5. Pembenci Rokok

6.2K 863 68
                                    

Definisi Taehyung yang kelima adalah pembenci rokok.

Valentine 2018 dan Jungkook masih melajang. Jin ada kencan dengan Namjoon, jadi disinilah ia berdua dengan Jimin dan sebungkus rokok.

Niat awal untuk makan di restoran hancur sudah karena dipenuhi oleh pasangan bermesraan. Jadi Jimin dan Jungkook memilih masuk ke area khusus merokok yang terletak di rooftop mall di Cheongdam-dong.

"Mau sampai kapan kita melajang dan berduaan seperti ini?" Tanya Jimin.

"Sampai orang yang kusuka menyukaiku balik."

"Iya, tapi sampai kapan? Memang tidak ada orang lain saja, toh dia sudah memiliki kekasih, bukan?"

Jungkook menghisap rokoknya sejenak lalu menghembuskan asapnya lama. Ia tengah memikirkan perkataan Jimin yang sangat benar. Masa iya seorang Jeon Jungkook yang baru pertama kali jatuh cinta menjadi pelakor?

"Kau sendiri bagaimana?"

"Aku 'kan baru putus dengan Seulgi, apa kau lupa?"

"Oh iya, kekasih 3 bulanmu itu, ya."

Bukan kekasih kontrak kok, hanya saja hubungan mereka memang berakhir setelah 3 bulan lamanya. Jimin meringis, alasan putusnya klise, Seulgi melihat orang lain dan itu bukan dirinya.

Mau bersuara tapi tidak jadi, kepalanya lebih memilih memutar kenangan indah bersama Seulgi. 15 menit berlalu dengan hening sampai akhirnya terdengar pintu rooftop dibuka dengan kasar.

"Suga-hyung!"

"Tae, apa yang kau lakukan disini?!"

"Hyung sendiri, kenapa berada disini?"

"Tae, keluar! Kau 'kan tahu tubuhmu lemah terhadap rokok apalagi asap! Cepat pergi!"

"Tidak sebelum hyung berhenti."

"Tae..."

"Uhuk! Uhuk!"

"Tae! Oke aku berhenti, puas?"

"Ayo pergi dari sini, hyung! Uhuk!"

Jimin sama terkejutnya dengan Jungkook dan beberapa orang lainnya di rooftop. Tiba-tiba saja orang yang berteriak tadi itu jatuh berlutut di depan pria berambut mint yang wajahnya kini khawatir. Suga langsung menahan kedua bahu Taehyung yang sedang batuk-batuk parah.

"Masih kuat? Tae, bernafas!"

"Sesak..." Ia memukul dadanya pelan. "Sesak, hyung."

Tubuh Jungkook bergerak sangat cepat melesat ke arah kedua orang itu. Ia membantu Suga mengangkat tubuh Taehyung dan membawanya turun dari rooftop. Jungkook melihat setetes air mata jatuh dari mata merah Taehyung.

Pria itu langsung diajak untuk mengatur nafas oleh Suga. Setelah agak reda, Suga pamit untuk membeli minum dan meminta Jungkook untuk menjaganya. Sembari menunggu, pria itu mengelus-elus bahu Taehyung yang masih bergetar.

"Kookie..."

"Aku disini, hyung. Kau sudah baikan?"

"Aku benci rokok."

Tanpa Jungkook minta, Taehyung menceritakan sebuah kisah padanya. Yang membuat Taehyung lemah terhadap rokok bukan alat pernafasannya, tapi trauma di otaknya. Dari trauma itulah nafasnya berubah sesak dan otaknya berpikir seolah asap rokok tadi memenuhi paru-parunya.

"Ayahku perokok dan dia didiagnosa kanker paru-paru." Mulainya. "Sejak saat itu ia jadi pemabuk, kehilangan pekerjaan, dan makin ganas merokok."

Suga datang, menyodorkan minum pada Taehyung dan memberi permen mint pada Jungkook.

"Untuk menghilangkan bau rokok di mulutmu." Katanya singkat.

"Ibuku meninggal dalam kebakaran yang disebabkan oleh rokok. Pelempar rokok itu adalah ayahku.

"Malam itu gas di dapur bocor, ibu sedang kebingungan untuk memasak dan hyungku belum pulang. Ayah tidak suka menunggu jadi dia datang dan marah, lalu melempar rokoknya yang tanpa sengaja menyulut gas bocor itu untuk meledak."

Kau tidak apa-apa 'kan, hyung? Apa waktu itu kau terluka? Dimana, hyung? Katakan dimana yang sakit?!

"Aku masih sepuluh tahun, terlalu bodoh dan menurut saat ibu meneriakkan namaku untuk keluar dari rumah. Ayah hampir mengejar dengan membawa botol vodka yang pecah, tapi ibu menahannya.

"Aku yang bodoh hanya terus berlari lalu menangis ketika rumah dibelakangku terbakar. Panas. Hatiku panas sekali. Nafasku sangat sesak. Aku lupa caranya bernafas.

"Aku mau menolong ibu, makanya aku berusaha kembali. Hyungku tiba-tiba saja sudah berada disana dan menarikku jauh-jauh. Ia yang berteriak minta tolong sehingga tetangga berdatangan untuk mematikan api.

"Sia-sia. Tubuh orang tuaku tetap saja ditemukan hangus.

"Aku benci rokok, aku benci dengan apa yang benda itu bisa lakukan terhadap keluargaku!"

Jungkook tertegun seketika menyumpah serapahi bungkus rokok yang ada di kantongnya. Ia menatap Suga yang tengah memeluk erat Taehyung. Ternyata pria itu menangis dan isakkan menyayat hati Jungkook.

"Aku mengerti. Aku akan berhenti merokok." Aku Jungkook disela isak tangis Taehyung.

Pria itu mendongak padanya dengan mata polos nan berair. "Ajak Suga-hyung berjanji denganmu, Kookie."

"Suga-hyung, kau harus berhenti merokok bersamaku."

"Apa-apaan kau bocah-"

"Hyung, please, ini sudah ke empat puluh tujuh kalinya aku melabrakmu yang sedang merokok." Tae menggenggam kerah Suga dengan erat. "Demi aku dan dirimu sendiri, hyung."

"Jebal..."

"Tae, aku adiktif terhadap benda itu."

"Adiktiflah kepadaku, aku akan melakukan apapun untukmu."

"Tae..."

"Hyung, jebal! Jebal jebal jebal!"

Suga menghela nafas panjang dan mengeluarkan bungkus rokok dari saku celananya. Ia berdiri lalu menjatuhkan semua isinya. Yang tidak diduga, sepatu mahal pria itu menginjak-injak batang putih tersebut tanpa perasaan hingga hancur lebur mengeluarkan racikan tembakau di dalamnya.

Setelah hancur semua, Suga tersenyum miring dan membuang korek gas ke tempat sampah terdekat. Jungkook mengikuti.

Taehyung mengusap tangisnya dan tersenym tipis, "Jangan merokok lagi Suga-hyung, Kookie.

"Aku mempercayai kalian."

Seperti mantra ajaib, Jungkook berjanji tidak ingin menyentuh benda pipih panjang itu lagi. Ibaratnya, jika ia merokok, maka ia membunuh Taehyung. Ia tidak ingin Taehyung mati, berarti ia tidak akan merokok lagi.

"Terima kasih sudah menyadarkanku, Tae."

Itu suga, yang berubah manis dengan mengecup dahi Taehyung lama. Keduanya lupa akan keberadaan seseorang yang hanya bisa tersenyum sedih melihat mereka bermesraaan seperti itu.

***

Double up soalnya aku lagi seneng hehe :)) makasi udah mau baca ❤

Definisi Kim Taehyung || KookV [ √ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang