7. Kebahagiaan

5.4K 770 31
                                    

Definisi Taehyung yang ketujuh adalah kebahagiaan.

Setelah orang tuanya bercerai dua tahun lalu, Jungkook pikir yang namanya kebahagiaan itu hanya mitos. Ayahnya tidak pernah lagi mengirimi uang, sedangkan ibunya sudah menikah lagi. Untuk sekedar menelepon pun, ibunya terlalu sibuk.

Jungkook kadang menertawai nasibnya. Semenjak ibunya menikahi artis konglomerat, Jungkook seperti dibuang. Pernah tanpa sengaja mereka berpapasan di mall pusat perbelanjaan, tapi ibunya hanya melengos bersama dua bodyguardsnya.

Hah... Sejak itu pelarian Jungkook hanya pada harta kesayangannya. Motor ninja hitam hadiah ulang tahunnya ke lima belas.

Suatu malam dia berkeliling di jalanan sepi Seoul, yang tiba-tiba berubah ramai. Ada balapan, kata orang-orang. Jungkook datang dengan motornya yang langsung dikira pendatang baru. Dia kebingungan saat seorang pria bantet merangkulnya sok akrab.

"Aku baru melihatmu tapi aku tahu kau berpotensi." Katanya. "Aku Park Jimin."

"Aku Jeon Jungkook."

"Jin-hyung sedang sakit, jadi bisakah kau menggantikannya malam ini?"

"Aku baru saja datang dan-"

"Balapan itu mudah, sudah berapa lama kau memiliki ninjamu?"

"3 tahun."

"Cukup untuk pemula, jadi jangan kecewakan aku dan Jin-hyung, oke?"

Dua tepukan dibahu malam itu menjadi pembuka pertemanan Jungkook dan Jimin. Yang besoknya ditambah Jin. Pria itu baru pulang dari rumah sakit karena jatuh dari motor pada balapan minggu lalu.

Disitu Jungkook menemui kebahagiaannya. Mengendarai motor dengan kecepatan tinggi, mengalahkan lawan, tidak pernah menoleh ke belakang, dan nomor satu di garis Finish. Kemenangan yang mutlak adalah kebahagiaannya yang baru.

"Aku tidak membutuhkan kalian lagi eomma, appa. Anak kalian ini sudah dewasa tanpa perlu belas kasihan kalian."

***

Definisi kebahagiaan Jungkook berubah drastis setelah ia mengenal Taehyung.

Pria itu juga tak memiliki orang tua. Lebih parah, karena keduanya meninggal bukan bercerai. Taehyung hanya memiliki seorang kekasih bernama Suga, seorang hyung, dan seorang sahabat yang Jungkook tak kenal.

"Kookie, kenapa waktu di Chatime itu kau tidak jadi bertanya?"

"Aku takut hyung tidak mau bertemu denganku lagi."

"Loh? Memangnya kenapa?"

"Aku sudah berbohong padamu."

"Ah, itu tidak lagi berbohong namanya. Ayo, kau bisa mengatakan kebenarannya sekarang padaku."

Jungkook tidak menduga Taehyung akan menjawab seperti itu. Jadi, ia berniat untuk menceritakan apa yang dilakukannya sampai Suga pulang kerja nanti.

Benar, Jungkook sedang menemani Taehyung di lobi kantor Suga. Lumayan megah dengan tulisan Min Enterprises yang besar diatas pintu masuk yang berputar manual. Orang yang berlalu lalang juga berpakaian sangat formal-meski warna pakaiannya hanya hitam putih-tapi Jungkook menduga itu adalah keinginan Suga sebagai direktur perusahaan.

"Waktu menemukanmu di halte itu sebenarnya aku tidak sedang pulang dari rumah temanku."

Taehyung hanya mendengarnya seksama.

"Aku baru menyelesaikan balapan liar."

"Apa kau menang?"

"Sejauh ini aku belum pernah kalah." Jungkook menatap Taehyung hanya memberi ekspresi biasa saja. "Hyung tidak marah kalau aku ini seorang pembalap liar?"

Itu adalah pertanyaan yang akhirnya terlontar sejak pertemuan mereka di Chatime.

