Definisi Taehyung yang kedua adalah manis.
Jungkook pikir dirinya sudah tidak waras saat menanyakan nomor telepon Taehyung malam itu. Sialnya, si Taehyung itu tidak merasa keberatan dan malah ikut menyodorkan ponselnya.
"Ini sudah!" Ucap Taehyung setelah memasukkan nomor telepon di ponsel Jungkook.
"Kau beri nama apa?"
"Kim."
"Kenapa Kim?" Alis Jungkook berkerut.
"Karena itu margaku. Kau juga lakukan hal yang sama di ponselku, ya."
"Oke, sudah. Namaku Jeon."
"Wah, namanya manly sekali!" Puji Taehyung. "Terdengar seperti John kalau di western sana."
"Memang. Kadang aku diledeki dengan nama John Cenna."
"Kok bisa? Memangnya kau sekuat dia?"
Jungkook angkat bahu. "Entahlah, tapi mungkin saja."
Dan percakapan malam itu berakhir dengan Taehyung yang ditelepon oleh Suga. Dengan berat hati Jungkook melambaikan tangan sebelum pria itu berbalik dan akhirnya menghilang diantara lalu lalang orang.
***
68 jam 35 menit di detik yang ke 17 Jungkook tanpa sengaja melakukan panggilan pada kontak bernama 'Kim'. Sebenarnya sudah setengah jam lamanya ia menatap kontak itu tanpa berani melakukan apa-apa.
Jungkook terkejut bukan main saat Jimin tiba-tiba membuka pintu depan dan melompat ke atas sofa yang sama dengannya. Pria bantet itu tidak merasa bersalah dengan asik makan snack dan menonton televisi. Begitulah kronologi kejadian sebelum Jungkook tanpa sengaja menekan panggilan. Lupa bahwa seharusnya bisa di end, Jungkook terlanjur mendengar jawaban dari jalur seberang.
"Halo, Jungkookie!"
Eh? Jungkookie? Yang benar saja?
"Maaf-maaf, sepertinya aku tidak seharusnya memanggilmu begitu."
"T-tidak apa-apa kok, hyung."
Alis Jimin mengernyit, tapi ia belum menoleh. Mungkin hanya teman baru, jadi Jungkook agak gugup, pikirnya.
"Jadi, ada apa meneleponku?"
"A-aku tidak sengaja."
"Yah, kau menyakiti hatiku, Jungkookie."
"Eh, bukan! Maksudku ya aku hanya ingin menelepon."
"Ingin mendengar suaraku, ya?"
Iya. Aduh manis sekali sih suaramu, hyung, aku 'kan jadi ingin bertemu lagi.
"Hyung, percaya diri berlebihan itu tidak baik." Jungkook bisa mendengar Taehyung terkekeh. "Hyung sedang tidak sibuk?"
"Tidak kok, lagipula kuliah baru dimulai besok jadi aku free. Oh iya, aku baru saja memesan pizza dengan Suga-hyung, apa kau mau juga?"
Mau, tapi jangan ada Suga-hyung nya.
"Tentu saja tidak. Baguslah, kau sudah tidak kesepian seperti tiga hari lalu."
"Iya dong, Jungkookie. Suga-hyung sudah meminta maaf karena waktu itu dia tidak bisa meninggalkan meeting dengan klien."
"Jadi kekasihmu itu sudah bekerja?"
"Benar. Dia 24 tahun dan meneruskan bisnis ayahnya. Untuk selingan, Suga-hyung memproduksi lagu untuk para artis."
"Terdengar mapan, sedangkan aku masih mahasiswa semester 3."
"Oh ayolah, Kookie, semangat semangat semangat! Tinggal 5 semester lagi dan kau akan bisa mapan seperti Suga-hyungku."
"Hm."
"Kookie jangan sedih, ayo kookie semangat! Semangat kookie semangat!"
Jungkook masih cemberut.
"Kookie? Apa aku perlu menjadi peri di Cinderella supaya bisa menghiburmu?"
"Bisa mati aku kalau hyung begitu."
"Kenapa begitu? 'Kan aku bukan menjadi apel beracun dalam dongeng Snow White."
"Iya, tapi kalau jadi peri, kau malah menjadi sosok manis dan menggemaskan yang menyebabkanku diabetes. Lebih baik tidak usah."
"Ih, aku tidak manis, aku tampan."
"Itu justru menambah kemanisanmu, hyung."
"Kookie... Aku tampan!"
"Ih merengek! Dan panggilanmu untukku itu sangatsangatsangat manis, hyung." Jungkook tergelak. "20 tahun aku hidup dan hanya kau yang memanggilku Kookie."
"Kookie!"
Jungkook langsung melempar bantal terdekatnya di wajah Jimin yang main-main. Iya, panggilan barusan bukan dari Taehyung tapi dari Jimin. Pria yang dilempar itu hanya tertawa lebar sampai matanya tenggelam.
Kalau tidak sedang berbicara dengan Taehyung, mungkin pantat Jimin sudah menjadi sasaran tendangan kaki Jungkook. Untung ada Taehyung dan suara manisnya yang menenangkan.
"Kookie, kau masih disana?"
"Masih, hyung, tadi ada kecoak berbicara."
"Serius? Aku juga mau mendengar kecoak berbicara! Mana mana, aku mau dengar!"
"Bercanda, hyung."
"Ish, menyebalkan!" Suara Taehyung menjauh sepertinya ia sedang berbicara dengan Suga.
Jungkook kembali merengut, pasti sambungan telepon akan segera berakhir. Hah, susah juga ya kalau ingin berlama-lama dengan orang yang sudah dimiliki.
"Kookie, pizza dan Suga-hyungku sudah datang. Sampai nanti lagi, ya, Kookie."
"Makan yang benar ya, hyung. Jangan belepotan."
"Iya ih, kau sama seperti Suga-hyung saja! Daah, Kookie!"
Sambungan telepon mati bahkan sebelum Jungkook membalas 'Daah, hyung'. Pria itu masih menatap layar kosongnya yang kemudian menyala karena ada satu pesan masuk. Dari 'Kim', makanya Jungkook langsung berbinar senang dan membukanya.
"Pizzanya lezat, lain kali aku akan mengajakmu makan, Kookie!" -Kim.
"YA TUHAN KENAPA KAU MENCIPTAKAN MAKHLUK SEMANIS TAE-HYUNG!"
Jimin pikir Jungkook gila. Ia menggelengkan kepala saat pria bergigi kelinci itu mengusak rambutnya sendiri kasar dan berteriak, "TIDAK MAU TAHU AKU JUGA MAU MEMILIKI TAE-HYUNG. KENAPA DIA SUDAH DIMILIKI OLEH ORANG LAIN SIH?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Definisi Kim Taehyung || KookV [ √ ]
FanficKim Taehyung punya begitu banyak definisi yang bisa membuat orang jatuh cinta. Salah satunya, seorang pembalap bernama Jeon Jungkook yang jatuh cinta semakin dalam setiap hari. Sayangnya, Taehyung telah memiliki seorang kekasih. Namun apa jadinya ji...