Episode 17

117 4 0
                                    

“Aku cinta padamu.” Ucap Do Kyung, Hae Young terdiam dan berhenti melangkah, jantungnya berdegup sangat kencang.
Keduanya saling menatap, lalu sama-sama tersenyum. Do Kyung merangkul tangan pada pundak Hae Young, sementara Hae Young memeluk pinggang Do Kyung mengaku seperti merasa melayang diawan setelah mendengarnya. Keduanya berjalan dengan sebuah lagu yang di putarkan terlihat di dinding.
Hae Young mengejek akhirnya Do Kyung mengungkapkan juga dan Butuh waktu lama. Do Kyung membalas Hae Young yang tak mengatakan apapun karena orang lain, biasanya bersikap berbeda. Hae Young bertanya haruskah memberikan jawabannya sekarang. Do Kyung mengangguk.
“Aku juga, mencinta Park Do Kyung ...” teriak Hae Young, seseorang lewat bisa mendengarnya. Do Kyung langsung meminta Hae Young menghentikan tak perlu menjawabnya, terlihat malu.
“Kenapa ? Aku ingin menjawabmu.... Aku juga cinta Park Do Kyung ...” teriak Hae Young merasa semua orang harus tahu,Do Kyung kembali meminta agar Hae Young tak melakukanya. Hae Young binggung akhirnya Do Kyung berjalan memeluk erat Hae Young dengan hujan yang semakin deras.
Di dalam bus
Hae Young senyum-senyum sendiri lalu saling menatap dengan Do Kyung yang duduk disampingnya. Hae Young merasa malang sekali karena serasa terbang ke langit seperti orang bodoh setelah mendengar kata cinta dari Do kyung. Menurutnya itu karena Do Kyung tidak pernah memberikan apapun padanya. Do Kyung hanya bisa tersenyum.
“Aku masih belum menjawabmu. Apa disini saja ?” kata Hae Young, Do Kyung memegang tangan Hae Young supaya tak melakukannya. Hae Young tak mau mendengar langsung membuka jendela
“Aku juga Cinta sekali pada Park Do Kyung ! Park Do Kyung milikku !” teriak Hae Young, Do Kyung langsung pindah ke tempat duduk belakang karena malu. Hae Young sadar Do Kyung sudah tak ada disampingnya, lalu berjalan pindah ke bangku belakang dan langsung merangkul, menyadarkan kepala di pundak pacarnya. Do Kyung hanya bisa tersenyum melihat tingkah Hae Young dan memegang erat tanganya.
[Episode 17-Aku Bisa Mati Hari Ini Tanpa Penyesalan ]
Ibu Hae Young dan Tuan Oh baru selesai mencuci buah, ketika akan memindahkan mendengar sesuatu seperti orang yang sedang berciuman. Mata mereka langsung melotot kaget melihat anak mereka didepan pintu secara bergantian mengecup tangan kanan dan kiri Do Kyung. Sementara Do Kyung hanya bisa tertawa bahagia. Ibu Hae Young sempat sedikit lemas melihat tingkah anaknya.
“Aku tidak ingin masuk rumah. Apa Kita kerumahmu saja ?” ucap Hae Young mengoda.
Ibu Hae Young yang mendengarnya langsung menendang baskom membuat keributan. Hae Young sepertinya sadar kalau ibunya ada di halaman lalu memberikan kode agar Do Kyung segera pergi. Do Kyung berjalan pergi tapi sempat melihat Ibu dan ayah Hae Young lalu membungkukan badan, Hae Young mendorong Do Kyung untuk cepat pergi. Ibu Hae Young melotot marah melihat Do Kyung sampai pergi menghilang. Hae Young perlahan masuk ke dalam rumah, sempat melirik dan melihat ibunya masih melotot, akhirnya buru-buru masuk rumah.
Tuan Oh pun bersama istrinya membawa buah yang sudah dicuci ke dalam rumah, Hae Young keluar kamar sudah berganti baju dan sempat kaget melihat ayah dan ibunya sudah ada diruang makan. Ibunya masih saja menatap sinis akhirnya Hae Young memilih untuk buru-buru masuk kamar mandi.
Ibu Hae Young yang kesal akhirnya memilih untuk mencuci kembali piring-piring yang sudah bersih. Tuan Oh membela diri kalau anak mereka itu
sudah 32 tahun. Ibu Hae Young membalas kalau sudah 32 tahu apakah Hae Young itu bukan perempuan, menurutnya Hae Young Perempuan paling terbodoh sedunia.
“mmm... kau juga begitu waktu kita pacaran.”ucap Tuan Oh
“Makanya itu dia tolol.” ucap Ibu Hae Young marah. Tuan Oh pun hanya bisa diam tanpa bisa membalasnya.
Do Kyung terlihat pulang ke rumah dengan bus dan masih tersenyum bahagia dengan yang dilakukan untuk Hae Young. Lalu membuka jendela dan mengucapkan Terima kasih.
Jam setengah tujuh, weker dikamar berdering dengan keras tapi Hae Young mematikan lalu duduk diatas tempat tidurnya. Setelah itu duduk di meja belajarnya melihat ke arah cermin, memuji dirinya sendiri kalau wajahnya makin cantik saja.
“Karena sedang jatuh cinta maka aku makin cantik.” Ucap Hae Young bangga dengan memegang wajahnya yang terlihat bersinar.
Ia berjalan ke halte bus, melihat bus yang dinaikinya akan berangkat langsung berteriak akan menunggu. Tapi supir bus tak mendengar dan langsung pergi. Dengan nafas terengah-engah sudah tahu pasti akan telat masuk kantor dan Paling hanya kena omel saja.
“Memangnya Kenapa kalau telat ? Yang penting cinta.” Ucap Hae Young penuh semangat lalu menatap langit sambil menghirup udara pagi, wajahnya benar-benar terlihat bahagia.
Jin Sang tertidur di sofa kantornya dengan koper dan tas yang ada disampingnya. Do Kyung datang membangunkan temannya dengan menoyor kepalanya. Jin Sang masih tetap tertidur. Do Kyung berteriak sambil menarik jaketnya, Jin Sang akhirnya terbangun lalu tersadar kalau sekarang ada di kantornya.
“Aku kira, aku ini mabuk dan pergi kerumahmu.
Aku kaget, dasar brengsek !” teriak Jin Sang kesal
“Apa kau tidak pulang kerumah ?” tanya Do Kyung
“Kau tahulah, rumahku Banyak didatangi perempuan.” Ucap Jin Sang lalu mengeluh kepalanya terasa pusing. Do Kyung mengajak Jin Sang segera bangun dan mengajaknya untuk pergi ke Sauna.
Setelah dari sauna, Jin Sang mengatakan Hari ini
berhati-hati sekali dengan membuka baju dulu,
baru buka celana karena berusaha meminta
perhatian dari temanya tapi ternyata Do Kyung tak menyadarinya. Do Kyung hanya diam saja. Jin Sang tiba-tiba menarik baju Do Kyung dengan wajah tertunduk meminta agar memujinya karena membutuhkanya. Do Kyung mengelus kepala temanya dengan lembut lalu berjalan kembali.
“Aku lelah....Aku bahkan tidak merasa senang meski sudah pesta semalaman. Rasanya seperti jalan dengan cap "bajingan" di dahiku. Rasanya hatiku juga di cap kata itu.” Ungkap Jin Sang
“Kalau memang tahu begitu, kenapa pergi dari rumahku ?” komentar Do Kyung
“Aku diusir dan tidak keluar sendiri. Dia bahkan memberiku aba-aba agar tidak melihat kebelakang. Dia bilang "Kiri, kiri, kiri ..."” keluh Jin Sang
“Aku akan menikahi nuna, dan Kau tahu aku bukan bajingan besar. Tapi, nuna bilang begini ...
"Jangan memaksakan dirimu menghadapi ini"” cerita Jin Sang sedih, Do Kyung sempat berhenti berjalan mendengarnya.
“Lalu Aku tertangkap basah saat merokok. Aku juga merokok saat gagal ujian advokat dan saat dipanggil wajib militer ... Saat itu, kedua kalinya aku merokok lagi. Dia sungguh bisa melihat diriku, Ini Memalukan sekali. Aku merasa sangat bersalah.”ungkap Jin Sang dengan berusaha menahan air matanya lalu meminta Do Kyung untuk memeluknya.
Do Kyung melihat sekeliling lebih dulu dan sebagai teman yang terlihat sedih memberikan pelukan untuk menenangkanya. Jin Sang menangis meminta maaf karena menurutnya tingkahnya itu sangat memalukan. Do Kyung menepuk punggungnya, Jin Sang sambil menangis bertanya keadaan Soo Kyung sekarang.
Soo Kyung sedang melakukan yoga dengan kepala dibawah dan membuat kakinya menyentuh lantai, lalu mensugesti anaknya untuk tak merasa kesepian. Lalu ia menarik kakinya ke atas dan menahanya, sambil berkata walaupun tidak punya ayah tapi punya ibu yang seperti ayah dan
paman yang seperti ayah.
“Meskipun kau butuh seorang ayah Ibu akan keliling dunia demi mencarikanmu, ayah terbaik yang pernah ada !” kata Soo Kyung membuat posisi lilin dengan karpet yoganya dan mengerakan kaki seperti sedang mengayuh sepeda.
Terdengar ketukan pintu, Soo Kyung langsung berguling dengan cepat memakai rok dan juga kemejanya setelah itu melempar karpet yoga dan mengunakan kembali sepatu hak tingginya, tak lupa merapihkan rambutnya dengan gayanya seperti pria maskulin tak lupa mematikan radionya.
Manager Sung Jin memberikan laporan hasil analisa paruh pertama tren tahun ini. Soo Kyung dengan wajah sinisnya mengatakan Kalau dari awal tidak bisa dibaca, berarti ada yang salah lalu menyuruh untuk mengulanginya dengan melemparnya. Manager Sung pun akan mengulannya. Soo Kyung juga meminta agar dibawakan kopi.
Setelah Manager Sung pergi, Soo Kyung kembali menyalakan radionya terlihat sangat menikmati kehamilanya walaupun tanpa suami.
Do Kyung dan Sang Suk sedang serius mendengarkan suara pada adegan kejar-kejaran mobil. Disampingnya Park Hoon sibuk berbicara di telp. Do Kyun menyuruh Sang Suk untuk memasukan rekaman suara di bagian adegan yang diinginkanya. Sang Suk mengangguk mengerti.
Terdengar suara Park Hoon ditelp mengatakan tak perlu khawatir karena orang itu sudah pasti mengenal mereka semuanya, karena walaupun langit akan runtuh tapi pekerjaan mereka pasti akan tetap selesai dan beranji akan hubungi saat
mereka pindah studio. Do Kyung yang mendengarnya terlihat kaget.
Park Hoon menutup telp melihat tatapan wajah kakaknya lalu memberitahu Joon Hee dan Ki Tae sedang cari studio baru seperti Tempat murah di basement atau sejenisnya dan memberikan info pada kakaknya kalau mereka tidak akan pindah perusahaan.
“Karena banyak yang mencari Presdir, aku yakin perusahaan bisa segera stabil.” Ucap Sang Suk yakin
Nyonya Heo masuk ruangan melihat anaknya lalu menyindir kalau Do Kyung itu hebat karena masih bisa kerja. Do Kyung hanya bisa diam saja, Nyonya Heo mengejar anaknya memohon agar
Minta maaf pada ketua Jang. Do Kyung mengatakan kalau semua itu tidak menyelesaikan masalah.
“Suruh perempuan itu kembali ke asalnya Maka ini akan selesai.” Kata Nyonya Heo, Do Kyung meminta ibunya menyudahinya saja dan tak perlu membahasnya dan berjalan pergi.
“Apa Kau sedang menghukumku ? Apa Kau mau tunjukan kalau kau bangkrut karena ibu ? Apa Kau mau ibu merasa bersalah karena semua perbuatan ibu ? Begitukan ?!” teriak Nyonya Heo
“Semua ini terjadi karena aku dan Bukan salah ibu.” Ucap Do Kyung seperti pasrah menerima semuanya lalu berjalan pergi. Nyonya Heo binggung melihat sikap anaknnya.
Nyonya Heo mondar mandir diruangan terlihat gelisah, lalu menelp Soo Kyung dengan panik bertanya apakah Do Kyung sedang sakit karena melihat tingkahnya itu sangat aneh dan merasakan pasti ada sesuatu.
“Dia tidak marah padaku ! Pasti dia terjadi sesuatu, Cepat cari tahu.” Ucap Nyonya Heo menahan tangis dan terlihat benar-benar ketakutan.
Hae Young sedang membereskan tasnya lalu melirik ke arah bunga yang diberikan Do Kyung lalu memujinya sangat bangga karena mereka semua itu tidak layu. Dan mengajak ngobrol seperti adiknya sendiri, kala mereka itu bertahan demi menjaga perasaan kakaknya ini
“Kalau malam jangan nangis sendirian. Besok, eonni akan datang lebih pagi.” Ucap Hae Young
“Lalu Bunganya bilang apa ? Jangan bicara dengan bunga. Itu, terlihat lebih aneh dibanding menaruh bunga di kepalamu.” Ucap Manager Sung, Hae Young melirik sinis.
Semua pun sudah siap pulang setelah melakukan suit dan hasilnya Sang Joo yang traktir makan malam. Hae Young pun siap untuk pulang dan Do Kyung menelp memberitahu baru saja akan pulang, bertanya kenapa menelpnya. Do Kyung mengajak untuk makan malam dengan kakaknya, Hae Young bertanya apakah itu maksudnya sang direktur.
Soo Kyung keluar dari ruangan berjalan didepan Hae Young menyuruh agar bicara pada Do Kyung tak perlu melakukanya. Hae Young hanya diam saja.
Do Kyung datang bersama Park Hoon pulang kerumah, saat itu Hae Young dan Soo Kyung baru juga sampai rumah dengan mengunakan taksi. Park Hoon mengeluh kakaknya yang seharusnya bisa dijemput. Soo Kyung pikir untuk apa mereka
bulak balik karena bisa naik taksi.
“Kau berbadan du... Maksudku...Kalian berdua. Jadi kami ingin menjemput.” Kata Park Hoon sadar kalau ada Hae Young yang belum mengetahui kakaknya itu sedang hamil.
Soo Kyung mengajak mereka untuk segera masuk, Hae Young pun mengambil tas plastik yang dibawa Do Kyung dan mengajak mereka untuk segera masuk. Park Hoon menahan kakaknya, membahas kalau pacar Hae Young yang sudah merusak studio mereka. Do Kyung menegaskan pacar dari Hae Young itu dirinya. Park Hoon mengumpat kakaknya itu sudah gila, Do Kyung memperingatkan adiknya Jangan katakan apapun kalau tidak akan membunuhnya.
Do Kyung menatap buah di piring sementara, Hae Young memotong buah melon. Park Hoon dibelakang mengejek keduanya sudah seperti
suami istri dan mengungkapkan sangat menyukainya, sambil menghela nafas mengatakan kalimat “ Studio kami ...” Do Kyung melirik sinis.
Park Hoon mengangkat jempolnya mengatakan
Cinta memang hebat lalu berjalan ke meja makan. Soo Kyung bertanya kenapa mereka makan bersama padahal bisa langsung naik ke atas. Park Hoon mengatakan mereka bisa makan
bersama karena keduanya tidak bisa berbuat apa-apa kalau sedang makan lalu tertawa lebar. Do Kyung terdiam dengan mata melotot.
“Kenapa selalu melotot kalau aku bicara ? Dimana enaknya kalau tidak bisa menggoda sepasang kekasih ? Aku tidak akan sirik karena punya harga diri.” Ucap Park Hoon, Hae Young yang mendengarnya hanya bisa tersipu malu sambil memotong buah.
Do Kyung pun mengajak Hae Young untuk duduk, Soo Kyung pun menyuruh Hae Young untuk segera duduk dan makan. Hae Young membawa sepiring melon karena tahu dari Do Kyung kalau Soo Kyung suka melon. Soo Kyung mengatakan
suka daging dan ikan mentah serta banyak sekali yang disukainya.
“Kalau dia tanya apa yang kau suka, jangan pernah menjawabnya. Dia akan membelikanmu itu selama 365 hari. Aku ingat 30 tahun lalu, waktu aku masih 14 tahunAku bilang ke dia, kalu
aku suka sekali makan melon. Sejak itu, dia selalu membelikan aku melon !” cerita Soo Kyung, semua tertawa, Do Kyung pun tersenyum.
“Aku cukup bilang satu kata. Tolong beri Do Kyung, cinta yang berlimpah. Dia malang sekali.” Kata Soo Kyung, semua pun terdiam mendengarnya.
“Bolehkah aku.... mengambil dan memelihara dia ?” kata Hae Young, semua langsung menatap kaget pada Hae Young.
Hae Young mengaku kalau hanya bercanda, tapi Soo Kyung melihat Hae Young seperti serius lalu menyuruh untuk mengambil dan memeliharanya, dan membuat Do Kyung sesak dengan cinta dari Hae Young yang berlimpah-limpah, Hae Young pikir Mungkin akan mati duluan karena terlalu berbunga-bunga. Semua kembali terdiam, Soo Kyun merasa Hae Young itu tidak terusik sedikitpun dan melihat kalau kalau sangat menyukai adiknya.
“Bukan cuma itu, Aku bahkan bisa bungee jumping tanpa tali Ah, tidak sendirian Tapi
bersama-sama.” Kata Hae Young, semua kembali melonggo karena Hae Young mulai berlebihan.
“Sepertinya ... kau agak gila.” Komentar Park Hoon, Soo Kyung pun tak bisa menahan tawanya.
“Jangan berlebihan. Meskipun dia adikku. Aku hanya bisa memberi semangat pada cintamu yang besar.” Pesan Soo Kyung,
Hae Young menganguk mengerti lalu melihat teman pengacara mereka itu telat datang hari ini. Park Hoon berkomentar kalau Kalau dicari pasti ketemu karena tahu Jin Sang itu sedang
bersembunyi, lalu berteriak memanggil Jn Sang untuk keluar dan makan. Soo Kyung mengatkan Jin Sang sudah tidak ada karena mulai sekarang tidak akan kemari lagi. Park Hoon dengan wajah marah merasa Manusia itu ... melarikan diri lagi. Soo Kyung beralasan kalau Jin Sang sedang pergi.
Hae Young masuk kamar melihat kalau Jin Sang itu sepertinya melakukan kesalahan besar dan penasaran memangnya melakukan apa. Soo Kyung hanya menjawab Sesuatu. Hae Young makin penasaran ingin mengetahuinya, Hae Young berjanji akan menceritakan nanti, tapi Hae Young ingin cerita sekarang dan merasa tersingung karena semua tahu kecuali dirinya.
“Kau Mau dengar apa ?” tanya Do Kyung masuk ke studio rekamannya,seperti ingin mengalihkan pembicaraan.
“Daripada mendengar, lebih baik nyanyi dan rekam lagu itu ... Lagu yang kau nyanyikan saat kecil. "Mimpi musim semi" Saat kita tua, pasti akan terasa aneh kalau di dengarkan. Suaramu saat 6 tahun Dan suaramu saat 36 tahun. Itu
Pasti menarik.” Ungkap Hae Young, Do Kyung memilih untuk melupakan saja.
“Kenapa ? Rekam saja dan Nyanyi untukku. Suara lelaki yang aku cintai, terekam saat aku sangat mencintainya, Aku ingin kau merekamnya. Aku mau dengar, ayolah Nyanyi untukku.” Kata Hae Young merayu sambil memeluk dari belakang pacarnya.
Do Kyung membuka sebuah kotak didepanya lalu memasangkan gelang ditangan Hae Young yang memeluknya, Hae Young binggung berpikir kalau itu borgol yang dipasang oleh Do Kyung lalu berpikir pacarnya itu menyukai cara yang seperti itu.
Do Kyung membalikan badanya dengan tersenyum lalu memberitahu kalau itu bukan barang lama tapi baru dibelinya. Hae Young melihat tanganya yang sudah dipasang gelang, lalu berpikir Do Kyung akan mati dan menanyakan kalau akhir-akhir ini Do Kyung baik sekali, menurutnya kalau Do Kyung terlalu baik membuatnya jadi takut. Do Kyung mengaku
kebetulan lihat dan Karena cantik jadi membelinya. Hae Young mengaku cemas, semakin merasa bahagia, maka ia semakin cemas.
“Apa aku gugup karena terlalu bahagia ?” ucap Hae Young terlihat sangat khawatir
“Jangan berpikir terlalu jauh.” Perintah Do Kyung
“Harusnya aku tidak boleh terlalu senang, tapi bahagia sekali.” Kata Hae Young, Do Kyung pun menyuruh Hae Young untuk bahagia saja.
“Kalau begitu, aku akan bahagia.” Kata Hae Young menyakinkan dirinya setelah itu akan sikat gigi, sebelum pergi mengoda Do Kyung untuk mandi juga. Do Kyung hanya bisa tersenyum lalu mengajak Hae Young untuk segea pulang.
Jin Sang terlihat mengila di club sambil menari dengan para wanita, lalu duduk ditemani wanita serta teman laki-lakinya sambil meminum bir. Temanya bertanya apakah Jin Sang mau bermain sepuasnya karena melihatnya hari ini habis-habisan. Teman wanitanya juga berpikir seperti itu lalu bertanya selama ini kemana saja. Jin Sang mengaku sibuk Tapi mulai sekarang, akan main sepuasnya.
“Every day. Every night. Party, party. Crazy party! Minum ! Bersulang !” teriak Jin Sang mengajak semua bersulang. Pak Hoon masuk ke sebuah club dengan wajah marah, melihat Jin Sang sedang duduk dengan seorang wanita sambil berpelukan dan memegang tanganya.
“Kakak Ipar ! Jangan hidup begini. Sebentar lagi punya anak ! Apa salahnya kakakku ?!” teriak Park Hoon sudah ada di dalam club. Semua orang melihatnya.
Semua orang yang ada didalam club bisa mendengarnya, Jin Sang panik berpikir kalau Park Hoon itu sudah gila dan langsung mengejarnya. Park Hoon bisa kabur dengan cepata. Jin Sang membiarkan Park Hoon dan kembali masuk. Park Hoon melihat Jin Sang masuk club. Jin Sang mengaku pada temanya kalau bukan masalah karena itu hanya adik dari temanya, dan suka iseng padanya, tapi tadi merasa sudah kelewatan.
“Ayo pulang, Kakak ipar ! Meskipun kau sudah dibebaskan kakakku, kau tidak boleh begini !” teriak Park Hoon dengan melambaikan tangan mengajaknya pergi.
Jin Sang tak bisa menahan amarahnya langsung mengejar Park Hoon sambil mengumpat. Park Hoon terus berlari sampai keluar dari club. Jin Sang berteriak agar Park Hoon berhenti dan akan membunuhnya kalau tertangkap. Park Hoon terus berlari sampai akhirnya melihat Jin Sang sudah berhenti mengejarnya karena kelelahan.
“Pernikahan tanpa cinta, tidak selalu buruk !” teriak Park Hoon yang bisa didengar oleh orang-orang yang ada disekitar jalan, Jin Sang berteriak Park Soon sudah gila sambil melempar botol minum menyuruhnya untuk pergi.
“Nuna masih cinta pada Kakak ipar ! Kenapa kau tidak mengerti hati wanita ?!” teriak Park Hoon, Jin sang berteriak kalau ia tak tahu lalu berjalan pergi
Park Hoon yang kelelahan akhirnya duduk di trotoar, Jin Sang yang melihat kesempatan ingin mengejarnya, Park Hoon menghindar berteriak marah karena Jin Sang tidak mengatakan dan mengakuinya saja. Semua orang mulai melihat keduanya seperti orang gila. Jin Sang berusaha untuk menutup mulut Park Hoon tapi tak bisa akhirnya mulai memitingnya sampai menyentuh lantai.
“Kau adalah ayahnya !” teriak Park Hoon masih bisa berteriak walaupun sudah ditutup mulutnya. Akhirnya Jin Sang melepaskan tanganya dan keduanya sama-sama kelelahan.
Apa yang salah dengan keluarga kami ?! Hyung bangkrut dan kakak iparku kabur dari rumah !
Apa-apaan ini ?!”jerit Park Hoon tak terima, Jin Sang bangun setelah berbaring diatas badan Park Hoon lalu beranjak pergi.
Temanya masih ada di club melihat Jin Sang yang kembali lagi terlihat kelelahan. Jin Sang mengeluh kalau Park Hoon itu gila lalu meminum kembali birnya, mengaku pada temanya-temanya pria tahu hanya kenalanya tapi selalu mengekorinya dan buat masalah terus, menurutnya itu pasti menyenangkan buat Park Hoon melakukan itu.
Pelayan membawakan satu nampan penuh buah, teman prianya pun mengajak mereka mulai menari di lantai dansa. Jin Sang masih kelelahan mengelap keringat denga syal lalu menatap ke arah buah melon, seperti pikiranya langsung teringat pada Soo Kyung yang menyukai buah itu.
Ia menatap wanita-wanita sexy yang menari bersama dengan teman-temanya, lalu kembali menatap buah melon yang ada dimeja. Akhirnya memutuskan untuk keluar dari club.
Do Kyung dan Hae Young saling berpandangan didepan rumah, akhirnya Do Kyun memegang wajah Hae Young dan menyuruhnya untuk lekas masuk. Hae Young pun berpesan agar berhati-hati dijalan sambil melambaikan tangan dengan memperlihatkan gelang yang didapatkanya. Do Kyung hanya bisa tertawa melihat tingkah Hae Young lalu memastika kalau sudah masuk sampai ke dalam rumah.
Akhirnya Do Kyung mengendarai mobilnya lalu melihat sosok orang yang berjalan lalu terjatuh. Tae Jin terlihat mabuk dan berjalan sendirian lalu terjatuh dan mengeluh sangat sakit pada Hae Young. Do Kyung hanya melihat dari mobil lalu memilih tak peduli dengan meninggalkanya tapi dari kaca spion terus mengamatinya.
Sesampai di lampu merah, Do Kyung terdiam dan memutuskan untuk memutar balik mobilnya, pergi ke tempat Tae Jin tapi sudah tak ada disana. Ia pun turun ke mobil mencarinya dan berlari sampai ke jalan besar, tiba-tiba matanya melihat ke arah tangga penyebarang, Tae Jin berjalan sempoyongan sambil memegang penyangah jalan.
Do Kyung hanya menatap dari bawah dan teringat pengelihatanya kalau Tae Jin ingin menabrak mobil ke arahnya. Tae Jin membelakangi tiang seperti bersandar, air matanya mengalir dan tatapannya juga kabur. Badannya sudah siap untuk terjun kebawah, Sosok Do Kyung datang menariknya. Tae Jin tergeletak ditanah, hanya bisa melihat sepatu kets oleh orang yang menolongnya. Do Kyung pun memilih untuk segera pergi tanpa banyak berkata-kata.
“Jika menengok kebelakang sebelum aku mati ...maka Aku tidak akan menyesalinya.... Aku tidak akan menyesalinya.” Gumam Do Kyung sambil menuruni tangga penyebarangan.
Hae Young berlutut didepan kamar dan terlihat Tuan Jang sedang makan dengan jepitan rambut sambil mengeluh Semua orang yang kerumahnya kenapa selalu mau minta tolong.
Hae Young hanya diam saja dan terus berlutut, Tuan Jang mengomel Semua orang minta tolong lalu makananya pun jatuh dari sumpitnya.
“Dulu aku suka padamu karena tidak pernah minta apapun. Kau membuatku sangat kecewa.” Komentar Tuan Jang
“Ini semua dimulai karena aku. Kalau hidup Oppa berantakan, maka aku tidak sanggup. Aku mohon ... Aku ingin melupakan Oppa, Meskipun harus melakukan ini. Jadi Tolong bantu aku.” Ucap Hae Young memohon,
Tuan Jang tiba-tiba marah mengebrak meja menyuruh untuk mengambil sayur dan mengomel kalau pelayanya buat orang tua ini mati setelah itu menyuruh Hae Young keluar. Hae Young terdiam dan masih berlutut di depan Tuan Jang seperti masih berharap.
Hae Young keluar rumah bertemu dengan Tae Jin yang baru turun dari mobil, dengan nada sinis menyindir Tae Jin itu kekanakan karena
Membentuk tim melawan mereka berdua. Tae Jin pikir lebih baik Bicara terus terang, apakah Hae Young tidak ingin mereka berdua putus. Hae Young membenarkan itu mungkin saja.
“Tapi, aku belum melihat hatiku mau melakukan
sejauh itu dan Karena aku tidak ingin melihatnya.
Karena aku tahu kalau melakukan maka aku akan jatuh lebih dalam. Makanya aku melakukan sesuatu sebelum kebencianku keluar. Aku selalu berkata u pada diri sendiri. "Aku, sungguh ingin mereka bahagia Aku tulus, ingin mereka bahagia".” Tegas Hae Young dengan berani menatap Tae Jin.
“Kau menyulitkan hidupmu sendiri. Aku mengerti. Dulu aku juga begitu, sampai belakangan ini.
Tadinya aku merasa jahat karena sudah melakukan hal buruk padanya. Jadi aku mencari tahu kenapa aku merasa buruk sekali. Itu karena aku hanya bersikap jahat setengah-setengah.
Aku berkata pada diriku, "Aku bukan orang yang sejahat itu Aku cukup jadi setengah jahat, setengah baik Jadi menyerahlah saat ini juga"” ucap Tae Jin
“Tapi tipe orang yang paling kubenci di dunia ini
adalah orang yang setengah baik, setengah jahat ... dan setengah kasar. Jangan berusaha menahan melakukan sesuatu yang tidak mau kau lakukan.  Ikuti saja hatimu. Berharap agar mereka putus, Itu akan lebih keren.” Kata Tae Jin sinis dan akan masuk rumah
Hae Young merasa dengan bicara pada Tae Jin membuatnya tahu, kalau kata orang mereka bisa melihat sifar aslinya seseorang setelah putus hubungan. Ia mengaku setelah putus dengan Park Do Kyung, menjadi sadar betapa hebatnya
mantanya itu dan menyesal putus dengannya.
Tapi menurutnya Hae Young tidak menyesal setelah putus dan menilai kalau Tae Jin itu masih jauh kalau dibandingkan dengan Park Do Kyung.
Tae Jin hanya diam saja dan Hae Young pun pergi dengan masuk mobilnya.
Soo Kyung sedang menari-nari di ruanganya tanpa mengunakan heels, terdengar suara ketuka pintu. Ia langsung kembali duduk dengan memakain heels dan menyuruh masuk dengan wajah dinginnya. Direktur Lee dan Manager Sung datang memberitahu tim R&D sudah menyelesaikan prototype jadi mengajak untuk melihatnya. Soo Kyung mengerti lalu berjalan pergi.
Direktur Lee membahas tentang produknya menurutnya tidak sesuai dengan musim saat ini.
Tiba-tiba terdengar seseorang yang memanggil Soo Kyung dengan panggilan Nyonya. Soo Kyung melihat Jin Sang yang memanggilnya memilih untuk tak mengubrisnya lalu berjalan pergi. Jin Sang tak percaya Soo Kyung itu mengabaikanya. Direktur Lee sambil berjalan membahas produk.
Jin Sang lalu berjalan didepan Soo Kyung bertanya kenapa tak mengangkat telpnya. Soo Kyung menyuruh Jin Sang pergi karena sekarang ada dikantor. Jin Sang akhirnya mengunakan bahasa Prancisa melihat Soo Kyung yang mengunakan heels lalu mengumpat kakak temanya itu sudah gila.
“Kau wanita 44 tahun yang sedang hamil. Berani sekali pakai hak tinggi ?!!” ucap Jin Sang
“Jadi ? Apa Kau tidak melakukan apapun pada wanita 44 tahun yang hamil ini ?” balas Soo Kyung dengan bahasa prancis juga. Jin Sang menegaskan kalau sudah melakukanya Soo Kyung mengumpat.
“Sejak semalam, aku sudah menelponmu ribuan kali. Kau keras kepala sekali. Kenapa kukuh tidak menjawab telponku ? Apa Kau mau berkelahi denganku ?” ucap Jin Sang kembali mengunakan bahasa korea.
“Aku tidak perlu menerima telponmu.” Tegas Soo Kyung
“Saat kau mengusirku dari rumah, bukankah kita masih bisa jadi kakak adik ?” ucap Jin Sang
Soo Kyung mengejek itu lucu karena Mana mungkin bisa begitu. Jin Sang mengeluh kalau tak menyangka Soo Kyung bisa sedingin ini. Soo Kyung menyuruhnya untuk pergi sekarang, lalu kembali mengunakan bahasa Prancisnya mengomel Mana ada orang yang tidur dengan lelaki, lalu hamil dan melakukan semua ini dan akhirnya tetap jadi kakak adik.
Direktur Lee tahu kalau Manager Sung itu dulu
jurusan bahasa Perancis, lalu bertanya apa yang sedang mereka bicarakan. Manager Sung mengatakan sama sekali tidak mengerti. Soo Kyung menyuruh Jin Sang untuk enyah lalu berjalan pergi. Jin Sang hanya bisa menghela nafas lalu akhirnya berteriak di lorong.
“Baiklah ! Kalau kau tidak mau jadi kakak adik lagi. Kita tidak usah ketemu selamanya. Aku tidak masalah. Memangnya itu sulit ?! Hore ! Kita tidak perlu ketemu ! Jangan sampai mengubah pikiranmu nanti !” teriak Jin Sang lalu beranjak pergi.
Soo Kyung dkk langsung berlari dan masuk ke dalam lift, orang yang ada didalam lift ikut binggung lalu bertanya apa yang terjadi. Saat pintu lift tertutup, terlihat seseorang menahan dengan tanganya. Jin Sang sudah berdiri melihat SooKyung yang berdiri paling belakang dengan memalingkan wajahnya.
“Ayo coba lagi....Berciuman ...” ucap Jin Sang dengan bahasa prancis. Semua yang ada di dalam lift melonggo karena tak mengerti. Manager Sung seperti mengerti mengajak semuanya untuk segera keluar. Beberapa pria lainya bingung karena harus pergi rapat tapi manager Sung menarik untuk segera keluar.
Jin Sang masuk menatapnya, map yang dipegang oleh Soo Kyung terjatuh, pintu lift pun tertutup. Direktur Lee ingin tahu apa sebenarnya yang dibicarakan keduanya. Manager Lee mengatakan kalau Jin Sang ingin menciumnya. Direktur Lee tak percaya melihat Jin Sang itu terlihat seperti orang normal dan juga masih muda, lalu menekan tombol lift ke atas.
Pintu lift terbuka terlihat Jin Sang dan Soo Kyung sedang berciuman dengan sangat hot sekali. Semua menjerit tak percaya, Manager Jung kembali menutup membiarkan agar keduanya bisa berciuman. Direktur Lee masih tak percaya menekan tombol lift, keduanya masih terus berciuman, semua menjerit tak percaya keduanya terlihat sangat hebat. Beberapa kali pintu dibuka dan tutup sampai akhirnya Manager Jung menarik tangan Direktur Lee agar membiarkan keduanya.
Hae Young bertemu dengan Si cantik Hae Young mengucapkan terimakasih. Si cantik Hae Young pikir tak perlu karena memang yang ingin berkunjung tapi mengucapkan Terima kasih pada Hae Young, sudah minta tolong padanya. Hae Young tertunduk sedih, Si cantik Hae young menyakinkan kalau semua akan baik-baik saja jadi tak perlu ada yang dikhawatirkan. Hae Young pun kembali mengucapkan terimakasih banyak.
Do Kyung baru saja minum di pantry tiba-tiba kupingnya seperti merasakan ada suara yang menusuk telinga, matanya melotot karena merasakan Tae Ji yang mengemudikan mobilnya seperti ingin menabraknya. Ia mencoba melihat sekeliling, dimatanya Tae Jin yang berusaha untuk menabraknya dengan mobil.
Akhirnya ia berjalan mundur ketakutan sampai membuat gelas diatas meja pun jatuh ke lantai. Park Hoon dkk melihatnya lalu bertanya apa yang terjadi dengan Do Kyung. Do Kyung tersadar kalau tadi hanya halusinasinya lalu menutup wajahnya.
Do Kyung keluar dari gedung kembali melihat Tae Jin yang mengejarnya dengan mobil, sementara ia berlari untuk menghindarinya. Akhirnya ia masuk mobil dan pergi.
Do Kyung mondar mandir didepan ruangan dan terlihat gelisah. Dokter Kim bertemu dengan Prof menceritakan Do Kyung terus mendapat penglihatan dan Sepertinya akan kejadian jadi lebih baik menghipnotis saja, karena tak mungkin hanya duduk dan diam saja. Do Kyung masih duduk diluar lal menengok kearah kanan, seperti melihat ambulance yang datang dan ia sudah tergeletak dengan luka dikepalanya.
“Saat malam, bunga putih berguguran.” Ucap Do Kyung, Prof bertanya bunga apa.
“Mirip seperti bunga sakura. Aku tidak yakin ...
Ada yang meninggal. Penyanyi, Lee Byung Joon.” Kata Do Kyung masih bisa melihat di layar besar saat terbaring di aspal.
Do Kyung sudah di hipnotis dengan Prof yang duduk didepanya dengan wajah serius. Do Kyung bisa melihat di layar [Big sale bulan Juni 2016] pelahan Do Kyung pun membuka matanya.
Beberapa saat kemudian Do Kyung keluar dari Praktek si prof, Dokter Kim mengerjarnya bertanya apakah itu sungguh terjadi di tahun 2016 lalu menahanya pergi karena menurutnya
bunga sakuranya tidak masuk akal. Do Kyung berhenti berjalan menatap dokternya. Dokter Kim mengajak Do Kyung untuk pergi ke luar negeri saja untuk melarikan diri.
“Dia tidak akan pergi keluar negeri untuk membunuhmu. Ayo ke bandara sekarang. Kau sekrang Pulang lalu ambil paspormu, Aku akan antar kau ke bandara.” Ucap Dokter Kim berjalan ke arah kiri
Do Kyung memilih untuk ke arah kanan dan naik ke mobilnya. Dokter Kim pun membiarkanya walaupun di wajahnya terlihat sangat khawatir.
Do Kyung mengemudikan mobilnya sambil bergumam “Aku harus cerita padanya. Aku harus katakan sebelum terlambat.” Hae Young sedang meditasi menenangkan pikiranya, pesan dari [Oppa tetangga] “Keluar, Aku akan antar pulang saat matahari terbit”
Hae Young tersenyum bahagia membacanya lalu keluar dari rumah, Do Kyung sudah menunggu didepan rumah, keduanya tersenyum sambil melambaikan tangan. Hae Young berlari dan langsung memeluk pacarnya. Do Kyung pun menarik Hae Young untuk masuk ke dalam mobil. Keduanya terlihat bahagia meninggalkan rumah diam-diam dimalam hari.
Hae Young sudah duduk diatas tempat tidur sambil menopang dagu menceritakan Selama bertahun-tahun, Ini kedua kalinya ada lelaki yang
memanggilnya keluar ditengah malam, yang pertama adalah seniornya saat masih kuliah.
“Dia bukan tipeku Tapi, dia suka sekali padaku.
Dia pertama kali melihatku saat masa orientasi
bahkan ingat kalau kami sudah papasan selama 7 kali. Kami papasan di perpustakaan. Yang ketiga kalinya di gerbang depan, yang keempat di ...” ucap Hae Young di potong oleh pertanyaan Do Kyung
“Apa Kau ingat kita pertama kali ketemu dimana ?” Tanya Do Kyung
“Mana mungkin tidak tahu ? Kita pertama bertemu di kafe bersama Hee Ran dan Kau membuat hidungku berdarah !” ucap Hae Young masih mengingatnya.
“Bukan disana.” Kata Do Kyung, Hae Younb binggung kalau bukan disana lau dimana mereka bertemu pertama kali.
“Sebelum itu kita pernah ketemu ... di jalan ... Kau juga berbalik melihatku. Apa kau Tidak ingat ?” ucap Do Kyung masih mengingat saat Hae Young berpapasan dengannya lalu sempat menengok, Hae Young bertanya dijalan yang mana.
“Jalan Ye Yi Do, di depan kantor pos.” Kata Do Kyung, Hae Young pun ingat pernah lewat sana.
“Ada apa ini sebenarnya?! Jadi kau melihatku pertama kali di jalan lalu jatuh cinta pada pandangan pertama dan selalu mengingatku ?” ucap Hae Young kegeeran.
“Tidak… Bahkan sebelum itu, aku sudah melihatmu.” Ucap Do Kyung, Hae Young bertanya bagaimana bisa
“Wajahmu selalu muncul di kepalaku, meskipun kita belum bertemu Lalu aku melihatmu di jalan.
Akhirnya ketemu di kafe” jelas Do Kyung
Hae Young binggung Mana mungkin dirina
muncul di kepalanya kalau belum bertemu. Do Kyung pikir terjadi begitu saja tanpa alasan, seperti mirip kenangan. Hae Young terdiam mendengarnya, Do Kyung mengaku terus merindukannya dan melihat Hae Young pindah keruang sebelah  sebelum pindah.
“Aku tidak melihat yang lain, Hanya dirimu. Awalnya, aku kira melihat masa depan. Aku kira, diriku punya kemampuan khusus. Tapi akhirnya aku tahu ... apa yang aku lihat ... kenapa aku melihat dirimu.” Ucap Do Kyung, Hae Young ingin tahu alasan Do Kyung bisa melihatnya
“Di masa depan ... Saat aku sekarat .. itu semua adalah kenangan terakhirku. Semuanya muncul seperti kilatan dan Semua itu yang kulihat.” Jelas Do Kyung, Hae Young seperti binggung maksudnya Di masa depan
“Sebelum aku mati.... aku hanya memikirkan dirimu.” Ucap Do Kyung, Hae Young sempat terdiam seperti patung mendengarnya.
Pikiran Do Kyung seperti melihat saat dirinya terbaring diaspal dengan luka dibagian kepalanya dan mengingat saat pertemuan pertama kali dengan Hae Young dijalan,
“Karena aku sangat rindu padamu ... perasaan itu berjalan melintasi waktu. Dokterku bilang hal ini tidak mustahil. Kenanganku menjelang kematian,
kita tidak pacaran tapi putus. Kau pindah dari sini dan kita selesai. Saat aku sekarat maka Aku paling menyesali hal itu. Kenapa aku selalu menahan perasaanku. Kenapa aku selalu khawatir dan cemas pada segala hal ? Padamu.... Aku mengatakan hal yang berlawanan dengan isi hatiku.” Cerita Do Kyung
Do Kyung mengingat saat di pengelihatanya mengatakan akan beri berapapun dan tak mau
menahan orang yang ingin pergi. Setelah itu saat mereka putus dengan sinis meminta maaf karena sudah mengenalinya. Ketika dirumah sakit pun berpesan agar jangan sampai sakit dengan tatapan dinginnya.
“Apa yang sesungguhnya diinginkan hatiku ?
Dengan Melupakan semua harga diriku. Apa yang paling diinginkan oleh hatiku ? Apa yang sesungguhnya ingin aku katakan ?” kata Do Kyung ingin mengakuinya.
Do Kyung menceritakan saat dengan rendah hati, meminta agar Hae Young kembali tinggal dirumahnya. Lalu ketika dirumah sakit setelah meluapkan perasaanya meminta maaf karena semua itu yang dirasakanya sekarang da mengaku sakit karena menahan ingin memeluk Hae Young.
“Makanya kita bisa kembali berpacaran. Aku belum pernah sungguh-sungguh mengungkapkan perasaanku. Aku terkejut karena kau sangat terus terang. Apa tidak masalah jika wanita
seperti itu ? Tapi ... Aku menyukainya.... Aku tersentuh. Kalau aku mati tanpa merasakan cinta seperti itu. Aku pasti sedih sekali. Sekarang ...
kalaupun aku mati Aku tidak akan menyesal,
Terima kasih...” Akui Do Kyung dengan mata berkac-kaca. Hae Young tersenyum mendengarnya.
“Kalau semua ini benar ... ini sungguh kisah yang hebat. Jadi apa kau tidak akan menikah ? Apa
Karena aku satu-satunya yang kau ingat saat sekarat ?” tanya Hae Young terdengar masih tak percaya
Do Kyung pikir mungkin seperti itu, Hae Young mengodanya sambil berbaring kalau Do Kyung itu
tidak menikah, karena tidak bisa melupakannya, lalu bertanya-tanya apakah harus mempercayai cerita itu. Do Kyung hanya menatapnya, Hae Young mengerti ternyata Do Kyung memanggil tengah malam karena ingin cerita tentang ini menurutnya itu pasti benar, lalu bertanya apakah semua cerita itu benar. Do Kyung mengangukan kepalanya.
Hae Young pun mengatakan mempercayainya, Do Kyung tersenyum lalu berjalan mendekatinya, membiarkan Hae Young berbaring diatas lenganya. Keduanya pun saling berpelukan. Hae Young bertanya apakah Do Kyung tahu kalau selama ini memiliki sebuah diary.
“Itu Karena tiap hari aku sangat bersyukur. Ini pertama kalinya, lelaki yang kucintai setengah mati, mengisiku dengan cinta sebanyak ini. Jadi setiap hari aku menulisnya di diari. Aku harus merekam semua kenangan. Setiap hari aku dicintai. Jika hari ini aku mati, aku tetap bahagia.” Cerita Hae Young
Do Kyung mengucapkan terimakasih, Hae Young juga mengucapkan terimakasih dengan mengelus jari telunjuk pada tangan Do Kyung yang memeluknya erat. Keduanya berpandangan lalu saling mengecup bibir. Do Kyung tiba-tiba menahan tanan Hae Young dengan posisi berada diatasnya, Hae Young menutup matanya lalu Do Kyung mulai menciumnya dengan mengengam tangan Hae Young erat. Keduanya lalu berpindah posisi dengan Hae Young berada diatas tubuh Do Kyung dan terus berciuman.
Ibu Hae Young menanak nasi dengan mengunaka presto didapur. Hae Young baru pulang mengendap-ngendap masuk ke dalam kamar, belum sempat masuk kamar suara Ibu Hae Young terdengar menyuruh Do Kyung masuk untuk sarapan bersama. Hae Youn melonggo melihat ibunya seperti tak percaya. Do Kyung terlihat masih menunggu didepan pintu rumah setelah mengantar Hae Young.
Akhirnya mereka berempat sarapan bersama walaupun dalam suasana hening, Hae Young melirik kedua orang tuanya. Ibu Hae Young menghela nafas panjang sambil mengeluh nasib apa berikan padanya ini, sambil menaruh daging babi diatas mangkuk Do Kyung.
Do Kyung seperti tersentuh dengan mata berkaca-kaca memakan daging pemberian dari ibu mertuanya. Tuan Oh dan anaknya ikut binggung melihat sikap Nyonya Hwang. Akhirnya Tuan Oh pun memberika sup tauco pada calon mantunya, Do Kyung pun mencobanya. Semua makan dengan keadaan diam.
Tae Jin mengantar temanya bertanya kapan Chan Soo akan pulang, Chan Soo yang sibuk dengan ponselnya melihat perkiraan cuaca, mengatakan
akan tahu kalau sudah disana karena perlu bertemu dengan orang dari Tiongkok lalu mengeluh Tiap hari pusing hanya mengirim dokumen. Tae Jin menatap temanya, lalu melihat ke sepatu yang dilepaskannya.
Ingatanya kembali saat di rumah Tuan Jang melihat sepatu yang sama ada didepan ruangan. Chan Soo masih sibuk dengan ponselnya.
“Kau mau naik pesawat, kenapa memeriksa cuaca laut barat?” tanya Tae Jin heran, dari wajahnya terlihat menahan amarahnya. Chan Soo hanya melirik tanpa menjawabnya.
Tae Jin masuk kantor langsung binggung karena beberapa orang sudah membereskan berkas dan dimasukan ke dalam kardus. Di ruangan Chan Soo pun semua barang akan disita, seorang pria duduk dengan wajah sinis lalu berjalan keluar. Tae Jin menahanya bertanya apa sebenarnya yang terjadi.
“Lee Chan Soo mengambil semuanya dan kabur.
Kau juga sidaj dikadali ! Saat kau di luar negeri mengembangkan pasar asing. Dia memanipulasi penjualan dan mendapat investasi dimana-mana.
Ketua Jang tahu itu dan menarik investasinya.
Tapi Dia tidak ingin kau tahu Makanya dia mengeluarkanmu !” teriak Si pria terlihat sangat marah lalu keluar ruangan.
Tae Jin menahan amarahnya dengan mengepalkan tanganya, lalu mencoba pergi ke rumah Tuan Jang tapi hanya diterima oleh mesin pesan kalau Ketua Jang terlalu lelah untuk menemuinya. Ia pun mulai mengumpat lalu mencoba menelp Chan Soo tapi ponselnya tak aktif.
Mobil Tae Jin sudah sampai di pelabuhan, sambil mengumpat bajingan dan siap memberikan pelajaran pada temanya. Chan Soo terlihat berjalan didepan sebuah jembatan seperti kebingungan. Tae Jin sudah turun dari mobil lalu dengan nada menyindir bertanya mau kemana temanya itu. Chan Soo sempat menengok dan melihat Tae Jin berjalan mendekatinya memilih untuk berjalan cepat dan kabur .
“Apa Kau Tidak naik pesawat ?” sindir Tae Jin lalu berteriak memanggil temanya yang berusaha menghindarinya.
“Aku kira bisnis kita sungguh berkembang dan
barang kita laku keras, Chan Soo. “ kata Tae Jin, Chan Soo mengejek apakah barang mereka bisa sehebat itu da menegaskan kalau dari dulu tak
pernah mau bisnis tapi cuma ingin uang dan kabur.
Tae Jin terus berjalan mengikuti temanya merasa kalau Chan Soo itu sudah gila, Chan Soo pun meminta maaf dengan bahasa informal. Tae Jin berteriak marah kalau seharusya Chan Soo meminta maaf dengan cara formal. Chan Soo pun mengikuti perintah Tae Jin meminta maaf dan langsung berlari cepat untuk kabur. Tae Jin bisa mengejarnya dan langsung menendangnya.
Chan Soo pun terjatuh sebelum masuk kapal, lalu berusaha memukul Tae In dengan tas tapi yang terjadi malah kena pukulan Tae Ji da kembali terjadi. Tae Jin bertanya apakah Chan Soo yang
bicara ke Direksi untuk menggugatnya dan
memenjarakannya. Chan Soo berteriak kalau seharusnya Tae Jin itu tutup mulut dan mundur jadi Presdir, karena hanya berpikir soal pernikahan, jadi buat apa berusaha keras.
“Aku berusaha keras karena mau menikah ! Lalu, apa masuk akal kalau aku bukan Presdir dari Perusahaan Han Tae Jin ?!” teriak Tae Jin marah, Chan Soo tertawa mengejek.
“Kau bilang Presdir apaan ? Apa Kau kira barangmu hebat ? Karena kau lamban sekali ... maka Ketua Jang menyeretmu kesana kemari.” Ucap Chan Soo mengejek, Tae Jin mengumpat binggung
“Kau dan Park Do Kyung sama-sama jadi mainan Ketua Jang. Satunya batu putih, satunya lagi batu hitam. [Mengacu pada permainan baduk] Tapi setidaknya orang itu menang dalam hal cinta.
Dan Kau pecundang ...” kata Chan Soo tertawa mengejek
Tae Jin sempat terdiam memikirkanya, Chan Soo mengambil kesempatan untuk kabur tapi Tae Jin kembali menendangnnya, memukul dan melampiaskan semua amarahnya karena ternyata selama ini Chan Soo sudah membohonginya dengan Tuan Jang.
Do Kyung menelp Hae Young mengajak pergi liburan hari ini. Hae Young mengatakan Hari ini tidak bisa langsung pergi lalu berpikir pergi hari jumpat saja, tapi akhirnya setuju untuk pergi hari ini. Do Kyung tersenyum mendengarnya, Hae Young pun berjanji akan bertemu lagi nanti, setelah menutup telpnya wajahnya terlihat gundah lalu memilih untuk keluar ruangan dengan membawa berkas.
Hae Young membuat salinan berkasnya lalu tiba-tiba teringat saat Do Kyung datang kerumahnya mengembalikan ponselnya dan bertanya kalau merasa penasaran, “Apa kau tahu ... dimana rumahku ?” Hae Young terdiam karena memang sebelumnya belum pernah bertemu.
Do Kyung marah-marah sambil berteriak “Kau kenapa ? Kenapa kau selalu muncul di kepalaku ?
Kenapa aku melihatmu terus ?!” Lalu saat mabuk ia bertanya apakah Do Kyun mengupingnya tapi waalaupun menguping, Do Kyung tidak tahu suara siapa itu. Hae Young terdiam mengingat kalau Do Kyung berpikir, seandainya dirinya
sekarat.
Lalu ibunya yang mengancam saat datang ke pernikahan sepupunya “Aku bilang begini padanya "kalau dia akan menikahimu meskipun dia akan mati, maka datanglah ke pernikahan Suhee Kalau tidak, jangan datang." Tapi Dia tidak datang !”
Hae Young mengingat pertemuan mereka kembali dirumah sakit dan pergi ke danau
“Seandainya aku sedang sekarat ...ini bukan
masalah lagi, Tidak perlu berhati-hati. Aku akan ikut kemana hatiku pergi. Jangan menahan diri, ayo lakukan.”
Do Kyung memeluk Hae Young dengan wajah babak belur meminta maaf karena tidak bisa ke pesta pernikahan dan mengatakan punya alasan.
Lalu berjanji Sampai mati tidak akan meninggalkannya. Hae Young memeluk dirinya sendiri seperti merasa merinding karena yang diceritakan Do Kyung itu memang benar.
Hae Young membaca pesan dari Tae Jin “Aku tidak akan minta kau memaafkan aku.... Maafkan aku” wajah Hae Young berubah jadi tegang. Bunga diruangan Hae Young pun jatuh berguguran seperti suatu pertanda.
Do Kyung keluar dari kantornya, lalu melihat Tae Jin dengan mata mendelik marah sudah ada didalam mobil. Keduanya saling menatap, Hae Young berlari dari kantornya berharap yang dipikirkanya tak akan terjadi. Do Kyung menatap dalam Tae Jin yang ada di dalam mobil.
Tae Jin menatap dalam Do Kyung dengan mata sinisnya mengingat kata-kata Hae Young “Aku yang menyukainya lebih dulu, Aku memohon agar dia suka padaku. Jangan pukul dia... Aku mohon.”
Lalu perkataan Chan Soo yang mengejeknya
“Tapi setidaknya orang itu menang dalam hal cinta dan Kau pecundang” Komentar si cantik Hae Young “Kau ... masih jauh dibandingkan Park Do Kyung.” Tangan Tae Jin sudah siap memasukan gigi mobilnya
Do Kyung mengeluarkan ponselnya menelp Hae Young mengatakan sudah merekam sebuah lagu dan mengungkapnya kalau mencintainya dan menyesal karena mereka belum pernah foto bersama. Tae Jin sudah memasukan gigi mobilnya dan langsung melajukan mobilnya dengan cepat. Do Kyung menjatuhkan tasnya dan mencoba untuk kabur menghindarinya.
Hae Young terus berlari dengan suara nyanyian Do Kyung yang sengaja direkam pada malam hari dengan lagu yang sama saat umur 6 tahun.
“Seperti mimpi di musim semi, kau datang padaku. Kukira kau akan denganku selamanya.
Saat musim semi di pantai, membuat istana pasir bahagia. Namun ombak, telah menerpanya. Aku tak masalah jika kau pergi. Aku tak masalah jika dilupakan. Hatiku selalu, jadi milikmu ...”
Do Kyung terus berlari menghindari sampai ke jalan besar, mobil Tae Ji terlihat semaki mendekat. Terlihat foto penyanyi Lee dengan seseorang yang tanganya terlihat gemetar. Do Kyung akhirnya berhenti berlari seperti membiarkan Tae Jin untuk menabraknya. Prof yang membantu Do Kyung terlihat menahan kaki Penyanyi Lee dengan sekuat tenaga.
Saat itu juga mobil Tae Jin berhenti, lalu Tae Jin keluar dari mobilnya dengan mata berkaca-kaca. Keduanya saling menatap, Tae Jin melirik ke arah bawah dan melihat sepatu kets yang digunakan Do Kyung. Ia teringat saat hampi jatuh dari tangan penyebarang seseorang menariknya dan hanya melihat bagian sepatunya saja karena sedang mabuk.
Tae Jin seperti sadar kalau yang menyelamatkan adalah Do Kyung, lalu mulai mengumpat. Akhirnya ia kembali masuk mobil dan memundurkanya lalu memilih untuk pergi. Do Kyung terlihat membungkuk dengan nafas terengah-engah.
Beberapa saat kemudian sudah berjala di pinggir jembatan dan terdiam melihat Hae Young yang berlari kearahnya dengan wajah ketakutan. Hae Young pun sadar Do Kyung berdiri di depanya tak terjadi apapun. Keduanya lalu berlari dan langsung berpelukan.
Prof bisa menyelamatkan penyanyi Lee dari bunuh diri, meminta agar Tetap hidup ... Lebih lama lagi. Penyanyi Lee mengaku selama ini terus menderita dengan tatapan kosongnya.
Hae Young dan Do Kyung saling berpelukan sambil menangis diatas jembatan, lalu Hae Young mulai menciumanya setelah itu kembali berpelukan. Do Kyung melihat ke layar lebar melihat berita [ LEE BYUNG JOON MENDADAK MEMBATALKAN KONSERNYA ] bukan meninggal seperti yang dilihatnya.
Do Kyung masih merekam suaranya sebelum meninggal sebagai kenanganya.
“Aku tidak bisa memberi cinta yang lebih dan lebih. Aku menyesali semuanya ... Aku masih cinta padamu ... Aku cinta padamu selamanya.”

~bersambung ke episode 18~

Another Miss Oh [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang