Do Kyung di ruangan kaget mendengar suara pecahan kaca, di rumah Hae Young duduk dilantai sambil berteriak “pulanglah lebih cepat!
Aku bukannya memintamu untuk membalas
perasaanku. Aku cuma kesepian saja.”
Si Cantik Hae Young sedang berjalan tiba-tiba kakinya terasa lemah dan sangat sakit, Do Kyung kembali merasakan bunyi pecahan tapi kali ini dalam pengelihatanya ada Hae Young yang menatap marah padanya. Si cantik Hae Young nampak masih menjerit kesakitan, seorang wanita yang melihatnya panik sambil menelp untuk meminta bantuan.
Hae Young duduk dengan wajah pucat dirumah sakit, tanganya sudah ditusuk oleh jarum infus. Dokter melihat catatan kesehatan, melihat kalau
Sebelum Hae Young mengalami hiperventilasi,
lalu bertanya apa yang terjadi. Hae Young nampak sedikit kebingungan.
Flash Back
Hae Young masih berdiri didepan toko barang-barang kuno, pandanganya tertuju pada sebuah mesin tik ukuran lama. Pikiranya melayang, Sebuah foto dirinya dengan Do Kyung berada diatas meja, terdengar bunyi suara mesin tik. Do Kyung dengan bahagia mengetik dengan mesin tik.
“Bukankah suara ini sangat elegan?” ucap Do Kyung terus mengetik
“Suara ini mengingatkanku padamu.” Kata Do Kyung dengan wajah tersenyum menengok ke arah Hae Young lalu mendekatinya.
“Setiap kali aku memikirkannya...kepahitan terdalam yang tersembunyi dalam diriku tiba-tiba keluar begitu saja. Kepahitan yang tak bisa kuceritakan pada siapa pun. Aku ingin cerita semuanya pada dirinya. Menceritakan semuanya alas an aku mencampakkannya. Tapi sepertinya
dia tidak tertarik mendengar alasanku.” Gumam Hae Young
Hae Young sudah menyandarkan kepalanya diatas tempat tidur lalu terlihat gelisah melihat ponselnya karena tak mungkin menelp Do Kyung.
[ Episode 6: Setengah Rasa Cinta, Setengah Rasa Kasihan]
Ibu Hae Young nampak marak anaknya mau pergi
kencan buta dengan pria seperti itu, dalam pikiranya anaknya itu terlalu tua jadi berkencan seperti tak ada yang ada dalam pikiranya.
“Kita ini bukannya sengsara dan harus
menyerahkan anak kita ke seorang pria. Kau harusnya merobek mulut orang itu. Bagaimana kau langsung setuju? Kau bilang akan mendiskusikannya dengan Hae Young tentang hal itu? Dasar bajingan itu. Katakan padanya jangan khawatir! Hae Young kita tidak harus menikah.
Dia bisa hidup sendiri.” Ucap Ibu Hae Young geram
“Dia harus segera menikah.” Ucap suaminya, tapi Ibu Hae Young tak setuju, tapi Tuan Oh menegaskan anaknya harus menikah.
“Kenapa? Untuk apa Hae Young menikah?” kata Ibu Hae Young menjerit kesal
“Itulah bagaimana rasanya ketika aku melihat kembali pada diriku sendiri. Jika aku tidak memilikimu dalam hidupku... maka aku tak akan punya apa-apa di dunia ini.” Ucap Tuan Oh, Ibu Hae Young langsung melepaskan sarung tangan untuk mencuci piring lalu keluar dari rumah. Ia menaiki bus terlihat tenang tapi setelah menjauh dari rumah, tangisnya pun tak bisa ditahan.
Hae Young berlari masuk ke dalam bus ketika datang, tanpa disadari ibunya turun dari pintu belakang. Hae Young duduk didepan pintu keluar tapi karena sedang sibuk memasukan ponselnya tak melihat ibunya berjalan diluar. Ibu Hae Young sudah sampai di rumah anaknya membereskan pakaian yang bergeletakan di lantai.
“Jika aku bertemu kau hari ini, maka kau akan mati... Berantakan sekali rumahmu ini! Jika rumahmu masih seperti ini kalau aku datang lagi, aku akan membakarnya!” jerit Ibu Hae Young di telp sambil mengambil barang-barang yang berantakan di lantai.
“Haduh... Suamiku dan putriku menyedihkan sekali...” ucap Ibu Hae Young melihat kamar anaknya yang berantakan sambil menangis membereskanya.
Do Kyung baru pulang ke rumah, lalu mematikan alat perekamnya dan mendengar bunyi suara yang berisik ditelinganya. Lalu gambaran pecahan kaca terdengar kembali dan wajah kemarahan dari Hae Young setelah itu pergi dari tatapanya.
Suara seorang bersenandung semakin kencang, Do Kyung mengetuk pintu kamar Hae Young tapi tak ada sahutan, akhirnya Do Kyung masuk kamar melihat Hae Young yang sedang berbaring dengan mengunakan masker diatas tempat tidur sambil mendengarkan lagu.
“Kau sudah nyanyi-nyanyi pagi-pagi begini, Apa
Kau tidak berangkat kerja? Aku ingin istirahat.
Bisakah kau jangan berisik?” tegas Do Kyung, Ibu Hae Young terlihat kaget dan tubuhnya langsung kaku hanya bisa menganggukkan kepala.
Do Kyung pun kembali ke kamar dengan menutup pintu, Ibu Hae Young masih shock duduk diatas tempat tidurnya. Tiba-tiba Do Kyung kembali masuk dan ibu Hae Young langsung menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
“jangan masuk ke rumahku tanpa ijin selagi aku tidak di rumah.” Perintah Do Kyung, Ibu Hae Young pun mengangguk-angguk dari balik selimutnya. Do Kyung kembali menutup pintu kembali ke kamarnya.
Ibu Hae Young bisa mendengar Do Kyung yang mengeser rak untuk menutupi jalan, lalu membuka maskernya tak percaya kalau sampai anaknya bisa seperti itu
Beberapa saat kemudian ibu Hae Young sudah ada di kantor pemasaran, Si Nona Kim mulai mengoceh kalau pemilik dan Do Kyung harus bertengkar soal siapa yang harus pindah.
“Rumah itu memang dulunya satu unit. tapi sang pemilik menyewakan lantai pertama dan lantai kedua rumah itu secara terpisah. Dia juga menyewakan ruang penyimpanan di lantai dua secara terpisah. Tapi dia hanya menghalangi pintunya dengan triplek. Seharusnya rumah itu dikonstruksi. Kudengar mereka mengganjalnya dengan batu bata.” Cerita Nona Kim, Ibu Hae Young nampak terdiam,
“Lalu Kenapa? Apa Anakmu mau pindah lagi?” tanya Nona Kim
“Tidak. Bukan itu maksudku. Aku hanya ingin tahu orang macam apa yang tinggal bersamanya.
Semoga tetangganya itu baik.” Kata Ibu Hae Young
“Mereka memang baik, Adiknya yang tinggal di lantai pertama seorang direktur perusahaan besar dan orang yang tinggal di lantai dua adalah CEO beberapa perusahaan juga. Pria itu dulu tinggal di rumah itu sejak dia masih kecil. Jadi semua orang di daerah ini tahu kelakuan mereka sangat baik” cerita Nona Kim sangat lancar, Ibu Hae Young melonggo mendengarnya.
“Ibu mereka memang sedikit aneh, tapi anak-anaknya sangat ramah. Maksudku mereka berusaha membeli kembali rumah itu, setelah Ibunya menggadaikannya... dan mereka tinggal disana, jadi anak-anaknya tumbuh dengan baik.” Cerita Si Nona Kim,
Ibu Hae Young duduk diam dengan tatapan kosong, berbicara dengan suaminya kalau
Mengusir Hae Young adalah hal terbaik yang bisa
mereka lakukan. Suaminya nampak binggung menatap istrinya yang bisa berkomentar seperti itu.
Jin Sang kaget dua Oh Hae Young bertemu di
tempat yang sama, Do Kyung nampak asik makan mie ramennya. Jin Sang merasa tubuhnya mulai merinding dan cemas seperti kemarin dan tiba-tiba ingin buang air kecil, tapi akhirnya kembali duduk berbicara dengan temannya.
“Hei, kau harus pindah ke negara lain. Tidak ada jalan keluar. Kau tidak bias pindah rumah lagi,
Tidak akan berhasil. Lalu Oh Hae Young berkata apa? Kenapa dia menghilang?” tanya Jin Sang penasaran
“Aku tidak tahu dan tidak bertanya.” Kata Do Kyung sambil makan ramennya.
“Bukankah dia ingin bertemu untuk menjelaskan alasannya?” ucap Jin Sang
“Kami tidak punya waktu untuk berbicara tentang hal itu. Aku meninggalkannya disana.” Jelas Do Kyung
Jin Sang kesal sendiri karena harusnya Do Kyung
bertanya padanya. Do Kyung pikir untuk apa
harus bertanya hal seperti itu. Jin Sang menegaskan itu karena Penasaran dan sangat yakin temanya itu pasti penasaran juga, Menurutnya Kecuali kalau kepalanya ditembak,
tidak ada alasan baginya, mendadak menghilang hilang begitu saja di hari pernikahan.
“Lagipula, Apa yang ada di pikiran Oh Hae Young sebelah? Dia itu ceroboh. Kenapa dia mendadak pura-pura jadi pacarmu? Mereka berdua memang gila. Apa semua Oh Hae Young seperti itu?
Mungkin ada aura buruk dari nama itu. Jika mereka bersekongkol, aku yakin mereka mendiskusikan tentang segala sesuatu.” Keluh Jin Sang
“Lalu bagaimana jika Oh Hae Young sebelah tahu apa yang telah kau perbuat? Ah... Park Soo Kyung-lah yang gila. Kenapa dia memperkerjakan Oh Hae Young, mantan pacarmu?” kata Jin Sang heran
“Aku yakin itu diputuskan oleh jajaran direksi. Bukan kakakku.” Kata Do Kyung
“Dia harusnya menghentikannya. Apa pun yang terjadi!” tegas Jin Sang
Soo Kyung masuk ke dalam rumah dengan mabuk, Jin Sang yang melihat kakak temanya itu memang panjang umur, Do Kyung memperingatkan temanya untuk menutup mulutnya. Jin Sang berkomentar Soo Kyung sangat hebat bisa pulang dengan keadaan mabuk, berpikir seperti Soo Kyung punya GPS
tertanam di tubuhnya. Soo Kyung pun ke dapur dan langsung mengambil sebotol air.
“Penampilanmu sempurna untuk acara sirkus.” Komentar Jin Sang melihat cara Soo Kyung minum dengan menunggikan botolnya dan dihitungan ketiga Soo Kyung menurunkan botol air minumnya.
“Aku mau bertanya.” Kata Soo Kyung, Jin Sang menyuruh Soo Kyung segera masuk ke kamar dan tidur.
“Apa menurutmu alien akan datang Atau tidak?” ucap Soo Kyung, Do Kyung lewat dibelakang meminta agar temanya tetap diam, Jin Sang pun langsung pergi begitu saja.
Soo Kyung langsung mengejar Jin Sang berteriak kalau ia sedang bertanya, dan kembali bertanya
Apa menurutnya alien akan datang atau tidak dengan mengunakan cekikan dileher. Jin Sang akhirnya menjawab kalau Mereka akan datang
untuk menjemputnya. Soo Kyung kembali bertanya kapan alien anak datang sambil mengangkat rambut yang menutup rambutnya.
“Maaf, Noona. Aku tidak punya teman alien. Jadi aku akan menanyakannya kalau aku melihat alien.” Ucap Jin Sang
“Jika kau bertemu dengan mereka, minta mereka untuk menghancurkan bumi ini. Aku ingin menghadapi kematianku!” kata Soo Kyung menahan agar Jin Sang pergi.
“Tidak bisakah Noona mati sendiri saja? Jangan ajak aku.” Pinta Jin Sang
“Aku tidak mau sendirian!!! Ayo kita semua menghadapi kematian ini bersama-sama. Jadi tidak ada satu orang yang tersisa! Semuanya!” teriak Soo Kyung naik ke atas sofa, Jin Sang hanya bisa melonggo melihat tingkah kakak temanya semakin aneh.
“Jin Sang, aku hanya ingin minum bareng alien.” Kata Soo Kyung, Jin Sang merasa kalau Soo Kyung memang sudah gila.
Soo Kyung duduk diam disofa dengan rambut masih acak-acakan. Pikirannya melayang pada dirinya yang minum wine sendirian di restoran.
“Sejak kau pergi meninggalkanku... aku selalu minum setiap hari. Duduk sendiri di restoran
langganan kita... aku menunggumu”
Soo Kyung dengan bahasa prancis, mengucapkan selamat malam dan mengungkapkan perasaanya “Aku mencintaimu.”
“Meskipun aku sangat merindukanmu.... aku terlalu takut untuk menunjukkan keanehan diriku... aku membiarkan rambutku terurai dan menyembunyikan wajahku.”
Soo Kyung langsung menutupi wajahnya dengan rambutnya, sambil berkata “Aku merindukanmu.” Dengan mengintip dua pria disampingnya. “Tapi aku tidak merindukanmu.” Kembali menyembunyikan wajahnya di balik dinding.
“Dengan pola pikirku yang gila... aku duduk di kursi ini setiap hari. Aku ingin tahu keberadaanmu
dan apa yang kau lakukan. Apa kau juga memikirkanku?”
Soo Kyung mencoba minum kembali tapi malah membuatnya tersedak dan memuntahkan minumnya.
Air mata Soo Kyung terkena diujung matanya, pikirnya seperti kembali melayang, terlihat sebuah kegaduhan dengan orang yang berlari kesana kemari dan asap-asap berhamburan seperti ada sebuah terjadi gempa. Di sudut tempat lain, seperti sebuah gudang Soo Kyung melompat-lompat kegirangan diatas tempat tidur.
“Alien telah menyerang bumi.... Ini kiamat.” Kata Soo Kyung berbisik pada kamera dan terlihat seorang pria duduk diatas tempat tidur.
“Aku tidak lagi harus kesakitan karena ada kau.
Yang aku butuhkan hanyalah mati. Aku akan mati dan Kau akan mati.” Kata Soo Kyung sambil mengajak pria itu untuk berdiri.
“Sebelum kita mati, mari kita lakukan ini terakhir kali. Sekali saja.” Ucap Soo Kyung melihat membuka baju si pria dan langsung menidurkan, lalu ia pun buru-buru membuka jubah tidurnya dan menjatuhkan tubuhnya ke atas tubuh pria.
Soo Kyung membanting tubuhnya ke atas tempat tidur, lalu menangis tersedu-sedu. “Alien harus datang.... Bumi harus dihancurkan.” Dibelakang foto nampak Soo Kyung masih muda terlihat sangat cantik.
Ibu Hae Young dan suaminya seperti menunggu sesuatu, dengan membawa banyak barang ditanganya. Terdengar bunyi sebuah pintu terbuka, keduanya langsung berlari. Do Kyung berjalan keluar dari rumahnya. Ibu Hae Young dan suaminya berjalan ke depan pintu rumah. Setelah itu keduanya berpura-pura baru datang dan tak sengaja berpapasan dengan Do Kyung.
“Halo... Kurasa kita pernah bertemu sebelumnya.
Kusen jendela...” kata Ibu Hae Young pertama kali menyapa, Do Kyung mengingatanya.
“Terima kasih sudah memasangnya.” Ucap Ibu Hae Young ramah, Do Kyung pun mengangguk
“Hari ini adalah hari ulang tahun putri kami. Dia sekarang berusia 32 tahun dan tidak ada teman yang merayakannya. Jadi aku setidaknya harus merayakannya dengan dia sebagai ibunya.” Ucap Ibunya dengan memperlihatkan termos berisi sup dan suaminya membawa banyak makanan.
Ia pun pamit pergi permisi lebih dulu, Ayah Hae Young melihat dari atas kebawah penampilan dari Do Kyung, sang istri langsung menarik suaminya untuk cepat pergi. Do Kyung pun berjalan keluar dari rumah.
Semua menu makanan lengkap tersedia diatas meja, ada ayam pedas, japchae, kimchi dan tak lupa sup rumput laut untuk orang yang berulang tahun. Ibu Hae Young membagikan nasi ke dalam mangkuk untuk makan bersama.
Hae Young baru selesai mandi berkomentar
Banyak sekali makanannya hanya untuk sarapan. Ibu Hae Young mengatakan kalau hari ini adalah
ulang tahun anaknya jadi menurutnya menunya tak terlalu banyak dan menyuruh agar segera duduk bersama. Hae Young sibuk memasukan barang-barangnya ke tasnya.
Tuan Oh menatap pintu yang bisa tembus ke kamar sebelah seperti bisa membayangkan Do Kyung datang ke kamar anaknya lewat pintu. Ibu Hae Young melihat tatapan suaminya dan langsung menegurnya agar tak membuat anak mereka curiga tapi tatapan kembali tertuju pada pintu yang masih tertutup.
Hae Young bertemu dengan temanya Hee Ran disebuah cafe. Hee Ran meminta maaf karena
ada kerjaan mendadak sambil mengumpat atasannya yang memberitahunya secara tiba-tiba. Hae Young pikir tak perlu di permasalahkan karena menurutanya sudah terlalu tua untuk rewel tentang ulang tahunya.
“Apa Park Do Kyung tahu hari ini hari ulang tahunmu?” tanya Hee Ran, Hae Young pikir tahu dari mana Do Kyung bisa tahu ulang tahunya.
“Haruskah aku kasih petunjuk hadiah apa yang kau sukai?” kata Hee Ran, Hae Young mengatakan tak perlu, Hee Ran hanya bisa menghela nafas.
“Aku serius kau tak boleh memberitahukanya! Aku harusnya tidak bicara tentangnya padamu. Kau juga tak perlu khawatir. Aku akan mengakhiri hubungan ini.” kata Hae Young
Hee Ran berkomentar Hae Young itu tak serius, Hae Young menegaskan kalau dirinya itu serius. Hee Ran heran kenapa Hae Young harus mengakhirinya, Hae Young sempat diam memikirkanya lalu memberitahu alasanya adalah
Karena dulu pacar Do Kyung itu adalah si cantik Oh Hae Young.
“Terus kenapa? Siapa yang belum pernah jatuh cinta sebelumnya?” kata Hee Ran menurutnya tak ada yang salah
“Tidak, aku tidak mau menjalani hubungan dengan mantannya Oh Hae Young.” Tegas Hae Young
Do Kyung berjalan di trotoar telihat binggung dengan menatap ponselnya nampak ragu untuk menelp “Tetangga Sebelah” Sementara Hae Young sedang memakan sup rumput laut dan makanan yang sudah dibawakan ibunya. Tiba-tiba terdengar ketukan pintu rumahnya, Hae Young sempat bertanya siapa yang datang. Ketika membuka pintu ternyata Do Kyung sudah ada didepan rumahnya memberikan sekantung makanan.
“Kudengar ini ulang tahunmu, Ayo kita minum dan merayakannya, Siapkan mejanya. Aku akan ke tempatmu.” Kata Do Kyung menaruh kantung belanjaan ditangan Hae Young dan langsung kembali berjalan kerumahnya.
Hae Young sempat melonggo tapi wajahnya tersenyum karena Do Kyung bisa mengetahui ulang tahunya, lalu melihat mejanya yang sudah penuh dengan makanan, akhirnya buru-buru membereskanya. Setelah itu merapihkan tempat tidurnya, menyemportkan prafum agar kamarnya wangi.
Ia juga melepaskan kacamatanya dan memastikan tak ada tanda ceplakan di sekitar matanya, setelah selesai buru-buru mengeluarkan isi makanan ke atas meja.
Do Kyung masuk ke dalam kamarnya, suasana nampak terasa berbeda. Hae Young nampak tak bisa menutupi rasa bahagia ketika Do Kyung masuk ke kamarnya dari pintu rahasia. Do Kyung juga nampak sedikit canggung saat masuk ke kamar Hae Young, tapi berusaha untuk tenang.
“Tahu darimana hari ini ultahku? Apa Hee Ran yang memberitahumu?” tanya Hae Young saat Do Kyung duduk di depanya.
“Aku melihat Ibumu tadi pagi.” Kata Do Kyung
“Ini Konyol sekali. Kenapa dia mengumbar-umbar
ulang tahun putrinya?” keluh Hae Young lalu melihat sekotak pie yang diberikan Do Kyung.
Hae Young tahu Do Kyung itu tak enak hati jadi membelikan snack berbentuk kue dan minuman lalu memujinya yang perhatian. Do Kyung nampak tak bisa menatap Hae Young hanya mengalihkan pada pandangan yang lain sambil membuka kaleng birnya. Hae Young pun mengeluarkan semua makanan diatas meja.
Do Kyung tiba-tiba mengeluarkan sesuatu dari celananya dan menaruh diatas meja, Hae Young binggung. Do Kyung mengaku sudah lama memiliki benda itu , Hae Young terlihat tersentuh mendapatkan hadiah. Do Kyung menjelaskan sengaja memberikan agar Hae Young berhenti mendengarkan boneka yang tertawa aneh itu,lalu kembali minum untuk menutup rasa gugupnya. Hae Young terus menatapnya dengan senyuman, Do Kyung mengatakan hadiah sebagai gantinya karena membuatkan sup antimabuk.
“Kau takut, aku akan salah paham mengenai hadiah ini. Aku tahu ini Sesuatu yang kau punya.” Ucap Hae Young lalu mulai memutar boneka kelinci yang dibelikan Do Kyung.
Terdengar bunyi suara yang sangat romantis, seperti kotak musik yang bisa diberikan sebagai hadiah, Hae Young terus menatapnya mengatakan suaranya cantik sekali. Do Kyung sempat meliriknya lalu ponsel Hae Young tiba-tiba bergetar cukup keras.
Sepertinya Hee Ran menelpnya, Hae Young mengaku sudah makan lalu terlihat agak gugup mengaku hanya sendirian dirumah dan masuk ke dalam kamar mandi untuk bisa berbicar dengan bebas. Ponsel Do Kyung juga bergetar di kamarnya, adiknya menelp.
Park Hoon seperti ingin meminjam mobil. Do Kyung menanyakan untuk apa sambil memutar kembali kaset rekamanya, setelah itu seperti percaya dengan yang dikataka adiknya dan menyuruh untuk menunggu dibawah karena akan memberikan kuncinya.
Park Hoon sudah menunggu dibawah menyuruh kakaknya segera melemparkan kunci mobilnya. Do Kyung langsung melemparkanya, Park Hoon pun mengucapkan terimakasih karena sudah mau meminjamkan mobil untuknya. Tiba-tiba An Na muncul dengan mengandang lengan pacarnya mengatakan hanya ingin jalan-jalan dan berjanji tak melakukan hal yang aneh.
Do Kyung sempat kaget, An Na dan Park Hoon melambaikan tangan bahagia karena bisa mengelabuhinya lalu berlari keluar rumah untuk segera pergi dengan mobil kakaknya.
Do Kyung kembali ke kamarnya , terdengar suara Hae young yang terekam pada kasetnya terdengar sangat marah “Berapa lama lagi kau akan menghalangi pintu ini? Apa Kau takut aku ambil keuntungan darimu?” lalu suara Hae Young terdengar sedih. Do Kyung pun terdiam mendengarkan suara Hae Young tanpa sengaja direkam.
“Menyukai tetangga sebelah ada untungnya juga.
Aku jadi pulang lebih cepat. Dulu aku biasa belum pulang sebelum aku mabuk. Demi Tuhan, puanglah lebih cepat! Aku bukannya memintamu membalas perasaanku. Aku cuma bosan! Ini bahkan belum malam. Apa yang akan kulakukan?”
Do Kyung terdiam mendengarnya suara Hae Young yang menangis, lalu tersadar Hae Young sudah ada didepan pintu bisa mendengarkan rekaman juga. Suasana nampak terdiam sejenak, Hae Young lalu masuk ruangan dan mencoba mematikan rekaman suaranya, tapi tak juga berhenti. Do Kyung pun berjalan untuk mematikan alat rekamanya.
“Apa kau merekam untuk memata-mataiku Selama ini?” tuduh Hae Young
“Ini kebiasaanku. Produser sound film merekam semuanya. Untuk melihat jenis suara yang dihasilkan di rumah kami kalau kami sedang di luar... banyak produser sound film menyalakan
perekamnya sebelum berangkat kerja. Aku tidak punya maksud tertentu.” Jelas Do Kyung
“Kau harusnya tidak perlu melakukan itu lagi karena aku tinggal di sebelah.” Kata Hae Young marah
“Kebanyakan aku menghapusnya dan tidak mendengar suaranya. Bagaimana bisa aku mendengarkan rekaman selama 12 jam? Sejak kau pindah, aku tak pernah mendengar rekaman.” Tegas Do Kyung
Suasana kembali berubah hening, keduanya tanpa bisa saling menatap.
“Aku hanya mengatakan itu karena aku mabuk. Ketika aku mabuk, aku memang begitu terhadap semua pria. Aku berkata seperti itu tanpa alasan.” Akui Hae Young
“Berhentilah minum dan jangan seperti itu pada laki-laki. Dan Jangan juga kau dekati pria seperti aku. Bangun dan sadarlah. Berhenti menyakiti dirimu sendiri seperti orang bodoh.” Kata Do Kyung sinis membalikan badannya.
Hae Young akhirnya mengejar Do Kyung tak terima karena malah yang marah-marah. Dengan berdiri di depan Do Kyung menegaskan Do Kyung
bukanlah satu-satunya pria yang ingin didekati karena Setidaknya ada lima orang rekan kerjanya yang ingi didekati dan tak perlu khawatir dan marah karena Do Kyung itu berhasil membuat
merasa seperti sampah.
Do Kyung menatap Hae Young seperti berbicara dengan menahan tangisnya, terdengar bunyi bel rumahnya. Hae Young melihat dilayar ada si cantik Hae Young yang datang kerumah lalu menatap Do Kyung akhirnya memilih untuk kembali ke rumahnya. Do Kyung terlihat tak bisa berbuat apa-apa lagi.
Hae Young sudah berjalan keluar rumah terlihat menangis, si cantik Hae Young sudah ada didalam rumah sambil melihat deretan kaset rekam yang tersusun rapih dalam rak.
“Aku suka mendengar rekaman suara kamarmu...
di sore hari. Dari suara penjual sayur sampai
suara orang bertengkar... suara itu memang bukan sesuatu yang istimewa. Tapi aku sungguh menyukai suara itu. Rasanya seperti kita kembali ke waktu yang dulu. Aku juga mulai merekam di rumah...” cerita Hae Young lalu terhenti dengan perkataakn Do Kyung
“Katakan padaku kenapa kau datang kemari lalu pergi dari sini.” Kata Do Kyung
“Kalau begitu aku harus menginap malam ini.” ucap Hae Young seperti mengoda.
Flash Back
Satu tahun lalu, Do Kyung mengantar Hae Young sampai di pinggir jalan, terlihat Hae Young yang termenung melihat ke jendela. Do Kyung melihat pacarnya itu kelihatan lelah. Hae Young mengaku memang sedikit lelah karena Banyak urusan.
Do Kyung mengatakan akan menjemputnya
besok pagi. Hae Young pikir tak perlu karena bisa datang sendiri jadi mereka bertemu di salon saja. Do Kyung pun mengucapkan selamat malam dan bisa mimpi indah. Hae Young membalas supaya pacarnya bisa mimpi dengan indah lalu menuruni mobilnya. Do Kyung pun turun dari mobil melihat punggung Hae Young yang semakin menjauh.
“Saat itu adalah saat terakhir kita. Aku terus memikirkan kenapa kau melakukan sesuatu seperti itu. Kenapa?”
“Aku tidak tahu kenapa kau bertindak seperti itu...tapi ada satu alas an yang bisa membuatku memaafkanmu. Yaitu kalau kau terkena penyakit parah dan berusaha membuatku menjauh darimu.
Kupikir aku bisa memaafkanmu jika alasannya seperti itu. Dengan begitu aku bisa memberitahu
yang lain tentang dirimu.” Kata Do Kyung berbicara dengan membalikan tubuhnya, Hae Young nampak duduk disofa menahan rasa sedihnya.
“Aku selalu berkata dalam hati "Dia sudah mati. Karena penyakit yang parah." Dengan begitu aku bisa memulihkan harga diriku dan juga memperingati kematianmu. Katakan padaku. Apa karena penyakit? Apa kau sudah pulih dari penyakitmu dan memutuskan kembali kesini?” ucap Do Kyung membalikan badanya.
Hae Young mengatakan tidak karena penyakit, Do Kyung dengan sinis menyuruh Hae Young
harusnya mati saja. Hae Young seperti tersenyum sambil tertunduk. Do Kyung menegaskan ketiak melihat mantan pacarnya kembali dengan wajah bahagia membuatnya begitu marah. Hae Young tetap tersenyum, Do Kyung menyuruh Hae Young menyuruh tak boleh tersenyum.
“Kau tahu betul itu kebiasaanku. Tersenyum sekali pun aku sedang menangis. Kau bilang benci wanita yang menangis. Aku tidak ingin kau membenciku. Jadi aku tersenyum sekali pun aku
sedang menangis. Bukankah kau tahu itu?” jelas Hae Young dengan menahan tangis.
“Kau masih saja menyalahkan orang lain. Jangan pernah datang kemari lagi. Itu membuatku malah lebih membencimu” tegas Do Kyung murka
“Kenapa harus dia? Kenapa Hae Young? Apa kau tertarik padanya karena dia dan aku punya nama yang sama?” kata Hae Young
Do Kyung menegaskan agar Hae Young tak perlu membahasnya, Hae Young tetap membahas nama dan sekolah yang sama, menurutnya Terlalu banyak kebetulan. Do Kyung mengartikan dirinya itu sengata berkencan dengan nama yang sama karena tidak bisa melupakannya. Hae Young pikir Selalu terjadi seperti itu dulu, Banyak
pria berusaha mendekatinya melalui diri Hae Young. Do Kyung berteriak marah.
Hae Young yakin Do Kyung itu orang yang jahat pada temannya, tiba-tiba terdengar suara pecahan kaca yang dilemparkan. Do Kyung berlari ke kaca jendela yang pecah dan terlihat wajah Hae Young di lantai bawah menatap marah ke arahnya sambil menangis. Si cantik Hae Young nampak benar-benar kaget melihat kaca jendela yang pecah. Do Kyung pun melihat Hae Young yang pergi meninggalkan rumahnya.
Hae Young mengendarai sepedanya keluar dari rumah sambil menangis, menyusuri pinggir jalan raya cukup ramai. Si cantik Hae Young pun keluar dari rumah Do Kyung dan pergi ke masuk ke dalam mobilnya. Do Kyung masih terdiam dalam kamarnya, menatap kaca yang bolong karena dilempar oleh Hae Young. Ia lalu merapihkan pecahan kaca di lantai dan melihat batu yang dilemparkan Hae Young ke dalam kamarnya.
Akhirnya Hae Young sampai di rumah Hee Ran dan meneka bel beberapa kali, Hee Ran nampak kaget melihat temanya datang ke rumahnya malam-malam terlihat seorang pria yang baru selesai mandi.. Hae Young meminta maaf karena tak menelpnya lebih dulu, lalu memilih untuk pergi saja.
Hee Ran menahan Hae Young tak perlu pergi dan memintanya agar menunggu sebentar. Beberapa saat kemudian pria itu nampak keluar luar ruangan Hee Ran dengan wajah kesal. Hae Young berjongkok didepan rumah menunggunya.
Hee Ran membuatkan secangkir teh mengejek temanya itu seperti anak kecil yang harus
Memecahkan jendela, lalu memarahi karena Hae Young yang lari dari rumah bahkan menjauhi keduanya.
“Jika aku jadi kau, aku akan berkata... "Kami memang seperti ini. Memangnya kenapa?" Kau itu memang tidak tahu caranya berkelahi!” komentar Hee Ran kesal sendiri
“Kau tahu sendiri, aku tidak berkuasa di hadapannya.” Kata Hae Young
“Lupakan itu! Itu karena waktu itu kau masih SMA. Sekarang kau berusia 32 tahun. Apa yang perlu ditakutkan? Apa dia akan memakanmu hidup-hidup?” keluh Hee Ran geram
“Dan jujur saja, kau sekarang sudah menang melawan dia. Apa Kau pikir dia bisa menang melawanmu? Kau tinggal sebelahan dengan pria itu!” tegas Hee Ran
Hae Young mengatakan akan pindah, Hee Ran merasa Hae Young itu sudah membuatnya frustasi dan menyuruh agar langsung tidur saja karena mereka tingga bersebelahan.
“Dia sudah tahu kalau aku menyukainya!” ucap Hae Young yang membuat Hee Ran berhenti mengoceh dan membuatnya melonggo.
“Dia merekamnya. Dia punya kebiasaan merekam kamarnya ketika dia sedang keluar. Dengan cerobohnya... aku berkata, "Kapan kau pulang?
Kenapa kau belum pulang juga? Aku bosan. Aku menyukaimu." Seperti orang bodoh, aku terus mengoceh.”cerita Hae Young menahan malu, Hee Ran merasa sudah menduga ocehan mulut temanya akan membawa masalah.
“Menyukai seseorang itu hal yang sangat memalukan dan . Menjengkelkan.” Keluh Hae Young dengan menahan tangisnya.
Di dalam kamar tidur
Hee Ran berbaring ditempat tidurnya sambil menopang kepala sudah tahu betul sifat dari temannya, kalau Hae Yung bukan tipe orang yang
langsung jatuh cinta pada seseorang. Menurutnya aneh ketika temanya itu tiba-tiba
membatalkan pernikahannya.
“Kupikir itu pasti karena ada yang merasukimu atau kau sudah gila. Aku tidak bisa memprediksi
jalan pikiranmu. Kau seperti orang yang berbeda
Dan sekarang juga. Kau beda sekali dari biasanya dan kau jatuh cinta pada Park Do Kyung. Aku penasaran apa bagusnya orang itu.. sampai kau tertarik padanya.” Ucap Hee Ran heran.
“Dari awal aku melihatnya.... aku hanya...
mengungkapkan isi hatiku padanya.” Akui Hae Young, Hee Ran bertanya apa yang diungkapkan oleh temanya.
“Sesuatu yang tidak bisa kukatakan pada orang lain.” Akui Hae Young
Flash Back
Hae Young mengakui pada Do Kyung kalau
dicampakkan sehari sebelum pernikahannya, dengan calon suaminya yang berkata tidak yakin untuk untuk mencintainya selama sisa hidupnya serta merasa tidak tahan melihat caranya makan sambil menangis dan tertawa.
“Anehnya, aku cerita semuanya padanya.” Ungkap Hae Young juga aneh
Ketika di kamar Do Kyung, Hae Young dengan mudah menceritakan saat masih SMA, “ Waktu pemilihan ketua kelas...aku cuma dapat satu suara. Aku memilih diriku sendiri. Karena aku khawatir tidak akan mendapatkan satu suara.”
“Setelah aku mengungkapkan satu hal itu saja, aku jadi keterusan cerita padanya.” Kata Hae Young
“Kau ternyata langsung menyadarinya. Bahwa ternyata Park Do Kyung adalah orang yang kau
andalkan. Begitulah hubungan pria dan wanita.
Menit pertama kau bertemu dengannya, kau bisa cerita semuanya padanya... setelah kau menyadari dialah pria yang bisa kau andalkan.
Bahkan semua hal yang tidak kau ceritakan pada sahabatmu.” Jelas Hee Ran dengan menyandarkan diri di tempat tidurnya.
“Jadi menurutmu apa artinya ini?” tanya Hae Young
“Karena itu antara seorang pria dan wanita.
Apapun bisa terjadi antara seorang pria dan seorang wanita. Terlepas dari seberapa dekatnya
aku denganmu, ada banyak hal yang juga belum kuceritakan padamu. Tapi aku cerita semuanya
kepada kekasihku. Dibandingkan persahabatan kita selama satu decade, hubunganku yang baru seumur jagung dengan seorang pria ternyata lebih nyaman. Begitulah hubungan antara pria dan wanita.” Jelas Hee Ran, Hae Young bisa tersenyum mendengarnya.
Beberapa saat kemudian keduanya nampak tertidur, dengan Hae Young berbaring dibawah, tapi kantuknya juga tak kunjung datang dan memilih untuk membuka matanya.
Pesan dari Do Kyung masuk “Pulang dan tidurlah.” Hae Young membiarkan ponselnya dan berpikir tak perlu memperdulikanya. Pesan kembali masuk “ Aku tidak akan mengatakan apa-apa.”
Hae Young berusaha untuk menutup semua wajahnya dengan selimut, tapi akhirnya membuka kembali dan keluar dari rumah dengan membawa sepedanya. Hee Ran berteriak memanggilnya untuk tidur saja dirumahnya karena sudah larut malam, tapi Hae Young memilih untuk pergi dengan menaiki sepedanya. Hee Ran pikir temanya itu memang sudah gila.
Hae Young tersenyum bahagia sambil mengendarai sepedanya tanpa peduli sudah larut malam menyebarangi sungai Han dan jalanan yang sedikit gelap dan sepi. Senyuman tak bisa ditutupinya karena Do Kyung yang memintanya untuk pulang dan tidur dirumah.
Ketika sampai rumah Hae Young penuh semangat sambil menuntun sepedanya, ternyata Do Kyung sudah berdiri didepan pintu menatapnya. Senyum Hae Young sempat ditutupinya dengan wajah binggung, keduanya nampak canggung dan Do Kyung memilih masuk rumah tanpa mengatakan apapun. Hae Young pun memperlihatkan wajah cemberutnya seakan tak peduli, tapi saat menaiki tangga mengeluh pada dirinya yang seharusnya tak boleh datang secepat ini.
Hae Young masuk rumah dengan wajah cemberut dan melepaska sepatunya dengan kasar agar membuat suara, menyalakan lampu dan sengaja membuat langkah kakinya terdengar ke dekat tempat tidur. Matanya melirik, terdengar suara Do Kyung menyuruhnya untuk tidur saja.
“Kenapa Oh Hae Young datang? Apa dia akan datang lagi?” tanya Hae Young Do Kyung mengatakan tidak akan karena sudah tidak ada urusan lagi dirumanya.
“Aku akan memintamu lagi jangan dipikirkan tentang rekaman itu. Aku memang ceroboh seperti ini. Lagipula, aku tidak bisa apa-apa
karena hidup sendirian. Jangan terlalu dipikirkan dan merasa tertekan. Itu akan membuatku merasa menyedihkan.” Kata Hae Young, Do Kyung mengerti dan kembali menyuruh Hae Young untuk segera pergi tidur
“Dan juga......jangan merekam apa pun dari kamarmu lagi.Jangan lakukan lagi.” Kata Hae Young, Do Kyung mengatakan tidak akan merekam lagi.
Hae Young akhirnya mematikan lampu kamarnya, ketika akan berjalan ke tempat tidur kakinya tersandung meja karena gelap, sambil mengusap kakinya berjalan ke tempat tidur tapi baru saja berbaring kembali lagi bangun.
“Aku akan ganti rugi jendelamu.” Ucap Hae Young, Do Kyung mengatakan tak perlu. Hae Young menegaskan tetap akan bersikeras mengantinya lalu kembali tidur.
Do Kyung menatap alat perekamnya, akhirnya memilih untuk mematikan alat perekam dan melepaskan semua kabelnya. Tiba-tiba mataya kembali melihat bayangan Hae Young, lalu mengatakan “Tanganmu hangat” Do Kyung akhinya menatap ke arah kamar Hae Young terlihat Hae Young yang sudah tertidur lelap.
Si cantik Hae Young berlatih wall climbing dengan langkah pasti menaiki pijakan diatasnya, pikiran kembali mengingat ucapan Hae Young “
Sampai kita mengucapkan "Aku mencintaimu" dan "mari kita menikah..." bukankah kita masih main-main? Sebelum aku berucap janji untuk menikah... aku masih menganggapnya main-main.”
Lalu perkataanya sendiri pada Do Kyung “Kenapa harus Hae Young?<Apa kau tertarik padanya
karena kami punya nama yang sama?”
Saat itu Hae Young juga mengingat saat temanya itu melompat ke pelukan Do Kyung didepan teman-teman kantornya, Dan Do Kyung membalasnya “ Apa maksudmu aku berkencan dengan nama yang sama karena aku tidak bisa melupakanmu?” Si Cantik Hae Young masih mengingat jelas senyuman Do Kyung yang memeluk Hae Young, seakan penuh dengan bahagia.
Sebelumnya Do Kyung dengan mata sangat serius mengatakan “ Kupikir aku bisa memaafkanmu jika alasannya begitu. Jika alasannya kau terserang penyakit dan berusaha menjauhiku. Kau harusnya mati saja. Kau kembali dengan wajah bahagia Yang membuatku sangat marah.”
Hae Young tak bisa memegang pijakan tangan dibagian atasnya, akhirnya jatuh melayang-layak diudara terlihat wajah frustasinya.
Nyonya Heo memuji seorang wanita didepanya kalau semakin cantik saja setiap kali melihatnya, menurutnya Orang akan percaya jika wanita itu
seorang aktris dan berharap mereka bisa bertemu seperti sekarang ini, karena menyukai mereka bisa makan bertiga.
“Kukira kau merasa tidak nyaman.” Ucap Tuan Jung, Nyonya Heo merasa tak mungkin seperti itu.
“Ini harusnya tidak nyaman bagimu. Nanti jika Ayahku meninggal, aku akan mewarisi segalanya.
Jika kau mendekati Ayahku Cuma untuk mengambil warisannya... maka aku yang akan marah.” tegas anak Tuan Jung, bernama Jung Young Joo, suasana nampak sedikit tegang.
“Ayahmu ini masih sehat.” Kata Tuan Jung mencairkan suasana.
“Dia wanita yang tertua di antara wanita yang pernah Ayah nikahi dan Dia punya perilaku dan latar belakang yang buruk. Aku penasaran bagaimana cara kau membuat Ayahku jatuh cinta padamu.” Sindir Young Joo
Tangan Nyonya Heo bergetar sangat keras, bibirnya menahan amara akhirnya keluar juga suara dengan nada amarah, Young Joo pikir Nyonya Heo lebih baik tenang saja, karena menurutnya sangat susah menghasilkan uang. Nyonya Heo hanya bisa menarik nafas panjang mengatur nafasnya, Tuan Jung heran melihat sikap anaknya itu dan meminta Nyonya Heo tak perlu memikirkanya.
Young Soo memilih untuk meninggalkan meja, Tuan Jung bertanya mau kemana anaknya. Young Soo mengatakan akan melakukan
operasi. Nyonya Heo memalingkan wajah tak ingin menatap anak tuan Jung, Akhirnya Tuan Jung menenangkan Nyonya Heo untuk tak
diambil hati ucapan anaknya karena tahu Young Joo suka bicara kasar, tapi berhati baik.Nyonya Heo merengek tidak bisa hidup bersamanya di satu atap.
Hae Young yang akan masuk restoran menyapa Young Soo sudah Lama tidak berjumpa, padahal
ingin mengontak karena banyak ketinggalan informasi, lalu bertanya apakah Semuanya baik-baik saja. Young Joo mengatakan baik-baik saja.
“Ayahmu sehat, 'kan?” tanya Hae Young
“Dia ada di sebelah sana, Sepertinya akan menikah lagi.” Komentar Young Soo
“Yah, aku juga tidak berpikir Ibuku adalah cinta terakhirnya.” Balas Hae Young bisa mengerti
“Di antara perempuan yang dinikahi Ayahku,
Ibumu sepertinya polos dan dia tidak mengejar uang Ayahku. Bagaimana kabar Ibumu?”tanya Kyung Joo. Hae Young mengatakan keadan ibunya sudah pasti baik-baik saja.
Didalam ruangan, Tuan Jung menenangkan Nyonya Heo dengan memijat punggungnya meminta agar tak diambil hati, Nyonya Heo masih saja nampak kesal dengan ucapan Young Joo. Hae Young mengetuk pintu untuk menyapa tuan Jung, nampak Tuan Jung agak kaget melihat mantan anaknya datang. Hae Young menanyakan keadaan Tuan Jung.
“Kupikir tadi Ibumu yang dating, Kau makin mirip saja dengan Ibumu Lalu Ada apa kemari?” kata Tuan Jung, Nyonya Heo melirik siapa yang datang, matanya melotot kaget dan nampak gelisah dengan tangan terus meremas roknya.
“Aku ingin bertemu seseorang disini. Tapi aku tak sengaja bertemu dengan Young Joo Unni di lobby.” Cerita Hae Young lalu menyapa calon istri Tuan Jung yang baru.
Tiba-tiba wajahnya terkejut melihat sosok orang yang dikenalinya, Tuan Jung ingin memperkenalkan Hae Young tapi binggung untuk menjelaskanya. Hae Young pun mengaku kalau ia adalah putri dari Tuan Jung, Nyonya Heo sangat kaget sambil menatap Hae Young dan keduanya saling menatap. Tuan Jung pun memberitahu kalau Hae Young adalah anak dari mantan istrinya.
Ketika ingin mengenalkan Nyonya Heo, nampak binggung juga. Hae Young merasa sudah mendengarkan berita dari Young Joo, kalau wanita itu adalah yang ingin dinikaihi oleh mantan ayah tirinya. Tuan Jung malu-malu mengatakan kalau mereka belum menentukan tanggalnya, lalu mengajak Hae Young untuk main golf bersama Young Joo juga, Hae Young nampak melirik sinis pada Nyonya Heo yang gugup mengetahui kalau ibu Hae Young mantan istr Tuan Jung.
Nyonya Heo pun berjalan cepat ke arah lift, Hae Young mengikutinya dari belakang dengan menyindir calon suami Nyonya Heo itu tidak mengantarnya pulang. Nyonya Heo berusaha untuk terus menekan tombol lift untuk segera datang dan wajahnya berusaha untuk tetap tenang, Hae Young dibelakangnya nampak sangat sinis.
“Kau bilang aku akanmengikuti takdir Ibuku dan selalu mendekati pria lain. Ini lucu sekali.
Sekarang kau malah mendekati pria yang dicampakkan oleh Ibuku. Dan Ibuku adalah istri keempatnya. Jika dia menikah lagi kali ini... maka
kau akan menjadi istri kelimanya. Bukankah itu sedikit memalukan menjadi istri kelima?” ucap Hae Young sinis
“Lalu Kenapa!!!! Kau sekarang sudah mulai berkuasa, hah? Kenapa memangnya ? Apa Kau mau berusaha menghancurkan pernikahanku?” teriak Nyonya Heo
“Aku ingin menghancurkannya sama seperti pernikahanku. Aku ingin menghancurkannya.” Tegas Hae Young penuh dendam
“Kaulah orang yang menghancurkan
pernikahanmu sendiri, bukan aku.!!” Teriak Nyonya Heo lalu masuk lift dan langsung menekan tombol untuk menutup pintu.
Hae Young berjalan dengan tatapan kosong, pikirannya seperti melayang jauh.
Flash Back
Hae Young membawakan segelas kopi ke diatas meja ponselnya bergetar tapi dibiarkan begitu saja. Tiba-tiba kepalanya dari belakang di pukul seseorang, pegawai yang sedang berdiri dari tempat Hae Young pun nampak ikut terkejut. Hae Young kaget melihat Nyonya Heo sudah ada dibelakangnya.
“Beraninya kau mengabaikan telepon dariku!! Apa begitu caramu diajari oleh orang tuamu? Ah....
Benar juga, kau jarang diperhatikan oleh orang tuamu. Jadi kurasa memang tidak ada harapan lagi.” Teriak Nyonya Heo yang membuat semua orang bisa mendengarnya. Hae Young berjalan ke lorong kantornya dan Nyonya Heo masih mengikutinya sambil mengoceh.
“Kau bilang orang tuamu itu profesor, jadi aku menerima kata-katamu. Tapi ternyata, Ayahmu berselingkuh dengan mahasiswa di tempat dia mengajar. Dan juga Ibumu selingkuh dengan rekan kerjanya. Karena skandal itu, mereka berdua dipecat dari kampus.” Ucap Nyonya Heo menyindir
“Do Kyung juga tahu itu semua dan Aku tidak menyembunyikan apa pun. Lalu memang benar bahwa orang tuaku mengajar di kampus yang berbeda.” Kaya Hae Young membelar diri
“Hei, lebih banyak lagi alasan dari itu semua!!” teriak Nyonya Heo dengan mendekatkan wajahnya ke Hae Young
“Apa mereka itu sedang bersaing siapa yang akan menikah lagi? Bagaimana mereka memacari seseorang, lalu selalu putus dan putus lagi?” sindir Nyonya Heo menghela nafas, Hae Young hanya diam saja tanpa membalas
“Kau juga punya banyak saudara tiri!!!. Kapan terakhir kali kau melihat orang tuamu? Apa mereka bahkan tahu kalau kau itu masih hidup?” ucap Nyonya Heo sambil mendorong bahu Hae Young.
Hae Young duduk diam dalam kamarnya yang gelap, terdengar terikan Nyonya Heo sambil mengedor pintu kalau tahu Hae Young ada di dalam. Hae Young nampak frustasi dengan menutup telinganya tak ingin mendengarkan terikan Nyonya Heo.
Di sebuah cafe
Nyonya Heo mengatakan tidak akan datang ke pernikahannya besok. Hae Young pikir tak perlu. Nyonya Heo mulai mengumpat Hae Young itu si jalang dengan mata melotot.
“Darah lebih kental daripada air. Aku sudah mengirimkan rekamannya. Apa Kau sudah mendengarnya?” tanya Nyonya Heo
“Aku tidak akan mendengarnya.” Jawab Hae Young
“Dengarkan itu.... Jika kau menikah dengannya tanpa mendengarkan itu maka kau akan menyesalinya selama sisa hidupmu. Kau pikir ini cinta, kan?” ucap Nyonya Heo menyindir.
Si cantik Hae Young berjalan dengan tatapan kosong masih mengingat ucapan Nyonya Heo setahun yang lalu “Do Kyung tidak mencintaimu.”
Hae Young berjalan melihat Si cantik Hae Young berjalan didepanya. Si cantik Hae Young melambaikan tangan dengan senyuman, Hae Young menundukan kepala dan berusaha untuk berlalu. Si cantik Hae Young pun menahanya.
“Kenapa kau bersikap seperti ini? Kau membuatku tidak enak. Jangan bersikap seperti itu di sekitarku.” Ucap Si cantik Hae Young, Hae Young tanpa banyak kata memilih untuk pamit saja.
“Hae Young.... Kau mau pergi minum denganku malam ini? Aku ingin minum malam ini. Ah..
Tidak, aku sangat ingin mabuk malam ini.” ajak si cantik Hae Young, Hae Young menolak dengan alasan sudah ada janji. Si cantik Hae Young pun memilih untuk minum sendirian saja, Hae Young pun pergi tanpa memperdulikanya. Si cantik Hae Young pun berjalan tak menutupi perasaan sedihnya.
Hae Young mengeluarkan sebuah kotak diatas tempat tidurnya, masih tersimpan foto dirinya saat mencium pipi Do Kyung yang terlihat sangat bahagia. Lalu mengeluarkan sebuah ponsel dan mencoba menyalakan, masih disimpan foto kenangan dengan Do Kyung semasa pacaran. Senyumannya terlihat mengingat semua kenangan manis dengan Do Kyung hanya dari foto.
Flash Back
Nyonya Heo meminta untuk mendengarkan rekaman yang dikirimkanya karena menurutnya jika Hae Young mau menikah tanpa mendengarkanya maka akan menyesalinya
selama sisa hidupmu.
Hae Young akhirnya mendengarkan suara yang dikirimkan Nyonya Heo dari laptopnya.
Nyonya Heo nampak gelisah menelp seseorang dan akhirnya marah-marah sendiri karena dan terus mencoba menelpnya. Sesampai didepan rumah anaknya, sambil mengumpat ingin masuk rumah. Tiba-tiba terdengar suara yang memanggil Nyonya Heo. Soo Kyung keluar dari semak-semak sambil makan permen lolipop, meminta untuk mendekat. Nyonya Heo malah ketakutan dan memilih untuk kabur.
Soo Kyung pun marah mengejarnya karena Nyonya Heo malah menjauh, dengan mudah menangkap Nyonya Heo karena sebelumnya sudah memperingati untuk tak datang lagi ke rumah sambil memutar-mutarkan badan Nyonya Heo seperti komidi putar.
“Apa yang kukatakan padamu kalau aku melihatmu datang kemari? Kenapa? Kau datang untuk mengambil uang Do Kyung lagi?” teriak Soo Kyung membuat Nyonya Heo untuk tepat berada didepanya.
“Oh Hae Young sudah kembali.” Ucap Nyonya Heo ketakutan. Soo Kyung pikir kenapa memangnya karena sudah mengetahuinya lalu melepaskan cengkramanya.
“Dia adalah putri dari mantan istrinya CEO Jang.
Ibunya salah satu wanita yang dinikahi CEO Jang.” Cerita Nyonya Heo sambil menangis, Soo Kyung nampak kaget dan baru mengetahu hal itu.
Nyonya Heo membersihkan kakinya karena melepaskan sepatu saat berlari, Soo Kyung berjalan mondar mandir sambil mengumpat Pak tua sialan, Nyonya Heo merasa tak terima harus
menikah berkali-kali membuatnya susah saja, menurutnya Hae Young akan segera bertindak.
“Jika dia mulai menjalankan aksinya... aka aku mungkin tidak bisa menikah dengan CEO Jang.
Do Kyung tidak akan mau melihatku lagi. Itu artinya aku tidak akan bias dapat uang dari mana saja.” Cerita Nyonya Heo
“Kau rupanya sudah mengakuinya, kan? Kaulah yang memisahkan Oh Hae Young dari Do Kyung.... Sudah kuduga.” Ucap Soo Kyung
“Hei! Tanyakan saja pada dunia. Mana ada Ibu yang akan membiarkan anaknya menikahi seorang gadis dari keluarga seperti itu?
Orangtuanya menikah dan bercerai berkali-kali.
Apa yang dia pelajari dari orang tua seperti itu?” ucap Nyonya Heo membela diri
“Lalu bagaimana denganmu, Ibu Jika Ibu menikah dengan CEO Jang, Maka ini akan jadi pernikahan ketigamu.” Balas Soo Kyung menyindir
Nyonya Heo merasa Tiga kali masih kecil
dibandingkan dengan Ibu Hae Young, menurutnya Ibu Hae Young itu memilih orang begitu saja karena Banyak sekali pria yang didekatinya bahkan tidak peduli dengan anak-anaknya sendiri karena yang diketahuinya cuma mendekati pria. Soo Kyung hanya bisa memegang tengkuknya seperti nampak menahan amarah, Nyonya Heo dengan santai mengejek Ibu Hae Young itu sudah gila. Soo Kyung akhirnya tak tahan dan mulai berteriak pada ibunya.
“Jangan buat Ibunya sebagai alasan! Kau tidak menghentikan pernikahan mereka karena alasan itu. Ibu dan aku tahu betul itu, bahkan Semua orang mengetahuinya” teriak Soo Kyung, Nyonya Heo yang sedang minum seperti kaku tak bisa bergerak sedikitpun.
“Kau tidak ingin sumber harta karunmu diambil, 'kan? Bahkan jika kau mengambil semua uang
dari suaminya... maka istrinya pasti terlalu bodoh
untuk mengatakan sesuatu. Oh Hae Young itu pintar. Kau takut dia akan mengambil sumber harta karunmu. Makanya kau merusak pernikahan mereka, ya 'kan?” teriak Soo Kyung bertolak pinggang. Nyonya Heo berdiri dan mulai ikut berteriak
“Maaf yah…. Hewan sekali pun tahu hukum moral dalam hubungan keluarga. Sekali pun Ibu mengganggu Hae Young... dia tidak akan mengatakan apa pun pada Do Kyung. Dia tidak mengatakan apa pun supaya tidak menimbulkan pertikaian antara Ibu dan anak.Begitulah dia sangat mencintai Do Kyung. Ketika dia sebaik itu... tapi apa yang telah kau lakukan hingga membuatnya menghilang sehari sebelum pernikahannya? Apa yang kau perbuat?!!” teriak Soo Kyung dengan mencengkram lengan ibunya,
Nyonya Heo nampak kebinggungan dan tubuhnya bergetar dengan mata memerah. Akhirnya ia memilih untuk kabur saja, Soo Kyung pun memperingatakan tak akan tinggal diam jika ibunya datang lagi kerum
Do Kyung pergi ke pinggir danau lalu berlari diatas pasir yang terlihat seperti pasir pantai. Setelah itu melihat tekstur dari pasir dengan tanganya, Park Hoon dkk membawa barang-barang ke tempat Do Kyung berada nampak terlihat sangat banyak dan berat.
Ketiganya langsung jatuh lemas, Do Kyung melihat tekstur pasirnya cukup bagus dan menyuruh mereka untuk mengunakan saringan dan menaruh lebih banyak batu. Park Hoon mengeluh sebelumnya kalau Do Kyung menyuruh
untuk santai saja, dan tidak usah memikirkan kualitas pekerjaan bahkan seharusnya mempersiapkan film erotis di studio.
“Ini namanya bukan santai!!” teriak Park Hoon murka, Do Kyung seolah tak peduli dengan jeritan adiknya.
“Cepat lakukan sebelum matahari terbenam.” Kata Do Kyung, semua menjerit kelelahan
Tapi beberapa saat kemudian, Park Hoon mulai menyaring pasir, Do Kyung memasang mic untuk merekam dan memastikan alatnya berkerja dengan baik. Park Hoon sudah berbaring diatas pasir dengan earphone menutupi telinga dan matanya, datas badanya ditaruh laptop dengan memutar adegan.
Pria muda yang lainya mulai berlari ditempat menyesuaikan dengan adegan seorang pria yang berlari mengelilingi lapangan, pria yang satunya pun memegang mic di bagian bawah agar bisa terdengar jelas. Do Kyung melihat di monitor dan menyamakan dengan adeganya, ketika ada adegan jatuh, si pria yang memegang mic minta izin untuk beristirahat karena melihat si pria muda akan mati kelelahan.
Do Kyung pun memberikan semua anak buahnnya minuman dingin, Park Hoon nampak baru bangun dari tidurnya, si pria yang memegang mic pun marah karena Park Hoon berpikir datang ke lokasi untuk tidur siang.
Do Kyung memeriksa tasnya dan melihat ada sebuah hardisk external, lalu memasangkan pada laptopnya. Tiga anak buahnya sedang adik main yudo untuk menghabiskan waktu istirahat. Do Kyung melihat file dalam laptopya, teringat kembali perkataan Hae Young “Aku akan memintamu jangan memikirkan soal rekaman itu.
Jangan merekam apa pun dari kamarmu lagi.
Jangan lakukan lagi.” Dilayar akan menekan pilihan menghapus file, lalu Do Kyung mengkliknya.
Park Hoon mulai bermain lempar batu ke danau, Do Kyung asik dengan earphonenya duduk dibawah pohon. Ia mendengarkan suara Do Kyung yang terekam dari kamarnya.
Flash Back
Hae Young duduk diatas tempat tidurnya sambil makan snack mencoba melempar dan menangkap dengan mulutnya, beberapa kali mencoba sampai akhirnya bisa melakukanya dan terdengar tepukan bahagia.
Terdengar bunyi orang berlari dan Hae Young baru datang dengan membawa makanan lalu berlari ke kamar mandi dan terdengar bunyi kentut, ia pun menahan sebelum sampai kamar mandi.
Ada bunyi ketukan pintu, Hae Young berteriak siapa yang datang, Seorang kurir memberitahu ada paket yang datang. Hae Young pun berpura-pura berteriak “Sayang, paketnya sudah datang.” Lalu menerima paket untuk dirinya, setelah menutup pintu kembali berpura-pura memanggil suaminya. Ia pun nampak bahagia melihat tas yang dibelinya secara online.
“Aigoo, aku memang cuma punya satu pintu disana, entah kenapa aku merasa aman. Tapi dalam keadaan darurat, aku tidak boleh masuk, 'kan? Dasar Sial, privasi antara pria dan wanita
sangat berlaku disini. Padahal Aku harusnya yang mengganjal pintunya. Kenapa dia yang melakukannya?” keluh Hae Young membuka pintu dan hanya terlihat papan rak yang menutupi jalanya.
Hae Young baru selesai dari kamar mandi dan bersiap-siap untuk tidur dengan mematikan lampu, kakinya tersandung meja karena ruangan gelap lalu menjerit kesakitan naik keatas tempat tidurnya.
Do Kyung terus mendengar ucapan Hae Young yang terekam dalam kasetnya.
“Ya Tuhan dan para Dewa yang terlalu sibuk mengurus orang-orang di dunia ini....karena Engkau sibuk memeriksa kehidupan malang mereka... Maka Engkau akan sibuk merawat mereka tapi kalau ada waktu.. tolonglah datang untuk merawatku, Oh Hae Young Bukan si cantik Oh Hae Young. Mampirlah ke kehidupan si biasa Oh Hae Young di rumah kecilnya di Pyungchang-dong. Berikanlah aku kekuatan... isi ulang diriku dengan kekuatan yang cukup.” Ucap Hae Young yang di kamar mandi untuk buang air besar.
“Jika Engkau masih punya waktu luang... ketika sudah ada disini... ada satu pria bermata indah yang memutuskan untuk hidup sengsara.
Mampirlah rawat tetanggaku itu. Tolong bantu dia menjadi dirinya sendiri lagi.”
Do Kyung pulang mengendarai mobilnya di malam hari, pikiran kembali mengingat rekaman suara Hae Young yang kesakitan dan mengutarakan perasannya “Bisakah kau memikirkanku dan pulang lebih cepat? Aku Bukannya memintamu membalas perasaanku.<
Aku cuma kesepian, itu saja.”
Ibu Hae Young sibuk membuat kimchi, si bibi kembali datang dengan meminta agar mencicipi. Ibu Hae Young pun menyuapinya, Si bibi memuji kimci buatan Ibu Hae Young sangat enak bahkan
Suami juga minta kimchi buatan ibu Hae Young. Ibu Hae Young memberitahu sudah membuat kimchi lobak juga jadi memperbolehkan untuk mengambilnya. Si bibi pun mengucapkan terimakasih dengan menutup kotak makannya.
“Tapi, akankah Hae Young datang ke pernikahan sepupunya?” tanya si bibi
“Memang Kenapa? Apa Kau tidak mau dia datang?” ucap ibu Hae Young nampak kesal
“Bukan begitu.... Aku takut dia nanti merasa tidak nyaman. Setelah hari itu, ini pertama kalinya dia bertemu semua kerabatnya. Bukankah itu jadi tidak nyaman baginya?” kata Bibi, ibu Hae Young berjalan untuk mencuci piring.
“Tidak ada yang berbicara tentang hal itu secara terbuka. Semua orang berspekulasi apa alasannya. Itu keputusan hidup yang sangat penting. Sehari sebelum pernikahan harus ada alasan yang serius kenapa bisa dibatalkan. Siapa yang tahu? Mungkin Hae Young dicampakkan,
tapi dia mengatakan sebaliknya.” Ucap Bibinya kembali menyerocos seenaknya.
Ayah Hae Young menengok dan nampak panik, Ibu Hae Young melempar lap ke dalam bak cuci piring. Bibinya mulai ketakutan, Ibu Hae Young melepaskan celemeknya dan juga bajunya, terlihat baju dalam berwarna putih. Ayah Hae Young berusaha menahanya. Bibinya berusaha untuk menjelaskan tapi Ibu Hae Young membalikan badan dan melempar bajunya. Ayah Hae Young menahan istrinya agar tak melakukan tindakan kekerasan. Bibi nampak ketakutan dengan menutup kepalanya saat ibu Hae Young semakin mendekat, tapi terlihat ibu Hae Younng malah tersenyum.
“Aku cuma akan bertindak sejauh ini saja. Hae Young mungkin datang ke pernikahan putrimu dengan seorang pria Dan pria itu cukup mempesona. Dia mungkin membuat menantumu kalah saing. Lalu Bagaimana ini? Haruskah aku
katakan padanya jangan datang saja? Tapi mereka akan menjadi keluarga.. jadi mereka harus kenal masing-masing keluarga, 'kan?” ucap Ibu Hae Young bangga
“Jadi Hae Young sudah punya pacar?” ucap si bibi tak menyangka
“Dia tinggal di Pyungchang-dong” kata Ibu Hae Young memakai kembali bajunya, Tuan Oh pun memberitahu pria itu adalah CEO dari sebuah perusahaan,
Hae Young menjemur pakaian dalamnya, lalu terdengar ketukan pintu, kurir pizza datang membawakan pesanan. Hae Young kembali berpura-pura berteriak “Sayang, pizzanya sudah datang… Ayo makan.” Do Kyung ada dikamarnya bisa mendengar teriakan Hae Young.
Sementara Hae Young menerima pizza sambil menanyakan berapa harganya, kurir memberitahu totalnya 22.000 won. Hae Young pun kembali ke kamar untuk mengambil dompet dan kembali berpura-pura berteriak “Sayang, pizzanya sudah datang.” Do Kyung mendorong raknya dan masuk ke dalam kamar Hae Young.
Hae Young melotot kaget melihat Do Kyung datang duduk didepan meja sambil membuka kotak pizza, lalu Do Kyung berkata kalau Hae Young yang akan membayarnya. Hae Young pun membayar pizzanya dan mengunci pintu, lalu matanya tersadar dengan pakaian dalam yang baru dijemurnya, akhirnya ia buru-buru menaruh kembali dalam ember untuk menyembunyikanya.
“Kapan kau masuk? Aku cuma ingin menunjukkan kalau aku tidak tinggal disini sendirian. Aku cuma melakukannya karena alasan itu dan Aku tidak mau kau salah paham.” Ucap Hae Young mendepak embernya
“Aku akan memindahkan rak ke pintu masuk. Jika ada orang asing masuk, kau bisa melarikan diri dan Kau boleh menaruh kunci disini.” Ucap Do Kyung menunjuk pada pintu
Hae Young melotot binggung, Do Kyung kembali ke kamar dengan menutup pintu lalu kembali masuk dengan membawa lampu tidur, menyuruh untuk menaruh di dekat tempat tidurnya jadi takkan tersandung sesuatu dalam gelap, karena sangat berisik. Sebelum pergi memberitahu kalau itu lampu kuno, Hae Young pun duduk diam didepan meja nya.
Lalu ia bertanya menawarkan Do Kyung untuk makan pizza, Do Kyung mengatakan tak ingin. Hae Young pun makan pizza sendirian walaupun terlihat nampak tak enak hati.
Hae Young berbaring di tempat tidur sambil memainkan lampunya, menyalakan dan mematikanya, senyumanya terlihat. Do Kyung bisa mendengarkan bunyi tombol lampu dinyala dan matikan, mengeluh suaranya berisik. Hae Young pun mematikan lampunya dan menarik selimutnya dengan senyuman bahagia.~bersambung ke episode 7~
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Miss Oh [Completed]
FantasyOh Hae-Young dibuang oleh Han Tae-Jin pada hari sebelum pernikahan mereka. Dia tidak bisa mengatakan yang sebenarnya tentang apa yang terjadi dan berbohong kepada orang lain tentang apa yang terjadi. Dia bekerja sebagai asisten manajer divisi restor...