Definisi Kim Taehyung || KookV [ √ ]

3. Indah

Sore itu Jungkook berkumpul dengan Jin dan Jimin seperti biasanya. Duduk di tempat favorit mereka yaitu dekat jendela besar yang terletak paling pojok.

Starbucks sore itu ramai, mungkin karena cuaca diluar sangat dingin. Orang-orang memilih untuk menghangatkan diri dengan segelas, dua gelas atau berapapun kopi di dalam.

"Kata Jimin kau sedang jatuh cinta." Jin memulai pembicaraan.

Jungkook yang sedang minum jadi tersedak dan menatap Jimin tajam. Seperti biasa, orang itu hanya tertawa lebar tapi kali ini tanpa suara.

"Jadi benar, ya? Wah, uri Jungkookie sudah besar sekarang." Jin hendak memeluk yang langsung dihindari Jungkook sejauh mungkin.

"Aku dari dulu sudah besar, hyung."

"Memang, tapi kau baru kali ini jatuh cinta. Katakan! Seperti apa orang yang membuat hati bekumu itu mencair?"

"Namanya Tae, hyung." Sahut Jimin.

Hampir saja Jungkook melempar sedotan yang ada kalau tangan Jin tidak menahannya. Gagal sudah rencananya menyimpan siapa orang yang dia sukai. Iya, Jungkook sadar ia menyukai Taehyung saat ia harus berpisah dengannya malam itu.

"Tae siapa? Taeyeon? Taehee? Taejin? Taeron?"

"Dua nama terakhir yang kau sebutkan itu menyeramkan, hyung."

"Jangan begitu, siapa tau dua nama itu ada pemiliknya. Jadi siapa, Kook?"

Mulut Jungkook terbuka dengan malas tapi dering bel diatas pintu membuat perhatiannya teralih. Surai cokelat madu, jaket cokelat tebal yang sama, dan kini ditambah scarf merah serta backpack hitam. Mata Jungkook membulat nyaris keluar dari tempatnya.

"Jimin, tampar aku!"

Plak!

"Aduh, sakit!" Jungkook menatap garang Jimin yang kebingungan.

"Tadi kau yang memintanya tahu!"

Niatnya sih ingin protes tapi tidak jadi saat sosok yang tadi dipandangnya memang nyata ada disana. Bersama seorang pria berambut mint yang badannya sedikit lebih pendek dan kulitnya pucat. Ia memakai kacamata bingkai hitam tanpa lensa. Jungkook mengernyit, apa pria itu yang bernama Suga?

Jin mengikuti arah pandang Jungkook yang ternyata jatuh pada sepasang kekasih yang duduk di sudut terjauh dari mereka. Sepasang kekasih itu terlihat lucu, kalau saja si pria berambut mint lebih sering tersenyum seperti si surai cokelat.

"Kau mengenalnya, Kook-ah?" Tanya Jin.

"Ya, itu orangnya. Orang yang kusuka."

"Yang berambut mint?"

"Bukan, yang satu lagi."

"Yang sedang di foto itu?"

"Sudah jelas 'kan, Jimin?" Jungkook memutar mata.

Memang benar, Taehyung sedang berpose untuk di foto oleh Suga. Pose pertama ia tersenyum malu sembari menyeruput minumannya lewat sedotan. Pose selanjutnya ia menolehkan kepala kesamping dengan satu tangan menumpu wajah di atas meja. Sementara Suga diam-diam tersenyum dari balik layar ponselnya.

Sangat indah. Dagu lancip Taehyung jadi terlihat menonjol. Ditambah lagi dengan garis rahangnya yang tajam ketika menoleh. He looks like an art full on display.

"Kim Taehyung itu indah seperti lukisan dalam bentuk manusia." Gumam Jungkook tak sadar.

"Yang mana yang namanya Kim Taehyung?"

"Yang indah itu."

Definisi indah Jungkook ternyata sama dengan Jimin dan Jin. Mereka mengucapkan sesuatu yang menyetujui ucapan Jungkook, tapi pria itu terlalu sibuk memperhatikan Suga yang berpindah duduk menjadi di sebelah Taehyung.

Tangannya merangkul bahu pria itu dan sedikit menariknya mendekat. Jungkook pikir Taehyung tetap kedinginan, makanya ia meminta Suga untuk memeluknya.

Entah bagaimana bisa Taehyung yang dirangkul dengan wajah memerah itu jadi terlihat semakin indah. Apalagi ia sengaja bergelung agak ke bawah sehingga tubuhnya terlihat lebih kecil dari Suga.

Disaat itulah Suga tertawa dan mengusak surai cokelatnya. Hanya sebentar, setelah itu wajahnya berubah biasa lagi.

"Maafkan aku yang akhir-akhir ini sibuk, Tae."

Taehyung hanya mengangguk.

"Kau sangat indah, sampai-sampai pria di sudut ruangan itu memandang ke arah kita terus."

"Jadi itu alasan hyung pindah dari depanku menjadi di sampingku?"

"Menurutmu?"

"Ah, hyung memang yang terbaik. Aku menyayangimu!"

"Aku tahu."

Well, terkutuklah Suga dengan sikap tsundere nya itu. Padahal sosok indah itu berharap mendengar balasan yang sama dari mulutnya.