka, kan?” jerit Jin Sang, Hae Young melihat sosok pria dibelakanganya.
-end-
Do Kyung sudah keluar dari perpustakaan, lalu memberikan buku tahunan pada Ji Sang yang sudah menunggunya. Ji Sang melihat foto Oh Hae Young, Do Kyung menyuruh Ji Sang untuk membalikan lembarannya. Ji Sang kaget melihat nama yang sama dengan wajah berbeda.
“Oh my god.... Jadi kita sudah menghancurkan pria yang akan dinikahi oleh wanita ini?” ucap Jin Sang shock, Do Kyung tak banyak berkata-kata.
“Jadi memang benar. Ini nama yang pasaran dan
Bisa ada satu lagi. Kenapa aku tidak memikirkannya?” keluh Jin Sang kesal sendiri.
Hae Young mengompres hidungnya dengan es, Hee Ran mengomel karena temanya tak mau pergi ke dokter. Hae Young mengumpat kesal menurutnya Jika Do Kyung membuat hidungnya
berdarah harus memberikan uang ganti rugi atau mentraktir minum tapi malah pergi begitu saja. Hee Ran memberitahu Do Kyung itu tak minum.
“Bagaimana bisa dia tidak minum? Lalu bagaimana dia bersenang-senang?” kata Hae Young, temanya meminta agar memelankan suara karena orang pasti berpikiran yang lain.
“Tidak, maksudku jika dia tidak minum darimana dia mendapatkan kesenangan?” jelas Hae Young lalu bertanya apa yang dikerjakan Do Kyung.
Hee Ran memberitahu Do Kyung itu berkerja sebagai Sound film. Hae Young pikir Do Kyung itu membuat Lagu-lagu dalam film, Hee Ran membenarkan kalau Do Kyung bagian editing suara di film. Hae Joon bisa mengerti seperti Yoo Ji Tae dari "One Fine Spring Day."
“Hei.. Katakan padanya bahwa aku ingin dia mentraktirku. Jadi kita bisa pergi keluar minum-minum. Ah....Tidak, katakan padanya bahwa hidungku patah dan harus dioperasi hidungnya.
Berapa biaya operasi hidung sekarang ini?” ucap Hae Young bersemangat, Hee Ran membisikan kalau itu Tiga juta won
Di pinggir sungai Han
Do Kyung berdiri dengan helaan nafas sementara Jin Sang berbicara ditelp dengan wajah sedikit binggung lalu memberitahu Do Kyung kalau Tae Jin memutuskan wanita itu sehari sebelum pernikahan karena usahanya bangkrut dan akan masuk penjara.
“Kau tahulah sifat pria. Mereka lebih suka menjadi orang jahat dibandingkan orang yang tidak kompeten. Itu yang terjadi. Dia bilang tidak menyukainya lagi dan menghancurkan hati si wanita. Dia sangat malu, jadi...si wanita ingin kalau wanita itu yang membatalkan pernikahan.” Cerita Jin sang sambil mengeluh kesak karena semuanya menjadi kacau.
“Bagaimana bisa kita tahu kalau ada gadis lain...
yang namanya sama dengan Oh Hae Young?
Kurasa kau sudah mendapatkan balas dendammu. Tapi Kita malah akhirnya menghancurkan kehidupan wanita lain.... Pasti dia sakit sekali.” Ucap Ji Sang seperti merasa bersalah
“Aku pernah melihatnya sebelumnya...” ucap Do Kyung, Ji Sang menanyakan dimana.
“Aku baru melihatnya...di dalam penglihatanku.” Kata Do Kyung, Ji sang pikir temanya itu punya kemampuan psikis.
Hae Young sedikit mabuk memuji temannya karena Ada orang yang ingin pergi ke bioskop dengannya lalu menanyakan siapa orangnya, Hee Ran tak memberitahunya, Hae Young mengejek kalau pria itu seorang sutradara terkenal. Hee Ran dengan bangga mengatakan kalau mereka berkerja denganya maka akan menjadi terkenal, Hae Young yang mendengarnya terlihat ingin muntah.
“Dalam bidangku... aku punya reputasi untuk
membuat direktur bintang.” Kata Hee Ran lalu berjalan pulang sambil berpesan pada temanya agar berhati-hati saat pulang. Hae Young juga meminta agar Hee Ran bisa bahagia dan selalu ceria sambil melambaikan tanganya lalu berjalan ketengah jalan yang ramai tapi hatinya seperti terasa sepi.
Do Kyung menatap keluar jendela mobil, Ji Sang merasa khawatir kalau nanti menurunkan di kantor apakah mungkin temanya itu masih bisa berkerja jadi lebih baik pulang saja. Do kyung meminta agar menurunkanya saja karena ingin berjalan saja. Ji Sang menolak hanya ingin mengantar temanya sampai ke rumah. Do Kyung berteriak hanya ingin berjalan kaki sekarang.
Akhirnya Ji Sang memberhentikan mobilnya, sebelum turun menyakinkan mereka bisa memperbaiki dan akan cari tahu jadi memohon tak perlu memikirkan dan pergi tidur dengan nyenyak. Do Kyung menganguk mengerti lalu turun dari mobil.
Ji Sang baru saja memutar balik mobilnya untuk kembali kerumah, lalu tersadar dengan dompet Do Kyung tertinggal dikursi. Akhirnya menelp Do Kyung memberitahu dompetnya tertinggal jadi meminta untuk menunggunya, Do Kyung seperti tak menyadari kalau ponselnya tertinggal.
Mobil Ji Sang berhenti di seberang jalan, karena banyak mobil yang mengantri dibelakangnya, dengan terpaksa melemparkan dompetnya, tapi Do Kyung tak bisa menangkapnya dan tergeletak ditengah jalan. Ji Sang tak bisa menunggu karena bunyi klakson mobil dibelakanganya terus terdengar lalu melajukan dengan mobilnya, berjanji akan menelp Do Kyung nanti.
Do Kyung tak bisa mengambil dompetnya karena mobil yang lalu lalang dengan kecepatan tinggi, tiba-tiba sosok wanita berjalan didepanya tanpa rasa takut mengambil dompet Do Kyung lalu kembali ke pinggir jalan. Do Kyung menatap Hae Young yang berani ke tengah jalan untuk mengambil dompetnya. Do Kyung menatapnya kembali mengingat dengan pengelihatanya kalau Hae Young mengatakan “Aku tidak sekarat.” dan itu sama dengan yang dikatakan Hae Young yang tepat didepanya.
~bersambung ke episode 2~
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Miss Oh [Completed]
FantasíaOh Hae-Young dibuang oleh Han Tae-Jin pada hari sebelum pernikahan mereka. Dia tidak bisa mengatakan yang sebenarnya tentang apa yang terjadi dan berbohong kepada orang lain tentang apa yang terjadi. Dia bekerja sebagai asisten manajer divisi restor...