"Marah karena tahu kau seorang pembalap liar? Tidak. Jika hal itu yang membuatmu bahagia, itu tidak masalah, Kookie. Kau tidak perlu orang lain takut hanya karena mengetahui kau menyukai sesuatu yang berbahaya.

"Hanya saja jangan sampai terluka, ya. Tidak lucu kalau kau nantinya jatuh dan trauma pada hal yang dulunya kau sukai."

Jungkook mengangguk. "Dan aku itu perokok dulunya. Tidak lagi setelah hyung menangis malam itu dan memintaku berhenti."

"Wah, bagus dong kalau begitu! Kau lelaki sejati yang berpegang pada ucapannya!"

"Dari awal aku memang lelaki sejati sih."

Taehyung menjulurkan lidah main-main. "Tidak, karena minggu lalu kau bilang tidak mau stroberi tapi tiba-tiba segelas Chatime rasa stroberi itu habis. Hahaha."

Kebahagiaan Jungkook yang sekarang adalah melihat Taehyung tertawa. Terutama tertawa karenanya. Jungkook merasa bahagia juga, jauh melebihi kebahagiaannya saat memenangkan hadiah balapan. (Dia sudah sering menang, jadi tidak terlalu excited lagi)

"Waktu itu dagumu juga luka, itu kenapa?"

"Orang yang aku kalahkan di arena balap mencegatku di jalanan dekat kampus. Dia bersama gengnya memukuliku untuk balas dendam."

Raut Taehyung berubah khawatir, "Apa ada luka parah lainnya?"

"Hanya luka sobek di dagu dan memar di perut kok, itupun sudah sembuh."

"Benar sudah sembuh?"

"Iya, benar. Hyung mau lihat perutku?" Jungkook berpura-pura ingin mengangkat kausnya.

Taehyung langsung menutup matanya dengan telapak tangan. "T-tidak! Tidak mau!" Pipi pria itu merona.

Lift berdenting dan pintunya yang terbuka menampilkan Suga dengan jas hitam tersampir di bahu. Jungkook menghela nafas, mengetahui waktunya dengan Taehyung akan berakhir.

"Suga-hyung!" Panggil Taehyung senang.

"Terima kasih ya, Kookie, sudah menemaniku menunggu Suga-hyung."

"Bukan masalah, hyung."

Suga hanya tersenyum tipis tanpa mengucapkan apa-apa. Ketiganya berjalan keluar gedung dan pasangan kekasih itu melambaikan tangan saat Jungkook melangkah ke motornya.

Tidak langsung dinyalakan. Jungkook sibuk memperhatikan Taehyung yang tertawa bahagia. Ternyata Suga menyiapkan sebuket mawar merah yang sedari tadi disembunyikan di belakang tubuhnya.

"Ini pertama kalinya hyung membukakan pintu untukku!" Serunya senang. "Dan memberikanku bunga juga!"

"Hari ini, 4 Maret, adalah hari spesial."

"Oh, ya? Memang ada apa?"

"Kau naik ke semester terakhir."

"Hanya itu saja?"

"Wajah bodohmu yang menahan tangis itu tidak membantu sama sekali, Tae. Happy anniversary ke-satu tahun."

"Happy anniversary, hyuuuung!"

Jungkook berpaling saat Taehyung mengecup pipi Suga. Ia juga tak mendengar apapun lagi karena Suga masuk ke pintu kemudi. Mobil itu sudah berjalan di depannya sementara Jungkook baru menyalakan mesin.

Mulai sekarang, kebahagiaan Jungkook adalah melihat Taehyung bahagia. Ya walaupun ia bahagia bukan hanya saat bersama Jungkook. Selagi yang bahagia itu Taehyung, maka Jungkook juga akan berusaha bahagia.

Lagipula sekarang ia naik ke semester 4. Artinya ia semakin dekat agar mapan seperti Suga-hyung 'kan?
Hati Jungkook meringis, tapi ia tetap bisa terseyum tipis kok.

***

Ku sedih tapi Jonghyun udah bahagia disana ^_^ Rest in peace ya bang luv u ❤❤❤❤

Definisi Kim Taehyung || KookV [ √ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang